Share

Bab 75. Menenangkan Diri

Hari sudah menjelang siang. Audrey sampai di depan rumah Fandi.

"Assalaamu'alaikum, Pak, Bu?" salamnya, sambil mengetuk pintu.

Dia mengembuskan napas panjang, merasa lega seolah beban yang di pundak hilang begitu saja, meski baru melihat pelataran rumah di mana dia dibesarkan.

Seorang perempuan keluar sambil menjawab, "Wa'alaikumussalaam wa rahmatullaah. Eh, kamu, Nak?"

Audrey menjabat dan mencium tangan ibunya. "Iya, Bu. Alhamdulillaah perjalanan lancar."

"Loh, mana suamimu?" tanya Lia, sambil celingukan.

"Tadi diantar sampai terminal. Mas Edwin keburu kerja, ada meeting penting. Jadi, aku naik G**b sampai sini," sahut Audrey.

Ibunya menatap dengan tatapan kasihan. "Pasti capek, ya? Ayo istirahat dulu!"

"Nggak terlalu, kok, Bu. Biasanya malah sering naik G**b buat beli bahan kain di kota."

"Ya, yang penting kamu sampai di sini dengan sehat dan selamat," timpal Lia, mengantarkan putrinya ke ruang tamu.

"Duduk di sini aja, Bu. Aku mau cerita," ajak Audrey.

Lia mengerutkan kening. "Loh,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status