Share

Bab 73. Zofia Semena-Mena

Dianti duduk di ruang tamu dalam rumah Papanya. Dia hanya bisa menatap arlojinya yang menunjukkan pukul setengah enam. Masih banyak waktu sebelum naik motor ke sekolah, padahal dia berharap bisa menggunakan alasan takut terlambat, supaya tak dimarahi orang tuanya. Audrey berdiri tak jauh darinya sambil melipat kedua tangan di dada.

Edwin mondar-mandir di depan meja. Dia bingung mau memulai dari mana. Sebenarnya merasa kasihan melihat anaknya yang ketakutan, tetapi dia harus tegas.

"Katakan kepada Papa yang sejujurnya, Nak!" pinta Audrey, pelan.

Putrinya mendongak. "Apanya, Ma? Aku jujur, kok, semalam beli jajanan sama teman. Terus, pas mau pulang, Oma WA, pesan salah satu jenis jajanan. Udah diganti uangnya juga semalam."

"Bukan masalah sudah diganti atau belum, Nak!" sela Edwin dengan suara pelan, berusaha supaya tidak emosi. "Namun, lihat jam berapa kamu pulang?"

"Se-sembilan malam, Pa," jawab Dianti, takut-takut.

"Nah!" teriak Papanya, membuatnya terkejut. "Itu sudah sangat malam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status