Kini Andreas merasa panik, ia berusaha memikirkan segala cara agar posisinya saat ini dapat ia pertahankan. Karna tentu saja dengan pembatalan kontrak ini, yang mendapatkan rugi hanya dirinya saja, karna bahkan JIAN GROUP bisa membayar model yang lebih terkenal darinya.
Andreas pun langsung berlutut di bawah kaki Cervan. Ia terus memohon dengan melas, meminta kemurahan hati Cervan untuk memaafkannya. “Ti, tidak! Saya mohon, jangan lakukan itu.” ujarnya.
Cervan pun menatap Andreas dengan jijik, karna ia baru menyesal setelah melakukannya. “Cih, harusnya kamu pakai dulu otakmu itu sebelum melakukan sesuatu yang sia-sia. Apa kamu terlalu menganggapku remeh hanya karna mendapatkan satu kali kontrak denganku?” ucap Cervan yang terus menyombongkan dirinya sendiri.
Dengan mengesampingkan harga diri maupun rasa gengsinya, Andreas mengucapkan kata maaf dari mulutnya sendiri. “Saya bersalah! Saya minta maaf!” teriaknya terus memoh
Jangan lupa tinggalkan komentar, agar author lebih bersemangat untuk update setiap harinya:)
Seorang gadis cantik turun dari lantai 2 ke bawah menuruni anak tangga menuju meja makan. Siapa lagi kalau bukan Chaterine Abigail Edelgard, putri semata wayang presdir Cervan Edelgard sekaligus pewaris tunggal perusahaan JIAN GROUP.Gadis cantik itu memiliki sepasang bola mata bewarna coklat ke abu abuan, bibir merah muda alami yang tipis, kulit yang putih seputih salju juga halus sehalus kapas. Dengan rambut hitam yang panjang nya sepinggang dan postur tubuh ideal dengan tinggi yang pas, menjadi pelengkap bagi hidup Chaterine yang sangat sempurna.Chaterine sedari lahir sudah memiliki segala nya yang diinginkan para gadis. Selain wajah yang cantik, Chaterine juga lahir sebagai anak dari salah satu orang terkaya se negara dengan urutan yang ke 4.Selain itu, Chaterine jug berbakat di berbagai bidang. Salah satunya adalah bela diri, memanah, dan berkuda. Chaterine juga merupakan anak tercedas di sekolahnya, sering sekali ia memenangkan perlombaan dan membuat har
"Ayah, sudah ku bilang berapa kali? jangan mengancam Ronan seperti itu" ujar Chaterine sambil memasang wajah cemberut setelah menyadari bahwa ayahnya sekali lagi menindas Ronan."Siapa yang mengancamnya? tidak ada kok, ya kan?" tanya presdir sambil melirik ke arah Ronan."Be.. benar nona, saya tidak sedang di ancam tuan kok" kata Ronan meyakinkan Chaterine.Chaterine langsung menatap ayahnya dengan seksama. Ayahnya yang semula menatap Ronan dengan ekspresi kejam itu sekarang membalas tatapan Chaterine dengan lembut."Ada apa putriku? apa sekarang kamu tidak percaya dengan ayahmu ini?" tanya Cervan."Ah, lupakan saja. Ayo kita berangkat" ajak Chaterine pada Felix dan Ronan.Chaterine berpamitan dengan kedua orang tuanya sambil mengecup kening ayah dan ibunya. Chaterine langsung berjalan ke depan rumah menghampiri mobil yang sedan hitam yang sudah menunggunya.Chaterine masuk ke dalam mobil dengan Ronan yang membuka kan pintunya,
Setelah sampai di kelas, akhirnya Chaterine kini tak lagi di kejar kejar oleh para fans fanatik nya. Chaterine pun beristirahat sebentar di bangku nya sambil terus menstabilkan nafas nya."Habis di kejar kejar lagi ya?" tanya Ivonna selaku teman sebangku Chaterine."Haha, ya begitu lah" ujar Chaterine sambil mengelap keringat nya dengan tissue yang sengaja di bawa nya."Enak ya, jadi seperti mu. Setiap hari ada saja yang mengirimi mu barang barang yang cantik," kata Ivonna sambil menunjuk pojok ruang kelas yang lagi lagi terisi penuh dengan banyak hadiah yang di kirim untuk Chaterine oleh para penggemar nya.Chaterine langsung melihat ruangan pojok kelas begitu Ivonna menunjuk nya. Tak di sangka, lagi lagi ada banyak sekali yang memberi Chaterine hadiah sampai sampai Chaterine terkejut melihatnya. Padahal Chaterine baru beberapa bulan pindah ke sekolah baru nya ini.Chaterine ten
Chaterine mengurungkan niatnya untuk pergi ke toilet, karna mungkin toilet sebentar lagi akan ramai di gunakan para murid lain nya untuk berganti pakaian karna tidak kebagian tempat di ruang ganti. Chaterine pun akhirnya memilih untuk berjalan jalan di sekitar sekolah sambil menunggu waktu sampai bel masuk berbunyi.Saat Chaterine hendak menuruni anak tangga dan melewati ruangan kelas 10, Chaterine langsung di tatap oleh para murid yang biasa nya mengejar ngejarnya dari lewat jendela.Karna tak ingin ketahuan, akhirnya Chaterine pun melarikan diri dan berlari tanpa tau arah hingga sampai ke bagian belakang sekolah."Hah.. hah, ternyata aku berlari cukup jauh juga bisa sampai sini. Bisa habis tenaga ku jika sampai anak anak tadi melihatku," kata Chaterine dengan nafas yang terengah engah karna habis berlari.Chaterine melihat ke sekeliling nya. Tempat bagian belakang sekolah yang sama sekali belum pernah ia lihat semenjak pertama kali datang ke sekol
Di satu sisi, pria tersebut tidak enak hati dengan orang yang berdiri di atas nya. Terlihat dengan sangat jelas sekali jika Yusto menatap nya dengan marah karna Chaterine lebih memilih untuk menolong nya di bandingkan menghiraukan perkataan Yusto. "Ah.. iya," jawab pria tersebut sambil menaruh tangan nya di atas telapak tangan Chaterine. Chaterine membantu pria itu berdiri dengan kedua tangan nya. Tubuh nya yang lemas hingga tak kuat berdiri itu pun sudah terlihat jelas sekali, betapa sakit nya pukulan yang ia terima barusan. "Kamu tidak apa apa?" tanya Chaterine khawatir karna melihat wajah nya yang babak belur. "A.. aku tidak apa apa" jawab nya dengan malu. "Kalau boleh tau, siapa nama mu?" tanya Chaterine. "Na.. namaku Sahid" jawab nya. Tentu saja Sahid merasa malu karna kondisi nya saat ini yang terlihat menyedihkan, apalagi ini pertemuan nya pertama kali secara langsung dengan Chaterine. "Ka.. kamu mengabaikan ku,
"Ji... jika aku pergi ke rumah nya berarti sama saja dengan aku pergi ke rumah presdir Cervan?" kata Sahid dengan dirinya sendiri."Hah, bagaimana ini? aku tidak punya pakaian yang pantas untuk pergi ke sana," ujar nya dengan panik.Sahid lalu turun dari ranjang kemudian mondar mandir berjalan sambil berfikir pakaian apa yang harus ia kenakan nanti sore untuk pergi ke rumah Chaterine."Lebih baik aku cari tau saja tentang gosip soal kediaman Chaterine, kata nya ada banyak sekali pengawal di rumah nya" pikir Sahid dengan keras.****"Tok tok tok" Chaterine mengetuk pintu kelas nya yang tertutup dari luar."Huh, sebenarnya siapa murid yang berkeliaran di jam pelajaran begini lalu mengganggu ku mengajar?" kata bu Aria dengan kesal."Maaf kan saya bu," kata Chaterine."Yah.. memang sudah seharus nya ka
"Bermain?" tanya Chaterine. "I.. iya, rencananya nanti sore kita akan berkumpul di sebuah tempat makan yang baru buka. Aku dengar dari yang lainnya meskipun baru saja buka tapi rasanya enak sekali lo!" kata Artizea dengan penuh semangat. "Ah maaf, kalau nanti sore aku tidak bisa ikut" ucap Chaterine merasa tidak enak. "Ah.. begitu ya, ma.. maaf aku tidak tau" kata Artizea merasa malu karna sudah di tolak. "Tapi lain kali jika kalian ingin mengajakku pergi, katakan saja. Aku pasti akan ikut datang bersama kalian," kata Chaterine sambil tersenyum ramah. "Be.. benarkah?" tanya Artizea dengan mata yang berbinar binar. "Tentu saja," jawab Chaterine dengan hangat. Ekspresi wajah Artizea yang semula muram langsung berubah ceria setelah mendengar perkataan Chaterine barusan. Rasanya harapan Artizea ingin menjadi dekat dengan Chaterine bisa segera terkabulkan. "Ngomong ngomong kamu pulang dengan siapa?" tanya Chaterine basa basi
Akhirnya Felix mengalah dan menuruti tindakan Chaterine yang lebih memilih untuk pulang berdua saja dengannya. Di sepanjang jalan, Felix terus memperhatikan raut wajah Chateirne yang terlihat senang. "Ada apa? apa ada yang aneh dengan wajahku?" tanya Chaterine setelah tau bahwa dari tadi Felix terus mengamati dirinya. "Ah tidak, saya hanya kaget saja melihat nona seperti sedang senang begitu" jawab Felix sambil mengalihkan tatapannya. "Tentu saja aku senang, karna sekarang aku sedang berdua bersamamu" ujar Chaterine sambil tersenyum menghadap ke depan. Perkataan Chaterine barusan membuat Felix salah paham. Wajah Felix jadi memerah setelah mendengar bahwa Chaterine senang bisa berdua saja dengannya. "Jarang jarang aku bisa bebas tanpa pengawalan begini, ya kan?" lanjut Chaterine. Felix yang semula sudah terlalu percaya diri itu pun langsung merasa malu karna salah mengartikan maksud dari ucapan Chaterine. "Tentu saja," jawab Fel
Kini Andreas merasa panik, ia berusaha memikirkan segala cara agar posisinya saat ini dapat ia pertahankan. Karna tentu saja dengan pembatalan kontrak ini, yang mendapatkan rugi hanya dirinya saja, karna bahkan JIAN GROUP bisa membayar model yang lebih terkenal darinya.Andreas pun langsung berlutut di bawah kaki Cervan. Ia terus memohon dengan melas, meminta kemurahan hati Cervan untuk memaafkannya. “Ti, tidak! Saya mohon, jangan lakukan itu.” ujarnya.Cervan pun menatap Andreas dengan jijik, karna ia baru menyesal setelah melakukannya. “Cih, harusnya kamu pakai dulu otakmu itu sebelum melakukan sesuatu yang sia-sia. Apa kamu terlalu menganggapku remeh hanya karna mendapatkan satu kali kontrak denganku?” ucap Cervan yang terus menyombongkan dirinya sendiri.Dengan mengesampingkan harga diri maupun rasa gengsinya, Andreas mengucapkan kata maaf dari mulutnya sendiri. “Saya bersalah! Saya minta maaf!” teriaknya terus memoh
Cervan tersenyum mendengar pertanyaan pertama yang di ucapkan reporter barusan, seolah sudah memprediksinya. “Untuk saat ini, hal itu masih rahasia. Namun seluruh dunia bisa mengetahuinya sendiri besok. Karna, kami akan langsung mengeluarkan produk terbaru kami dan meluncurkannya ke pasaran mulai dari besok. ” jawab Cervan dengan percaya diri.Setelah itu, berbagai pertanyaan seputar produk baru yang akan di keluarkan JIAN GROUP terus di keluarkan. Chaterine dan Cervan, terus menjawabnya dengan bergantian. Dari tadi, Andreas seolah tidak di beri kesempatan untuk menjawab.Namun setelah sekian lama, akhirnya ada wartawan yang bertanya mengenai hubungan di antara Andreas dan Chaterine. Apalagi dengan pernyataan Andreas tadi pagi yang bisa membuat orang salah paham, publik langsung mengambil kesimpulan tersendiri bahwa ia dan Chaterine memang benar sepasang kekasih.“Bagaimana dengan hubungan di antara tuan muda Andreas dan juga nona Chateri
Chaterine seolah memberi sinyal lewat tatapannya. Ia secara tidak langsung meminta Rogger untuk segera meraih ponsel yang di berikan padanya. Melihat arti dari tatapan Chaterine padanya, membuat Rogger mau tidak mau harus meraih ponsel yang di berikan padanya dengan terpaksa. Akhirnya, Rogger memfotokan mereka hingga beberapa kali dengan raut wajah yang terkesan terpaksa. Setelah selesai, Rogger mengembalikan ponsel milik pria tadi dengan wajahnya yang cemberut. Ia merasa muak dengan para pria yang sengaja mendekati Chaterine, meskipun Chaterine sebenarnya sudah memberikan ijin. Setelah selesai, banyak sekali yang mengucapkan rasa terimakasih pada Chaterine. Chaterine pun membalasnya dengan senyum andalannya. Kemudian ia segera pergi untuk mencari ayahnya. **** Dari saat memfotokannya tadi hingga kini, raut wajah Rogger sama sekali tidak be
Saat hendak menjawab bisikan Chaterine padanya barusan, Felix merasakan adanya tanda-tanda kedatangan orang dengan suara ketukan langkah kaki. Felix dengan cepat menutupi wajahnya kembali dengan mantel yang ia bawa. “Nona, sepertinya ada yang datang.” bisiknya sambil menengok ke arah datangnya suara. Mendengar hal itu, Chaterine pun panik. Ia langsung memikirkan segala cara untuk menyembunyikan keberadaan Felix. Berbeda pada saat di kamarnya, di studio ini tidak ada celah untuk bersembunyi. “Ba, bagaimana ini? Kamu harus bersembunyi!” ujar Chaterine dengan panik. Meskipun Chaterine terlihat resah memikirkan bagaimana cara agar Felix bisa tidak ketahuan, justru Felix malah terlihat santai saja. Felix tersenyum melihat nona nya yang manis itu terlihat gelisah. “Saya tidak perlu bersembunyi,” katanya dengan santai. Ekspresi wajah Chaterine langsung berubah jadi tercengang melihat Felix yang masih bisa tersenyum di situasi seperti in
Sebagai seorang model yang baru saja merangkak naik, tentu saja menjaga citra dan harga diri merupakan hal yang paling penting untuk Andreas. Bagaimana jadinya jika ia di kabarkan telah melakukan pelecehan, bertindak semena mena, serta membuat berita bohong soal hubungan diantara mereka? Tentu saja hal ini akan berdampak pada karir yang baru saja ia rintis itu.Setelah mengingat kembali hal itu, setidaknya membuat rasa bersalah Chaterine berkurang meskipun hanya sedikit. Chaterine merasa ia juga sudah bertindak sewajarnya dan cukup berbaik hati pada Andreas yang telah sering kali membuatnya merasa tidak nyaman.Di tengah keheningan saat itu, tiba-tiba Chaterine di kejutkan dengan lengan besar seorang pria yang seketika menariknya dari balik tembok. Tangan pria itu langsung menarik tubuh Chaterine, kemudian menutup mulutnya agar tidak berteriak sehingga menarik perhatian banyak orang.Namun anehnya, pria ini tidak menutup mulut Chaterine dengan kain yang telah di
Chaterine mencoba untuk melepaskan tangan Andreas yang sedang melingkar di pinggangnya. Chaterine tak ingin membuat keributan ataupun membuat dirinya terlihat aneh. Jadi Chaterine mencoba untuk melepaskannya senatural mungkin. Namun tetap saja tangan Andreas tidak bisa lepas dari pinggangnya, Andreas sengaja melingkarkan kedua tangannya dengan erat di pinggang Chaterine sambil tersenyum seolah tak tau apa-apa. Chaterine terpaksa melanjutkan pemotretan yang sedang berlangsung itu dengan senyuman palsu yang ia tunjukkan. Ia harus menahan amarahnya, apalagi kini ayahnya sedang tidak ada disini. “Pemotretannya sudah selesai. Terimakasih untuk kerja keras kalian hari ini.” tak lama kemudian, akhirnya pemotretan itu selesai dengan hasil yang memuaskan. Pada akhirnya, Chaterine bisa bertahan dengan baik hingga akhir. Begitu pemotretan selesai, Chaterine langsung menarik tangan Andreas dan mengajaknya untuk pergi ke sebuah ruangan yang sama sekali tidak ada o
**** Chaterine dan Rogger masuk ke dalam studio, menghampiri ayahnya yang tengah sibuk berbicara dengan rekan-rekannya. "Ayah!" teriak Chaterine memanggilnya. Cervan langsung menengok ke arah suara yang familiar tengah memanggil namanya,"Sayang, kenapa kamu baru menyusul? Dari tadi ayah sudah menunggumu." kata Cervan senang melihat putrinya kembali. "Tadi ada sedikit masalah. Mau tidak mau aku harus menyelesaikannya," Chaterine tidak mengatakannya dengan jelas, karna takut Cervan akan turun tangan nantinya. "Masalah? Apa para cecunguk itu mengganggumu?" ekspresi Cervan seketika langsung berubah marah, ia mengeryitkan dahinya begitu mengetahui putrinya sempat berada dalam masalah. Tentu saja Chaterine tidak bisa bilang jika Andreas lah yang menyulitkannya tadi. Mengingat sikap Cervan yang sedikit emosian jika menyangkut tentangnya, membuat Chaterine tentu
Chaterine dan para pengawalnya pun jadi tak sengaja terkejut oleh perkataan asal Andreas.Padahal, Chaterine sudah cukup lama tak bertemu dengannya, mereka juga tidak pernah butuh waktu bersama.Bagaimana bisa Andreas membuat berita bohong seperti itu?.Kini Chaterine tidak bisa lagi menahan dirinya, ia mengungkapkan semua perasaan kesal yang menumpuk di hati."Apa apa yang kamu maksud barusan? Apa kamu sudah gila? Jangan bohong!"Chaterine membocorkan Andreas dengan penuh emosi.Namun lagi, Andreas mengatakan hal yang bisa membuat orang lain salah paham."Duh sayang, kenapa kamu malah marah begini? Media sudah terlanjur mengetahui hubungan kita, harusnya kita tidak perlu menutup nutupinya lagi sekarang."ujar Andreas bual."Rupanya kamu sudah benar-benar gila. Cepat tarik ucapanmu itu atau akan ku potong lidahmu," kata Chaterine dengan membunuh membunuh.Saat Chaterine ingin sege
Andreas pun langsung tersenyum, ia sampai lupa jika masih ada Cervan di sampingnya karna terpana dengan kecantikan Chateirne yang sudah lama tidak ia lihat."Sebuah kehormatan untuk saya bisa menjalin kerja sama dengan anda hari ini, tuan." Andreas dengan cepat langsung menyesuaikan situasi, ia melupakan Chaterine sejenak agar Cervan merasa tenang terlebih dahulu."Ya, memang sudah seharusnya begitu." kata Cervan memutar mata malas.Para wartawan pun langsung mengambil gambar saat Cervan, Chaterine dan Andreas sedang berbincang dengan santai. Setelah mendapatkan gambar itu, tentu saja pihak surat kabar akan langsung membuat artikel bohong di media.Tiba tiba direktur Candra pun datang dari dalam, ia langsung menghampiri mereka bertiga yang pada saat itu tengah berkumpul."Tuan, ada hal yang perlu anda periksa di dalam." kata Candra menyela pembicaraan.Cervan langsung menatap Candra seolah berkata, apa kamu tidak tau jika aku sedang berbicara? Beran