"Apakah Aaric memperlakukanmu dengan baik?""Kenapa Kakek bertanya seperti itu?" Ellaine sedikit heran dengan pertanyaan kakeknya."Kemarin Ibu mendengar beberapa wanita bergosip tentangmu dan Aaric. Salah satu dari mereka ada di restoran yang sama denganmu, tapi saat itu kau duduk dengan Krystal, sedangkan Aaric duduk di tempat lain dengan Shanon." Irene menjawab pertanyaan yang diarahkan putrinya pada sang kakek. "Wanita itu juga mengatakan bahwa kau dan Aaric terlihat sedang berdebat. Lalu Aaric kembali ke sisi Shanon dan beberapa waktu kemudian Aaric membawa Shanon meninggalkan restoran."Jika sudah seperti ini Ellaine tidak bisa menyembunyikan kebenarannya lagi. Pada akhirnya ia masih tetap membuat orangtua dan kakeknya mengkhawatirkannya."Kakek, Ayah dan Ibu tidak perlu mengkhawatirkanku. Pertengkaran kecil di dalam sebuah hubungan adalah sesuatu yang wajar." Ellaine mencoba menenangkan tiga orang yang sangat ia sayangi di dunia ini."Ell, jika Aaric tidak memperla
Acara ulang tahun perusahaan Axelion telah berlangsung. Para tamu undangan yang mengenakan pakaian mahal telah mengisi aula mewah itu.Seperti tamu lainnya, malam ini Kylian mengenakan setelan jas. Pria itu tampak sangat berbeda dari penampilannya yang santai pada hari-hari biasanya.Kylian telah menyapa orangtua Axelion sebelum ia memilih untuk mencari tempat yang nyaman baginya, tentunya tidak terlalu ramai. Dan itu adalah di sudut ruangan.Akan tetapi, bukan Kylian namanya jika pria itu tidak menjadi pusat perhatian. Beberapa wanita menatap Kylian dengan tatapan memuja, mereka bahkan lupa bahwa saat ini mereka sedang bersama dengan pasangan mereka.Kylian mengabaikan tatapan-tatapan nakal yang terarah padanya. Acara belum dimulai, tapi Kylian sudah berpikir untuk meninggalkan aula itu. Jika bukan karena menghargai persahabatannya dengan Axelion, dia pasti sudah pergi sekarang.Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Seorang wanita yang mengenakan gaun berwarna putih yang membuatnya
"Apakah kau selalu bersikap seperti ini terhadap pengguna jasamu?" Ellaine memecah kesunyian di dalam mobil.Kening Kylian berkerut, bersikap seperti ini? Senyum geli tampak di wajah Kylian setelah ia mengerti maksud dari kata-kata Ellaine. Ia bahkan tidak pernah merawat luka orang lain sebelumnya. "Tidak ada pengguna jasaku yang terluka sebelumnya, Nona Ellaine.""Lalu, bagaimana kau bisa begitu mahir merawat orang lain?" Ini bukan pertama kalinya Kylian membantunya, ketika di rumah sakit Kylian juga merawatnya dengan cukup baik."Mungkin karena aku memang terlahir dengan kemampuan itu." Kylian menjawab asal. Bagaimana ia bisa menjelaskan pada Ellaine saat hal itu terjadi secara tiba-tiba. Sejauh ini hanya Ellaine yang pernah ia temani di rumah sakit dan ia obati lukanya."Aku akan membayarmu nanti.""Sepertinya Nona Ellaine selalu menghargai tindakanku dengan uang.""Tidak ada makan siang gratis." Ellaine hidup di medan perang yang di mana seti
Kylian pikir suasana Ellaine sudah sedikit lebih baik setelah ia membawa wanita itu ke pantai, tapi tampaknya ia salah. Ellaine masih berakhir di meja bar.Ia tidak mengerti kenapa wanita luar biasa seperti Ellaine bisa begitu kacau hanya karena cinta. Mungkinkah karena cinta Ellaine terhadap Aaric sangatlah besar?Namun, apakah sepadan jika Ellaine harus berakhir di bar karena pria yang tidak menghargai perasaannya sama sekali?Entahlah, Kylian tidak pernah terlibat dalam urusan perasaan, jadi ia tidak tahu apa-apa tentang rasa patah hati. Namun, jika hal seperti itu terjadi padanya, daripada bersedih dan menenggelamkan diri pada minuman alkohol ia lebih baik mengakhiri hubungan tidak sehat itu dan mencari pengganti.Terlalu konyol jika ia larut dalam kesedihan untuk seseorang yang menyia-nyiakan perasaannya."Sudah berapa banyak kau minum, Nona Ellaine?" Kylian bertanya, ia baru saja tiba setelah Ellaine menghubunginya beberapa saat lalu. Dari yang ia lihat, Ellaine sudah minum cuku
Sekali lagi Kylian tertawa geli, pria itu kini memegang kartu hitam yang diberikan oleh Ellaine padanya. Ia tidak membutuhkan kartu itu sama sekali untuk membeli apapun yang ia inginkan, nyatanya ia juga memiliki kartu hitam yang sama dengan milik Ellaine.Namun, tidak apa-apa baginya jika Ellaine terus menganggapnya sebagai pria yang bisa dibayar dengan uang. Ia cukup menikmati perannya saat ini. Saat orang lain hanya bisa memimpikan Ellaine, ia bisa dengan mudah menjadi pria Ellaine, ya meskipun hanya sebagai pria bayaran.Suara dering ponsel mengalihkan pikiran Kylian. Pria itu segera meraih ponselnya dan menjawab panggilan masuk di sana."Ya, Bu.""Temani Ibu belanja.""Aku akan segera menjemput Ibu.""Ya. Hati-hati di jalan.""Baik, Bu.""Ibu mencintaimu.""Aku juga mencintai Ibu."Kylian mengakhiri panggilan itu dengan sebuah kecupan. Pria itu kemudian mengganti pakaiannya lalu segera menjemput ibunya.Setelah empat puluh menit berkendara, Kylian sampai di sebuah kawasan elit. M
Ponsel Ellaine bergetar, wanita yang sedang berada dalam rapat tersebut melirik ke ponselnya yang ada di meja.Sebuah pesan terlihat di sana. Biasanya Ellaine tidak akan menyentuh ponselnya ketika ia sedang berada dalam rapat, tapi karena yang mengirimkan pesan adalah Kylian maka ia menyentuh ponselnya.Apakah kau sudah makan siang?Itu adalah pesan yang dikirim oleh Kylian. Tadi pagi Kylian mengingatkannya tentang sarapan, dan kali ini Kylian bertanya tentang makan siangnya.Jika kau belum makan siang maka makanlah terlebih dahulu. Jangan melewatkan jadwal makanmu.Pesan lainnya datang menyusul. Ellaine tidak terbiasa diperhatikan seperti ini oleh lawan jenisnya itu karena sebelumnya ia tidak mendapatkan hal ini dari Aaric.Meski tidak terbiasa, ia tidak menghentikan Kylian melakukannya. Ia ingin merasakan seperti apa mendapatkan perhatian dari orang lain.Aku sedang rapat saat ini, setelah selesai rapat aku akan segera makan.Ellaine membalas pesan Kylian, wan
Di sebuah ruangan VIP di restoran bintang lima, keluarga Ellaine dan keluarga Aaric kini sedang melakukan pertemuan. Ellaine dan Aaric juga ada di sana, keduanya saling berhadapan sekarang."Paman, Bibi, maksud dari pertemuan malam ini adalah aku ingin memberitahukan pada kalian bahwa hubunganku dan Aaric telah berakhir." Ellaine mengatakannya dengan lugas dan jelas.Orangtua Aaric terkejut mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Ellaine, sebelumnya putra mereka tidak mengatakan apapun.Tidak hanya orangtuanya, Aaric juga terkejut. Ia tidak menyangka jika Ellaine benar-benar serius memutuskan hubungan dengannya."Hari ini aku akan memutuskan pertunangan kami secara resmi. Aku dan Aaric sudah sepakat tentang hal ini." Ellaine menambahkan. Meski hatinya sakit, ia tidak terlihat goyah sedikit pun.Orangtua Aaric melihat ke arah Aaric untuk meminta penjelasan."Apa yang dikatakan oleh Ellaine benar, Ayah, Ibu, aku dan Ellaine memutuskan untuk mengakhiri pertun
"Apa yang terjadi?" Aaric bertanya pada Shanon yang saat ini mendapatkan berada di rumah sakit."Kenapa kau di sini?" Shanon tampak bingung melihat Aaric ada di rumah sakit."Asistenmu menghubungiku tadi, dia mengatakan bahwa kau mengalami insiden."Shanon menghela napas pelan. "Maafkan asistenku, dia seharusnya tidak menghubungimu. Aku hanya terjatuh ketika hendak mengatur ulang lukisan di dinding.""Di bagian mana kau terluka?""Kakiku terkilir, tapi dokter sudah menanganinya.""Kau seharusnya lebih hati-hati, Shanon.""Maafkan aku. Di masa depan aku akan lebih berhati-hati.""Tidak perlu meminta maaf, kau sudah terluka seperti ini aku seharusnya tidak memarahimu."Shanon tersenyum lembut. "Terima kasih sudah datang ke sini.""Aku adalah satu-satunya kerabat yang kau miliki saat ini, tidak perlu berterima kasih, sudah sepantasnya aku datang ke sini.""Bukankah saat ini seharusnya kau masih makan malam dengan Ellaine beserta keluarga kalian? Apakah kau meninggalk