Share

Bab 91. Kesedihan yang Mendalam

Audrey menangis di pelukan sang ibu. Setelah dirasa cukup, dia bangkit dan menghapus air matanya.

"Biaya pemakaman untuk orang yang meninggal di sini memang mahal, Bu, mengingat sekarang jarang ada orang yang mau jadi penggali kubur. Aku ada uang, alhamdulillaah, tapi uang pinjaman," ujar Audrey, jujur.

"Pinjaman?" Lia penasaran.

Mamanya Dianti menceritakan tentang kesepakatan dengan Edwin di rumah sakit kemarin sore, tentang meminjam uang kepada Rudi, salah satu teman Edwin.

"Ya sudah, kamu gunakan itu dulu. Beberapa hari ke depan, kita pikirkan bersama solusi untuk melunasinya, karena membayar hutangnya almarhum itu kewajiban keluarga, agar suamimu tenang di sana," saran Lia.

"Baik, Bu. InsyaaAllaah, akan segera aku lunasi," jawab Audrey, lalu segera mengambil uang di dalam lemari.

Keduanya keluar dari kamar untuk menemui Bu RT.

**

Saatnya pemberangkatan jenazah Edwin. Semua orang berdiri, menunggu seorang pemuka agama membuka acara, lalu dilanjutkan mendoakan almarhum.

Audrey yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status