Home / Romansa / Akhir Bahagia Sang Putri / Bab 1 Melepasmu Dengan Pasti

Share

Akhir Bahagia Sang Putri
Akhir Bahagia Sang Putri
Author: Han

Bab 1 Melepasmu Dengan Pasti

Author: Han
last update Last Updated: 2021-12-01 09:05:35

Bab 1 Melepasmu Dengan Pasti

Teala tersenyum melihat dua keluarga tersebut saling membagi candaan dan tawa setelah acara yang cukup menegangkan sebelumnya. Gadis itu sibuk menyajikan makanan dan minuman tanpa berani bergabung bersama dua keluarga besar tersebut. Kakinya memilih melangkah ke belakang rumah, duduk di gazebo sembari memandang langit yang entah kenapa malam ini dipenuhi bintang sehingga tampak cantik. Seolah menertawakan bagaimana nasibnya hari ini.

Ditengah lamunannya, gadis itu dikejutkan dengan tepukan pelan di bahunya. Menoleh, Teala mendapati kakaknya disana.

“Kenapa disini? Ayo gabung bersama yang lain di dalam,” ajak Yasha.

“Di dalam panas sekali, Kak. Aku merasa gerah juga karena habis bantuin Mbak di dapur,” jawab Teala beralibi.

Yasha menghela napas sejenak kemudian duduk di samping adiknya.

“Dek, kalau misal terjadi sesuatu dengan Kakak, kamu mau ‘kan menggantikan Kakak untuk menikah dengan Jenan,” ujar gadis berambut sebahu tersebut.

“Kakak ini apa-apaan. Jangan bicara seperti itu. Kakak dan Jendra akan menikah dan menjadi keluarga bahagia,” tutur Teala.

Tidak ada jawaban lagi setelahnya, dan kedua kakak-beradik tersebut sibuk dengan isi kepala masing-masing.

“Sha.”

Keduanya menoleh, mendapati Jenandra berdiri di ambang pintu sembari tersenyum. Memilih mengalihkan pandangannya, Teala tidak ingin melihat interaksi dua orang tersebut.

“Kenapa di sini, aku mencarimu. Bunda dan Ayah akan pulang,” ucap Jenandra.

“Oh iya, kalau begitu aku ke sana. Dek, kamu tidak mau keluar dulu? Ayah dan bunda Jenan mau pulang,” ajak Yasha.

“Iya, Kak. Sebentar lagi aku ikut keluar,” jawab Teala singkat sembari tersenyum.

Setelah Yasha dan Jenandra keluar, gadis itu menghela napas panjang. Dadanya terasa sesak dan matanya mulai panas.

Menenangkan diri, Teala meyakinkan diri sendiri kemudian bangun dari tempatnya dan melangkah menghampiri dua keluarga tersebut. Ia bisa melihat senyum lebar di wajah mamanya.

“Tea, sini Nak.”

Panggilan mamanya membuat gadis itu tersenyum kemudian menyapa orang tua Jenandra.

“Wah, Tea ini cantik sekali ya. Sering main ke rumah Bunda ya, Nak. Besok kalau Jenandra dan Yasha sudah menikah dan tinggal di rumah mereka sendiri, rumah pasti jadi sepi. Jadi kamu sering-sering main ke rumah,” ucap Shinia dengan semangat yang hanya dibalas senyum dan anggukkan gadis itu.

“Kami jarang sekali melihat Teala. Kalau Yasha main ke rumah, Tea juga tidak pernah ikut. Kamu sibuk apa, Sayang?” tanya Shinia yang tampak sangat menyukai gadis itu.

“Saya punya toko kue, Tante. Jadi, setelah lulus saya hanya mengerjakan apa yang disukai saja,” jawab gadis itu.

“Wah, hebat sekali. Sudah cantik, mandiri juga,” kagum Shinia.

“Teala ini juga model majalah kota lho, Bunda. Dia selalu mendapat panggilan untuk produk-produk ternama juga, tapi memilih membangun toko kue dibanding menjadi model,” sambung Jenandra.

“Oh ya? Kenapa begitu?” heran perempuan paruh baya tersebut.

“Sebenarnya dia anak yang pemalu, Bunda. Jadi, bekerja sebagai model tidak cukup cocok untuknya. Teala melakukan itu hanya saat ingin saja,” tutur Yasha.

“Tapi saya sepertinya tidak asing dengan kamu. Kamu aktivis, bukan? Saya beberapa kali melihat wajah kamu kalau sedang ada aksi di pusat kota.” Kini suara ayah Jenandra menyahut.

“Iya, Om. Saya cukup aktif waktu kuliah dulu, tapi sekarang tidak,” jawab Teala tanpa menghilangkan senyumnya.

“Hebat sekali. Sudah cantik, berbakat, cerdas juga,” puji Shinia yang hanya dibalas anggukkan kecil oleh gadis itu.

“Teala dan Yasha memang beda jauh, Shin. Teala cenderung pendiam, tapi karena kegiatannya, jadi mau tidak mau harus banyak bersosialisasi dengan oranglain. Namun, dia sangat berprinsip dan disiplin melakukan sesuatu, makanya banyak yang segan. Kalau Yasha ini anggun dan feminim sekali. Temannya banyak, tapi kadang bicaranya yang terlalu ceplas-ceplos bikin orang takut sama dia.” Safa menceritakan kedua putrinya.

“Dulu waktu masih awal pacaran dengan Jenandra, kalau bertengkar pasti Jenan kesini bawa makanan. Cuma makanannya yang di ambil terus balik ke kamar, sementara anakmu dibiarkan berbincang dengan aku.” Safa melanjutkan ceritanya yang mana membuat orang-orang di ruangan tersebut tertawa.

“Mama jangan buka kartu,” rengek Yasha yang membuat Jenandra merasa gemas hingga mencubit pipi gadis itu.

Teala tersenyum simpul kemudian memilih berbincang dengan ayah Jenandra yang ternyata seorang pengacara. Mereka membicarakan banyak hal hingga lupa bahwa sebelumnya kedua orang tua tersebut sudah berpamitan hendak pulang.

“Kamu menyenangkan sekali, Tea. Saya tunggu aksi kamu lagi di depan kantor pusat,” ucap Mino yang membuat Teala tertawa kecil.

Jenandra bersama kedua orang tuanya pamit, meninggalkan kediaman Safa dengan perasaan bahagia di hati masing-masing.

“Tea, kamu cepat sekali akrab dengan Ayah Mino. Aku dulu susah sekali mendekatinya. Bahkan sampai hari ini masih merasa sungkan,” ucap Yasha.

“Mungkin karena Om Mino bekerja di pemerintahan, jadi kami punya topik obrolan yang sama. Orang-orang dengan pekerjaan yang setiap hari menuntut mereka serius memang selalu berdampak pada sikap sehari-hari, tapi Kakak tenang saja, Om Mino menyayangi Kakak, kok. Buktinya hari ini mereka datang ke rumah untuk menyerahkan anak lelaki mereka satu-satunya agar bisa bersama Kak Yasha.” Teala mencoba menenangkan saudara perempuannya tersebut.

Yasha tersenyum simpul kemudian mengusak puncak kepala sang adik.

“Selamat malam, Te,” ucap Yasha.

“Selamat malam, Kak.”

Setelah mengucapkan kalimat tersebut dan masuk ke dalam kamar masing-masing, Teala melempar tubuhnya ke atas tempat tidur sembari menatap langit-langit. Hati dan pikirannya kacau hingga rasanya begitu menyesakkan.

Berkali-kali menghela napas kasar, gadis itu memilih berdiri di balkon kamarnya sembari menghirup udara malam. Memejamkan mata mencoba menenangkan diri. Meyakinkan kepada dirinya sendiri bahwa segalanya akan baik-baik saja. Meyakinkan diri bahwa perasaannya sekarang akan menghilang seiring berjalannya waktu.

Namun bagaimana kalau perasaan itu tidak menghilang? Karena setelah bertahun-tahun pun perasaan tersebut masih ada di sana dan dijaga dengan baik. Teala menjaganya dengan sangat baik hingga tidak ada satu orang pun yang menyadarinya termasuk sang kakak. Entah akan menjadi seperti apa kalau kakaknya tahu. Mungkin Teala akan hidup dipenuhi rasa tidak nyaman.

Kembali masuk ke dalam kamarnya, gadis itu mengambil satu lembar foto yang berisikan dirinya dengan Jenandra bertahun-tahun lalu. Foto yang diambil saat keduanya masih mengenakan seragam putih abu-abu dengan wajah kotor luar biasa, sebab disibukkan dengan persiapan ulang tahun sekolah.

Senyum simpul terbit di wajah gadis itu, kemudian tangannya kembali menyelipkan foto tersebut ke dalam lacil meja.

“Mungkin aku harus berhenti sekarang, tapi pelan-pelan. Maaf Kak Yasha, aku tidak bermaksud menyukai apa yang Kakak sukai. Beri aku waktu dan secepatnya aku akan menghilangkan perasaan ini,” monolog Teala.

Gadis itu akhirnya tidur dengan perasaan gelisah yang membuatnya bermimpi menjadi pemeran jahat dalam kisah cinta saudaranya.

"Tea, kamu mau mengambil Jenan dariku?"

Related chapters

  • Akhir Bahagia Sang Putri   Bab 2 Merelakan Sesuatu yang Belum Sempat Dimiliki

    Bab 2 Merelakan Sesuatu yang Belum Sempat DimilikiGadis dengan rambut tergerai tersebut menautkan dua alisnya bingung saat melihat ponselnya. Matanya begitu serius hingga tidak menyadari bahwa seseorang sudah duduk di hadapannya sembari tersenyum simpul.“Halo, Nona.”Mendengarnya, membuat Teala mendongak dan mengulas senyumnya melihat Marvin menatapnya teduh.“Serius sekali, sedang melihat apa?” tanya pria itu.“Aku sedang memikirkan caption yang tepat untuk produk ini. Coba kamu lihat apa kalimatku sudah tepat?” tanya Teala sembari menunjukkan benda pipih di genggamannya pada Marvin.Pria itu membaca sekilas kemudian mengangguk kecil sebelum berkomentar, “Kamu sepertinya perlu menambahkan sedikit emoticon atau tanda baca supaya lebih seru,” saran Marvin dan segera dilakukan gadis itu.Kembali melihat ponselnya, gadis itu tersenyum puas kemudian menatap pria d

    Last Updated : 2021-12-01
  • Akhir Bahagia Sang Putri   Bab 3 Memaksa Berdamai

    Bab 3 Memaksa BerdamaiTeala berkali-kali menghela napas kasar. Hari ini ia tengah menemani kakaknya untuk membeli gaun pernikahan. Gadis itu dengan sabar menanggapi tiap ucapan kakaknya tentang gaun mana yang harus dirinya pakai. Gaun yang tampak cantik dan membuatnya bersinar di antara setiap orang.“Jenan, bagaimana dengan ini? Aku suka sekali hiasan di dadanya. Tampak mewah dan anggun. Aku pasti terlihat menawan dengan ini, bukan?” tanya Yasha.“Benar, Sayang. Gaun itu tampak cantik di tubuhmu,” jawab Jenandra.“Tea, bagaimana menurut kamu?” Yasha bertanya kepada adiknya.“Bagus, Kak. Kakak sangat cantik mengenakan itu,” jawab Teala sembari tersenyum.“Sebentar, aku akan mencobanya sekali lagi,” ujar Yasha yang hanya dianggukki Jenandra serta Teala.Sembari menunggu kakaknya, Teala melihat-lihat gaun pernikahan yang tampak cantik dalam penglihatannya. Tan

    Last Updated : 2021-12-02
  • Akhir Bahagia Sang Putri   Bab 4 Mencintai yang Tidak Bisa Dimiliki

    Bab 4 Mencintai yang Tidak Bisa Dimiliki“Marvin, kamu suka sama Tea?”Mendengar pertanyaan Jenandra, Marvin dan Teala menoleh seketika. Saling pandang sejenak. Bahkan Yasha ikut menatap kekasihnya dengan pandangan bingung.“Kenapa kamu bilang gitu?” tanya Yasha.“Tidak ada. Marvin jarang sekali memperlakukan seorang gadis sebegitunya. Walau dia terkenal ramah, tidak semua gadis mendapatkan perhatian seperti itu,” jelas Jenandra.“Ada-ada saja. Tentu saja Marvin menyukaiku. Kita 'kan teman. Aku, Marvin, Kak Yasha, dan Jenan. Kecuali Jenan dengan Kak Yasha yang sudah akan menikah, tentu Marvin juga sayang dengan Kak Yasha atau Jenan. Hanya saja, cara Marvin memperlakukan Kak Yasha denganku jelas berbeda.” Teala menjawab panjang lebar. Mencoba menghilangkan kecanggungan yang sempat mampir ke meja tersebut.Namun, setelah jwaban Teala, bukannya mencair, suasana justru semakin cang

    Last Updated : 2021-12-02
  • Akhir Bahagia Sang Putri   Bab 5 Mencintai Dengan Segenap Hati

    Bab 5 Mencintai Dengan Segenap Hati“Bagaimana kalau aku mencintai Teala, lebih besar dari yang kalian tahu?”Ucapan marvin membuat Jenandra menoleh dengan cepat. Ada ekspresi tidak suka di wajah pria itu. Jenandra terang-terangan menampilkan raut wajah kesal sekaligus marah dan hal itu membuat Marvin mengerutkan kening heran.“Ada apa? Kau tidak menyukainya? Bukankah menyenangkan kalau aku bisa bersama dengan Teala? Jadi kita bisa melakukan kencan ganda seperti yang Yasha ucapkan,” ujar Marvin.Menyadari hal itu membuat Jenandra melengos. Menghindari tatapan menuntut dari Marvin. Sebab, ia sendiri tidak mengerti, mengapa ada perasaan tidak suka saat Marvin mengatakan bahwa pria itu begitu mencintai Teala.“Bukan begitu. Aku hanya terkejut karena selama ini kau selalu mengelak setiap kali Yasha memintamu mendekati Teala secara pasti. Aku pikir kau tidak memiliki perasaan apa pun dengan Teala. Jadi, aku

    Last Updated : 2021-12-03
  • Akhir Bahagia Sang Putri   Bab 6 Persoalan Rasa

    Bab 6 Persoalan Rasa“Tea, kamu menyukai Jenandra, bukan?”Teala tersentak mendengar pertanyaan mamanya. Gadis itu menatap wajah perempuan paruh baya di depannya tersebut dengan pandangan penuh tanya.“Sayang, kalau kamu lupa, seumur hidup kamu, Mama selalu bersamamu. Mama tahu apa yang kamu suka dan tidak suka. Apa yang kamu rasakan dan apa yang sebenarnya kamu pilih. Tatapan mata yang kamu berikan pada Jenandra jelas berbeda dengan tatapan yang kamu berikan pada Marvin. Mungkin orang lain tidak paham, tapi Mama sangat tahu,” jelas Safa.“Mama, aku memang menyukai Jenandra, tapi tidak pernah ada sedikit pun pikiran untuk merebutnya. Aku juga sudah merancang kedepannya nanti. Setelah pernikahan mereka, aku akan menjauh karena dengan begitu, aku yakin aku bisa melupakannya. Walaupun butuh waktu yang tidak sebentar, aku yakin aku bisa melepaskannya,” jujur Teala.“Nak, kenapa kamu selalu mend

    Last Updated : 2021-12-04
  • Akhir Bahagia Sang Putri   Bab 7 Tentang Perasaan Kita

    Bab 7 Tentang Perasaan Kita“Tea, kamu sangat cantik.”Teala mendongak mendengar ucapan Marvin. Keduanya sempat saling bertatapan sebentar sebelum Teala akhirnya tertawa kecil.“Terima kasih pujiannya, Tuan Marvin.”Marvin ikut tertawa kecil. Padahal pria itu serius mengatakannya namun Teala menganggapnya sebagai candaan.“Besok jemput aku, ya?” pinta Teala.“Tentu saja. Mana mungkin aku meninggalkan modelku sendirian. Kalau ada yang menculikmu bagaimana? Aku bisa rugi karena harus mencari model pengganti dan sudah pasti harus kena amuk pemilik butik,” jawab Marvin yang membuat Teala berdecih.“Ujung-ujungnya uang juga.”“Tentu saja. Hidup ini sebagian besar dikendalikan oleh uang, Tea. Nomor dua baru cinta. Kita tidak bisa menyangkal bahwa seseorang akan mudah tertarik diberi uang dibanding ditawari cinta. Seorang pria akan mudah diterima lamara

    Last Updated : 2021-12-04
  • Akhir Bahagia Sang Putri   Bab 8 I Know Your Feeling

    Bab 8 I Know Your Feeling“Maaf, Marvin.”Teala masuk ke dalam kamarnya kemudian merebahkan diri. Menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong, sementara isi kepalanya berjalan-jalan entah ke mana.Teala tahu bahwa Marvin menyukainya atau mungkin mencintainya, tapi gadis itu tidak bisa. Perasaannya kepada Marvin tidak pernah lebih dari sekadar perasaan antar sahabat. Baginya, Marvin adalah sahabat terbaik yang ia punya dan itu cukup. Teala tidak pernah bisa mencintai Marvin lebih dari itu.Perlakuan, tatapan mata, hingga bagaimana Marvin selalu ada di sisinya seringkali membuat Teala merasakan rasa bersalah teramat besar. Hatinya bagai dihantam tiap melihat senyum tulus dari pria itu.Menghela napas panjang, Teala memilih mencuci wajah dan segera beristirahat karena besok ia harus mulai bekerja. Namun, saat gadis itu hendak naik ke tempat tidur, ketukkan pada pintu kamarnya membuat Teala urung mengistirahatkan

    Last Updated : 2021-12-04
  • Akhir Bahagia Sang Putri   Bab 9 Photoshoot’s Day

    Teala berpamitan kepada mama dan kakaknya sebelum masuk ke dalam kendaraan roda empat milik Marvin yang sudah terparkir di depan gerbang rumahnya. Gadis itu menyapa Marvin sebentar sebelum memakai sabuk pengaman dan mereka segera menuju tempat pemotretan.Begitu sampai di tempat, Teala dengan cekatan menyapa beberapa staf yang bekerja sebelum berganti pakaian. Gadis itu dengan cepat menjadi dekat dengan tim Marvin karena keramahannya. Ia mulai melaksanakan pemotretan setelah selesai dirias.Banyak yang mengagumi kecantikan Teala dan bagaimana gadis itu memberikan banyak referensi gaya yang tidak monoton namun tetap berkelas, sehingga produk yang dibawakannya tetap muncul dan menjadi titik pusatnya.Gadis itu memberikan pose maksimal hingga pemotretan tersebut berlangsung dengan lancar dan cepat.Setelah jam makan siang tiba, Teala menyampaikan kepada Marvin bahwa dia yang akan membawa makan siang. Gadis itu sudah mempersiapkannya kemarin dengan meminta to

    Last Updated : 2022-01-20

Latest chapter

  • Akhir Bahagia Sang Putri   Bab 55 My Love

    Teala mendongak saat mendengar pintu ruangannya dibuka. Ia tersenyum menatap Jenandra, membiarkan pria itu memeluk dan mengusap kepalanya.“Sudah selesai? Ayo pulang,” ucap Jenandra tanpa menghentikan usapan di kepalanya.“Lima menit, oke?” jawab Teala dan dianggukki Jenandra. Pria itu duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut, menunggu Teala menyelesaikan pekerjaannya. Ia menatap wajah serius istrinya yang sesekali mengerucutkan bibir dan menautkan dua alisnya. Teala tampak lucu dan menggemaskan hingga membuat kedua sudut bibir Jenandra terangkat naik.Jenandra baru menyadari bahwa Teala memiliki daya tarik luar biasa. Wanita itu bahkan bisa membuat Jenandra tersenyum meski tidak melakukan apapun.Terlalu sibuk memperhatikan istrinya, Jenandra tidak sadar jika Teala sudah menyelesaikan pekerjaannya dan searang menatap ke arahnya dengan tatapan bingung. Baru setelah wanita itu menepuk pundaknya pelan

  • Akhir Bahagia Sang Putri   Bab 54 Ambil Milikmu Kembali

    Teala sedang sibuk mencatat laporan keuangan ketika tiba-tiba pintu ruangannya diketuk, menampilkan seorang pegawai yang mengatakan bahwa dirinya kedatangan tamu. Meski sedikit bingung dengan tamu yang tidak ada janji dengannya sebelumnya, Teala tetap melangkah keluar dengan hati-hati, mencoba mencaritahu siapa yang datang menemuinya.Saat melihat Marvin duduk sambil menunggu pesanan, Teala mengembangkan senyumnya, menghampiri pria itu.“Aku pikir, aku kedatangan tamu dari negara lain, ternyata tetangga lain,” kekeh Teala yang dibalas tawa kecil oleh Marvin.“Bagaimana kabarmu? Sejak projek terakhir kita, aku tidak tau kabarmu. Kamu baik-baik saja, kan?” tanya Marvin.“Aku baik, sangat baik. Bagaimana denganmu? Apa kamu baik-baik saja?” Teala balas bertanya.Marvin tersenyum kecil sambil mengangguk. Ia ingin dengan lantang mengatakan kalau dirinya sangat merindukan Teala, kalau diri

  • Akhir Bahagia Sang Putri   Bab 53 Mama

    Yasha menatap bangunan di depannya dengan tatapan datar. Tiga bulan lebih dia meninggalkan rumah itu, Yasha pikir tidak ada yang berubah dari rumah itu.Melangkahkan kaki masuk, Yasha menatap ke sekeliling ruangan. Seharusnya, sang ibu sedang memasak di jam segini, tapi dapur terlihat sepi da tidak ada tanda-tanda ibunya berada di dapur. Melewati ruang tamu, Yasha naik ke lantai dua, membuka pintu kamar miliknya, menghirup aroma kamar yang masih tersisa bau parfum miliknya.Wanita itu meletakkan tas selempang miliknya kemudian duduk di pinggir kasur. Tangannya membuka nakas, mengambil figura berisi foto dirinya dan Jenandra di hari pertama mereka menjadi sepasang kekasih. Tanpa sadar senyum terpatri di wajah Yasha.Isi kepalanya kembali pada kenangan dirinya dan Jenandra saat melewati hari-hari bersama. Jika boleh jujur, Jenandra adalah pria yang baik dan mendekati sempurna untuk menjadi kekasih.Pria itu selalu ada di setia

  • Akhir Bahagia Sang Putri   Bab 52 Kita Sudah Selesai

    Jenandra menunggu Yasha dengan wajah datar. Sesekali menyesap kopi pesanan miliknya, hingga Yasha duduk di depannya sambil tersenyum lebar. Wanita itu menatap Jenandra dengan pandangan berbinar menunggu Jenandra mengatakan maksudnya mengajak bertemu.“Berhenti mengganggu Teala,” ucap jenandra langsung pada intinya.“Apa maksudmu?” tanya Yasha sambil menautkan kedua alisnya bingung.“Aku sudah mengatakan padamu kalau aku sudah memilih Teala. Artinya aku mau kamu berhenti, berhenti mengejarku, berhenti mengganggu Teala, dan berhenti masuk ke dalam kehidupan kamu,” jawab Jenandra.Yasha mengepalkan tangan, menatap Jenandra kesal. Ia tidak terima diperlakukan demikian oleh pria di depannya. Harga dirinya serasa dijatuhkan. Ia bersumpah akan membalas Teala setelah ini. Wanita itu yang menjadi penyebab Jenandra mengabaikannya. Maka, tanpa mengucapkan apapun lagi, Yasha meninggalkan Jenandra.Jenandra yang melihat respon Yasha hanya mampu menghela napas panjang. Ia paham tidak akan mudah unt

  • Akhir Bahagia Sang Putri   Bab 51 Berhenti Mengganggu

    Jenandra mengendarai mobilnya seperti orang kesetanan saat mendapat telepon dari Teala. Istrinya tampak kesakitan dan Jenandra diserang panik ketika telepon mati sepihak.Begitu sampai di rumah, Jenandra dibuat kesal karena pintu dikunci dari dalam. Membuka dengan terburu-buru, pria itu menghampiri istrinya yang sedang duduk di lantai sambil bersandar meja. Matanya terpejam dengan tangan memegangi perutnya.“Tea, hei, ada apa?” tanya Jenandra, membuat Teala membuka mata. Wanita itu tidak menjawab, hanya menatap Jenandra. Maka, dengan cekatan, pria itu mengangkat tubuh Teala, membawanya ke rumah sakit.Jenandra menunggu dengan tidak sabar. Jantungnya seperti melorot ke perut melihat kondisi Teala. Saat dokter selesai memeriksa istrinya, Jenandra segera bertanya, mendengar penjelasan dokter dengan seksama, sementara istrinya masih istirahat.Teala mengalami keram dan ini sudah kedua kalinya sejak satu setengah bula

  • Akhir Bahagia Sang Putri   Bab 50 Mempertahankan yang Seharusnya

    Teala sibuk mempersiapkan sarapan untuk Jenandra, hingga tidak menyadari bahwa pria itu sekarang berdiri di ujung tangga sambil memperhatikannya. Sejak kedatangan Yasha kemarin, Teala lebih banyak diam. Bahkan, wanita itu memilih tidur di kamar tamu, mengabaikan Jenandra.“Jenan, sarapannya sudah siap,” ucap Teala.Jenandra menatap Teala sebentar, wanita itu terlihat baik-baik saja, tapi Jenandra tau bahwa Teala hanya sedang menahan diri.Enggan merusak suasana, Jenandra memilih sarapan lebih dulu, membiarkan Teala sarapan dengan tenang. Sampai keduanya berhasil menyelesaikan sarapan mereka, Jenandra menawarkan diri membantu istrinya membersihkan bekas makanan keduanya. Baru setelahnya, Jenandra duduk di samping Teala. Ia menarik tangan Teala pelan kemudian mengusap punggung tangannya pelan.“Aku memilihmu, aku tidak ingin yang lain dan aku pastikan aku tidak akan menyesalinya,” ucap Jenandra sambil m

  • Akhir Bahagia Sang Putri   Bab 49 The Night

    Ciuman keduanya semakin intens. Yasha memeluk leher Harvi dengan erat tanpa melepaskan tautan bibir keduanya sementara Harvi memeluk erat pinggang wanita itu. Keduanya saling melumat bibir masing-masing, Harvi membawa Yasha menuju salah satu kamar VIP yang ada di bar tersebut. Setelah mengunci pintu, tangan Harvi semakin berani mengusap tubuh Yasha.Tangan Harvi mulai membuka tali pada gaun wanita itu, sementara Yasha hanya mengeratkan pelukkannya, sesekali menarik rambut Harvi saat pria itu meremas pantatnya.Ketika Harvi berasil menanggalkan gaun Yasha, pria itu mulai melepas kemejanya, beralih mencium, meninggalkan tanda pada leher dan dada Yasha hingga wanita itu hanya mampu melenguh. Kepalanya mendongak saat tangan Harvi mulai bermain di selangkangan dan dadanya. Mereka saling menyentuh, membuat pendingin udara seolah tidak berfungsi di ruangan itu.Kening keduanya menyatu, dengan napas memburu, Harvi mengusap wajah Yasha penu

  • Akhir Bahagia Sang Putri   Bab 48 I Hate You

    Yasha pulang menuu apartemennya dengan perasaan marah. Ia merasa direndahkan oleh Teala. Harga dirinya terasa diinjak-injak dan Yasha tidak suka. Teala merebut semua miliknya, ibunya, ayahnya, dan Jenandra. Ia ingin mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya. Yasha tidak suka kalah namun Teala mengalahkannya berkali-kali.“Arghhh!” teriak Yasha. Wanita itu melempar tas miliknya sembarangan. Napasnya memburu dengan kedua alis bertaut dalam. Yasha begitu marah, hingga buku-buku tangannya memutih akibat mengepalkan tangan terlalu erat.Sejak kecil, Yasha selalu banyak mengalah pada Teala. Jenandra menjadi satu-satunya hal yang tidak bisa Teala miliki saat wanita itu menginginkannya.Awalnya, Yasha memang tidak tertarik dengan Jenandra. Pria itu terlalu lugu, berbanding terbalik dengannya yang menyukai sesuatu yang mewah. Jenandra menyukai sesuatu yang sederhana. Tempat makan sederhana, liburan sederhana dengan berjalan-jalan ke pantai, atau menghabiskan waktu bersama pasangan

  • Akhir Bahagia Sang Putri   Bab 47 Take Your Time

    Teala berdiri perlahan, dibantu Jenandra yang sekarang menuntunnya menuju mobil mereka. Wanita itu tidak bicara lagi setelah semalam, selain kalimat permntaan kepada Jenandra agar tidak memberitahu ibunya terlebih dahulu entah tentang masalahnya sekarang atau masalah kakaknya.Teala ingin mereka menyelesaikan masalah ini bertiga tanpa melibatkan oranglain. Sebab, dari awal masalah ini muncul, mereka bertiga adalah pemerannya, tidak seharusnya melibatkan oranglain.Teala ingin bertemu dengan Yasha dan mendiskusikan segalanya bersama. Akan percuma jika hanya dirinya dan jenandra atau Jenandra dan yasha. Mereka bertiga harus bertemu bersamaan untuk menyelesaikannya. Meskipun, Jenandra sempat menolak, entah karena alasan apa, pria itu akhirnya menyetujui Yasha untuk datang ke rumah mereka hari ini.Maka, begitu Teala tiba di rumahnya, ia sudah melihat Yasha duduk di depan rumah mereka. Wanita itu tidak banyak berubah, selain wajah yang cukup tembam dibanding terakhir kali. Teala harap hal

DMCA.com Protection Status