"Ell, aku tidak bisa meniup lilin bersamamu malam ini. Shanon mengalami kecelakaan, jadi aku harus menemaninya di rumah sakit."
"Aaric, hari ini adalah hari ulang tahunku. Dan itu hanya satu tahun sekali."
"Aku sudah menyiapkan hadiah untukmu. Jared akan mengantarkannya ke restoran."
"Aku tidak membutuhkan hadiahmu, Aaric. Aku ingin kau menemaniku di sini."
"Ell, jangan kekanakan. Shanon tidak memiliki siapapun kecuali aku."
"Kau bisa meminta perawat untuk menjaganya."
"Shanon tidak menyukai orang asing, Ell. Aku akan menutup panggilannya. Mari makan malam besok."
Secara sepihak panggilan itu ditutup. Ellaine menatap ke kue ulang tahun yang ada di meja saat ini. Senyum getir tampak di wajah wanita itu.
Ulang tahunnya hanya dirayakan satu tahun sekali, tapi tunangannya lebih memilih menjaga adik mendiang sahabatnya daripada menemaninya.
Dari sekian banyak hari dalam satu tahun, kenapa Shanon harus mengalami kecelakaan malam ini? Bukankah sudah jelas bahwa Shanon sengaja ingin merusak malam ulang tahunnya sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Benar, ini bukan pertama kalinya Aaric lebih mementingkan Shanon daripada dirinya, Ellaine harusnya sudah terbiasa dengan hal itu, tapi malam ini ia merasa sudah sangat cukup mentolerir sikap Aaric yang terus menerus lebih memprioritaskan Shanon daripada dirinya.
Ia telah mencintai Aaric lebih dari delapan tahun dan telah menjadi tunangan Aaric selama tiga tahun. Dalam waktu yang panjang itu, ia telah mencurahkan seluruh hatinya untuk Aaric.
Namun, sayangnya ia yang terlalu cinta sementara Aaric biasa saja. Ini adalah kelemahannya, di dalam cinta, siapa yang mencintai lebih banyak maka dia yang akan terluka lebih sering.
Ellaine bertanya-tanya, jika ia dan Shanon berada di ambang kematian, siapa yang akan diselamatkan oleh Aaric terlebih dahulu.
Keinginan Ellaine untuk meniup lilin telah lenyap. Ia meninggalkan ruangan pribadi yang telah ia pesan beberapa hari sebelumnya hanya untuk merayakan ulang tahunnya bersama Aaric.
Ellaine masuk ke dalam mobil mewahnya, pergi ke sebuah bar. Wanita yang mengenakan gaun berwarna hitam itu duduk di depan meja bartender. Ia segera memesan minuman pada seorang bartender.
Bartender menyerahkan satu botol minuman dan gelas pada Ellaine. Dan Ellaine mulai meminum apa yang disajikan di depannya.
"Menjadi bartender tidak akan membuatmu memiliki cukup banyak uang, temani aku malam ini. Aku akan memberikan harga yang memuaskan untukmu." Seorang wanita cantik menggoda bartender yang tadi menyajikan minuman untuk Ellaine.
"Tawaranmu sangat menggiurkan, tapi aku sedang bekerja saat ini. Mungkin lain kali." Pria itu menolak dengan halus.
"Jangan terlalu jual mahal, aku tahu semua orang yang bekerja di bar ini bisa dibeli dengan uang." Wanita itu tidak terima penolakan dari bartender.
"Maafkan saya, Nona." Bartender itu masih menolak. Wanita yang mencoba merayunya tadi segera pergi dengan tidak puas.
Ellaine menatap bartender yang memiliki fitur wajah yang sangat baik. Dengan bentuk tubuh dan wajahnya yang tampan, pria itu lebih cocok menjadi model atau bintang film. Tidak heran jika pria itu disukai oleh banyak wanita.
Tangan Ellaine menuangkan minuman ke cangkirnya lagi, lalu meminumnya. "Sebutkan hargamu, aku akan membayarmu untuk malam ini."
Ellaine tidak pernah kehilangan akal sehatnya selama dua puluh enam tahun dia hidup, tapi malam ini dia benar-benar ingin melangkahi semua batasannya. Kekecewaannya terhadap Aaric telah bertumpuk-tumpuk.
Ia awalnya percaya bahwa Aaric hanya menganggap Sharon sebagai adiknya sendiri, tapi setelah semuanya ia meragukan kata-kata Aaric. Tidak mungkin tidak terjadi sesuatu ketika pria dan wanita bersama hanya berdua saja. Dia yang berpikir terlalu naif.
Bartender itu sedikit terkejut dengan tawaran yang datang dari mulut Ellaine, lalu kemudian ia berkata, "Mari bicarakan harga setelah Anda puas dengan hasil pekerjaan saya."
"Kau cukup profesional."
Bartender dengan name tag bertuliskan Kylian itu tersenyum kecil. "Saya tidak ingin mengecewakan Anda dengan mematok harga tinggi, tapi ternyata pekerjaan saya tidak memuaskan."
Sebelumnya ia menolak wanita yang ingin membelinya karena memang ia hanya bekerja sebagai bartender di sana, dan tidak tertarik untuk menjual dirinya. Namun, tawaran dari wanita yang tampak menyendiri di depannya saat ini membuatnya sedikit tergoda. Tidak ada salahnya untuk sesekali bersenang-senang, bukan?
tbc
Pakaian berserakan di lantai, hanya benda-benda mati di ruangan itu yang menjadi saksi bagaimana liarnya malam yang dilalui oleh Ellaine bersama bartender yang hanya satu kali ia temui.Bulu mata Ellaine berkibar, wanita itu terjaga sendirian di atas ranjang berukurang besar dengan sprei berwarna hitam.Ellaine sadar sepenuhnya atas apa yang ia lakukan semalam, jadi wanita itu tidak heran ketika melihat tubuhnya tidak mengenakan apapun.Ia turun dari ranjang dengan tenang, memunguti pakaiannya dan pergi ke kamar mandi. Wanita itu membersihkan dirinya, lalu kemudian keluar dari sana setelah kembali mengenakan pakaiannya semalam.Saat Ellaine keluar dari kamar berbau maskulin itu, ia mendapati sosok Kylian yang saat ini sedang menata meja makan. Pria itu hanya mengenakan celana santai panjang tanpa mengenakan atasan. Bagian atas tubuhnya terlihat sangat atletis."Sarapan Anda, Nona." Kylian mengarahkan tatapannya pada Ellaine.Ellaine menghargai keramahan Kylian, wanita itu melangkah me
Dua minggu berlalu, Ellaine masih tidak menghubungi Aaric. Sesungguhnya sulit bagi Ellaine untuk tidak bicara dengan Aaric selama itu karena biasanya hari-harinya selalu diisi dengan suara Aaric.Namun, ia juga tidak bisa begitu mudah. Ia harus membiarkan Aaric berpikir bahwa apa yang terjadi terakhir kali benar-benar membuatnya marah dan kecewa. Ia berharap Aaric tidak akan pernah mengulangi kesalahan yang sama lagi.Selama satu minggu ini Ellaine menyibukan dirinya dengan bekerja. Wanita itu pergi ke luar negeri untuk membahas pekerjaan dengan rekan bisnisnya yang berada di luar negeri, lalu kemudian meninjau pembangunan hotel terbarunya. Setelahnya ia akan menenggelamkan dirinya ke tumpukan berkas yang perlu ia baca dan tanda tangani.Pukul delapan malam, setelah menghabiskan makan malamnya Ellaine kembali ke ruang kerjanya. Berniat untuk melanjutkan pekerjaannya. Namun, dering ponsel menghentikannya.Aaric menghubunginya setelah dua minggu membiarkannya menenangkan
Sekali lagi Ellaine terjaga di ranjang Kylian. Namun, kali ini ia tidak terjaga sendirian karena Kylian masih berada di sebelahnya."Selamat pagi, Nona." Kylian menyapa Ellaine dengan senyuman di wajah tampannya."Jam berapa sekarang?""Enam pagi."Ellaine turun dari ranjang. Ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya."Apa yang kau lakukan di sini?" Ellaine menatap Kylian yang saat ini berada di kamar mandi."Mandi bersama Anda." Kylian melepaskan celana yang ia kenakan. Kejantanannya saat ini telah mengeras.Mandi bersama itu memakan waktu yang cukup lama. Ellaine hampir kehabisan tenaga karena stamina Kylian yang seperti tidak ada habisnya.Selagi Ellaine berpakaian, Kylian menyiapkan sarapan dengan suasana hati yang sangat baik.Ellaine memiliki beberapa pekerjaan penting pagi ini, tapi karena waktu yang hilang karena Kylian, ia memerintahkan sekertarinya untuk mengatur ulang jadwalnya hari ini.Sebelumnya ia tidak pernah tidak professional seperti ini, tap
Hati Ellaine seperti ditusuk-tusuk. Ia adalah pihak yang terluka di sini, tapi ia jugalah yang diminta untuk mengubah sikapnya.Apakah yang telah dia lakukan selama bertahun-tahun ini tidak cukup? Ia telah begitu banyak mengalah tanpa mengeluh, tapi hanya dengan sedikit keluhan darinya, Aaric sudah berkata untuk memikirkan ulang rencana pernikahan mereka yang telah disepakati tahun depan? Bukankah itu terlalu berlebihan?Krystal kembali setelah melihat Aaric meninggalkan Ellaine, dari raut wajah keduanya ketika berpisah, mereka tampaknya tidak memiliki akhir yang baik dari percakapan barusan."Aku akan ke toilet." Ellaine tidak tahan, ia ingin menenangkan hatinya sejenak."Ya."Ellaine pergi menuju ke toilet, sampai di sana wanita itu berdiri di depan cermin. Bohong jika ia tidak ingin menangis sekarang. Perasaannya selama lebih dari delapan tahun ini tampaknya tidak begitu berharga di mata Aaric.Dan yang lebih membuatnya sakit adalah kenyataan bahw
Kylian keluar dari toilet setelah pria itu mendengarkan pertengkaran antara sosok yang tidak begitu ia kenali kepribadiannya, tapi sangat ia kenali tubuhnya dengan dua orang asing yang belum pernah ia temui sama sekali.Ia tidak bermaksud untuk menguping, hanya saja ketika ia menyadari bahwa yang ada di sana adalah Ellaine, ia memilih untuk tinggal.Dari pertengkaran tadi Kylian tidak bisa mengomentari terlalu banyak, tapi dari yang dilihat olehnya tampaknya tunangan Ellaine adalah pria tolol yang lebih mempercayai wanita lain daripada wanitanya sendiri, bukankah seharusnya tadi pria itu meminta penjelasan dari Ellaine terlebih dahulu bukan langsung menuduhnya dan memaksanya untuk meminta maaf pada wanita bernama Shanon?Lupakan, Kylian tidak ingin memikirkan masalah percintaan orang lain.Pria itu segera kembali ke tempat duduknya, di mana di sana sudah ada Axelion, sahabatnya. Tatapannya sejenak bertemu dengan Ellaine, tapi Ellaine segera memutuskan kontak mata dengannya."Kau ingin
Ellaine berhenti membaca berkas di atas meja. Wanita itu merasa perutnya sangat sakit sekarang. Tubuhnya mulai berkeringat dingin karena rasa sakit itu.Ia telah melewatkan sarapan, makan siang dan makan malamnya. Kejadian kemarin telah mempengaruhi suasana hati Ellaine sehingga ia menenggelamkan dirinya di dalam pekerjaan dan melupakan jadwal makannya.Hal seperti ini bukan pertama kalinya, jika suasana hati Ellaine buruk karena Aaric maka selera makannya akan hilang.Wanita itu bangkit dari kursi kebesarannya dan meninggalkan ruang kerjanya. Ia kembali ke kamarnya lalu meminum obat yang biasa ia konsumsi ketika perutnya sakit.Setelah meminum obat, Ellaine membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Biasanya dalam beberapa waktu ke depan rasa sakitnya akan berkurang.Waktu berlalu, rasa sakit yang Ellaine derita masih tidak berkurang dan semakin bertambah sakit, tampaknya kali ini obat yang ia minum tidak bisa membantunya sama sekali.Ellaine mengambil ponselnya. Wanita itu hendak menghu
"Apakah Aaric memperlakukanmu dengan baik?""Kenapa Kakek bertanya seperti itu?" Ellaine sedikit heran dengan pertanyaan kakeknya."Kemarin Ibu mendengar beberapa wanita bergosip tentangmu dan Aaric. Salah satu dari mereka ada di restoran yang sama denganmu, tapi saat itu kau duduk dengan Krystal, sedangkan Aaric duduk di tempat lain dengan Shanon." Irene menjawab pertanyaan yang diarahkan putrinya pada sang kakek. "Wanita itu juga mengatakan bahwa kau dan Aaric terlihat sedang berdebat. Lalu Aaric kembali ke sisi Shanon dan beberapa waktu kemudian Aaric membawa Shanon meninggalkan restoran."Jika sudah seperti ini Ellaine tidak bisa menyembunyikan kebenarannya lagi. Pada akhirnya ia masih tetap membuat orangtua dan kakeknya mengkhawatirkannya."Kakek, Ayah dan Ibu tidak perlu mengkhawatirkanku. Pertengkaran kecil di dalam sebuah hubungan adalah sesuatu yang wajar." Ellaine mencoba menenangkan tiga orang yang sangat ia sayangi di dunia ini."Ell, jika Aaric tidak memperla
Acara ulang tahun perusahaan Axelion telah berlangsung. Para tamu undangan yang mengenakan pakaian mahal telah mengisi aula mewah itu.Seperti tamu lainnya, malam ini Kylian mengenakan setelan jas. Pria itu tampak sangat berbeda dari penampilannya yang santai pada hari-hari biasanya.Kylian telah menyapa orangtua Axelion sebelum ia memilih untuk mencari tempat yang nyaman baginya, tentunya tidak terlalu ramai. Dan itu adalah di sudut ruangan.Akan tetapi, bukan Kylian namanya jika pria itu tidak menjadi pusat perhatian. Beberapa wanita menatap Kylian dengan tatapan memuja, mereka bahkan lupa bahwa saat ini mereka sedang bersama dengan pasangan mereka.Kylian mengabaikan tatapan-tatapan nakal yang terarah padanya. Acara belum dimulai, tapi Kylian sudah berpikir untuk meninggalkan aula itu. Jika bukan karena menghargai persahabatannya dengan Axelion, dia pasti sudah pergi sekarang.Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Seorang wanita yang mengenakan gaun berwarna putih yang membuatnya