Share

Bab 57

Menghadapi manusia kurang ajar sepertinya tidak perlu pakai emosi. Semua tenaga akan terkuras habis seperti saat aku bertengkar dengan Mas Aksa. Aku melipat tangan di depan dada. Menatapnya sambil tersenyum sinis. “Sayangnya aku tidak mau. Kalian beruntung karena ikut Bapak sehingga bisa dapat tempat tinggal gratis. Namun aku tidak mau membiayai anak pelakor yang sudah menghancurkan keluargaku agar bisa hidup enak. Cukup Bapak saja yang menjadi tanggung jawabku.”

Mulut Ana ternganga. Mata Budi melotot tajam menatapku. Akhirnya dia menampakan kemarahan setelah sejak tadi masih terlihat santai di tengah kondisi yang masih luntang-lantung mencari tempat tinggal. Mulutnya sudah terbuka hendak bicara, tetapi kembali tertutup. Budi mengepalkan tangannya semakin erat karena tahu tidak bisa melawan perkataanku. Aku lalu berbalik untuk masuk ke dalam. Bapak yang ketahuan memperhatikan kami langsung menoleh. Beliau duduk tegak seperti tadi.

“Aku sudah menghubungi pemilik kontrakan Mbak. Katanya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status