Sekali lagi Kylian tertawa geli, pria itu kini memegang kartu hitam yang diberikan oleh Ellaine padanya. Ia tidak membutuhkan kartu itu sama sekali untuk membeli apapun yang ia inginkan, nyatanya ia juga memiliki kartu hitam yang sama dengan milik Ellaine.Namun, tidak apa-apa baginya jika Ellaine terus menganggapnya sebagai pria yang bisa dibayar dengan uang. Ia cukup menikmati perannya saat ini. Saat orang lain hanya bisa memimpikan Ellaine, ia bisa dengan mudah menjadi pria Ellaine, ya meskipun hanya sebagai pria bayaran.Suara dering ponsel mengalihkan pikiran Kylian. Pria itu segera meraih ponselnya dan menjawab panggilan masuk di sana."Ya, Bu.""Temani Ibu belanja.""Aku akan segera menjemput Ibu.""Ya. Hati-hati di jalan.""Baik, Bu.""Ibu mencintaimu.""Aku juga mencintai Ibu."Kylian mengakhiri panggilan itu dengan sebuah kecupan. Pria itu kemudian mengganti pakaiannya lalu segera menjemput ibunya.Setelah empat puluh menit berkendara, Kylian sampai di sebuah kawasan elit. M
Ponsel Ellaine bergetar, wanita yang sedang berada dalam rapat tersebut melirik ke ponselnya yang ada di meja.Sebuah pesan terlihat di sana. Biasanya Ellaine tidak akan menyentuh ponselnya ketika ia sedang berada dalam rapat, tapi karena yang mengirimkan pesan adalah Kylian maka ia menyentuh ponselnya.Apakah kau sudah makan siang?Itu adalah pesan yang dikirim oleh Kylian. Tadi pagi Kylian mengingatkannya tentang sarapan, dan kali ini Kylian bertanya tentang makan siangnya.Jika kau belum makan siang maka makanlah terlebih dahulu. Jangan melewatkan jadwal makanmu.Pesan lainnya datang menyusul. Ellaine tidak terbiasa diperhatikan seperti ini oleh lawan jenisnya itu karena sebelumnya ia tidak mendapatkan hal ini dari Aaric.Meski tidak terbiasa, ia tidak menghentikan Kylian melakukannya. Ia ingin merasakan seperti apa mendapatkan perhatian dari orang lain.Aku sedang rapat saat ini, setelah selesai rapat aku akan segera makan.Ellaine membalas pesan Kylian, wan
Di sebuah ruangan VIP di restoran bintang lima, keluarga Ellaine dan keluarga Aaric kini sedang melakukan pertemuan. Ellaine dan Aaric juga ada di sana, keduanya saling berhadapan sekarang."Paman, Bibi, maksud dari pertemuan malam ini adalah aku ingin memberitahukan pada kalian bahwa hubunganku dan Aaric telah berakhir." Ellaine mengatakannya dengan lugas dan jelas.Orangtua Aaric terkejut mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Ellaine, sebelumnya putra mereka tidak mengatakan apapun.Tidak hanya orangtuanya, Aaric juga terkejut. Ia tidak menyangka jika Ellaine benar-benar serius memutuskan hubungan dengannya."Hari ini aku akan memutuskan pertunangan kami secara resmi. Aku dan Aaric sudah sepakat tentang hal ini." Ellaine menambahkan. Meski hatinya sakit, ia tidak terlihat goyah sedikit pun.Orangtua Aaric melihat ke arah Aaric untuk meminta penjelasan."Apa yang dikatakan oleh Ellaine benar, Ayah, Ibu, aku dan Ellaine memutuskan untuk mengakhiri pertun
"Apa yang terjadi?" Aaric bertanya pada Shanon yang saat ini mendapatkan berada di rumah sakit."Kenapa kau di sini?" Shanon tampak bingung melihat Aaric ada di rumah sakit."Asistenmu menghubungiku tadi, dia mengatakan bahwa kau mengalami insiden."Shanon menghela napas pelan. "Maafkan asistenku, dia seharusnya tidak menghubungimu. Aku hanya terjatuh ketika hendak mengatur ulang lukisan di dinding.""Di bagian mana kau terluka?""Kakiku terkilir, tapi dokter sudah menanganinya.""Kau seharusnya lebih hati-hati, Shanon.""Maafkan aku. Di masa depan aku akan lebih berhati-hati.""Tidak perlu meminta maaf, kau sudah terluka seperti ini aku seharusnya tidak memarahimu."Shanon tersenyum lembut. "Terima kasih sudah datang ke sini.""Aku adalah satu-satunya kerabat yang kau miliki saat ini, tidak perlu berterima kasih, sudah sepantasnya aku datang ke sini.""Bukankah saat ini seharusnya kau masih makan malam dengan Ellaine beserta keluarga kalian? Apakah kau meninggalk
Seperginya Adeline, Shanon segera meninggalkan restoran. Wanita itu masuk ke dalam mobilnya dengan wajah suram. Ia memukul setir mobilnya dengan marah."Sialan!" geramnya murka. Ia pikir dengan membuat Aaric berpisah dengan Ellaine maka ia bisa memiliki Aaric, tapi sekarang masalah yang jauh lebih besar muncul.Ia bisa membuat Aaric dan Ellaine terus bertengkar, tapi sulit baginya untuk membuat Aaric melawan keinginan ibunya.Aaric mungkin akan jauh lebih memilih ibunya daripada dirinya.Tidak, ia tidak akan pernah menyerah terhadap Aaric. Tidak peduli Adeline merestui ia atau tidak, ia akan tetap menjadikan Aaric sebagai miliknya. Dengan begitu ia akan hidup dengan aman dan nyaman.Wanita itu kembali ke apartemennya. Mengemasi beberapa barang-barang pribadinya lalu kemudian duduk di sofa. Ia meraih ponselnya yang ada di atas meja, lalu kemudian menghubungi Aaric."Aaric, bisakah kita bertemu sebentar? Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu.""Datang saja ke kantorku.""Baik, aku aka
Setelah urusan pekerjaannya selesai itu sudah larut malam, Ellaine kembali ke hotel. Ia disambut oleh Kylian yang mengenakan pakaian santai."Ada apa dengan wajahmu?" Kylian menyadari ada yang tidak beres dengan Ellaine. Wajah wanita itu terlihat pucat. "Kau sakit perut lagi?""Ya.""Apakah sangat sulit untuk makan tepat waktu?""Perutku sakit bukan karena aku telat makan.""Lalu?"Ellaine mendaratkan bokongnya di sofa. "Aku sedang menstruasi. Setiap kali aku menstruasi rasanya akan sangat tidak nyaman. Ketika aku remaja, aku pernah tidak sadarkan diri karena kesakitan."Kylian tidak tahu jika menstruasi akan memiliki efek seperti itu bagi wanita."Aku akan menyiapkan air hangat untukmu, berendam di sana mungkin akan membantumu."Ellaine menganggukan kepalanya.Kylian pergi ke kamar mandi, mengisi bathtub dengan air hangat.Beberapa menit kemudian air hangat sudah siap. Kylian mendekati Ellaine lagi. Pria itu tidak mengatakan apapun lalu meraih tubuh Ellaine dan menggendongnya."Kau m
"Kau di mana? ayo pergi berkuda. Aku sangat bosan," seru Axelion di telepon."Aku sedang berada di London saat ini, jadi aku tidak bisa menemanimu melepas rasa bosan. Hubungi saja yang lain.""Apa yang kau lakukan di London?" Axelion mengerutkan keningnya."Hanya pergi berlibur.""Sendirian?""Sendirian." Kylian tidak mungkin mengatakan bahwa ia bersama Ellaine. Kylian tidak pernah menutupi apapun dari Axelion, tapi untuk masalah Ellaine, wanita itu adalah pengecualian.Ia tahu bahwa Axelion tidak akan pernah membocorkannya pada siapapun, tapi ia sudah berjanji pada Ellaine, jadi ia tidak akan mengkhianati Ellaine."Hidupmu benar-benar membosankan, Kylian. Apa enaknya pergi berlibur sendirian." Axelion tidak habis pikir dengan prinsip hidup Kylian yang membosankan, untung saja keperjakaan Kylian sudah hilang, jika tidak hidup Kylian benar-benar sia-sia."Aku baik-baik saja dengan itu.""Karena aku adalah sahabatmu yang paling baik dan pengertian, aku akan menyusulmu ke London
Ellaine pulang setelah bekerja sampai malam, wanita itu disambut oleh Kylian yang segera menghampirinya ketika mendengar pintu terbuka."Kau belum tidur?" Ellaine melihat jam di tangannya, itu sudah pukul satu pagi."Aku menunggumu.""Ah, begitu." Ellaine melangkah masuk ke dalam. Sejujurnya ia sedikit geli dengan situasinya saat ini, bukankah seharusnya ia yang menunggu Kylian kembali dari bekerja dan bukan sebaliknya?Namun, seperti ini juga cukup baik. Sangat menyenangkan ada yang menunggunya untuk pulang. Selama ini ketika ia kembali ke apartemennya, ia hanya mendapati tempat itu kosong.Di beberapa kesempatan, ia lebih sering menunggu ketika ia berada di apartemen Aaric."Apakah perutmu sudah baik-baik saja?""Ya, sudah sangat baik.""Baguslah kalau begitu.""Apakah kau sudah makan malam?""Ya.""Bagaimana pekerjaanmu hari ini, berjalan dengan baik?"Ellaine yang tadinya melangkah kini berhenti melangkah. Ia memiringkan wajahnya menatap Kylian yang sudah banyak bertanya padanya.
"Sayang, selamat ulang tahun." Ellaine memberikan ucapan selamat ulang tahun pada suaminya."Terima kasih, Sayang.""Aku memiliki hadiah untukmu." Ellaine mengeluarkan sebuah kotak yang telah diberikan pita di atasnya. "Bukalah."Kylian segera membuka hadiah dari istrinya. Di dalam kotak itu hanya ada satu benda. Kylian mengambilnya. "Apa ini, Sayang?" Kylian tahu tentang alat tes kehamilan, tapi ia masih bertanya untuk memastikan.Ellaine tersenyum penuh haru. "Selamat, Suamiku. Kau akan menjadi Ayah dalam beberapa bulan lagi."Kylian tidak pernah mendapatkan kado yang lebih baik dari yang ia terima hari ini.Ia telah menikah dengan Ellaine lebih dari enam bulan, meski ia tidak terlalu memikirkan tentang anak, tapi bukan berarti ia tidak ingin memiliki anak dengan cepat.Saat ia melihat keponakannya, ia benar-benar ingin segera memiliki anak.Kylian berdiri dari tempat duduknya, pria itu segera memeluk Ellaine. "Sayang, terima kasih. Ini adalah kado terbaik yang pernah aku terima.""
Hari ini adalah hari pernikahan Ellaine dan Kylian. Saat ini acara pernikahan keduanya akan segera dimulai. Aula megah tempat berlangsungnya pernikahan Kyllian dan Ellaine disulap seperti negeri dongeng, bunga-bunga segar yang indah ada hampir di setiap sudut ruangan itu.Ellaine melangkah bersama sang ayah di atas lantai yang kini dibalut oleh asap putih.Para tamu undangan yang telah mengisi tempat mereka masing-masing kini fokus pada Ellaine.Hari ini Ellaine tampak seperti seorang putri dari negeri dongeng. Ia mengenakan gaun berwarna putih yang ditaburi oleh permata, wajahnya yang cantik dilapisi oleh riasan yang membuatnya terlihat semakin memesona.Saat semua mata sedang tertuju padanya, tatapan Ellaine saat ini fokus pada Kylian yang berdiri beberapa langkah di depannya. Senyum tampak di wajah cantiknya.Begitu juga dengan Kylian, yang saat ini di matanya hanya ada Ellaine seorang. Ia tidak tahu bagaimana menjelaskan Ellaine di matanya saat ini, yang pasti tidak akan pernah ad
Keesokan malamnya, Ellaine kembali ke kediamannya untuk makan malam bersama keluarganya. Sementara Kylian, ia kembali ke kediaman orangtuanya karena ia harus pergi bersama keluarganya ke kediaman keluarga Ellaine.Setengah jam sebelum makan malam, Kylian dan keluarganya tiba di kediaman keluarga Ellaine. Mereka semua disambut dengan hangat oleh kakek dan orangtua Ellaine.Awalnya makan malam ini hanya untuk Ellaine dan Kylian, tapi karena Kylian ingin membicarakan rencana pernikahannya dengan Ellaine, jadi ia meminta izin pada orangtua Ellaine untuk membawa keluarganya ke sana.Makan malam dimulai, dua keluarga itu makan dengan tenang dan penuh kehangatan. Setelah makan malam selesai, mereka baru berpindah ke ruangan lain untuk bicara."Paman, Bibi, Kakek, malam ini aku ingin meminta izin untuk menikahi Ellaine." Kylian menatap tiga orang di depannya bergantian."Semua keputusannya kami serahkan pada Ellaine. Jika dia menginginkan pernikahan segera maka kami akan mengizinkannya." Ayah
"Sayang, ke mana kau akan membawaku?" Ellaine bertanya pada Kylian."Kau akan tahu nanti." Kylian menjawab disertai dengan senyuman.Beberapa waktu kemudian, mobil yang dikendarai oleh Kylian sampai di sebuah pantai. Kylian turun dari mobil, membukakan pintu untuk Ellaine.Ellaine turun dari mobil, Kylian membawanya ke panta. Meski saat ini sudah malam, tapi Ellaine masih bisa melihat ke sekelilingnya. Itu pemandangan malam yang indah.Pandangan Ellaine kini terkunci pada kerlap-kerlip lampu yang berada di sisi kirinya saat ini. Di sana terdapat sebuah meja dengan dua kursi di dekatnya. Ada anggur dan dua gelas di meja.Di sisi kiri dan kanan jalan terdapat untaian lampu yang indah. Di atas pasir terdapat hamparan kelopak bunga mawar berwarna merah tua. Tempat itu di tata dengan begitu indah.Ellaine sangat menyukai apa yang ia lihat saat ini. Ia tahu seorang Kylian pasti akan memberikannya pengalaman yang baru. Makan malam romantis di tepi pantai seperti ini adalah yang pertama kalin
"Selamat, Krystal. Kau melahirkan bayi-bayi yang sehat dan menggemaskan." Ellaine sangat terharu, ia kini sedang menyaksikan dua malaikat kecil Krystal yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan."Terima kasih, Ell." Krystal lebih terharu lagi. Ia masih berpikir bahwa ini adalah mimpi. Ia memiliki anak, tidak hanya satu, tapi dua.Ellaine tidak pernah berinteraksi dengan anak kecil atau bayi, itu karena selama ini ia sangat sibuk bekerja, tapi bukan berarti ia tidak menyukai anak kecil. Melihat anak-anak Krystal, ia memiliki keinginan untuk mempunyai anak juga.Pasti akan sangat menyenangkan jika memiliki anak-anak yang sehat dan menggemaskan."Apakah kau sudah memberitahu orangtuamu?" Ellaine beralih ke sahabatnya.Orangtua Krystal sudah bercerai dan masing-masing memiliki keluarga baru. Krystal adalah anak satu-satunya. Meski orangtuanya telah bercerai, tapi mereka masih selalu hadir dalam hidup Krystal.Sejak kecil Krystal telah hidup dengan jadwal tinggal dengan ayah atau ibuny
Hari ini adalah akhir pekan, Ellaine pergi bersama dengan ibu Kylian ke sebuah pusat perbelanjaan. Wajah ibu Kylian tampak sumringah, akhirnya ia juga merasakan ditemani oleh calon menantunya pergi berbelanja.Selain belanja, wanita berusia lima puluhan tahun itu juga memiliki sederet kegiatan yang ingin ia lakukan bersama Ellaine di masa depan, salah satunya adalah mengajak Ellaine pergi arisan."Sayang, lihat apakah ini cocok untuk Kylian?" Kaia menunjukan sebuah jas pada Ellaine."Itu akan terlihat sangat bagus jika dipakai oleh Kylian, Bu.""Lihat, kita memiliki selera yang sama." Kaia berkata antusias. Berikutnya wanita itu membeli beberapa setelan lagi, untuk Kylian dan untuk Sean. "Jika Kylian melihat betapa banyaknya Ibu membelikannya pakaian, dia pasti akan mengomel. Anak itu terlalu hemat padahal dia memiliki sangat banyak uang untuk dihamburkan."Ellaine merasa geli melihat tingkah ibu Kylian. Calon mertuanya ini memang benar-benar penghambur uang. Namun, itu juga bukan sal
Malam ini Kylian memilih untuk tidur terpisah dengan Ellaine karena ia sedang demam dan terkena flu akibat hujan-hujanan di taman hiburan beberapa jam lalu.Ia tidak ingin menularkan penyakitnya pada Ellaine, itulah sebabnya ia memilih untuk tidur di kamar lain.Pintu kamar terbuka, Kylian melihat ke arah. "Ada apa, Ell?""Aku tidak bisa tidur. Biarkan aku tidur di sini.""Baiklah, tidurlah di ranjang. Aku akan tidur di sofa.""Tidak, kau dan aku di ranjang.""Jangan bercanda, Ell. Aku sedang flu, nanti kau tertular."Ellaine tidak mendengarkan Kylian, ia malah memeluk Kylian. Lalu kemudian mencium bibir prianya. "Jika tertular aku hanya perlu minum obat."Kylian menghela napas, jadi keputusannya untuk pindah kamar agar mencegah Ellaine tertular flu darinya tidak berguna karena Ellaine menyusulnya."Baiklah, ayo tidur."Ellaine tersenyum bahagia, wanita itu segera naik ke atas ranjang.Kylian tersenyum geli melihat tingkah kekanakan Ellaine. Ia kemudian melangkah kembali ke ranjang da
Setelah meninggalkan kediaman orangtuanya, Kylian membawa Raylene ke taman hiburan. Karena ini masih akhir pekan, jadi mereka memutuskan untuk berkencan.Ini adalah kedua kalinya Ellaine berada di taman hiburan itu dengan Kylian, dan rasanya masih sama. Ia begitu menikmati kebersamaannya dengan Kylian."Kau?" Seorang pria menghentikan Kylian dengan Ellaine.Kylian menatap ke pria yang menghadangnya. Ia mengumpat di dalam hatinya. Pria ini adalah pria yang mengejar Noora."Seperti yang aku duga, kau adalah pria bajingan yang mempermainkan hati Noora!" seru pria itu sinis. "Aku akan memberitahu Noora, bahwa kau adalah pria bajingan!"Pria itu kemudian mengambil gambar Kylian dan Noora. Ia memerlukan bukti agar Noora percaya padanya. Setelahnya pria itu berbalik dan pergi.Kylian hanya bisa menghela napas. "Sayang, aku akan menghubungi Noora dulu.""Ya, silahkan."Kylian tidak pergi ke mana-mana, ia melakukan panggilan di sebelah Ellaine. "Pria yang mengejarmu melihatku bersama Ellaine.
Hari-hari berlalu, Kylian telah membeli sebuah mansion mewah untuk dirinya dan Ellaine. Di masa depan, tempat itu akan menjadi tempat tinggal keluarga kecilnya kelak.Setelah Kylian makan malam bersama keluarga Ellaine beberapa waktu lalu, sekarang gantian Kylian yang membawa Ellaine ke kediamannya.Kylian juga ingin Ellaine mengenal keluarganya dan memiliki hubungan yang baik dengan mereka.Orangtua Kylian sangat antusias ketika mereka mendengar bahwa Kylian akan membawa kekasihnya untuk menemui mereka.Akhirnya, setelah sekian lama kekhawatiran mereka segera berakhir. Mereka benar-benar takut jika Kylian memiliki kelainan orientasi seksual.Mereka sangat penasaran, seperti apa kira-kira wanita yang berhasil menaklukan hati putra mereka.Kylian dan Ellaine sampai di kediaman orangtua Kylian, Kylian membawa Ellaine segera melangkah menuju ke ruang makan.Ellaine merasa sedikit gugup. Ia takut jika keluarga Kylian mungkin tidak akan menyukainya.Kylian merasakan tangan Ellaine yang din