Share

Bab 76. Edwin Mulai Bangkrut

Audrey menarik napas panjang, lalu mengembuskannya kembali. "Bagaimana dengan hari tua Ibu dan Bapak nanti? Lebih baik, ini disimpan saja. Kalau aku sama Mas Edwin, kan, masih muda. InsyaaAllaah bisa mengandalkan kesehatan fisik untuk bekerja dalam mencari rezeki-Nya."

"MaasyaaAllaah. Bapak kagum sama kamu, Nak. Semakin hari, semakin bertambah dewasa," timpal Fandi, lalu tersenyum lebar.

"Iya, Audrey itu perempuan baik dan tulus. Ibu heran, kenapa mertuamu itu bisa berbuat sejahat ini sama kamu. Kurang sabar apa coba?" kesal Lia.

"Sudah, Bu. Nggak usah diperpanjang. Kalau kita terus mengotori hati dengan kebencian, apa bedanya kita sama mereka yang membenci? Aku cuma mau minta doa sama Bapak dan Ibu, agar aku bisa lebih sabar dalam menghadapi setiap ujian yang Allah berikan," pinta Audrey, dengan suara lembut.

Pria yang rambutnya telah berubah itu mengelus pucuk kepala putrinya. "Pasti, Nak. Kami akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu."

Lia menatap sendu pada anak semata wayangn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status