Hari-hari berlalu, Aaric masih tidak bisa melupakan kebersamaan Ellaine dan Kylian. Pikirannya mulai kacau dan ia menjadi tidak bisa fokus bekerja setiap kali ingatan tentang Ellaine dan Kylian muncul di benaknya.Aaric menghela napas, ia tidak bisa bekerja dalam keadaan seperti ini. Ia harus bertemu dengan Ellaine dan bicara mengetahui semuanya.Setengah jam berkendara, Aaric sampai di bangunan tempat penthouse Ellaine berada. Ia telah menghubungi Sarah sebelumnya tadi, dan Sarah mengatakan bahwa Ellaine sudah kembali dari kantor.Saat ini masih pukul sebelas malam, jadi Aaric pikir Ellaine pasti belum tidur. Ia telah bersama Ellaine selama lebih dari tiga tahun, jadi ia tahu bahwa Ellaine lebih suka bekerja sampai malam daripada tidur.Aaric memasukan sandi pengaman pintu Ellaine, ia memiliki akses masuk kediaman itu karena ia sering menginap di sana, sama seperti Ellaine yang memiliki akses masuk ke kediamannya.Setelah Aaric masuk, ia melangkah pergi ke ruang kerja Ellaine. Ketika
Pagi harinya Aaric terbangun dengan rasa sakit yang menghantam kepalanya. Pria itu memegangi kepalanya, memijatnya pelan untuk mengusir rasa sakit itu.Setelah rasa sakitnya berkurang, Aaric melihat ke sekelilingnya. Ini adalah kamarnya. Bagaimana ia bisa berada di sini?Aaric mencoba mengingat kejadian semalam. Shanon yang membawanya kembali, lalu setelah itu ia tidak bisa mengingat apapun lagi.Berhenti berpikir, Aaric segera melangkah ke kamar mandi. Ia segera membersihkan tubuhnya kemudian berpakaian.Aaric keluar dari kamarnya, ia melangkah menuju ke meja makan. Di sana semua sarapannya telah dihidangkan oleh kepala pelayan."Selamat pagi, Tuan Aaric.""Selamat pagi, Peter.""Tuan, Nona Shanon menyiapkan ini untuk Anda. Ini akan mengurangi rasa sakit kepala Anda karena terlalu banyak minum.""Di mana Shanon?""Nona Shanon sudah pergi setengah jam lalu. Ia mengatakan bahwa ia memiliki pertemuan penting pagi ini jadi ia tidak bisa menunggu Anda bangun.""Ah, seperti itu." Aaric mel
Suara dering ponsel terdengar di telinga Aaric, pria itu meraih benda yang tergeletak di meja itu untuk mengetahui siapa yang menelponnya dengan dada yang berdetak tidak nyaman.Nama Shanon tertera di sana. Ada kemarahan di tatapan Aaric sekarang. Untuk apa wanita itu menelponnya?"Ada apa, Shanon?" Aaric menekan kemarahannya."Aaric, bisakah temani aku. Aku merasa tidak nyaman sekarang.""Apa yang terjadi?""Aku tidur tadi, tapi kemudian terbangun karena aku bermimpi tentang William." Shanon bersuara gelisah.Aaric tidak pernah merasa jijik pada Shanon, tapi sekarang ia merasakan hal itu. Ia benar-benar membenci wanita licik yang suka bersandiwara. "Aku akan ke tempatmu.""Ya, terima kasih, Aaric."Aaric menutup panggilan itu, ia meraih jas dan kunci mobilnya lalu kemudian melangkah meninggalkan kantornya.Setengah jam kemudian ia sampai di tempat tinggal Shanon. Ia ingin melihat trik apa yang akan digunakan oleh Shanon terhadapnya kali ini."Maafkan aku karena merepotkanmu tengah ma
"Aku minta maaf karena telah menyakitimu. Aku telah buta selama ini, dan sekarang aku sudah mengetahui seperti apa Shanon sebenarnya." Aaric mengakui kesalahannya dengan jantan."Itu bagus jika kau sudah tahu seperti apa Shanon sebenarnya." Ellaine yakin bahwa Aaric pasti sudah mendengarkan isi percakapan antara dirinya dan Shanon."Ell, aku bersumpah atas nama ayah dan ibuku, aku tidak memiliki hubungan asmara dengan Shanon. Aku hanya benar-benar menganggapnya seperti adikku sendiri." Aaric mencoba untuk meyakinkan Ellaine."Lalu?""Ell, aku tahu aku salah telah menyakitimu. Aku telah mengecewakanmu hingga kau memilih untuk berpisah denganku. Ell, kembali padaku. Aku berjanji padamu bahwa aku akan memperbaiki semuanya.Aku bukan tidak mencintaimu, aku mencintaimu. Kau adalah satu-satunya wanita yang aku cintai. Aku juga bukannya tidak peduli padamu, tapi selama ini aku berpikir bahwa kau adalah wanita yang mandiri yang tidak suka kebanggannya terganggu, jadi aku selalu menganggapmu k
Malam ini terasa berbeda bagi Kylian, ia ada di kediamannya sendiri, tapi terasa ada yang kurang lengkap baginya. Ia tidak perlu mencari apa itu karena ia tahu bahwa yang kurang itu adalah Ellaine.Biasanya ia akan memeluk Ellaine saat tidur, tapi saat ini tidak ada siapapun di sebelahnya. Tidak ada percakapan sebelum tidur, tidak ada panggilan atau pesan.Kylian menghela napas, ia tidak bisa tidur jadi ia memutuskan untuk pergi ke bar. Pria itu mengambil alih pekerjaan bartender yang saat ini sedang bertugas di sana.Ia menemani orang-orang yang tampaknya sedang mengalihkan masalah mereka ke minuman.Sementara Ellaine, saat ini ia sedang bersama Aaric yang memutuskan untuk tinggal bersama Ellaine di sana. Aaric mengambil langkah cepat, ia tidak ingin Ellaine memikirkan Kylian lagi.Ellaine berada di dalam dekapan Aaric saat ini, tapi rasanya berbeda dengan dekapan Kylian. Ellaine pikir itu hanya karena selama beberapa waktu ini ia banyak menghabiskan waktu dengan Kylian jadi tubuhnya
"Apa yang terjadi pada Aaric? Kenapa ia sampai masuk rumah sakit?" Ellaine bertanya pada Jared dengan wajah khawatir.Jared menceritakan apa yang terjadi pada Ellaine.Wajah Ellaine kini terlihat suram. "Shanon benar-benar sakit jiwa!"Ia tidak marah pada Aaric karena menemui Shanon, ia yakin Aaric memiliki alasannya sendiri. Dengan Aaric yang lebih memilih untuk melarikan diri daripada memberikan apa yang diinginkan oleh Shanon, ia tidak akan mempermasalahkan hal itu.Ellaine memperhatikan wajah Aaric yang memerah. Aaric pasti sangat tersiksa karena obat perangsang yang bekerja di tubuhnya.Sementara itu di apartemennya, Shanon telah menarik pria acak untuk mengatasi rasa tersiksa di tubuhnya. Ia mengejar Aaric tadi, tapi ia terlambat dan Aaric sudah masuk ke dalam lift.Obat yang sudah bekerja membuatnya kehilangan rasionalitasnya. Ia minum lebih banyak dari Aaric tadi, jadi efeknya jelas lebih besar.Sekarang ia sedang terbang ke langit, tapi nanti setelah sadar Shanon pasti akan m
Hari-hari berlalu lagi, Kylian sudah menjadi pria yang gila kerja. Biasanya ia akan mengenakan pakaian casual yang membuatnya terlihat santai, tapi sekarang ia telah mengenakan setelan jas. Ia terlihat semakin dengan dengan tampilan formal dan rapi.Ia mengalihkan semua pikirannya pada pekerjaan hingga ia tidak memiliki waktu lagi untuk memikirkan Ellaine.Ponselnya Kylian berdering, pria yang masih bekerja meski sudah dini hari itu mengalihkan pandangannya dan meraih ponselnya."Ada apa?""Kau belum tidur?""Aku sedang memeriksa beberapa berkas.""Ellaine akan menikah dengan Aaric."Dunia seperti berhenti bagi Kylian untuk beberapa saat, tapi setelahnya ia membalas ucapan Axelion. "Itu bagus, aku turut bahagia untuk Ellaine."Axelion kini tidak tahu harus mengatakan apa, ia sedikit menyesal karena telah memberitahu Kylian."Kau baik-baik saja, kan?""Aku baik-baik saja. Di masa depan, jangan membicarakan tentang Ellaine lagi padaku." Kylian jauh-jauh pergi ke tempatnya sekarang untuk
Satu bulan lagi hari pernikahan Ellaine dan Aaric tiba, semua persiapan sudah hampir rampung. Undangan bahkan telah disebar.Shanon menerima undangan itu, wanita itu nyaris gila selama beberapa waktu ini karena memikirkan hari pernikahan Aaric dan Ellaine semakin dekat sementara dirinya tidak memiliki kesempatan sedikit pun untuk bertemu dengan Aaric.Setiap waktunya Shanon berpikir apa yang harus ia lakukan agar bisa menggagalkan rencana pernikahan Aaric dengan Ellaine.Dan sekarang ia sudah sampai ditahap di mana otaknya memerintahkannya untuk membunuh Ellaine.Wanita itu tidak lagi memikirkan tentang resiko yang akan ia hadapi ketika ia ketahuan nanti, yang ada di otaknya saat ini hanyalah menyingkirkan Ellaine yang sudah merebut kebahagiaannya.Jika ia tidak bisa memiliki Aaric maka Ellaine juga tidak bisa.Seharusnya ia membunuh Aaric saja agar mereka berdua sama-sama tidak memiliki Aaric, tapi Shanon pikir itu tidak akan cukup untuk membalas Aaric yang sudah begitu kejam padanya
"Sayang, selamat ulang tahun." Ellaine memberikan ucapan selamat ulang tahun pada suaminya."Terima kasih, Sayang.""Aku memiliki hadiah untukmu." Ellaine mengeluarkan sebuah kotak yang telah diberikan pita di atasnya. "Bukalah."Kylian segera membuka hadiah dari istrinya. Di dalam kotak itu hanya ada satu benda. Kylian mengambilnya. "Apa ini, Sayang?" Kylian tahu tentang alat tes kehamilan, tapi ia masih bertanya untuk memastikan.Ellaine tersenyum penuh haru. "Selamat, Suamiku. Kau akan menjadi Ayah dalam beberapa bulan lagi."Kylian tidak pernah mendapatkan kado yang lebih baik dari yang ia terima hari ini.Ia telah menikah dengan Ellaine lebih dari enam bulan, meski ia tidak terlalu memikirkan tentang anak, tapi bukan berarti ia tidak ingin memiliki anak dengan cepat.Saat ia melihat keponakannya, ia benar-benar ingin segera memiliki anak.Kylian berdiri dari tempat duduknya, pria itu segera memeluk Ellaine. "Sayang, terima kasih. Ini adalah kado terbaik yang pernah aku terima.""
Hari ini adalah hari pernikahan Ellaine dan Kylian. Saat ini acara pernikahan keduanya akan segera dimulai. Aula megah tempat berlangsungnya pernikahan Kyllian dan Ellaine disulap seperti negeri dongeng, bunga-bunga segar yang indah ada hampir di setiap sudut ruangan itu.Ellaine melangkah bersama sang ayah di atas lantai yang kini dibalut oleh asap putih.Para tamu undangan yang telah mengisi tempat mereka masing-masing kini fokus pada Ellaine.Hari ini Ellaine tampak seperti seorang putri dari negeri dongeng. Ia mengenakan gaun berwarna putih yang ditaburi oleh permata, wajahnya yang cantik dilapisi oleh riasan yang membuatnya terlihat semakin memesona.Saat semua mata sedang tertuju padanya, tatapan Ellaine saat ini fokus pada Kylian yang berdiri beberapa langkah di depannya. Senyum tampak di wajah cantiknya.Begitu juga dengan Kylian, yang saat ini di matanya hanya ada Ellaine seorang. Ia tidak tahu bagaimana menjelaskan Ellaine di matanya saat ini, yang pasti tidak akan pernah ad
Keesokan malamnya, Ellaine kembali ke kediamannya untuk makan malam bersama keluarganya. Sementara Kylian, ia kembali ke kediaman orangtuanya karena ia harus pergi bersama keluarganya ke kediaman keluarga Ellaine.Setengah jam sebelum makan malam, Kylian dan keluarganya tiba di kediaman keluarga Ellaine. Mereka semua disambut dengan hangat oleh kakek dan orangtua Ellaine.Awalnya makan malam ini hanya untuk Ellaine dan Kylian, tapi karena Kylian ingin membicarakan rencana pernikahannya dengan Ellaine, jadi ia meminta izin pada orangtua Ellaine untuk membawa keluarganya ke sana.Makan malam dimulai, dua keluarga itu makan dengan tenang dan penuh kehangatan. Setelah makan malam selesai, mereka baru berpindah ke ruangan lain untuk bicara."Paman, Bibi, Kakek, malam ini aku ingin meminta izin untuk menikahi Ellaine." Kylian menatap tiga orang di depannya bergantian."Semua keputusannya kami serahkan pada Ellaine. Jika dia menginginkan pernikahan segera maka kami akan mengizinkannya." Ayah
"Sayang, ke mana kau akan membawaku?" Ellaine bertanya pada Kylian."Kau akan tahu nanti." Kylian menjawab disertai dengan senyuman.Beberapa waktu kemudian, mobil yang dikendarai oleh Kylian sampai di sebuah pantai. Kylian turun dari mobil, membukakan pintu untuk Ellaine.Ellaine turun dari mobil, Kylian membawanya ke panta. Meski saat ini sudah malam, tapi Ellaine masih bisa melihat ke sekelilingnya. Itu pemandangan malam yang indah.Pandangan Ellaine kini terkunci pada kerlap-kerlip lampu yang berada di sisi kirinya saat ini. Di sana terdapat sebuah meja dengan dua kursi di dekatnya. Ada anggur dan dua gelas di meja.Di sisi kiri dan kanan jalan terdapat untaian lampu yang indah. Di atas pasir terdapat hamparan kelopak bunga mawar berwarna merah tua. Tempat itu di tata dengan begitu indah.Ellaine sangat menyukai apa yang ia lihat saat ini. Ia tahu seorang Kylian pasti akan memberikannya pengalaman yang baru. Makan malam romantis di tepi pantai seperti ini adalah yang pertama kalin
"Selamat, Krystal. Kau melahirkan bayi-bayi yang sehat dan menggemaskan." Ellaine sangat terharu, ia kini sedang menyaksikan dua malaikat kecil Krystal yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan."Terima kasih, Ell." Krystal lebih terharu lagi. Ia masih berpikir bahwa ini adalah mimpi. Ia memiliki anak, tidak hanya satu, tapi dua.Ellaine tidak pernah berinteraksi dengan anak kecil atau bayi, itu karena selama ini ia sangat sibuk bekerja, tapi bukan berarti ia tidak menyukai anak kecil. Melihat anak-anak Krystal, ia memiliki keinginan untuk mempunyai anak juga.Pasti akan sangat menyenangkan jika memiliki anak-anak yang sehat dan menggemaskan."Apakah kau sudah memberitahu orangtuamu?" Ellaine beralih ke sahabatnya.Orangtua Krystal sudah bercerai dan masing-masing memiliki keluarga baru. Krystal adalah anak satu-satunya. Meski orangtuanya telah bercerai, tapi mereka masih selalu hadir dalam hidup Krystal.Sejak kecil Krystal telah hidup dengan jadwal tinggal dengan ayah atau ibuny
Hari ini adalah akhir pekan, Ellaine pergi bersama dengan ibu Kylian ke sebuah pusat perbelanjaan. Wajah ibu Kylian tampak sumringah, akhirnya ia juga merasakan ditemani oleh calon menantunya pergi berbelanja.Selain belanja, wanita berusia lima puluhan tahun itu juga memiliki sederet kegiatan yang ingin ia lakukan bersama Ellaine di masa depan, salah satunya adalah mengajak Ellaine pergi arisan."Sayang, lihat apakah ini cocok untuk Kylian?" Kaia menunjukan sebuah jas pada Ellaine."Itu akan terlihat sangat bagus jika dipakai oleh Kylian, Bu.""Lihat, kita memiliki selera yang sama." Kaia berkata antusias. Berikutnya wanita itu membeli beberapa setelan lagi, untuk Kylian dan untuk Sean. "Jika Kylian melihat betapa banyaknya Ibu membelikannya pakaian, dia pasti akan mengomel. Anak itu terlalu hemat padahal dia memiliki sangat banyak uang untuk dihamburkan."Ellaine merasa geli melihat tingkah ibu Kylian. Calon mertuanya ini memang benar-benar penghambur uang. Namun, itu juga bukan sal
Malam ini Kylian memilih untuk tidur terpisah dengan Ellaine karena ia sedang demam dan terkena flu akibat hujan-hujanan di taman hiburan beberapa jam lalu.Ia tidak ingin menularkan penyakitnya pada Ellaine, itulah sebabnya ia memilih untuk tidur di kamar lain.Pintu kamar terbuka, Kylian melihat ke arah. "Ada apa, Ell?""Aku tidak bisa tidur. Biarkan aku tidur di sini.""Baiklah, tidurlah di ranjang. Aku akan tidur di sofa.""Tidak, kau dan aku di ranjang.""Jangan bercanda, Ell. Aku sedang flu, nanti kau tertular."Ellaine tidak mendengarkan Kylian, ia malah memeluk Kylian. Lalu kemudian mencium bibir prianya. "Jika tertular aku hanya perlu minum obat."Kylian menghela napas, jadi keputusannya untuk pindah kamar agar mencegah Ellaine tertular flu darinya tidak berguna karena Ellaine menyusulnya."Baiklah, ayo tidur."Ellaine tersenyum bahagia, wanita itu segera naik ke atas ranjang.Kylian tersenyum geli melihat tingkah kekanakan Ellaine. Ia kemudian melangkah kembali ke ranjang da
Setelah meninggalkan kediaman orangtuanya, Kylian membawa Raylene ke taman hiburan. Karena ini masih akhir pekan, jadi mereka memutuskan untuk berkencan.Ini adalah kedua kalinya Ellaine berada di taman hiburan itu dengan Kylian, dan rasanya masih sama. Ia begitu menikmati kebersamaannya dengan Kylian."Kau?" Seorang pria menghentikan Kylian dengan Ellaine.Kylian menatap ke pria yang menghadangnya. Ia mengumpat di dalam hatinya. Pria ini adalah pria yang mengejar Noora."Seperti yang aku duga, kau adalah pria bajingan yang mempermainkan hati Noora!" seru pria itu sinis. "Aku akan memberitahu Noora, bahwa kau adalah pria bajingan!"Pria itu kemudian mengambil gambar Kylian dan Noora. Ia memerlukan bukti agar Noora percaya padanya. Setelahnya pria itu berbalik dan pergi.Kylian hanya bisa menghela napas. "Sayang, aku akan menghubungi Noora dulu.""Ya, silahkan."Kylian tidak pergi ke mana-mana, ia melakukan panggilan di sebelah Ellaine. "Pria yang mengejarmu melihatku bersama Ellaine.
Hari-hari berlalu, Kylian telah membeli sebuah mansion mewah untuk dirinya dan Ellaine. Di masa depan, tempat itu akan menjadi tempat tinggal keluarga kecilnya kelak.Setelah Kylian makan malam bersama keluarga Ellaine beberapa waktu lalu, sekarang gantian Kylian yang membawa Ellaine ke kediamannya.Kylian juga ingin Ellaine mengenal keluarganya dan memiliki hubungan yang baik dengan mereka.Orangtua Kylian sangat antusias ketika mereka mendengar bahwa Kylian akan membawa kekasihnya untuk menemui mereka.Akhirnya, setelah sekian lama kekhawatiran mereka segera berakhir. Mereka benar-benar takut jika Kylian memiliki kelainan orientasi seksual.Mereka sangat penasaran, seperti apa kira-kira wanita yang berhasil menaklukan hati putra mereka.Kylian dan Ellaine sampai di kediaman orangtua Kylian, Kylian membawa Ellaine segera melangkah menuju ke ruang makan.Ellaine merasa sedikit gugup. Ia takut jika keluarga Kylian mungkin tidak akan menyukainya.Kylian merasakan tangan Ellaine yang din