Share

Bab 89. Ujian Terberat

Audrey sudah kembali ke ruangan Edwin dirawat. Dia mengucap salam.

"Wa'alaikumussalaam wa rahmatullaah. Rudi mana?" tanya Edwin.

"Udah pulang, Mas. Beliau buru-buru, mau ada meeting katanya. O ya, Pak Rudi meminta alamat rumah kita sama nomor ponselmu, biar lebih mudah, kalau kelak mau menagih hutang," jelas Audrey, duduk di kursi, di hadapan Edwin yang masih setengah berbaring.

"Oh, iya benar. Aku belum minta nomor HP-nya. Syukurlah kalau Rudi udah tahu di mana rumah kita. Alhamdulillaah, Allah masih menolong kita." Edwin memegang tangan sang istri.

"Iya, Mas. Alhamdulillaah. Aku heran, masih ada orang sebaik Pak Rudi, padahal nominal uang yang kita pinjam itu nggak sedikit, loh, Mas. Masa mau gitu aja, tanpa pakai syarat apapun?" Audrey penasaran.

Suaminya menyahut, "Itu mungkin karena Rudi sendiri pernah mengalami masa-masa keuangan lagi susah. Jadi, dia berusaha untuk menolong orang lain yang sedang kesulitan, terutama soal ekonomi keluarga."

Audrey mengerutkan dahi. "Kok, Mas tahu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status