Pagi ini Ellaine terjaga lebih dahulu, wanita itu mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk. Ia memiringkan wajahnya dan menatap sosok Kylian yang tidur dengan dada menempel pada kasur. Ada banyak bekas cakaran di punggung Kylian.Tangan Ellaine bergerak menyentuh luka gores di punggung Kylian. Sekarang ia merasa sedikit malu atas perilakunya semalam.Kylian terjaga karena sentuhan tangan Ellaine. Pria itu menatap Ellaine dari samping. "Apakah semalam tidak cukup, Ellaine? Sepertinya pagi ini kau masih bersemangat.""Bukan itu yang ada dipikiranku sekarang," balas Ellaine. Wanita itu masih meraba punggung Kylian. "Apakah sakit?""Tidak sakit.""Jangan basahi punggungmu saat mandi."Kylian tertawa geli. "Ellaine kau terlalu berlebihan, ini hanya luka cakaran kuku."Ellaine diam sejenak. Mungkin dia memang terlalu berlebihan. "Aku akan membersihkan tubuhku.""Ya, silahkan."Setelah Ellaine pergi ke kamar mandi, Kylian juga turun dari ranjang. Ia mulai menyiapkan sarapan untuk Ellaine y
Kylian terjaga saat ia merasakan panas di dadanya. Pria itu mengalihkan pandangannya ke Ellaine. Ia mengarahkan tangannya ke kening Ellaine dan ia menemukan Ellaine sedang demam.Sekali lagi Kylian menghubungi Noora untuk mendapatkan bantuan dari wanita itu."Kylian, apakah kau tidak tahu jam berapa sekarang? Aku baru saja tidur, Sialan!" Noora mengumpat karena ia benar-benar mengantuk. Ia sangat sibuk seharian ini, dan baru menyelesaikan pekerjaannya sebagai dokter dua jam lalu.Ia lelah dan mengantuk, ia bahkan tidak mengganti pakaiannya terlebih dahulu dan langsung tidur. Sekarang Kylian mengganggunya, ia benar-benar kesal."Apa yang harus dilakukan untuk menangani seseorang yang sedang demam?""Kau menghubungiku hanya untuk menanyakan tentang hal ini? Kylian, kau pikir aku benar-benar menganggur, ya?""Daripada mengomel, lebih baik kau membertahuku, Noora. Dengan begitu kau bisa tidur kembali."Noora ingin sekali memaki Kylian lebih banyak, tapi itu akan menghabiskan energinya. Ba
Malam harinya Kylian dan Ellaine kembali berada di dapur, kali ini Kylian mengajari Ellaine memasak.Ellaine terlalu sibuk bekerja, jadi ia tidak memiliki waktu untuk memasuki dapur, tapi bukan berarti ia tidak bersedia belajar memasak. Dahulu ia memiliki keinginan untuk belajar memasak agar bisa menyiapkan makanan untuk Aaric.Ellaine memotong daging dengan pisau tajam, sebelumnya ia telah melihat bagaimana Kylian melakukannya."Kau belajar dengan sangat baik, Ell." Kylian memuji Ellaine. Tidak heran jika di usia muda Ellaine bisa memimpin sebuah perusahaan besar, kemampuan Ellaine memang berada di atas rata-rata."Terima kasih atas pujianmu, Kylian.""Sama-sama, Ellaine."Kylian kemudian melanjutkan kegiatannya dengan Ellaine yang mengikutinya. Kylian juga menyebutkan semua bahan-bahan yang ia gunakan.Semua langkah sudah selesai, kini Ellaine dan Kylian hanya perlu menunggu hasil masakan mereka jadi."Bagaimana? Memasak sangat mudah, bukan?" Kylian mengangkat tubuh Ellaine dan mele
Malam harinya Shanon dan William pergi ke sebuah pesta teman William. Shanon pikir ini adalah waktu yang tepat untuk menjebak William, jadi ia tidak menolak ketika William mengajaknya ke sebuah pesta.Seperti yang diduga oleh Shanon, William membawa Shanon ke hotel.William menuangkan wine ke dalam gelasnya dan gelas Shanon."William, aku pergi ke toilet sebentar.""Ya, silahkan."Shanon pergi, ke kamar mandi, ia segera mengirimkan pesan ke Aaric.Aaric tolong aku. Aku sangat takutSetelah mengirimkan pesan itu, Shanon keluar dari kamar mandi setelah ia mematikan ponselnya. Ia tidak perlu memberitahu Aaric di mana posisinya saat ini karena ia yakin Aaric pasti akan segera menemukannya.Di luar, William memasukan obat perangsang ke dalam gelas Shanon, pria itu ingin menjebak Shanon, tapi ia tidak sadar bahwa saat ini dirinyalah yang sedang masuk di dalam jebakan Shanon."Bagaimana pekerjaanmu akhir-akhir ini?" tanya William. Sejak bersama Shanon di pesta, ia dan Shanon hanya berbincang
Tubuh Shanon sakit di mana-mana, tapi saat ini hatinya yang lebih kesakitan karena Aaric yang menolaknya padahal ia sudah sangat mengiba.Shanon tidak mengerti kenapa Aaric begitu kejam pada dirinya. Harusnya Aaric membantunya karena Aaric memiliki utang nyawa terhadap kakaknya.Rasa sakit di hati Shanon membuatnya kejam pada dirinya sendiri, meski saat ini kepalanya seperti akan meledak, tapi ia hanya mengepalkan tangannya dengan kuat, menahan semua perasaan tidak nyaman di dalam tubuhnya.Setelah beberapa saat tersiksa, seorang dokter wanita datang dan segera membantu Shanon.Dokter wanita itu adalah teman Aaric juga teman Ellaine dan Krystal. Ia sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat siapa yang harus ia bantu.Sebenarnya Aaric jauh lebih bisa membantu Shanon dalam masalah ini, tapi Aaric lebih memilih untuk memanggilnya. Sepertinya rumor yang beredar di luar tidaklah benar bahwa Aaric memiliki hubungan gelap dengan Shanon.Alexandra telah selesai menangani Shanon, saat ini Sh
Keesokan harinya Aaric mendatangi perusahaan Ellaine."Apa yang ingin kau katakan?""Ellaine, dengarkan aku baik-baik, caramu untuk membuat Ibuku membenci Shanon benar-benar membuatku semakin kecewa padamu."Ellaine mengerutkan keningnya, tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Aaric. Ia mencoba mengurai kalimat yang diucapkan oleh Aaric tadi dan dia mendapatkan kesimpulannya. Sepertinya Shanon menciptakan kesalahpahaman lagi dan kali ini melibatkan Adeline.Ia masih ingat bahwa Shanon berkata bisa membuat Aaric membenci Adeline karena telah menyakiti Shanon."Kau berpikir dengan cara seperti ini kau bisa kembali padaku. Ellaine, permasalahan yang terjadi di antara kita bukan karena Shanon, tapi karena sikapmu sendiri. Kau seharusnya belajar dari kejadian di masa lalu dan merenungkannya, tapi sayangnya kau menjadi semakin licik.Jangan pernah menyakiti Shanon lagi, apapun cara yang kau gunakan hubungan kita tidak akan pernah kembali seperti dulu lagi."Setelah mendengar kalimat panjang
"Jika aku tidak mendengarnya sendiri, aku tidak akan percaya bahwa Kylian yang sangat dingin dan cuek ternyata bisa begitu hangat dan penuh perhatian terhadap seorang wanita.""Sejak kapan kau menguping?""Aku tidak menguping, aku ingin mengunjungi Bibi dan kebetulan sekali aku melihatmu, aku ingin menyapamu, tapi kau sedang bicara di telepon, jadi aku menunggumu sampai selesai." Noora mengatakan yang sebenarnya, ia memang menunggu Kylian dan kebetulan ia juga mendengar Kylian bicara di telepon jadi itu tidak bisa disebut menguping."Kau memang pandai mengelak.""Jadi, Kylian siapa wanita itu?""Kau tidak perlu tahu.""Sayangnya aku sangat ingin tahu, bagaimana jika aku pergi ke Bibi sekarang. Bibi pasti juga akan sama penasarannya denganku.""Noora, bagaimana jika aku memberitahu Axelion bahwa kau menyukainya sejak remaja?"Wajah Noora membeku. "Bagaimana kau bisa mengetahuinya?""Aku tidak sengaja membaca buku catatanmu beberapa tahun lalu.""Kylian kau benar-benar lancang!" Noora h
"Bagaimana keadaan Bibi?" Axelion bertanya pada Kylian. Saat ini mereka sedang ada di restoran Violet, salah satu restoran terbaik di negara itu. Pendiri restoran itu adalah koki yang telah mengajari Kylian memasak sementara pemilik saham terbesar dari restoran itu adalah Kylian.Kylian melihat bakat dari koki itu, jadi ia memberikan dana agar sang koki bisa mendirikan sebuah restoran. Kylian sangat menghargai bakat orang lain."Kondisi Ibu sudah lebih baik.""Syukurlah. Bibi Kaia tidak pernah masuk rumah sakit sebelumnya, jadi aku merasa khawatir setelah mendengarnya masuk rumah sakit.Aku ingin mengunjunginya, tapi aku memiliki pekerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan.""Tidak apa-apa, kondisi Ibu juga tidak serius." Kylian mengerti kesibukan Axelion."Bibi Kaia terlalu bersemangat, dia harus lebih banyak istirahat setelah keluar dari rumah sakit," seru Luke."Ya, kau benar." Kylian tidak bisa menyangkal bahwa ibunya memang terlalu bersemangat, wanita itu suka menghamburkan uang dan