Share

Bab 86. Beban Audrey

Audrey merasa gelisah. Siapa yang bisa menolongnya di saat genting seperti ini? Dianti tak juga mengangkat teleponnya.

"Ya Allah, gimana ini? Dianti, angkat telepon Mama, Nak!" gumamnya, sambil mondar-mandir di depan ruang rawat inap yang ditempati Edwin.

Terbesit untuk minta tolong pada Fandi dan Lia. Ya, hanya mereka yang bisa membantunya. Semua kakak ipar kini bersikap berbeda, seolah kembali jahat padanya.

"Bismillaah," gumam wanita berhijab panjang itu, lalu menghubungi nomor Lia.

Tak lama kemudian, telepon tersambung.

"Assalaamu'alaikum. Bu, tolong aku, Bu!" ujar Audrey, sambil mulai menangis.

Lia yang mendengar suara sedih itu, menjawab, "Wa'alaikumussalaam. Ada apa, Nak? Dianti lagi?"

"Bukan, Bu. Tapi Mas Edwin. Beliau dirawat di rumah sakit, sedangkan aku hanya sendiri, melayani semua kebutuhan beliau sekaligus mengurus administrasinya di sini. Hanya saja, uangku kurang," keluh putrinya, dengan suara parau.

"Edwin sakit? Sejak kapan? Kenapa nggak memberi tahu Ibu, Nak? Ya u
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status