Share

18. Tingkah Herman

Arindi menyipitkan mata sesaat setelah Herman mengucap nama sang anak.

"Kenapa dengan Keenandra? Kamu tau nama anakku?" tanya Arindi.

"Ehm iya. Maksutku, ehm."

Herman salah tingkah.

"Ayolah aku tidak banyak waktu untuk melayani ketidakjelasan kamu ini. Apa kurang kerjaan atau kesibukanmu sebagai Kapolda masih kurang? Hingga kau urusi anakku segala?" ujar Arindi dengan tidak sabar.

"Ehm Keenan. Keenan berhak bahagia, Rind," ujar Herman walau terlihat masih ada yang mengganjal di fikiranya.

Arindi mengangguk.

"Oh iya tentu. Karena itu juga menjadi salah alasanku mempertahankan pernikahanku dengan Mas Arfaaz. Karena Keenandra berhak bahagia. Dan kebahagiaan dia adalah memiliki orang tua yang lengkap," jawab Arindi dengan mantap.

"Tetapi apa penilaian orang lain terhadapmu Rind? Kamu cantik, kamu sukses, kamu pintar tetapi kamu lebih mempertahankan pernikahan kamu walau jelas-jelas suamimu sudah menikah lagi."

Herman seperti tidak mau mengalah untuk mempengaruhi Arindi agar cerai dar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
penulis kurang gaul. mana ada istri konglomerat dijatah 2 juta dan g punya art lagi.
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
masa seorang arsitek bisa setolol ini thor ??
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status