Share

Bab 90. Hari yang Kalut

Perlahan, Audrey membuka matanya. Kepalanya terasa sangat pusing, badan pun seperti remuk semua.

"Alhamdulillaah, kamu sudah sadar, Nak?"

Sayup-sayup terdengar suara ibunya, Lia.

"Apa yang terjadi, Bu?" tanya Audrey sambil memegangi kepalanya.

"Kata perawat, kamu tadi pingsan saat memeluk tubuh Edwin yang sudah tak bernyawa. Bapak, Ibu sama kedua mertuamu langsung menyusul ke rumah sakit." Lia berbicara dengan suara parau.

Audrey menitikkan air mata. "Mas Edwin benar-benar meninggalkanku, ya, Bu?"

Ibunya menghela napas berat, lalu mengembuskannya kembali. "Sabar, ya, Nak. Ini sudah waktunya Allah mengambil Edwin dari kita semua."

"Tapi, Bu ... aku nggak percaya!"

Audrey berusaha bangun, tetapi badannya lemas sekali. Punggung telapak tangannya berdenyut hebat dan terasa sakit, ternyata itu disebabkan oleh infus yang telah terpasang.

"Sabar, Nak! Sabar! Kamu masih dalam perawatan di rumah sakit. Nanti, kalau dokter sudah memperbolehkan pulang, baru kamu boleh bangun dan melihat almarh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status