Malam harinya Shanon dan William pergi ke sebuah pesta teman William. Shanon pikir ini adalah waktu yang tepat untuk menjebak William, jadi ia tidak menolak ketika William mengajaknya ke sebuah pesta.Seperti yang diduga oleh Shanon, William membawa Shanon ke hotel.William menuangkan wine ke dalam gelasnya dan gelas Shanon."William, aku pergi ke toilet sebentar.""Ya, silahkan."Shanon pergi, ke kamar mandi, ia segera mengirimkan pesan ke Aaric.Aaric tolong aku. Aku sangat takutSetelah mengirimkan pesan itu, Shanon keluar dari kamar mandi setelah ia mematikan ponselnya. Ia tidak perlu memberitahu Aaric di mana posisinya saat ini karena ia yakin Aaric pasti akan segera menemukannya.Di luar, William memasukan obat perangsang ke dalam gelas Shanon, pria itu ingin menjebak Shanon, tapi ia tidak sadar bahwa saat ini dirinyalah yang sedang masuk di dalam jebakan Shanon."Bagaimana pekerjaanmu akhir-akhir ini?" tanya William. Sejak bersama Shanon di pesta, ia dan Shanon hanya berbincang
Tubuh Shanon sakit di mana-mana, tapi saat ini hatinya yang lebih kesakitan karena Aaric yang menolaknya padahal ia sudah sangat mengiba.Shanon tidak mengerti kenapa Aaric begitu kejam pada dirinya. Harusnya Aaric membantunya karena Aaric memiliki utang nyawa terhadap kakaknya.Rasa sakit di hati Shanon membuatnya kejam pada dirinya sendiri, meski saat ini kepalanya seperti akan meledak, tapi ia hanya mengepalkan tangannya dengan kuat, menahan semua perasaan tidak nyaman di dalam tubuhnya.Setelah beberapa saat tersiksa, seorang dokter wanita datang dan segera membantu Shanon.Dokter wanita itu adalah teman Aaric juga teman Ellaine dan Krystal. Ia sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat siapa yang harus ia bantu.Sebenarnya Aaric jauh lebih bisa membantu Shanon dalam masalah ini, tapi Aaric lebih memilih untuk memanggilnya. Sepertinya rumor yang beredar di luar tidaklah benar bahwa Aaric memiliki hubungan gelap dengan Shanon.Alexandra telah selesai menangani Shanon, saat ini Sh
Keesokan harinya Aaric mendatangi perusahaan Ellaine."Apa yang ingin kau katakan?""Ellaine, dengarkan aku baik-baik, caramu untuk membuat Ibuku membenci Shanon benar-benar membuatku semakin kecewa padamu."Ellaine mengerutkan keningnya, tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Aaric. Ia mencoba mengurai kalimat yang diucapkan oleh Aaric tadi dan dia mendapatkan kesimpulannya. Sepertinya Shanon menciptakan kesalahpahaman lagi dan kali ini melibatkan Adeline.Ia masih ingat bahwa Shanon berkata bisa membuat Aaric membenci Adeline karena telah menyakiti Shanon."Kau berpikir dengan cara seperti ini kau bisa kembali padaku. Ellaine, permasalahan yang terjadi di antara kita bukan karena Shanon, tapi karena sikapmu sendiri. Kau seharusnya belajar dari kejadian di masa lalu dan merenungkannya, tapi sayangnya kau menjadi semakin licik.Jangan pernah menyakiti Shanon lagi, apapun cara yang kau gunakan hubungan kita tidak akan pernah kembali seperti dulu lagi."Setelah mendengar kalimat panjang
"Jika aku tidak mendengarnya sendiri, aku tidak akan percaya bahwa Kylian yang sangat dingin dan cuek ternyata bisa begitu hangat dan penuh perhatian terhadap seorang wanita.""Sejak kapan kau menguping?""Aku tidak menguping, aku ingin mengunjungi Bibi dan kebetulan sekali aku melihatmu, aku ingin menyapamu, tapi kau sedang bicara di telepon, jadi aku menunggumu sampai selesai." Noora mengatakan yang sebenarnya, ia memang menunggu Kylian dan kebetulan ia juga mendengar Kylian bicara di telepon jadi itu tidak bisa disebut menguping."Kau memang pandai mengelak.""Jadi, Kylian siapa wanita itu?""Kau tidak perlu tahu.""Sayangnya aku sangat ingin tahu, bagaimana jika aku pergi ke Bibi sekarang. Bibi pasti juga akan sama penasarannya denganku.""Noora, bagaimana jika aku memberitahu Axelion bahwa kau menyukainya sejak remaja?"Wajah Noora membeku. "Bagaimana kau bisa mengetahuinya?""Aku tidak sengaja membaca buku catatanmu beberapa tahun lalu.""Kylian kau benar-benar lancang!" Noora h
"Bagaimana keadaan Bibi?" Axelion bertanya pada Kylian. Saat ini mereka sedang ada di restoran Violet, salah satu restoran terbaik di negara itu. Pendiri restoran itu adalah koki yang telah mengajari Kylian memasak sementara pemilik saham terbesar dari restoran itu adalah Kylian.Kylian melihat bakat dari koki itu, jadi ia memberikan dana agar sang koki bisa mendirikan sebuah restoran. Kylian sangat menghargai bakat orang lain."Kondisi Ibu sudah lebih baik.""Syukurlah. Bibi Kaia tidak pernah masuk rumah sakit sebelumnya, jadi aku merasa khawatir setelah mendengarnya masuk rumah sakit.Aku ingin mengunjunginya, tapi aku memiliki pekerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan.""Tidak apa-apa, kondisi Ibu juga tidak serius." Kylian mengerti kesibukan Axelion."Bibi Kaia terlalu bersemangat, dia harus lebih banyak istirahat setelah keluar dari rumah sakit," seru Luke."Ya, kau benar." Kylian tidak bisa menyangkal bahwa ibunya memang terlalu bersemangat, wanita itu suka menghamburkan uang dan
Aaric menerima pesan di ponselnya, pria itu saat ini sedang bekerja meski ini adalah akhir pekan. Ia menghentikan pekerjaannya sejenak lalu kemudian membuka pesan masuk di ponselnya.Mata Aaric membesar ketika ia melihat foto pertama yang ia buka, lalu kemudian ia beralih ke foto-foto lain. Di sana ada Ellaine bersama dengan seorang pria, berpegangan tangan terlihat begitu mesra.Lalu setelahnya ia membuka video di mana Ellaine memulai mencium lebih dahulu pria yang bersamanya.Jantung Aaric seolah berhenti berdetak, tanpa ia sadari tangannya menggenggam ponselnya dengan kuat seolah ingin memecahkannya.Hatinya marah melihat Ellaine begitu intim dengan pria lain. Sebelumnya Aaric tidak pernah merasa seperti ini karena Ellaine selalu menjaga jarak dari pria. Ia juga selalu berpikir bahwa Ellaine Sangat mencintainya, jadi Ellaine tidak akan membiarkan pria mana pun mendekatinya.Aaric juga tidak menyangka bahwa Ellaine akan menemukan penggantinya secepat itu. Dilihat dari bagaimana sika
Hari-hari berlalu, Aaric masih tidak bisa melupakan kebersamaan Ellaine dan Kylian. Pikirannya mulai kacau dan ia menjadi tidak bisa fokus bekerja setiap kali ingatan tentang Ellaine dan Kylian muncul di benaknya.Aaric menghela napas, ia tidak bisa bekerja dalam keadaan seperti ini. Ia harus bertemu dengan Ellaine dan bicara mengetahui semuanya.Setengah jam berkendara, Aaric sampai di bangunan tempat penthouse Ellaine berada. Ia telah menghubungi Sarah sebelumnya tadi, dan Sarah mengatakan bahwa Ellaine sudah kembali dari kantor.Saat ini masih pukul sebelas malam, jadi Aaric pikir Ellaine pasti belum tidur. Ia telah bersama Ellaine selama lebih dari tiga tahun, jadi ia tahu bahwa Ellaine lebih suka bekerja sampai malam daripada tidur.Aaric memasukan sandi pengaman pintu Ellaine, ia memiliki akses masuk kediaman itu karena ia sering menginap di sana, sama seperti Ellaine yang memiliki akses masuk ke kediamannya.Setelah Aaric masuk, ia melangkah pergi ke ruang kerja Ellaine. Ketika
Pagi harinya Aaric terbangun dengan rasa sakit yang menghantam kepalanya. Pria itu memegangi kepalanya, memijatnya pelan untuk mengusir rasa sakit itu.Setelah rasa sakitnya berkurang, Aaric melihat ke sekelilingnya. Ini adalah kamarnya. Bagaimana ia bisa berada di sini?Aaric mencoba mengingat kejadian semalam. Shanon yang membawanya kembali, lalu setelah itu ia tidak bisa mengingat apapun lagi.Berhenti berpikir, Aaric segera melangkah ke kamar mandi. Ia segera membersihkan tubuhnya kemudian berpakaian.Aaric keluar dari kamarnya, ia melangkah menuju ke meja makan. Di sana semua sarapannya telah dihidangkan oleh kepala pelayan."Selamat pagi, Tuan Aaric.""Selamat pagi, Peter.""Tuan, Nona Shanon menyiapkan ini untuk Anda. Ini akan mengurangi rasa sakit kepala Anda karena terlalu banyak minum.""Di mana Shanon?""Nona Shanon sudah pergi setengah jam lalu. Ia mengatakan bahwa ia memiliki pertemuan penting pagi ini jadi ia tidak bisa menunggu Anda bangun.""Ah, seperti itu." Aaric mel
"Sayang, selamat ulang tahun." Ellaine memberikan ucapan selamat ulang tahun pada suaminya."Terima kasih, Sayang.""Aku memiliki hadiah untukmu." Ellaine mengeluarkan sebuah kotak yang telah diberikan pita di atasnya. "Bukalah."Kylian segera membuka hadiah dari istrinya. Di dalam kotak itu hanya ada satu benda. Kylian mengambilnya. "Apa ini, Sayang?" Kylian tahu tentang alat tes kehamilan, tapi ia masih bertanya untuk memastikan.Ellaine tersenyum penuh haru. "Selamat, Suamiku. Kau akan menjadi Ayah dalam beberapa bulan lagi."Kylian tidak pernah mendapatkan kado yang lebih baik dari yang ia terima hari ini.Ia telah menikah dengan Ellaine lebih dari enam bulan, meski ia tidak terlalu memikirkan tentang anak, tapi bukan berarti ia tidak ingin memiliki anak dengan cepat.Saat ia melihat keponakannya, ia benar-benar ingin segera memiliki anak.Kylian berdiri dari tempat duduknya, pria itu segera memeluk Ellaine. "Sayang, terima kasih. Ini adalah kado terbaik yang pernah aku terima.""
Hari ini adalah hari pernikahan Ellaine dan Kylian. Saat ini acara pernikahan keduanya akan segera dimulai. Aula megah tempat berlangsungnya pernikahan Kyllian dan Ellaine disulap seperti negeri dongeng, bunga-bunga segar yang indah ada hampir di setiap sudut ruangan itu.Ellaine melangkah bersama sang ayah di atas lantai yang kini dibalut oleh asap putih.Para tamu undangan yang telah mengisi tempat mereka masing-masing kini fokus pada Ellaine.Hari ini Ellaine tampak seperti seorang putri dari negeri dongeng. Ia mengenakan gaun berwarna putih yang ditaburi oleh permata, wajahnya yang cantik dilapisi oleh riasan yang membuatnya terlihat semakin memesona.Saat semua mata sedang tertuju padanya, tatapan Ellaine saat ini fokus pada Kylian yang berdiri beberapa langkah di depannya. Senyum tampak di wajah cantiknya.Begitu juga dengan Kylian, yang saat ini di matanya hanya ada Ellaine seorang. Ia tidak tahu bagaimana menjelaskan Ellaine di matanya saat ini, yang pasti tidak akan pernah ad
Keesokan malamnya, Ellaine kembali ke kediamannya untuk makan malam bersama keluarganya. Sementara Kylian, ia kembali ke kediaman orangtuanya karena ia harus pergi bersama keluarganya ke kediaman keluarga Ellaine.Setengah jam sebelum makan malam, Kylian dan keluarganya tiba di kediaman keluarga Ellaine. Mereka semua disambut dengan hangat oleh kakek dan orangtua Ellaine.Awalnya makan malam ini hanya untuk Ellaine dan Kylian, tapi karena Kylian ingin membicarakan rencana pernikahannya dengan Ellaine, jadi ia meminta izin pada orangtua Ellaine untuk membawa keluarganya ke sana.Makan malam dimulai, dua keluarga itu makan dengan tenang dan penuh kehangatan. Setelah makan malam selesai, mereka baru berpindah ke ruangan lain untuk bicara."Paman, Bibi, Kakek, malam ini aku ingin meminta izin untuk menikahi Ellaine." Kylian menatap tiga orang di depannya bergantian."Semua keputusannya kami serahkan pada Ellaine. Jika dia menginginkan pernikahan segera maka kami akan mengizinkannya." Ayah
"Sayang, ke mana kau akan membawaku?" Ellaine bertanya pada Kylian."Kau akan tahu nanti." Kylian menjawab disertai dengan senyuman.Beberapa waktu kemudian, mobil yang dikendarai oleh Kylian sampai di sebuah pantai. Kylian turun dari mobil, membukakan pintu untuk Ellaine.Ellaine turun dari mobil, Kylian membawanya ke panta. Meski saat ini sudah malam, tapi Ellaine masih bisa melihat ke sekelilingnya. Itu pemandangan malam yang indah.Pandangan Ellaine kini terkunci pada kerlap-kerlip lampu yang berada di sisi kirinya saat ini. Di sana terdapat sebuah meja dengan dua kursi di dekatnya. Ada anggur dan dua gelas di meja.Di sisi kiri dan kanan jalan terdapat untaian lampu yang indah. Di atas pasir terdapat hamparan kelopak bunga mawar berwarna merah tua. Tempat itu di tata dengan begitu indah.Ellaine sangat menyukai apa yang ia lihat saat ini. Ia tahu seorang Kylian pasti akan memberikannya pengalaman yang baru. Makan malam romantis di tepi pantai seperti ini adalah yang pertama kalin
"Selamat, Krystal. Kau melahirkan bayi-bayi yang sehat dan menggemaskan." Ellaine sangat terharu, ia kini sedang menyaksikan dua malaikat kecil Krystal yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan."Terima kasih, Ell." Krystal lebih terharu lagi. Ia masih berpikir bahwa ini adalah mimpi. Ia memiliki anak, tidak hanya satu, tapi dua.Ellaine tidak pernah berinteraksi dengan anak kecil atau bayi, itu karena selama ini ia sangat sibuk bekerja, tapi bukan berarti ia tidak menyukai anak kecil. Melihat anak-anak Krystal, ia memiliki keinginan untuk mempunyai anak juga.Pasti akan sangat menyenangkan jika memiliki anak-anak yang sehat dan menggemaskan."Apakah kau sudah memberitahu orangtuamu?" Ellaine beralih ke sahabatnya.Orangtua Krystal sudah bercerai dan masing-masing memiliki keluarga baru. Krystal adalah anak satu-satunya. Meski orangtuanya telah bercerai, tapi mereka masih selalu hadir dalam hidup Krystal.Sejak kecil Krystal telah hidup dengan jadwal tinggal dengan ayah atau ibuny
Hari ini adalah akhir pekan, Ellaine pergi bersama dengan ibu Kylian ke sebuah pusat perbelanjaan. Wajah ibu Kylian tampak sumringah, akhirnya ia juga merasakan ditemani oleh calon menantunya pergi berbelanja.Selain belanja, wanita berusia lima puluhan tahun itu juga memiliki sederet kegiatan yang ingin ia lakukan bersama Ellaine di masa depan, salah satunya adalah mengajak Ellaine pergi arisan."Sayang, lihat apakah ini cocok untuk Kylian?" Kaia menunjukan sebuah jas pada Ellaine."Itu akan terlihat sangat bagus jika dipakai oleh Kylian, Bu.""Lihat, kita memiliki selera yang sama." Kaia berkata antusias. Berikutnya wanita itu membeli beberapa setelan lagi, untuk Kylian dan untuk Sean. "Jika Kylian melihat betapa banyaknya Ibu membelikannya pakaian, dia pasti akan mengomel. Anak itu terlalu hemat padahal dia memiliki sangat banyak uang untuk dihamburkan."Ellaine merasa geli melihat tingkah ibu Kylian. Calon mertuanya ini memang benar-benar penghambur uang. Namun, itu juga bukan sal
Malam ini Kylian memilih untuk tidur terpisah dengan Ellaine karena ia sedang demam dan terkena flu akibat hujan-hujanan di taman hiburan beberapa jam lalu.Ia tidak ingin menularkan penyakitnya pada Ellaine, itulah sebabnya ia memilih untuk tidur di kamar lain.Pintu kamar terbuka, Kylian melihat ke arah. "Ada apa, Ell?""Aku tidak bisa tidur. Biarkan aku tidur di sini.""Baiklah, tidurlah di ranjang. Aku akan tidur di sofa.""Tidak, kau dan aku di ranjang.""Jangan bercanda, Ell. Aku sedang flu, nanti kau tertular."Ellaine tidak mendengarkan Kylian, ia malah memeluk Kylian. Lalu kemudian mencium bibir prianya. "Jika tertular aku hanya perlu minum obat."Kylian menghela napas, jadi keputusannya untuk pindah kamar agar mencegah Ellaine tertular flu darinya tidak berguna karena Ellaine menyusulnya."Baiklah, ayo tidur."Ellaine tersenyum bahagia, wanita itu segera naik ke atas ranjang.Kylian tersenyum geli melihat tingkah kekanakan Ellaine. Ia kemudian melangkah kembali ke ranjang da
Setelah meninggalkan kediaman orangtuanya, Kylian membawa Raylene ke taman hiburan. Karena ini masih akhir pekan, jadi mereka memutuskan untuk berkencan.Ini adalah kedua kalinya Ellaine berada di taman hiburan itu dengan Kylian, dan rasanya masih sama. Ia begitu menikmati kebersamaannya dengan Kylian."Kau?" Seorang pria menghentikan Kylian dengan Ellaine.Kylian menatap ke pria yang menghadangnya. Ia mengumpat di dalam hatinya. Pria ini adalah pria yang mengejar Noora."Seperti yang aku duga, kau adalah pria bajingan yang mempermainkan hati Noora!" seru pria itu sinis. "Aku akan memberitahu Noora, bahwa kau adalah pria bajingan!"Pria itu kemudian mengambil gambar Kylian dan Noora. Ia memerlukan bukti agar Noora percaya padanya. Setelahnya pria itu berbalik dan pergi.Kylian hanya bisa menghela napas. "Sayang, aku akan menghubungi Noora dulu.""Ya, silahkan."Kylian tidak pergi ke mana-mana, ia melakukan panggilan di sebelah Ellaine. "Pria yang mengejarmu melihatku bersama Ellaine.
Hari-hari berlalu, Kylian telah membeli sebuah mansion mewah untuk dirinya dan Ellaine. Di masa depan, tempat itu akan menjadi tempat tinggal keluarga kecilnya kelak.Setelah Kylian makan malam bersama keluarga Ellaine beberapa waktu lalu, sekarang gantian Kylian yang membawa Ellaine ke kediamannya.Kylian juga ingin Ellaine mengenal keluarganya dan memiliki hubungan yang baik dengan mereka.Orangtua Kylian sangat antusias ketika mereka mendengar bahwa Kylian akan membawa kekasihnya untuk menemui mereka.Akhirnya, setelah sekian lama kekhawatiran mereka segera berakhir. Mereka benar-benar takut jika Kylian memiliki kelainan orientasi seksual.Mereka sangat penasaran, seperti apa kira-kira wanita yang berhasil menaklukan hati putra mereka.Kylian dan Ellaine sampai di kediaman orangtua Kylian, Kylian membawa Ellaine segera melangkah menuju ke ruang makan.Ellaine merasa sedikit gugup. Ia takut jika keluarga Kylian mungkin tidak akan menyukainya.Kylian merasakan tangan Ellaine yang din