Share

Bab 64

“Bapak setuju. Jujur saja Bapak terpaksa membawa mereka karena Budi mengancam akan menaruh Bapak di pantu jompo yang terbengkalai di desa kami. Panti itu di bangun sepuluh tahun lalu oleh mantan lurah dengan menggunakan uang desa.” Suara Bapak serak saat bercerita. Matanya sudah berkaca-kaca. Mungkin karena mengingat ancaman Budi yang sudah melukai hatinya.

“Bukannya Bapak tidak suka tinggal di panti jompo. Jika panti itu adalah tempat yang bagus dan nyaman untuk di tinggali, Bapak akan dengan sukarela tinggal disana. Hidup dengan ibu mereka saja sudah membuat pusing. Jadi lebih baik tinggal di panti. Sayangnya panti jompo di desa kami tidak terawatt dengan baik. Pengurusnya juga kasar hingga pernah di tegur Pak Lurah yang baru. Walaupun para pengurus sudah di tegur, tetapi mereka tidak di penjara karena memang tidak ada kekerasan fisik. Apalagi para pengurus masih kerabat mantan Lurah yang kaya dan punya kekuasaan besar di desa.” Cerita Bapak tentang alasannya datang ke kota ini bers
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status