Beranda / Romansa / After We Married / 3. Ksatria Berbaju Keren

Share

3. Ksatria Berbaju Keren

Penulis: Etna.S
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-01 15:02:13

"Siapapun pria layak yang berani maju kedepan mendatangiku. Aku akan menikahinya sekarang juga!"

Setelah pengumuman itu dibuat, terjadi kericuhan massal. Tuan dan nyonya Aslein terkejut atas tindakan drastis putrinya. Theodorus ingin maju ke depan untuk meminta maaf atas spontanitas anaknya yang berapi-api seperti biasa tetapi lengannya ditahan oleh istrinya. Yang mengejutkan.

"Biarkan saja, gadis itu tahu konsekuensinya." Cegahnya.

"Tapi Rhea anak kita." Theo mengingatkan. "Bagaimana jika... Jika bajingan lain maju kedepan dan Rhea terpaksa menikahinya?" 

"Tidak ada bajingan yang berani setelah melihatnya menendang bocah brengsek itu." Gerutu Christina.

"Tapi tetap saja jika ada orang yang nekat mendatanginya Rhea akan mendapat tekanan untuk menikahinya. Putri kita sedang tidak rasional saat ini, sayang." Theodorus mendebat.

Christina menatap suaminya dengan pandangan sangsi. Ia juga sangsi akan ada orang yang keluar dari barisan untuk melamar Rhea. Alasannya, Rhea terlalu tinggi untuk mereka. Banyak laki-laki yang tidak ingin istrinya memiliki karakter seperti Rhea. Mereka terkadang hanya ingin istri piala. Hanya digunakan untuk dekorasi dan sebagai mesin penghasil anak. Anaknya terlalu pintar, terlalu bebas, dan terlalu berkuasa. Hanya ada sedikit laki-laki yang mampu bersanding dengannya dan Christina tidak melihat tipe seperti itu di tamu yang mereka undang ini.

Para tamu laki-laki, baik yang telah atau belum menikah memiliki keinginan untuk maju ke depan. Tapi tidak ada dari mereka yang berani mengajukan diri. Sebagian dari mereka mendapat pelototan dari pasangannya, sebagian lain masih terbayang bagaimana Rhea menendang mantan calon suaminya dan takut itu akan terjadi padanya suatu saat, sebagian lain merasa tidak layak untuk gadis itu.

Jika reputasinya disingkirkan, Rhea adalah wanita berkualitas dari segala sisi. Dia adalah artis papan atas yang terkenal dengan peran ikoniknya. Dia telah menyelesaikan S2 nya dibidang seni di Yale yang bergengsi. Rhea juga memiliki tubuh supermodel, dia bisa menjadi bintang iklan dan model jika mau. Disisi lain wajahnya terlihat unik dan antagonistik tetapi sensual di waktu yang sama, karenanya sering digunakan untuk mendeskripsikan idiom berwajah rubah. Dan jangan lupa dengan nama keluarganya, nenek moyang keluarga Rhea berasal dari Italia. Keluarganya baru ada di Indonesia saat buyut Rhea memutuskan untuk beremigrasi ke daerah tropis dan mendirikan pabrik sepatu. Pabrik itu sekarang masih beroperasi tetapi dikelola oleh bibi jauhnya. Tempatnya pun berada di luar jawa. Keluarga Aslein berkembang menjadi konglomerat ketika kakeknya di usianya ke 25 tahun sukses mendirikan perusahaan game. Dulunya Theseus mencetak game konvensional, sekarang perusahaan itu menjadi developer bagi sebagian besar game online yang terkenal bahkan akhir-akhir ini mengembangkan diri dalam ranah teknologi virtual reality. Sekarang Theseus menjadi milik Theodorus karena kakaknya memilih menciptakan bidang usaha lain. Dengan kualitas seperti itu, siapa mereka hingga berani untuk melamar Raenira Aslein?

Rhea masih berdiri. Kekhawatiran menyusupinya ketika tidak ada satupun pria yang bahkan mengajukan dirinya.'Apakah kualitas pria sekarang ini begitu rendah?' Pikirnya.

Rhea percaya dengan dirinya sendiri. Terimakasih kepada gen superior ibu dan ayahnya, namanya selalu nangkring dalam list wanita tercantik se Asia meski komentar instagramnya rata-rata berisi hujatan. Rhea menganggap itu berarti mereka mengakui aktingnya. Siapa yang tidak iri dengan kehidupannya? Rhea memiliki semua hal yang sebagian besar wanita impikan. 

Tapi disinilah dia sekarang. Menjadi pengantin dimana mempelai prianya ternyata seorang bajingan yang berselingkuh dan menghamili gadis lain. 

Lucu bahwa dia baru mengetahui kebusukannya tepat sebelum dia mengucapkan janji pernikahan. Itu memalukan. Dia akan mejadi trending topik hari ini dan hari-hari setelahnya. Dia akan menjadi lelucon satu negara.

Rhea bisa menebak judul headline yang akan keluar beberapa jam setelah ini. Dia tidak memiliki hubungan baik dengan jurnalis. Mereka adalah sekumpulan orang yang selalu membuat cerita yang terlalu dibuat buat yang menyudutkan dirinya. Rhea masih mengingat satu insiden. Salah satu media pernah membuat cerita ngawur tentang dirinya yang juga berselingkuh di dunia nyata dengan aktor yang telah menikah. Jelas-jelas Rhea hanya memerankan peran sebagai pelakor sesuai naskah dan dia selalu profesional akan aktingnya. Lagipula dia telah berpacaran serius dengan Rangga saat berita itu keluar. Kontradiksi dari ramalan-ramalan mengenai sosoknya, Rhea adalah wanita yang setia.

Itu akan menjadi seperti 'Pernikahan gagal, siapa yang menjadi orang ke tiga?' dan sejenisnya. Jelas-jelas dia korban disini. Dia ingin menangis tapi dia tidak ingin melakukannya dihadapan ratusan pasang mata yang menatapnya.

Di bangku keluarga. Eda diam-diam menatap ke belakang untuk melihat jika ada pria yang berdiri. Dia merasa cemas untuk kakaknya dan ketika menyadari bahwa tidak akan ada yang mau maju, dia merapikan jas nya dan akan berdiri jika lengannya tidak ditahan oleh ibunya.

"Apa yang ingin kau lakukan Edward?" 

Dibawah tatapan kedua orangtuanya, Eda menjawab, "Aku akan mengajukan diri."

Jawabannya membuatnya terkena jitakan dari sang mama.

"Jangan konyol, kau tidak bisa menikahi kakakmu."

"Tentu saja aku tahu. Tapi bu, aku tidak bisa melihatnya berdiri disana dan menunggu seperti orang bodoh. Aku akan mendampinginya." Terang Eda.

Menurutnya tindakan ibunya yang membiarkan kejadian ini terjadi itu sangat kelewatan. Ibunya terlalu percaya bahwa Rhea bisa menyelesaikan kekacauan ini yang menurutnya hanya malah menambah masalah. Rhea bukan wanita yang tidak punya hati, ibunya mungkin tidak melihat ini tapi dia tahu sendiri bahwa Rhea benar-benar mencintai Rangga. Mengetahui pasangannya selingkuh tepat di hari pernikahan adalah hal yang bahkan orang paling kejam pun akan mengalami pukulan mental karenanya.

"Daripada kamu, lebih baik menghubungi Kevin, bukankah anak itu tergila-gila dengan Rhea." Dia menyebut nama.

Christina telah berpikir tentang laki-laki itu sejak anaknya mengeluarkan perkataan bodoh. Kevin adalah seorang bintang pemain game profesional yang menjadi wajah Theseus. Christina menyukainya. Bocah itu selalu menampilkan pandangan memuja akan setiap langkah yang dilalui Rhea. Sangat disayangkan Rhea tidak pernah memberikan kesempatan. 

"Dia tidak datang dan menghilang dengan alasan patah hati. Aku yakin dia berada di Lombok atau semacamnya. Tidak ada waktu." Eda menjawab.

Akan sangat mengharukan jika Kevin ada disini. Dia dipastikan akan menjadi yang pertama maju secepatnya. Eda juga menyukainya untuk menjadi kakak iparnya. Kevin mempunyai aura mencerahkan seperti matahari, sangat cocok untuk Rhea. Masih menjadi misteri kenapa Rhea tidak menyukainya.

"Kalau begitu panggil Mark." Christina masih bertekad.

"Maksudmu anaknya Jonathan?" Suaminya menyahuti ketika nama keponakannya disebut.

"Ya, bukankah ayahnya menawarkan anaknya kepada kita."

Ayah dan anak itu seketika membuat wajah. 

"Ibu pasti bercanda. Mark Aslein telah menjadi brandal brengsek sejak perceraian ayahnya. Dia bukan pria baik-baik lagi!" Protes Eda.

Sepupunya adalah kasus khusus. Jika nama Mark dicalonkan dua tahun sebelum hari ini. Eda masih bisa menerimanya. Itu pun belum faktor lainnya seperti memiliki kakak ipar yang seumuran dengannya adalah hal yang jika bisa dihindari akan ia lakukan.

"Hentikan kegilaan ini. Lebih baik kita menyadarkan Rhea sebelum ia mempermalukan diri lebih jauh lagi." Pungkas Theodorus. 

Christina tidak membantah lagi. Dia akan membiarkan suaminya mengumumkan pembatalan acara sebelum terdengar suara langkah kaki yang semakin keras. Tanda bahwa seseorang sedang berjalan ke depan, ke arah Rhea.

Suasana menjadi hening sampai Christina yakin jika ada lebah, suara dengungannya akan terdengar keras ke seluruh ruangan.

"Siapa yang- oh?" Keterkejutan tertera di wajahnya ketika mengenali pria itu, pria yang berani maju ke depan untuk mencoba menikahi putrinya.

"S-sayang, aku tidak sedang bermimpi kan?" Ia tergagap.

Disampingnya suaminya membuat wajah sama. Edward di sisi lainnya bahkan tidak sadar telah melotot dan mulutnya menganga seperti mulut ikan.

"Sayang, " Theodorus bersuara. "Aku melihatnya juga."

Langkah pria itu lambat namun tegas. Setiap langkahnya memancarkan aura superioritas. Dia memakai setelan hitam dari atas sampai bawah, kesemuanya menjeritkan uang dan kemewahan.

Nafas Christina tertahan saat pria itu berhenti tepat dua langkah didepan anaknya yang tidak tahu harus bereaksi apa. Christina yakin semua tamu yang melihat memiliki reaksi yang sama.

"Saya Hansa Adiwinata. CEO grup Prisma. Lajang. Umur 32 tahun. Apakah saya bernilai di mata anda?" 

Kegemparan pun terjadi.

Bab terkait

  • After We Married   4. Nasib Bujangan Nomor Satu

    Bosnya datang tanpa membawa kartu undangan.Ini adalah pukulan besar bagi Jeremy selaku asistennya. Dia sudah menjadi asisten selama 9 tahun dan dia paham betul akan karakter bosnya. Dia juga tidak pernah melihatnya begitu keluar dari karakter sehingga ketika Hansa Adiwinata mengatakan di pagi ini untuk mengantarkannya ke pesta pernikahan, Jeremy hampir terjungkal dari tempatnya.Bosnya tidak dikenal sebagai orang yang suka mengunjungi pernikahan atau hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Dia sangat menghargai betapa pentingnya waktu dan perusahaan sehingga dia tidak punya waktu untuk 'main-main' dan menghadiri pernikahan termasuk dalam kamus 'main-main' di mata Hansa. Sepengetahuan Jeremy, selama 9 tahun ia mengabdi, ia hanya pernah melihat bosnya menghadiri dua pesta pernikahan. Yang pertama adalah pernikahan anak dari bibinya, dan yang terakhir itu sudah dua tahun yang lalu, saat menghadiri pernikahan mantan tunangannya yang gila. Itupun b

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-01
  • After We Married   5. Paket Menikah Super Kilat

    "…."Rhea berkedip, dengan tatapan menyelidik dia menatap pria didepannya ini.Tampan. Itu kata pertama yang terlintas di benaknya. Kata kedua adalah uang. Menjadi artis membuatnya melek terhadap produk produk fashion dan segala ke eksklusivitasnya. Pria ini, dari atas dan bawah memancarkan uang, banyak uang. Jenis laki-laki yang memiliki keduanya bisa dipastikan tidak pernah kekurangan wanita, hal terakhir yang Rhea inginkan adalah keluar dari lubang buaya dan masuk ke mulut singa. Tapi dia tidak berada di situasi yang menguntungkan. Dia akan menikahi pria ini.Sudut mulutnya tersungging untuk membentuk senyuman. "Anda bernilai dimata saya, Hansa.""Jadi sekarang?"Hal lain dari Hansa yang disukai Rhea adalah suaranya. Suaranya dalam dan tenang.Rhea melirik ke arah orangtuanya. Mereka memolototinya, bukan- mereka memolototi Hansa.Yah, satu-satunya pria yang berani mendatanginya bukan ora

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-01
  • After We Married   6. (Bukan) Bulan Madu Ideal

    Mereka tidak pergi ke luar pulau atau ke luar negeri. Sebenarnya mereka memutuskan untuk menyewa kamar premium selama dua malam di hotel Lamia itu sendiri. Alasannya, Hansa punya pertemuan penting yang akan dilaksanakan besok dan sejujurnya Rhea tidak peduli.Bulan madu hanya untuk pernikahan asli yang penuh bunga-bunga cinta. Sedangkan pernikahannya? Rhea tersenyum miris. Hal paling utama yang ia butuhkan adalah tidur dan tidur. Sehingga ketika mereka telah tiba di kamar berdekorasi mawar, Rhea tidak peduli untuk sekedar mengaguminya sejenak dan langsung membuang tatanan kelopak mawar yang membentuk huruf cinta di kasurnya ke lantai dan segera menelungkupkan diri di ranjang yang empuk.Tidur.Rhea mendengar sayu-sayup suara air gemericik, tanda bahwa Hansa tengah mandi. Itu berhasil membuatnya setengah terjaga dan memutuskan bahwa mandi dan berganti menjadi piyama serta menghapus rias wajah adalah pilihan terbaik sebelum tidur.Jadi dia menunggu. S

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • After We Married   7. Ketidakberuntungan Seorang Pemuda

    Sinar pagi berhasil menembus masuk melalui sela-sela gorden putih kamar suit nomor 607 di lantai lima. Rhea mengerjap-erjapkan matanya untuk menyesuaikan keadaan. Selain sensitif terhadap suara, dia juga sensitif terhadap sinar matahari. Suara hembusan nafas dibelakangnya membuat ia seketika menoleh ke sisi lain dan tersentak ketika melihat pemandangan disampingnya. Rupanya gerakannya membuat pria itu terbangun. Dia membuka mata dan langsung berada dibawah tatapan tajam. "Kenapa kamu disini?" Rhea bertanya dalam nada defensif. "Bukankah seharusnya aku memang berada disini?" Hansa membalas. Dia bangkit dari tempat tidurnya, membiarkan daging tubuh bagian atasnya terekspos, dia hanya memakai boxer. Sama seperti sebelumnya, Rhea mengawasi Hansa dengan tatapan tajamnya. Dia akan membuat laki-laki itu tidak nyaman berada disini sehingga dia akan menyewa kamar lain nanti malam. Ini adalah perang dingin yang ia coba untuk menangkan. Dia akan membuat

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • After We Married   8. Klausa Pasca Pernikahan

    Kevin adalah bencana nomor satu.Rhea tidak mengerti kenapa orang tua dan adiknya menganggap dia imut. Oke, dia memang imut, tetapi itu sebelum dia memulai mengeluarkan kata-kata puitisnya yang berdarah di setiap langkah yang Rhea buat. Jujur saja, pemujaan yang berlebihan membuat Rhea terkadang bertanya-tanya sendiri sisi mana dari dirinya yang berhasil membuat pria itu tergila-gila padanya. Serius, pasti ada semacam neuron yang error di otaknya."Ya Kevin?" Rhea memanggil ketika tidak ada suara yang terdengar."Harusnya aku yang ada disana." Kevin membalas dengan nada serak. Tidak memungkiri dia habis menangis ketika melihat berita dari resor yang ia sewa.Rhea tidak membalas. Ia sedikit memiliki simpati untuk Kevin. Dia terdengar sangat nelangsa di telepon. Sebanyak kejengkelannya terhadap pro player itu, memiliki Kevin sebagai suami lebih bagus dibanding Hansa. Setidaknya dia mengenal Kevin dan Kevin sangat mencintainya. Seperti yang kata-kata b

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08
  • After We Married   9. Pasangan atau Pasangan

    "Apa?!" Rhea berkacak pinggang dan menatap Hansa dengan pandangan melotot, meminta penjelasan."Kita tidak akan bercerai." Jelas Hansa dalam nada kalemnya yang biasa.Jawaban Hansa yang terlihat tenang dan santai semakin mengobarkan amarah artis itu. "Ha?!" Ia berkelakar. "Sangat lucu Hansa Adiwinata. Sangat lucu." Dia mengejek.Dia yakin laki-laki itu hanya membual dan mempermainkannya.Bedebah brengsek!"Aku tidak bercanda, istriku sayang." Hansa bersedekap dada dan memandang Rhea dengan pandangan geli."Jangan memanggilku seperti itu." Perintah Rhea."Tapi kamu memang istriku." Hansa menggodanya. Dia tidak tahan untuk itu. Dia ingin sekali memeluknya tetapi Hansa yakin jika dia melakukannya ia hanya akan mendapat tendangan mentah."Hansa!" Tangan Rhea menggebrak meja. Mengesampingkan rasa berdenyut sakit di telapak tangannya, dia menghirup napas panjang dan menghembuskannya secara pelan-pelan, menco

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-22
  • After We Married   10. Sebuah Keluarga

    Ini adalah situasi yang canggung. Rhea ingin merutuki kebodohannya sendiri yang lupa mengunci pintu kamar mandi. Bukan, dia menyalahkan makanan pedas yang tadi malam ia makan. Bukan, ia lebih suka menyalahkan Hansa. Ya, dia lah yang bersalah dalam menciptakan adegan yang penuh kecanggungan ini. Mereka saling berpandangan. Wajah panik Rhea dan wajah kebingungan Hansa yang masih tidak mengerti keadaan. "Mesum!" Ia menyalak. Hansa segera tersadar dan sebelum botol sampo itu mendarat ke kepalanya, dia menutup kembali pintu kamar mandi secepat tangannya bisa. Pipi Rhea memerah meski dia tidak mandi uap hari ini. Sial! Hari paginya yang sempurna harus dihancurkan oleh kejadian memalukan. Ia mendengar gumaman dari balik pintu. Rhea mengerang kesal. Tuhan! Kenapa laki-laki itu masih berdiri di depan kamar mandi? Hal pertama yang ia lihat setelah membuka pintu kamar mandi adalah sosok Hansa yang berdiri didepannya. Tunggu, kenapa pipinya

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-22
  • After We Married   11. Oops!

    Ibunya meninggalkannya sendirian. Rhea menyukai sifatnya yang penuh perhatian, tahu bahwa dia butuh waktu sendiri di kamarnya, tempat yang pernah menjadi tempat dia menghabiskan sebagian besar waktu di masa anak-anak hinggga remaja.Dia melihat-lihat sekelilingnya dan tatapannya berakhir di meja belajarnya. Kamarnya tidak berubah, bahkan letak penempatan deretan pulpennya yang ia atur sesuai warna tetap berbaris rapi di raknya.Rhea menyunggingkan senyum dan duduk di kursi belajarnya. Tidak ada debu yang melapisi furnitur telah memberikan jawaban bahwa kamarnya telah rutin dibersihkan secara berkala. Ia menyenderkan kepalanya ke alas meja, merasakan nostalgia.Rhea remaja selalu berteman dengan meja belajarnya. Tidak mengenal waktu dalam belajar dan menggambar hingga tangannya pegal dan sempat kram. Ia juga membaca naskah-naskah perannya di awal karirnya disini. Mengingat semua itu membuatnya menyesalkan diri karena dia jarang pulang ke rumah, pulang ke ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-23

Bab terbaru

  • After We Married   79. Comeback Yang Mengejutkan

    Rhea menatap dirinya di cermin. Jelas dia sedang tidak dalam keadaan baik. Rambutnya kusut karena ia sendiri lupa kapan menyisir rambut. Pelupuk matanya sedikit bengkak karena habis menangis satu malam. Rhea tidak menyukai tampilannya.Dia melewatkan sarapan bersama pagi ini karena ingin menghindari ibunya. Dia juga akan keluar rumah hari ini, pergi ke tempat baru yang akan ia tuju mengikuti seberapa jauh dia bisa mengendarai mobilnya. Sendirian, tanpa memberitahu Kay atau siapapun. Dia ingin menghilang sejenak, menenangkan diri, dan berpikir mengenai masa depannya yang baru.Dia memakai jaket dengan kaos putih dibaliknya dan ripped jeans yang ia beli beberapa tahun yang lalu yang untungnya masih muat. Dia memakai pakaian yang seadanya yang masih tertinggal di lemarinya.Ketika dia keluar, dia berpapasan dengan Eda.Adiknya bertanya, "Mau kemana?""Pergi." Balasnya singkat.Eda menatapnya selama beberapa detik sebelum mengangguk, lalu pergi.

  • After We Married   78. Kebenaran Pahit

    Dua hari setelah dia bangun dari koma dan dinyatakan sehat, dia akhirnya bisa meninggalkan rumah sakit. Rhea senang dengan hal itu karena dia tidak menyukai berlama-lama tinggal di ruangan dengan alat-alat kesehatan dan bau obat yang menguar di setiap dindingnya.Berbeda dengan sikap penuh bunga yang ditampilkan Rhea. Christina menampilkan aura sebaliknya. Bukan karena dia tidak suka anaknya sembuh, Christina bahkan hampir gila ketika menunggui Rhea agar terbangun dari komanya yang berjalan selama sepuluh hari. Hanya saja, dia sebal dan ingin mulutnya gatal untuk memarahi anak sulungnya itu yang sekarang duduk di kursi belakang mobil suaminya dengan Edward disampingnya.Rhea tidak seharusnya pulang kerumahnya. Dia harusnya pulang bersama Hansa, bukan bersama mereka.Christina sebagai ibu sudah menyadari hubungan Rhea dengan suaminya sedang kisruh alias tidak sedang baik-baik saja. Itu membuatnya bingung, dia hanya tidak mengerti jalan pikiran anaknya yang sepert

  • After We Married   77. Mengukir Pengulangan Kisah

    Hansa seketika mematung. Dia sangat terkejut dengan perkataan Rhea yang tiba-tiba mengungkit soal perceraian. Tangannya berhenti bergerak dan dia menatap Rhea yang sekarang tengah memalingkan muka dan menolak menatapnya.Kedua mertuanya yang berdiri disampingnya juga sangat terkejut atas perkataan Rhea. Bagaimana tidak? Kalimat pertama yang diucapkan Rhea selepas terbangun dari komanya adalah meminta perceraian didepan suaminya yang merawatnya dengan baik ketika dia tenggelam dalam koma."Rhea, apa kau sadar apa yang kau katakan?" Christina bertanya dengan penuh kehati-hatian. Dia melirik menantunya yang wajahnya langsung berubah drastis dari kebahagiaan menjadi penuh tanda tanya.Rhea menolak untuk melihat mereka. Matanya menunduk dan lebih memilih melihat selang infus yang menyalurkan nutrisi ke tubuhnya."Kalian keluar saja. Aku ingin sendirian bersama Hansa." Ucapnya enggan.Christina ingin mendebat namun tangan Theodorus yang menyentuh bahunya

  • After We Married   76. After We Married

    Rhea terduduk saking tidak bisa berdirinya dia setelah mengetahui akhir kisah dari Sekar yang ada dalam mimpinya. Itu bukan kisah yang akan dia harapkan. Rhea tidak pernah menebak Sekar akan berakhir mati di tangan Arya, juga tidak pernah menebak kehidupan pernikahan Sekar akan lebih sering terselimuti duri dibanding bahagia.Tanpa sadar air mata telah mengalir dari kedua matanya yang ia tujukan kepada Sekar yang masih duduk didepannya."Sekarang kamu telah tahu ceritaku." Sekar menatap Rhea dengan pandangan yang tak terbaca.Itu membuat Rhea semakin tidak mengerti kenapa dia harus memiliki pengalaman seperti ini. Dia sendiri tidak tahu dia masih hidup atau mati, dan sekarang dia sedang berhadapan dengan tokoh di mimpinya. Rasa-rasanya Rhea sudah tahu seperti apa keterkaitan antara mereka berdua tetapi dia mencoba untuk tidak berpikir kearah itu."Jatuh cinta membuat kita bodoh bukan?" Tanya Sekar, melanjutkan kisahnya dengan

  • After We Married   75. Sekar : Akhir Dari Cerita

    Tepat hari minggu pertama sejak istana berduka atas kematian permaisuri, alun-alun kota ramai dengan berbagai kalangan yang kesemuanya punya satu tujuan. Melihat perang tanding antara rajanya dengan patihnya hingga salah satu diantara mereka mati.Mereka semua sudah tahu mengenai berita cinta segitiga diantara raja ratu dan patihnya. Rakyat biasa mengira itu hanyalah rumor yang dibuat untuk mencoreng nama permaisuri. Namun sekarang melihat dua pria itu bertanding yang kabarnya berhubungan dengan kematian Sekar membuat mereka tertarik mendengar gosip lebih dalam lagi.Pertandingan masih akan dimulai di sore hari namun saat siang alun-alun sudah padat dengan orang. Para pejabat kerajaan sudah berdiri di poskonya masing-masing. Terbagi menjadi dua kubu. Kubu pendukung Ayudhipa dan kubu pendukung Arya yang rata-rata dari prajurit bekas perang terakhir.Ketika matahari mulai tergelincir dari puncaknya, rombongan Aryalah yang pertama kali muncul. Dia

  • After We Married   74. Sekar : Memeluk Kematian

    Arya langsung melepaskan gagang pedangnya. Seluruh tubuhnya gemetar ketika menyadari apa yang baru saja ia lakukan."Tidak," bisiknya.Dia terduduk lemas ditanah. Matanya menatap siapa yang ia hunus dengan pandangan tidak percaya.Ini semua tidak ada dalam rencananya.Ayudhipa lah yang ingin dia bunuh. Bukan perempuan yang dicintainya yang sekarang tengah berbaring di tanah didepannya dengan darah bersimbah di perutnya."Sekar!" Teriak Ayudhipa.Pria itu menatap pedang yang menancap di perut Sekar dengan ketakutan. Dia segera bersimpuh dan memangkunya."Rwanda!" Teriaknya. Memanggil bawahannya yang izin buang air kecil.Senopati muda itu datang tergopoh-gopoh mendengar teriakan rajanya. Matanya melihat kejadian didepannya dan keterkejutan serta ketakutan terlihat di matanya."Panggil tabib! Cepat!" Perintah Ayudhipa. Suaranya bergetar karena menahan tangis. Matanya telah berkac

  • After We Married   73. Sekar : Garis Takdir Yang Kejam

    Laksita memberitahunya kabar. Kabar yang membuat dia langsung menebaskan pedangnya ke kumpulan bambu didepannya saking inginnya untuk membunuh seseorang. Tidak peduli dia tengah dilihat oleh pasukannya dibelakangnya.Mereka telah memenangkan pertarungan berdarah selama lima bulan sejak dia diutus memimpin wilayah barat. Arya telah mengerahkan seluruh kemampuan mengatur strateginya untuk menaklukkan pasukan koalisi tiga kadipaten paling barat yang ternyata lebih tangguh dari prediksinya. Lalu apa yang dia dapatkan? Hukuman mati dari raja menantinya di ibukota dengan tuduhan perselingkuhan yang tidak pernah dia lakukan bersama Sekar."Tenang Arya, kami disini berada disisimu." Ucap salah satu senopatinya yang segera diangguki yang lain.Namun itu tak menyurutkan kemarahan Arya yang ditujukan kepada rajanya."Bagaimana keadaan permaisuri?" Tanyanya kepada Laksita yang memang tidak ikut dengannya ke perang terakhir.

  • After We Married   72. Sekar : Ingkaran Janji Kedua

    Sekar jelas-jelas sangat terkejut dan tersinggung dengan tuduhan yang Ayushita arahkan kepadanya. Bagaimana tidak? Dia tidak peduli dan sama sekali tidak ikut campur dengan kehamilan Ayushita sejak awal. Jika bukan karena adat pun dia tak akan mengunjungi selir itu. Kemarin pun dia datang hanya untuk kunjungan singkat. Kegilaan apa yang tengah Ayushita miliki hingga berani menuduhnya seperti itu?"Jaga ucapanmu selir Ayushita. Kau tahu sendiri aku tidak pernah berhubungan denganmu selain kemarin, itupun kau tahu sendiri aku melakukan apa di rumahmu." Balasnya dengan penuh penekanan.Tuduhan semacam ini hanya akan memunculkan rumor yang semakin menyudutkannya."Sebelum kedatanganmu, bayiku sehat-sehat saja. Tapi gara-gara kamu, aku harus kehilangan anakku!" Balas Ayushita histeris. Dia masih menangis terisak dengan tangan memegangi perutnya. Disampingnya seorang dayangnya tengah mencoba menenangkannya."Yang Mulia, kamu harus bersik

  • After We Married   71. Sekar : Bunuh Dua Burung Dalam Satu Batu

    Bulan-bulan berlalu seperti lintasan sekejap mata. Kediaman Sekar masih tertutup dan tampak terlihat dingin dibanding rumah-rumah lainnya. Dia lebih suka tinggal di pendopo belakang rumahnya sambil menyesap teh dan melihat senja berakhir.Hubungannya dengan Ayudhipa masih renggang, sesekali dia menerima pria itu datang dan bermalam di rumahnya tapi hubungan mereka tidak sebagus sebelum mereka menikah.Hari ini dia akan menemui salah satu selir. Kehamilan selir Ayushita telah berusia lima bulan dan sesuai adat istiadat, sang permaisuri harus mengunjunginya dan memberi berkat ke bayi itu. Karena sesuai legalitas, setiap anak yang dilahirkan selir akan menjadi milik permaisuri dan anak itu akan memanggil permaisuri dengan sebutan 'ibunda'.Sekar memakai pakaian resminya yang berwarna merah. Dia naik tandu untuk pergi ke kediaman selir yang dituju dengan sepuluh dayang dan kasimnya yang mengikuti dari belakang."Salam Kanjeng Ratu." Serempak

DMCA.com Protection Status