Ellaine pulang setelah bekerja sampai malam, wanita itu disambut oleh Kylian yang segera menghampirinya ketika mendengar pintu terbuka."Kau belum tidur?" Ellaine melihat jam di tangannya, itu sudah pukul satu pagi."Aku menunggumu.""Ah, begitu." Ellaine melangkah masuk ke dalam. Sejujurnya ia sedikit geli dengan situasinya saat ini, bukankah seharusnya ia yang menunggu Kylian kembali dari bekerja dan bukan sebaliknya?Namun, seperti ini juga cukup baik. Sangat menyenangkan ada yang menunggunya untuk pulang. Selama ini ketika ia kembali ke apartemennya, ia hanya mendapati tempat itu kosong.Di beberapa kesempatan, ia lebih sering menunggu ketika ia berada di apartemen Aaric."Apakah perutmu sudah baik-baik saja?""Ya, sudah sangat baik.""Baguslah kalau begitu.""Apakah kau sudah makan malam?""Ya.""Bagaimana pekerjaanmu hari ini, berjalan dengan baik?"Ellaine yang tadinya melangkah kini berhenti melangkah. Ia memiringkan wajahnya menatap Kylian yang sudah banyak bertanya padanya.
Makanan datang, Ellaine, Kylian dan Krystal menyantap makanan mereka. Sekali lagi Krystal menilai Kylian.Cara makan Kylian terlihat seperti orang-orang dari kelas atas, tapi jika Kylian berasal dari kelas atas kenapa ia tidak pernah melihatnya?Sudahlah, Krystal tidak ingin terlalu banyak berpikir lagi. Nanti ia akan mendapatkan jawabannya dari Ellaine.Makan sore itu berakhir dengan Krystal dan Kylian yang tidak saling bicara satu sama lain."Kalian pergilah lebih dahulu, aku akan menjawab panggilan sebentar." Ellaine mendapatkan panggilan dari kakeknya."Baik." Kylian mengikuti kata-kata Ellaine.Kylian dan Krystal keduanya meninggallkan ruangan pribadi itu."Bagaimana kau dan Ellaine bisa saling mengenal?" Krystal memiringkan wajahnya menatap Kylian. Krystal memiliki tubuh yang tinggi, tapi ia masih harus mengangkat kepalanya untuk melihat wajah Kylian. Dari arah samping, Krystal bisa mengatakan bahwa dewa Yunani yang sering ia lihat dari lukisan bahkan kalah tampan dari Kylian.K
Pesta ulang tahun ayah Aaric diadakan di sebuah aula hotel bintang enam, pesta itu berlangsung tertutup. Para tamu undangan yang berasal dari kaum elit telah berdatangan.Ellaine yang mendapatkan undangan baru saja tiba di sana. Wanita itu mengenakan gaun berwarna putih yang ditaburi oleh permata yang menonjolkan bentuk tubuhnya yang sempurna.Selera fashion Ellaine sangat baik, apapun yang ia kenakan akan tampak indah dan seolah dibuat hanya untuknya.Ia kini terlihat seperti seorang dewi yang turun ke dunia. Dagunya terangkat percaya diri ketika ia melangkah di atas karpet merah.Keberadaannya akan selalu menarik perhatian orang-orang di sekelilingnya. Entah berapa pasang mata yang kini terjebak pada sosok sempurna Ellaine. Di belakang Ellaine ada Sarah, asisten pribadinya yang membawa hadiah untuk ayah Aaric."Paman, Bibi." Ellaine menyapa orangtua Aaric dengan lembut."Terima kasih sudah hadir, Ellaine." Nathan merasa tenang karena Ellaine bersedia hadir di pestanya. Ia tidak ingn
Di dalam kamar, Shanon telah mengganti pakaiannya. Senyum licik tampak di wajah wanita itu. Ia yakin orangtua Aaric pasti akan kesal pada Ellaine karena telah merusak pesta mereka.Selain itu Aaric juga akan semakin berpikir bahwa Ellaine adalah wanita jahat yang bahkan tidak tahu di mana ia berada untuk membuat sebuah keributan.Ia akan memastikan bahwa Ellaine tidak akan memiliki kesempatan lagi untuk kembali dengan Aaric.Suara ketukan pintu menghentikan senyuman di wajah Shanon. Wanita itu mendekati pintu lalu kemudian membukanya.Di sana berdiri seorang pria yang seumuran dengan ayah Aaric, pria itu adalah Marcus, asisten pribadi Nathan."Nona Shanon, Tuan mengatakan bahwa Anda tidak enak badan sehingga Anda tidak perlu kembali ke pesta dan tetap berada di kamar untuk istirahat." Marcus menyampaikan maksud kedatangannya.Wajah Shanon tiba-tiba membeku. Jadi, apakah sekarang dirinya tidak boleh kembali ke pesta?"Apakah Ellaine masih ada di pesta?""Ya."Kedua tangan Shanon mengep
"Ellaine?" Kylian mengerutkan keningnya saat ia melihat Ellaine duduk di depannya. Pria itu saat ini sdang bekerja di L bar."Berikan aku minuman." Ellaine bersuara datar.Kylian menebak bahwa Ellaine seperti ini pasti karena Aaric."Apakah sesuatu terjadi?" Kylian bertanya sembari menyiapkan minuman yang diminta oleh Ellaine. Perlahan-lahan ia mulai ingin mengetahui banyak hal tentang Ellaine.Ellaine tidak langsung menjawab pertanyaan Kylian, ia meraih gelas yang telah berisi cairan keemasan lalu menenggaknya dengan satu kali tegukan.Ia meletakan cangkirnya lagi ke meja agar diisi kembali oleh Kylian.Melihat Ellaine tidak ingin bicara, Kylian tidak bertanya lebih banyak lagi. Ia hanya mengisi gelas Ellaine lagi.Sekali lagi gelas Ellaine kosong, tapi kali ini Ellaine bicara."Aku telah menyia-nyiakan perasaanku selama delapan tahun untuk pria yang lebih mempercayai ucapan wanita lain daripada aku."Kylian diam sejenak, tidak berpikir bahwa Ellaine akan berbagi cerita dengannya."H
Setengah jam kemudian Kylian sampai ke ruangan Ellaine, seperti sebelumnya Sarah yang menjemput Kylian di bawah.Kylian melangkah menuju ke Ellaine tanpa meletakan makanan yang ia bawa ke meja terlebih dahulu. Pria itu memeluk kemudian memberikan ciuman lembut di bibir Ellaine.Krystal yang baru keluar dari kamar mandi dibuat membeku oleh pemandangan yang ada di depannya. Ia sangat tidak terbiasa melihat Ellaine intim dengan seorang pria, bahkan ketika Ellaine bersama Aaric, ia tidak pernah melihat keduanya berciuman seperti ini.Tidak tahan dengan hal itu, Krystal berdehem, sehingga Kylian dan Ellaine menyadari keberadaannya di sana."Oh, selamat siang, Nona Krystal." Kylian menyapa Krystal dengan ramah."Siang." Krystal mulai melangkah mendekati Ellaine.Kylian sedikit menjauh dari Ellaine, ia menata makanan yang ia bawa ke atas meja.Krystal mencium aroma makanan itu. Dari aromanya ia bisa menebak bahwa rasanya pasti enak."Apakah Nona Krystal sudah makan siang?" tanya Kylian."Bel
Pagi ini Ellaine terjaga lebih dahulu, wanita itu mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk. Ia memiringkan wajahnya dan menatap sosok Kylian yang tidur dengan dada menempel pada kasur. Ada banyak bekas cakaran di punggung Kylian.Tangan Ellaine bergerak menyentuh luka gores di punggung Kylian. Sekarang ia merasa sedikit malu atas perilakunya semalam.Kylian terjaga karena sentuhan tangan Ellaine. Pria itu menatap Ellaine dari samping. "Apakah semalam tidak cukup, Ellaine? Sepertinya pagi ini kau masih bersemangat.""Bukan itu yang ada dipikiranku sekarang," balas Ellaine. Wanita itu masih meraba punggung Kylian. "Apakah sakit?""Tidak sakit.""Jangan basahi punggungmu saat mandi."Kylian tertawa geli. "Ellaine kau terlalu berlebihan, ini hanya luka cakaran kuku."Ellaine diam sejenak. Mungkin dia memang terlalu berlebihan. "Aku akan membersihkan tubuhku.""Ya, silahkan."Setelah Ellaine pergi ke kamar mandi, Kylian juga turun dari ranjang. Ia mulai menyiapkan sarapan untuk Ellaine y
Kylian terjaga saat ia merasakan panas di dadanya. Pria itu mengalihkan pandangannya ke Ellaine. Ia mengarahkan tangannya ke kening Ellaine dan ia menemukan Ellaine sedang demam.Sekali lagi Kylian menghubungi Noora untuk mendapatkan bantuan dari wanita itu."Kylian, apakah kau tidak tahu jam berapa sekarang? Aku baru saja tidur, Sialan!" Noora mengumpat karena ia benar-benar mengantuk. Ia sangat sibuk seharian ini, dan baru menyelesaikan pekerjaannya sebagai dokter dua jam lalu.Ia lelah dan mengantuk, ia bahkan tidak mengganti pakaiannya terlebih dahulu dan langsung tidur. Sekarang Kylian mengganggunya, ia benar-benar kesal."Apa yang harus dilakukan untuk menangani seseorang yang sedang demam?""Kau menghubungiku hanya untuk menanyakan tentang hal ini? Kylian, kau pikir aku benar-benar menganggur, ya?""Daripada mengomel, lebih baik kau membertahuku, Noora. Dengan begitu kau bisa tidur kembali."Noora ingin sekali memaki Kylian lebih banyak, tapi itu akan menghabiskan energinya. Ba
"Sayang, selamat ulang tahun." Ellaine memberikan ucapan selamat ulang tahun pada suaminya."Terima kasih, Sayang.""Aku memiliki hadiah untukmu." Ellaine mengeluarkan sebuah kotak yang telah diberikan pita di atasnya. "Bukalah."Kylian segera membuka hadiah dari istrinya. Di dalam kotak itu hanya ada satu benda. Kylian mengambilnya. "Apa ini, Sayang?" Kylian tahu tentang alat tes kehamilan, tapi ia masih bertanya untuk memastikan.Ellaine tersenyum penuh haru. "Selamat, Suamiku. Kau akan menjadi Ayah dalam beberapa bulan lagi."Kylian tidak pernah mendapatkan kado yang lebih baik dari yang ia terima hari ini.Ia telah menikah dengan Ellaine lebih dari enam bulan, meski ia tidak terlalu memikirkan tentang anak, tapi bukan berarti ia tidak ingin memiliki anak dengan cepat.Saat ia melihat keponakannya, ia benar-benar ingin segera memiliki anak.Kylian berdiri dari tempat duduknya, pria itu segera memeluk Ellaine. "Sayang, terima kasih. Ini adalah kado terbaik yang pernah aku terima.""
Hari ini adalah hari pernikahan Ellaine dan Kylian. Saat ini acara pernikahan keduanya akan segera dimulai. Aula megah tempat berlangsungnya pernikahan Kyllian dan Ellaine disulap seperti negeri dongeng, bunga-bunga segar yang indah ada hampir di setiap sudut ruangan itu.Ellaine melangkah bersama sang ayah di atas lantai yang kini dibalut oleh asap putih.Para tamu undangan yang telah mengisi tempat mereka masing-masing kini fokus pada Ellaine.Hari ini Ellaine tampak seperti seorang putri dari negeri dongeng. Ia mengenakan gaun berwarna putih yang ditaburi oleh permata, wajahnya yang cantik dilapisi oleh riasan yang membuatnya terlihat semakin memesona.Saat semua mata sedang tertuju padanya, tatapan Ellaine saat ini fokus pada Kylian yang berdiri beberapa langkah di depannya. Senyum tampak di wajah cantiknya.Begitu juga dengan Kylian, yang saat ini di matanya hanya ada Ellaine seorang. Ia tidak tahu bagaimana menjelaskan Ellaine di matanya saat ini, yang pasti tidak akan pernah ad
Keesokan malamnya, Ellaine kembali ke kediamannya untuk makan malam bersama keluarganya. Sementara Kylian, ia kembali ke kediaman orangtuanya karena ia harus pergi bersama keluarganya ke kediaman keluarga Ellaine.Setengah jam sebelum makan malam, Kylian dan keluarganya tiba di kediaman keluarga Ellaine. Mereka semua disambut dengan hangat oleh kakek dan orangtua Ellaine.Awalnya makan malam ini hanya untuk Ellaine dan Kylian, tapi karena Kylian ingin membicarakan rencana pernikahannya dengan Ellaine, jadi ia meminta izin pada orangtua Ellaine untuk membawa keluarganya ke sana.Makan malam dimulai, dua keluarga itu makan dengan tenang dan penuh kehangatan. Setelah makan malam selesai, mereka baru berpindah ke ruangan lain untuk bicara."Paman, Bibi, Kakek, malam ini aku ingin meminta izin untuk menikahi Ellaine." Kylian menatap tiga orang di depannya bergantian."Semua keputusannya kami serahkan pada Ellaine. Jika dia menginginkan pernikahan segera maka kami akan mengizinkannya." Ayah
"Sayang, ke mana kau akan membawaku?" Ellaine bertanya pada Kylian."Kau akan tahu nanti." Kylian menjawab disertai dengan senyuman.Beberapa waktu kemudian, mobil yang dikendarai oleh Kylian sampai di sebuah pantai. Kylian turun dari mobil, membukakan pintu untuk Ellaine.Ellaine turun dari mobil, Kylian membawanya ke panta. Meski saat ini sudah malam, tapi Ellaine masih bisa melihat ke sekelilingnya. Itu pemandangan malam yang indah.Pandangan Ellaine kini terkunci pada kerlap-kerlip lampu yang berada di sisi kirinya saat ini. Di sana terdapat sebuah meja dengan dua kursi di dekatnya. Ada anggur dan dua gelas di meja.Di sisi kiri dan kanan jalan terdapat untaian lampu yang indah. Di atas pasir terdapat hamparan kelopak bunga mawar berwarna merah tua. Tempat itu di tata dengan begitu indah.Ellaine sangat menyukai apa yang ia lihat saat ini. Ia tahu seorang Kylian pasti akan memberikannya pengalaman yang baru. Makan malam romantis di tepi pantai seperti ini adalah yang pertama kalin
"Selamat, Krystal. Kau melahirkan bayi-bayi yang sehat dan menggemaskan." Ellaine sangat terharu, ia kini sedang menyaksikan dua malaikat kecil Krystal yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan."Terima kasih, Ell." Krystal lebih terharu lagi. Ia masih berpikir bahwa ini adalah mimpi. Ia memiliki anak, tidak hanya satu, tapi dua.Ellaine tidak pernah berinteraksi dengan anak kecil atau bayi, itu karena selama ini ia sangat sibuk bekerja, tapi bukan berarti ia tidak menyukai anak kecil. Melihat anak-anak Krystal, ia memiliki keinginan untuk mempunyai anak juga.Pasti akan sangat menyenangkan jika memiliki anak-anak yang sehat dan menggemaskan."Apakah kau sudah memberitahu orangtuamu?" Ellaine beralih ke sahabatnya.Orangtua Krystal sudah bercerai dan masing-masing memiliki keluarga baru. Krystal adalah anak satu-satunya. Meski orangtuanya telah bercerai, tapi mereka masih selalu hadir dalam hidup Krystal.Sejak kecil Krystal telah hidup dengan jadwal tinggal dengan ayah atau ibuny
Hari ini adalah akhir pekan, Ellaine pergi bersama dengan ibu Kylian ke sebuah pusat perbelanjaan. Wajah ibu Kylian tampak sumringah, akhirnya ia juga merasakan ditemani oleh calon menantunya pergi berbelanja.Selain belanja, wanita berusia lima puluhan tahun itu juga memiliki sederet kegiatan yang ingin ia lakukan bersama Ellaine di masa depan, salah satunya adalah mengajak Ellaine pergi arisan."Sayang, lihat apakah ini cocok untuk Kylian?" Kaia menunjukan sebuah jas pada Ellaine."Itu akan terlihat sangat bagus jika dipakai oleh Kylian, Bu.""Lihat, kita memiliki selera yang sama." Kaia berkata antusias. Berikutnya wanita itu membeli beberapa setelan lagi, untuk Kylian dan untuk Sean. "Jika Kylian melihat betapa banyaknya Ibu membelikannya pakaian, dia pasti akan mengomel. Anak itu terlalu hemat padahal dia memiliki sangat banyak uang untuk dihamburkan."Ellaine merasa geli melihat tingkah ibu Kylian. Calon mertuanya ini memang benar-benar penghambur uang. Namun, itu juga bukan sal
Malam ini Kylian memilih untuk tidur terpisah dengan Ellaine karena ia sedang demam dan terkena flu akibat hujan-hujanan di taman hiburan beberapa jam lalu.Ia tidak ingin menularkan penyakitnya pada Ellaine, itulah sebabnya ia memilih untuk tidur di kamar lain.Pintu kamar terbuka, Kylian melihat ke arah. "Ada apa, Ell?""Aku tidak bisa tidur. Biarkan aku tidur di sini.""Baiklah, tidurlah di ranjang. Aku akan tidur di sofa.""Tidak, kau dan aku di ranjang.""Jangan bercanda, Ell. Aku sedang flu, nanti kau tertular."Ellaine tidak mendengarkan Kylian, ia malah memeluk Kylian. Lalu kemudian mencium bibir prianya. "Jika tertular aku hanya perlu minum obat."Kylian menghela napas, jadi keputusannya untuk pindah kamar agar mencegah Ellaine tertular flu darinya tidak berguna karena Ellaine menyusulnya."Baiklah, ayo tidur."Ellaine tersenyum bahagia, wanita itu segera naik ke atas ranjang.Kylian tersenyum geli melihat tingkah kekanakan Ellaine. Ia kemudian melangkah kembali ke ranjang da
Setelah meninggalkan kediaman orangtuanya, Kylian membawa Raylene ke taman hiburan. Karena ini masih akhir pekan, jadi mereka memutuskan untuk berkencan.Ini adalah kedua kalinya Ellaine berada di taman hiburan itu dengan Kylian, dan rasanya masih sama. Ia begitu menikmati kebersamaannya dengan Kylian."Kau?" Seorang pria menghentikan Kylian dengan Ellaine.Kylian menatap ke pria yang menghadangnya. Ia mengumpat di dalam hatinya. Pria ini adalah pria yang mengejar Noora."Seperti yang aku duga, kau adalah pria bajingan yang mempermainkan hati Noora!" seru pria itu sinis. "Aku akan memberitahu Noora, bahwa kau adalah pria bajingan!"Pria itu kemudian mengambil gambar Kylian dan Noora. Ia memerlukan bukti agar Noora percaya padanya. Setelahnya pria itu berbalik dan pergi.Kylian hanya bisa menghela napas. "Sayang, aku akan menghubungi Noora dulu.""Ya, silahkan."Kylian tidak pergi ke mana-mana, ia melakukan panggilan di sebelah Ellaine. "Pria yang mengejarmu melihatku bersama Ellaine.
Hari-hari berlalu, Kylian telah membeli sebuah mansion mewah untuk dirinya dan Ellaine. Di masa depan, tempat itu akan menjadi tempat tinggal keluarga kecilnya kelak.Setelah Kylian makan malam bersama keluarga Ellaine beberapa waktu lalu, sekarang gantian Kylian yang membawa Ellaine ke kediamannya.Kylian juga ingin Ellaine mengenal keluarganya dan memiliki hubungan yang baik dengan mereka.Orangtua Kylian sangat antusias ketika mereka mendengar bahwa Kylian akan membawa kekasihnya untuk menemui mereka.Akhirnya, setelah sekian lama kekhawatiran mereka segera berakhir. Mereka benar-benar takut jika Kylian memiliki kelainan orientasi seksual.Mereka sangat penasaran, seperti apa kira-kira wanita yang berhasil menaklukan hati putra mereka.Kylian dan Ellaine sampai di kediaman orangtua Kylian, Kylian membawa Ellaine segera melangkah menuju ke ruang makan.Ellaine merasa sedikit gugup. Ia takut jika keluarga Kylian mungkin tidak akan menyukainya.Kylian merasakan tangan Ellaine yang din