Share

Bab 3

Author: Cahaya Pagi
last update Last Updated: 2024-01-03 11:41:12
Plak!

Dia menampar wajah Silvia dengan keras.

Saat itu, wajahnya yang cantik dan lembut terlihat memar.

Suara tamparan yang keras membuat Susilo dan kedua pengawalnya terkejut.

Silvia menutupi wajahnya. Rasa sakit dan penghinaan yang hebat membuatnya hampir gila.

Dia menjerit dengan keras, "Ahh ... Beraninya kamu menamparku!"

Yohan mengabaikannya dan memandang Susilo. "Cucumu berperilaku buruk dan nggak tahu sopan santun. Aku akan menggantikanmu untuk memberinya pelajaran. Apa kamu keberatan?"

Susilo tersenyum getir, "Aku nggak keberatan. Cucu perempuanku memang sombong."

"Kakek, bunuh dia, cepat bunuh dia!" Silvia berteriak histeris dan dia hampir gila dibuatnya.

Seumur hidupnya, dia baru pertama kali ditampar oleh seseorang.

"Diam!"

Susilo berteriak dengan menggunakan sedikit kekuatan prajurit miliknya, "Sepertinya aku benar-benar terlalu memanjakanmu. Cepat minta maaf! Kalau nggak, mulai sekarang sampai kamu lulus kuliah, kamu nggak akan dapat uang jajan lagi. Semua akun bank milikmu akan aku bekukan, jadi kamu bisa mencari nafkah sendiri dengan memungut sampah!"

Silvia memandang Susilo dengan tidak percaya.

Dia belum pernah ditegur sekeras itu oleh kakeknya.

Ekspresi wajah Susilo sangat dingin dan nada bicaranya juga mengandung nada penolakan.

Silvia tahu kalau dia tidak melakukannya, maka kartu banknya akan benar-benar dibekukan.

"Aku ... minta ... maaf!"

Sangat sulit baginya untuk mengucapkan kata-kata ini kepada Yohan. Selain itu, penghinaan di hatinya benar-benar sudah tak tertahankan.

Dalam hatinya, Silvia berteriak dengan marah, 'Tunggu sampai aku kembali, aku akan memotong tubuhmu menjadi beberapa bagian!'

Dia menundukkan kepalanya dan kebencian di matanya terlihat sangat kuat.

Yohan melambaikan tangannya, "Sudahlah, berdebat dengan anak nakal sepertimu sama saja dengan merendahkan martabatku."

Kemudian, Yohan bersiap untuk pergi.

Wung!

Pada saat ini, sebuah helikopter terbang di udara.

Embusan udara yang besar membuat tumbuh-tumbuhan di sekitar bergoyang dan tanah beterbangan.

Salah satu pengawal berkata, "Bantuan telah tiba."

Susilo menangkupkan tangannya memohon ke arah Yohan dan berkata, "Dokter Yohan, tolong ikutlah denganku pulang ke kediaman Keluarga Rismawan agar aku bisa membalas budimu."

Yohan tiba-tiba teringat sesuatu, "Apa rumahmu ada di Kota Jigara?"

"Ya."

"Baiklah. Kalau begitu ayo naik dan antarkan aku ke sekitar Grup Hayan."

Dia tidak punya banyak uang, jadi dia pikir sebaiknya dia mendapatkan bagiannya sendiri dulu, lalu mencari cara untuk dekat dengan gadis pemilik Obat Raja Mutiara.

Susilo sangat senang, "Silakan, Dokter Yohan!"

Kemudian, Susilo memandang Silvia yang wajahnya penuh dengan keluhan, lalu perlahan melembut dan berkata, "Mengapa kamu masih berdiri di sana? Kemarilah."

Silvia menundukkan kepalanya dan berjalan mendekat.

Sesaat kemudian, helikopter itu menderu-deru.

Namun, kedua pengawalnya sedang menunggu truk derek.

Di dalam helikopter, Susilo terus mengobrol dengan Yohan dan mencoba untuk mendapatkan informasi dari Yohan.

Yohan telah menjadi Guru Besar dengan bermacam-macam pelatihan dari gurunya, tetapi Yohan sama sekali tidak mengungkapkan sesuatu tentang dirinya.

Silvia yang sedang duduk di sudut memegang ponselnya dan mengirim pesan ke seseorang di kontak ponselnya.

"Zidan, bukankah kamu ingin aku jadi pacarmu? Lakukan satu hal untukku dan aku akan jadi pacarmu."

Di sebuah vila mewah di Kota Jigara.

Zidan sedang berbaring di tepi kolam renang rumahnya bersama dengan dua wanita cantik yang mengenakan pakaian renang.

Zidan Nurdin adalah putra tunggal Darto Nurdin dari Grup Hayan.

Dia adalah seorang buaya darat dan bisa dikatakan sebagai orang paling kebal hukum di Kota Jigara.

Tidak tahu berapa banyak gadis yang telah dia sakiti. Dia bahkan membuat beberapa wanita hamil melakukan bunuh diri.

Saat ponselnya berdering, dia melihatnya dan tiba-tiba ekspresi wajahnya tampak terkejut.

"Hahaha, akhirnya hari ini telah tiba!"

Dia menyukai Silvia sejak lama.

Selain penampilan dan sosok Silvia yang cantik, yang lebih penting adalah latar belakang keluarga Silvia!

Keluarga Rismawan jauh lebih kuat dari pada Grup Hayan.

Kakek Susilo pernah menjadi prajurit tingkat menengah.

Dia telah menerima beberapa murid dan sekarang mereka semua memiliki posisi penting di dunia bisnis dan politik.

Putranya juga menjadi orang yang hebat.

Dulu, saat Zidan menyukai Silvia, Silvia bahkan tidak melihatnya.

Zidan segera mengirimkan pesan balasan kepada Silvia.

"Silvia, katakan, meski kamu ingin naik gunung pedang atau turun ke lautan api, aku akan melakukannya untukmu!"

Tak lama kemudian, ada balasan dari Silvia.

"Aku diganggu oleh orang udik. Sekitar setengah jam lagi, dia akan sampai di Grup Hayan. Saat itu, datang dan patahkan tangan serta kakinya."

Zidan merasa sangat senang, dia segera berdiri dan memerintahkan dua wanita cantik berbaju renang yang ada di sampingnya. "Ambilkan pakaianku!"

Kemudian, dia langsung menelepon seseorang.

Grup Hayan juga diam-diam memelihara sekelompok preman.

Setelah Zidan menelepon, belasan orang langsung berkumpul.

Kemudian, dengan penuh semangat Zidan pergi ke Grup Hayan.

Setengah jam kemudian, helikopter mendarat di atap gedung Grup Hayan.

Susilo sudah meminta izin Darto sebelumnya, dia menyetujui masalah sepele seperti itu dan bahkan menawarkan bantuan.

Yohan meraih tali dan meluncur ke bawah, lalu mendarat dengan cepat.

Susilo berteriak, "Sampai jumpa lagi, Dokter Yohan!"

Terlihat ekspresi dendam di wajah Silvia, kemudian dia mengirim pesan lagi kepada Zidan.

Saat ini, Zidan telah membawa sekelompok orang di lantai bawah.

Setelah mendapat pesan itu, dia langsung menggiring preman itu untuk bergegas maju.

Darto yang ada di kantor memberi tahu sekretarisnya, "Ayo pergi ke lantai atas."

Orang yang bisa membuat Susilo mengantar seseorang pasti memiliki latar belakang yang bagus.

Yohan menarik napas dan sedikit mengernyit. "Kualitas udara di sini sangat buruk."

Sambil melihat sekeliling, dia berjalan menuju pintu.

Brak!

Belum sampai dia di pintu, pintu itu sudah didobrak hingga terbuka.

Belasan pria yang kekar dan kuat bergegas keluar dan mengepung Yohan.

Zidan adalah orang terakhir yang masuk, dia menatap Yohan dan menunjukkan tatapan meremehkan serta jijik. "Benar-benar orang udik. Serang! Patahkan tangan dan kakinya."

Tatapan Yohan sangat tenang dan dia tidak panik, "Siapa kalian? Aku rasa aku nggak pernah cari masalah dengan kalian."

Zidan tersenyum jahat. "Orang udik, kamu telah menyinggung pacarku, jadi kamu harus menanggung akibatnya!"

Yohan langsung teringat pada Silvia.

Tidak disangka wanita itu begitu keterlaluan, benar-benar menjengkelkan.

"Sebaiknya kalian menyingkir," Yohan berkata dengan tenang, "Aku nggak mau menyakiti siapa pun."

Dia adalah seorang dokter dan prioritas utamanya adalah menyelamatkan nyawa dan menyembuhkan orang yang terluka.

Namun, saat mendengar perkataan Yohan, mereka semua malah tertawa.

"Hahaha!"

"Aku nggak salah dengar, 'kan?"

"Bocah ini pasti sudah gila, berani sekali dia mengatakan hal seperti itu!"

Zidan juga tertawa terbahak-bahak saat mendengarnya.

Setelah tertawa, wajahnya berubah marah. "Oke, cepat urus dia, aku mau bertemu pacarku!"

Dia sangat bersemangat saat memikirkan sosok seksi dan wajah polos Silvia.

Belasan pria kekar itu mengeluarkan tongkat teleskopik dari saku mereka dan mereka semua menatap tajam ke arah Yohan. Kemudian, mereka mulai memukul Yohan dengan keras.

"Aku sudah beri kalian kesempatan, tapi kalian yang nggak menggunakan kesempatan itu. Jadi, jangan salahkan aku."

Tatapan Yohan dingin dan dia hendak menyerang.

Namun, pada saat itu terdengar suara teriakan marah, "Berhenti!"

Related chapters

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 4

    Darto yang ditemani oleh sekretarisnya langsung berteriak ketika melihat kejadian itu, "Berhenti!"Belasan pria kekar itu langsung berhenti."Ayah?" Zidan sangat terkejut. "Mengapa kamu ada di sini?""Ada apa ini?" tanya Darto.Zidan berbisik dan memberi tahu Darto apa yang sebenarnya telah terjadi.Kilatan dingin muncul di mata Darto dan dia langsung menoleh.Secara garis besar, dia menebak apa yang sedang terjadi.Yohan kebetulan membantu Susilo, tetapi pada saat yang sama dia menyinggung Silvia, karena itu ini semua terjadi.Bisa dikatakan bahwa Darto telah menjadi dewasa seiring bertambahnya usia.Dia melambaikan tangannya. "Kalau begitu, bereskan dia."Saat ini, Yohan tiba-tiba berkata, "Apakah kamu Darto?"Ini adalah gedung Grup Hayan dan Gurunya juga meninggalkan informasi singkat tentang Darto dalam surat wasiatnya.Zidan sangat marah. "Dasar orang udik, beraninya kamu menyebut nama ayahku!"Yohan mengabaikan Zidan dan lanjut berkata, "Itu kamu, 'kan? Kebetulan sekali, aku data

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 5

    Seorang wanita paruh baya menunjuk ke arah Yohan dan berteriak di depan toko, "Minggir sana! Jangan datang ke sini lagi dan menghalangi bisnisku!"Menurut wanita itu, Yohan yang berpakaian compang-camping dan membawa tas dengan banyak tambalan tidak ada bedanya dengan seorang pengemis.Yohan berkata, "Aku bukan pengemis. Aku punya uang dan aku di sini untuk membeli baju."Wanita paruh baya itu menyilangkan tangannya dan mencibir lagi, "Memangnya berapa banyak uang yang kamu punya? 20 ribu? 40 ribu? Kamu nggak akan mampu beli baju di sini. Kamu dilarang masuk dan jangan mengotori tokoku."Yohan menahan amarahnya, "Sudah kubilang, aku punya uang. Kamu membuka toko untuk berbisnis, kenapa nggak mengizinkanku masuk?"Wanita paruh baya itu sangat marah, "Kamu masih mau berdebat? Kalau kamu nggak pergi, aku akan mengambil tindakan."Setelah mengatakan itu, wanita itu menatap Yohan dengan ekspresi marah sambil mengambil sapu di samping pintu."Kakak, apa kamu mau beli baju? Datanglah ke tokok

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 6

    "Petugas rumah sakit menelepon, Ayahku ... huhuhu ..."Gadis itu berjuang untuk pergi sambil menangis. "Nggak, aku harus pergi ke rumah sakit."Yohan mengikutinya. "Aku akan menemanimu."Saat ini, gadis itu tidak memiliki seseorang yang bisa diandalkan dan dia hanya ingin pergi ke rumah sakit secepatnya.Yohan membantunya menutup pintu toko.Kemudian, ada sebuah taksi yang berhenti di pinggir jalan.Keduanya masuk ke dalam taksi itu. Yohan berteriak kepada sopir, "Tolong cepat antarkan kami ke rumah sakit!""Baik!"Sopir itu menginjak pedal gas dan mobil melaju dengan kencang.Gadis itu berseru, tiba-tiba tubuhnya condong ke depan dan hampir mengenai bagian depan.Yohan dengan sigap mengambil tindakan dan menahannya.Apa yang dia lakukan itu adalah hal buruk.Yohan segera menarik tangannya. "Maaf, aku nggak sengaja."Gadis itu menggelengkan kepalanya. Biasanya dia sangat pemalu, tetapi sekarang dia hanya terfokus pada ayahnya.Sopir itu tiba-tiba mengumpat, "Sial, di depan sangat macet

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 7

    "Berhenti, kamu nggak boleh melakukan hal buruk pada pasienku!" Dokter cantik itu jarang marah dan tatapan matanya cukup tajam.Beberapa dokter pria melihat tindakan Yohan dan mengepungnya.Yohan tidak memedulikan mereka dan memandang gadis itu, "Dia adalah ayahmu. Kamu yang berhak memutuskan apakah akan menyelamatkannya atau nggak."Kalau ingin merawat pasien, harus mendapat persetujuan keluarganya terlebih dahulu."Kakak ... tolong selamatkan Ayahku. Kemungkinan terburuknya juga sama saja. Jadi, aku mohon untuk para dokter, tolong jangan mengganggunya."Dokter cantik itu berkata dengan sedikit kebencian, "Adik, jangan tertipu olehnya, orang ini bukanlah orang baik!""Diam!"Yohan tiba-tiba berteriak.Suaranya begitu keras dan mengejutkan semua orang di bangsal kecuali pasien dan gadis itu. Mereka tercengang dengan ketakutan di mata mereka.Yohan mendengus dingin, "Bahkan anggota keluarga pun setuju. Apa hak kalian mengobrol di sini?"Setelah mengatakan itu, Yohan mengabaikan orang-or

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 8

    Karena kecerobohannya, Melia lupa menyimpan celana dalamnya.Yohan terbatuk-batuk, membuang muka dan tidak melakukan apa pun.Sebaliknya, dia duduk bersila dan mulai berlatih "Raja Obat Aliran".Setengah tahun yang lalu, dia telah mencapai puncak prajurit tingkat sembilan dan dia juga adalah seorang genius seni bela diri yang jarang terlihat dalam seribu tahun.Menurut gurunya, di atas prajurit tingkat sembilan, masih ada dunia baru.Hanya saja, Yohan tidak membuat kemajuan sama sekali meski telah berlatih selama 6 bulan terakhir.Satu jam kemudian, Melia pulang dan mulai memasak.Tidak lama setelah itu, tercium bau harum masakan.Yohan berhenti berlatih dan berjalan ke arah dapur.Dia melihat Melia yang memasak dengan serius.Pemandangan ini sangat menyentuh hati.Tidak diragukan lagi, Melia adalah gadis yang sangat baik hati dan cantik.Gadis lain seusianya saat ini pasti masih sibuk belajar, tetapi dia harus memikul beban hidup."Kak Yohan, kenapa kamu ada di sini? Dapurnya penuh de

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 9

    Hari ini, di depan kompleks rumah Keluarga Nurdin sangat ramai.Semua pejabat dari Kota Jigara ada di sini dan segala jenis mobil mewah diparkir di luar.Hari ini adalah ulang tahun kedelapan puluh Wiyono Nurdin dari Keluarga Nurdin.Wiyono juga dianggap sebagai sosok legendaris, dia adalah prajurit tingkat tiga dan punya banyak properti atas namanya.Selain Grup Hayan, dia juga menjalankan lebih dari sepuluh tempat hiburan dan memiliki jaringan kontak yang sangat luas.Keluarga Nurdin bisa dianggap sebagai keluarga terkaya di Kota Jigara."Dambi Real Estate memberikan hadiah sepasang Batu Giok Putih.""Direktorat Barang Antik memberikan hadiah untaian manik-manik.""Pegadaian Cimara menghadiahkan sepasang Giok Keberuntungan."...Pengurus rumah yang ada di depan pintu terus mengumumkan hadiah dari masing-masing keluarga dengan suara lantang.Setiap barang yang ada di sini bernilai miliaran.Yohan telah tiba di rumah Keluarga Nurdin.Dengan ekspresi wajah yang dingin, dia memegang sebu

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 10

    Saat situasi sedang tegang, Susilo masuk ke dalam aula.Seketika, semua orang yang ada di sana berdiri.Aura kuat yang terpancar dari tubuh Susilo membuat para pengawal tidak berani bergerak sedikit pun."Pak Susilo!" Wiyono sangat senang dan segera menghampirinya. "Mengapa Anda ada di sini?"Darto bahkan lebih senang lagi. "Apa Pak Susilo datang ke sini untuk memberi selamat pada ayahku?"Setelah mendengar itu, banyak tamu yang memandang Wiyono dengan tatapan iri.Ini adalah suatu kehormatan besar karena Susilo sendiri yang datang untuk mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung.Kalau Keluarga Nurdin diibaratkan seperti ular, maka Susilo adalah naga raksasa.Menghancurkan Keluarga Nurdin adalah hal sepele baginya.Wiyono mengulurkan tangannya, tapi Susilo hanya memasang wajah dingin dan mengabaikannya. Susilo malah memakinya, "Kamu pikir kamu layak berjabat tangan denganku?"Senyuman di wajah Wiyono membeku.Semua tamu juga bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi?Susilo ber

    Last Updated : 2024-01-03
  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 11

    Yohan dengan mudah menahan pukulannya dan berkata dengan tenang, "Aku cuma mau mencari seseorang dan aku nggak ingin mengganggumu."Banyak siswa di dekatnya yang tampak terkejut saat melihat betapa mudahnya Yohan menahan tinju pemuda kekar itu."Dia kuat sekali, dia menahan serangan Tio dengan mudah.""Itu hanya kebetulan. Tio itu pemegang sabuk hitam Taekwondo tingkat delapan. Dia sangat kuat. Aku sudah melihatnya mengalahkan lima sampai enam orang dewasa sendirian.""Ya, benar."Tio Baskara terkejut dan marah. Dia sadar kalau dia tidak bisa lepas dari cengkeraman tangan Yohan. Wajahnya memerah karena mengerahkan seluruh kekuatannya. Akhirnya, dia berteriak dengan marah, "Berengsek, lepaskan aku, kamu cari mati, ya!"Yohan melepaskan tangannya dan berkata dengan nada tulus, "Hei, aku cuma mau masuk dan mencari seseorang. Bisa minggir nggak?"Dia belum pernah bersekolah, jadi dia memiliki emosi khusus terhadap teman-teman sekelasnya. Dia tidak ingin menyakiti mereka kecuali benar-benar

    Last Updated : 2024-01-03

Latest chapter

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 177

    "Kalian bisa keluar untuk menerima pelatihan formal, dan saat kalian mendapatkan sertifikat yang relevan, kalian bisa kembali bekerja."Yohan memberikan hukuman dan hadiah bersamaan, dan dia juga melakukannya dengan sangat lancar.Benar saja, orang-orang ini langsung menjadi penuh harapan.Setelah mengusir mereka, Yohan fokus pada 25 orang ini, termasuk Nurdin.Pertama, dia berkata kepada Nurdin, "Posisi manajer umum tetap menjadi milikmu, tapi aku hanya akan memberimu evaluasi selama tiga bulan.""Kalau kamu nggak bisa memimpin perusahaan ke arah yang baru saat itu, mundurlah."Nurdin dengan cepat menyatakan kesetiaannya, "Jangan khawatir, bos. Saya akan melakukan yang terbaik dan mengabdikan diri pada perusahaan."Yohan mengangguk, lalu melihat yang lain, "Sedangkan kalian, kalian bertanggung jawab untuk memberikan keamanan di vilaku.""Kalau kinerja kalian baik, selain promosi dan kenaikan gaji, aku juga bisa membantu kalian menjadi pejuang sejati."Di seluruh perusahaan keamanan, h

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 176

    "Menurutku, banyak dari kalian yang nggak memenuhi syarat dan harus dipecat.""Kedepannya, manajemen perusahaan nggak boleh melakukan tindakan ilegal lagi. Sekarang, berdirilah kalau aku panggil!"Yohan mulai memanggil nama mereka.Dia memilih 25 lima orang dari lebih dari 200 orang.Lima di antaranya adalah laki-laki dan 20 sisanya adalah perempuan.Yohan sudah pernah bertemu mereka, dan mereka relatif baik.Orang lain yang tidak disebutkan namanya sedikit cemas, mereka diam-diam berpikir bahwa Yohan akan memecat mereka semua.Yohan melanjutkan, "Aku telah melihat struktur gaji kalian dalam enam bulan terakhir. Rata-rata sekitar 16 juta per bulan."Gaji ini sudah sangat bagus di Kota Jigara.Gaji bulanan rata-rata orang hanya 8 hingga 10 juta.Saat mereka merasa khawatir, Yohan mengatakan sesuatu yang mengejutkan mereka."Mulai sekarang, akan ada tingkatan yang berlaku.""Dibagi menjadi tingkat satu sampai sepuluh. Prinsip promosinya adalah setelah menyelesaikan tugas, akan ada poin y

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 175

    Energi dalam ini biasanya tidak berdampak apa pun pada mereka.Namun jika energi dan darah mereka melonjak, kemarahan mereka akan meledak dan menyebabkan kerusakan pada tubuh mereka.Sederhananya, kalau mereka tidak melakukan kejahatan lagi, energi dalam yang ada di tubuh mereka akan hilang dalam beberapa bulan."Pergilah, jangan sampai aku melihat kalian lagi."Seolah diberi amnesti, orang-orang ini tidak berani tinggal di sini lebih lama lagi dan kabur.Yohan menarik Melia masuk ke perusahaan.Nurdin dan yang lainnya bahkan tidak berani mengambil napas. Mereka menunggu sampai Yohan menghilang dari pandangan mereka dan baru berani bertanya dengan suara pelan."Bos, siapa pemilik baru perusahaan kita itu?""Dia sangat menakutkan. Satu orang bisa menjatuhkan lebih dari dua ratus orang dengan mudah.""Bahkan di dalam drama nggak ada yang seperti ini."....Ekspresi wajah Nurdin berubah masam, "Jangan tanyakan yang nggak perlu ditanyakan, ikut aku menemui bos baru. Kita akan melakukan apa

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 174

    Sepeda motor dan mobil van itu berhenti.Ada tiga orang yang duduk di atas sepeda motor, dan ketika mobil van dibuka, belasan orang bergegas keluar.Segerombolan kawanan datang dan memblokir gerbang perusahaan."Siapa yang mengganggu temanku?""Keluarlah! Siapa yang berani melakukannya?""Sial, ada wanita yang sangat cantik di sini!"....Lebih dari dua ratus gangster keluar dari mobil dan dengan cepat tatapan mereka tertuju pada MeliaMeski dia hanya berdiri tanpa melakukan apa pun, dia seperti permata yang bersinar yang menarik banyak perhatian sepanjang waktu.Salah satu orang yang diusir menunjuk ke arah Yohan, "Teman-teman, orang ini yang mengusir kami. Ayo kita serang dan pukul dia sampai mati dan gadis di sebelahnya akan menjadi milik kita hari ini!"Para gangster ini mulai tertawa dan mengeluarkan berbagai macam senjata dan berjalan menuju Yohan.Wajah Melia menjadi pucat dan tanpa sadar dia meraih lengan Yohan, "Kak Yohan, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Yohan mengusap

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 173

    "Benar Bos, kami adalah tulang punggung keluarga, tolong jangan pecat kami."Tadi mereka begitu sombong, dan sekarang mereka sangat malu.Begitu Nurdin mendengar kata-kata mereka, dia langsung tahu bahwa keadaan sedang buruk.Meski orang-orang ini telah bersamanya sejak lama, tetapi saat ini dia cemberut dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.Pikiran orang-orang ini benar-benar buruk. Kalau mereka terus di sini, tidak ada yang tahu seberapa besar kerugian yang akan mereka timbulkan nanti.Bos baru turun tangan dan memecat mereka sekarang adalah yang terbaik.Ekspresi Yohan sangat dingin dan tidak berbelas kasih, "Nggak perlu bicara lagi, selesaikan gajinya lalu suruh mereka pergi!"Melihat tekad Yohan, orang-orang ini sangat marah. Mereka semua berdiri dan menyingsingkan lengan baju mereka.Tatapan mereka tampak berbahaya."Bos, sebaiknya lakukan sesuatu dengan benar.""Kami punya banyak teman di luar. Kalau Anda benar-benar mengusir kami, saya jamin perusahaan Anda nggak akan pernah

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 172

    "Eh, ada gadis secantik ini!""Aku nggak mimpi, 'kan? Dia seperti malaikat yang turun dari surga!""Nona, ada urusan apa kamu ke sini? Aku akan menemanimu."....Orang-orang ini memandang Melia dengan tatapan serakah dan tidak bisa menahan menelan air liur mereka.Karena Melia benar-benar sangat cantik.Terlebih lagi, orang-orang ini adalah orang-orang yang pengangguran.Dulu, saat melihat seorang gadis cantik, mereka akan datang dan menggodanya.Tanpa sadar Melia bersembunyi di belakang Yohan, karena orang-orang ini tampak galak dan menakutkan."Hei, siapa pria ini? Apa dia pacarmu?""Dia sangat kurus dan lemah, apa dia bisa menahan pukulanku?""Nona, kamu nggak akan punya masa depan kalau bersama pria seperti itu. Sini ... sini sama aku."....Orang-orang itu meremehkan Yohan.Melihat Yohan yang tinggi, kurus, dan lembut mereka mengira dia pria lemah.Penampilan Melia yang polos dan menggoda membuat mereka merasa tidak tahan, akhirnya mereka mulai bertindak.Yohan terlihat sangat kes

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 171

    Yohan sedang menghilangkan kemerahan dan bengkak di kaki Yulia ketika hidungnya tiba-tiba bergerak, "Mengapa ada bau yang aneh?""Mungkin karena ruangan ini jarang dibersihkan, jadi ada bau," jelas Yulia.Yohan mengangguk, tanpa banyak berpikir dan memberikan saran, "Dalam beberapa minggu ke depan, sebaiknya kamu memakai sepatu olahraga atau sepatu datar. Tulangmu relatif rapuh dan rentan patah.""Terima kasih, Tuan Yohan," Yulia mengucapkan terima kasih dengan tulus."Kamu bisa istirahat di sini sebentar. Kamu nggak perlu mengantar kami, kami bisa pergi sendiri."Mereka berdua berjalan keluar.Setelah keluar dari Bank, Yohan melihat waktu dan sadar kalau sudah jam lima sore.Dia menolak ajakan Nikita pergi ke klub untuk bermain.Yohan pergi ke kampus dan menjemput Melia.Setelah masuk ke dalam mobil, penyamaran di wajah Melia menghilang, memperlihatkan senyuman polos, berceloteh tentang apa yang dia alami di kampus hari ini.Yohan mendengarkan dengan senyuman di wajahnya.Saat mobil s

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 170

    Karena baru beberapa hari berada di sini, dia belum mengetahui kekuatan dua orang di depannya ini.Saat itulah asistennya meletakkan dua dokumen di hadapannya.Yulia berbicara dengan mereka berdua sambil melihat dokumen. Makin dia melihatnya, makin dia terkejut.Senyuman di wajahnya semakin kuat.Setelah mendengarkan permintaan Yohan, Yulia tersenyum dan berkata, "Dengan kualifikasi Tuan Yohan, tidak ada masalah dengan pinjaman sebesar 40 triliun, dan saya akan memberi Anda bunga dengan harga terbaik."Dia sangat senang, dia tidak menyangka hal sebesar itu akan datang ke kantornya setelah dia datang ke sini.Karena jumlahnya relatif besar, meski Yulia memberi pelayanan khusus untuk Yohan, masih membutuhkan waktu dua hari untuk menyelesaikannya.Setelah menandatangani lebih dari selusin kontrak, Yohan dan Nikita berdiri, lalu bersiap untuk pergi.Yulia juga berdiri dan mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Yohan.Mungkin karena terlalu lama duduk, atau mungkin karena sepatu hak ya

  • Ahli terhebat di Kota Dumai   Bab 169

    Yohan hanya bertanya dan tidak ada keinginan untuk melakukan itu.Dia bukan tipe orang yang akan melakukan apa pun demi keuntungan.Selain itu, karena saudara perempuan Nikita bisa memberinya informasi orang dalam seperti ini sekali, dia pasti bisa memberikan informasi untuk kedua kalinya.Kalau sekarang dia bekerja sama dengannya, dia akan mendapatkan keuntungan tanpa akhir di masa depan.Tidak peduli apa pun itu, Yohan tidak punya alasan untuk berbuat curang."Oke, aku setuju!"Nikita tidak terkejut dengan jawaban ini, kemudian dia bertanya, "Lalu, berapa banyak uang yang akan kamu keluarkan untuk membeli tanah?""Tunggu sebentar."Setelah mengatakan itu, Yohan menelepon Sinta."Berapa banyak uang tunai yang ada di rekening perusahaan saat ini?"Sinta baru saja selesai mandi dan bersiap untuk tidur.Setelah menerima telepon Yohan, dia menyalakan komputernya dan berkata, "Kita akan segera membayar gaji para karyawan. Selain itu, kita perlu sisihkan sejumlah dana darurat. Ada sekitar 2

DMCA.com Protection Status