Apakah yang telah dia lakukan selama bertahun-tahun ini tidak cukup? Ia telah begitu banyak mengalah tanpa mengeluh, tapi hanya dengan sedikit keluhan darinya, Aaric sudah berkata untuk memikirkan ulang rencana pernikahan mereka yang telah disepakati tahun depan? Bukankah itu terlalu berlebihan?
Krystal kembali setelah melihat Aaric meninggalkan Ellaine, dari raut wajah keduanya ketika berpisah, mereka tampaknya tidak memiliki akhir yang baik dari percakapan barusan.
"Aku akan ke toilet." Ellaine tidak tahan, ia ingin menenangkan hatinya sejenak.
"Ya."
Ellaine pergi menuju ke toilet, sampai di sana wanita itu berdiri di depan cermin. Bohong jika ia tidak ingin menangis sekarang. Perasaannya selama lebih dari delapan tahun ini tampaknya tidak begitu berharga di mata Aaric.
Dan yang lebih membuatnya sakit adalah kenyataan bahwa ia tidak ingin hubungannya dengan Aaric berakhir. Akan tetapi, kekecewaannya yang sudah terlalu banyak juga tidak bisa ia abaikan. Dadanya sesak sekarang, harus sampai kapan ia menerima kenyataan bahwa ada wanita lain yang sangat diperhatikan oleh tunangannya.
Apa yang harus ia lakukan sekarang? Bertahan sakit berpisah pun sulit. Ia telah menjadikan Aaric sebagai pusat dunianya selama lebih dari delapan tahun ini, jika ia memutuskan hubungannya dengan Aaric maka sebagian dari hidupnya akan hilang. Akan sulit untuk menata hatinya kembali.
Ia tidak akan kekurangan laki-laki jika hubungannya dengan Aaric berakhir. Nyatanya ia memiliki wajah yang nyaris sempurna, dan ia adalah pewaris dari keluarga old money yang cukup berkuasa di negara ini, tapi yang menjadi masalah di sini adalah bahwa dirinya memiliki kepribadian yang sulit menerima orang lain.
Dahulu ketika ia melihat Aaric, ia telah memutuskan bahwa Aaric akan menjadi miliknya. Oleh sebab itu ia mengejar Aaric meski sebenarnya ia mampu mendapatkan pria lain yang setara dengan Aaric. Hanya saja, dia tidak tertarik dengan pria mana pun kecuali Aaric.
Pintu toilet terbuka, Ellaine tidak begitu peduli pada siapa yang masuk. Wanita yang hendak menangis itu segera menutup matanya, menahan agar air matanya tidak jatuh dan membuatnya tampak lemah.
Ia telah dibesarkan untuk menjadi penerus yang tangguh, oleh sebab itu ia tidak boleh menangis.
"Lebih baik kau mundur, Ellaine." Suara sombong itu membuat Ellaine menoleh ke samping. Rupanya yang baru saja masuk tadi adalah Shanon.
"Apakah sekarang kau sedang menunjukan wajah aslimu, Shanon?"
"Ellaine, berhentilah menjadi wanita bodoh yang membodohi dirimu sendiri. Kau pasti tahu bahwa Aaric jauh lebih peduli padaku daripada dirimu. Lebih baik kau sadar diri dan lepaskan Aaric.
Sampai saat ini Aaric masih mempertahankan hubungan denganmu hanya karena dia kasihan padamu." Shanon menatap Ellaine sinis.
"Shanon, apakah kau pikir aku akan terpengaruh oleh kata-kata wanita sepertimu?"
"Tampaknya daripada mengakhiri dengan mempertahankan harga dirimu, kau lebih suka dibuang oleh Aaric. Baiklah, aku sudah menasehatimu, tapi kau cukup keras kepala. Tidak ada pilihan lain, aku hanya akan membuat Aaric mencampakanmu." Shanon tampak sangat percaya diri ketika ia mengatakannya.
Suasana hati Ellaine sudah tidak bagus, sekarang ditambah dengan pertikaiannya dengan Shanon membuatnya jadi semakin buruk.
"Ellaine, kau akan melihat dengan mata kepalamu sendiri bahwa Aaric jauh lebih menyayangiku daripada dirimu, tunangannya." Senyum licik tampak di wajah Shanon.
Ellaine masih tetap tenang meski sebenarnya dia sangat terganggu dengan kata-kata Shanon.
Plak,,, suara tamparan keras terdengar di sana, lalu kemudian disusul dengan suara sesuatu terjatuh.
"Astaga, Nona. Apakah Anda baik-baik saja?" Seorang wanita segera mendekati Shanon yang terduduk di lantai dengan posisi yang menyedihkan.
Shanon menatap ke arah wanita yang membantunya lalu kemudian menggelengkan kepalanya. "Aku baik-baiks aja."
"Mari saya bantu berdiri." Wanita itu dengan baik hati segera membantu Shanon. Kemudian matanya beralih pada Ellaine, ia tidak mengatakan apapun pada Ellaine, tapi tatapannya menjelaskan bahwa wanita itu menilai Ellaine sebagai orang yang telah menyakiti Shanon.
"Terima kasih." Shanon berkata dengan lembut.
"Sama-sama."
"Maaf telah merepotkan Anda."
"Itu bukan apa-apa."
Shanon kemudian hendak melangkah, tapi ia mendesis. Wanita yang tadi membantunya segera bicara lagi.
"Mari saya bantu kembali ke teman kekasih Anda." Wanita itu tadi melihat Shanon bersama Aaric, jadi ia pikir Aaric pasti kekasih Shanon.
Shanon tidak menjawab, ia hanya menerima bantuan dari wanita itu.
Ellaine tahu bahwa Shanon adalah wanita licik yang penuh drama, tapi ia tidak menyangka jika wanita itu akan menyakiti dirinya sendiri untuk membuat ia terlihat jahat di mata orang lain.
Sekarang ia bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Aaric pasti akan menuduhnya menyakiti Shanon. Itu sudah pasti.
Aaric melihat Shanon yang tampak terluka segera mendekati Shanon.
"Apa yang terjadi?" tanya Aaric. Ia memperhatikan wajah Shanon yang terdapat jejak jari di sana.
"Bukan apa-apa." Shanon menjawab pelan.
"Siapa yang menamparmu? Apakah Ellaine?"
"Tuan, kekasihmu tidak hanya ditampar, tapi juga didorong sampai kakinya sakit. Ia mungkin terkilir. Kau harus menjaga kekasihmu lebih baik lagi." Wanita yang membantu Shanon bicara untuk Shanon.
Ini adalah apa yang diharapkan oleh Shanon, ia tidak harus mengatakan apapun karena orang lain telah membantunya bicara.
"Ellaine, dia sudah sangat keterlaluan!" Aaric berkata geram.
"Aaric, sudahlah."
"Shanon, Ellaine harus meminta maaf padamu. Bagaimana dia bisa melakukan hal seperti ini terhadapmu. Aku akan bicara padanya."
"Aaric, tidak perlu." Kata-kata Shanon tidak bisa mencegah Aaric yang kini melangkah menuju ke toilet wanita.
Ellaine telah selesai, ia baru saja keluar dan dari posisinya saat ini ia bisa melihat Aaric melangkah ke arahnya bersama dengan Shanon yang ia rangkul dengan penuh perhatian.
"Ellaine, haruskah kau sampai sejauh ini terhadap Shanon? Kau sangat keterlaluan!" Aaric menatap Ellaine marah. Ia telah menganggap Shanon seperti adiknya sendiri, oleh sebab itu ia selalu menjaga Shanon dengan baik. Ia tidak mengizinkan siapapun menyakiti Shanon, termasuk Ellaine.
"Apa yang telah aku lakukan terhadap Shanon?"
"Jangan berpura-pura tidak bersalah di depanku, Ellaine. Kau sangat tahu bahwa aku membenci wanita yang bermuka dua!"
"Aaric, jadi maksudmu aku bermuka dua?"
"Aku semakin muak melihat tingkahmu, cepat minta maaf pada Shanon!"
"Aaric, sudahlah. Jangan bertengkar dengan Ellaine." Shanon masih memasang wajah malaikat tak berdosa.
Ellaine tidak pernah memiliki keinginan untuk mencabik-cabik wajah orang lain, tapi sekarang dia benar-benar ingin melakukannya terhadap Shanon. Ia benci wajah penuh sandiwara Shanon.
"Apakah kau tidak mendengarku, Ellaine? Minta maaf pada Shanon karena kau sudah menampar dan mendorongnya!"
"Apakah Shanon yang mengatakan bahwa aku menampar dan mendorongnya?" seru Ellaine. "Aku katakan padamu, Aaric. Aku tidak melakukan hal yang kau tuduhkan!"
"Ellaine, kau semakin mengecewakanku. Jangan pernah berpikir bahwa kau bisa menyakiti orang lain sesuka hatimu!"
Senyum kecut tampak di wajah Ellaine. "Aku pikir kau sudah cukup mengenalku, Aaric. Namun, ternyata aku salah. Kau mungkin tidak tahu apapun tentangku. Aku adalah tunanganmu, tapi kau lebih percaya pada kata-kata orang lain. Bukan kau yang seharusnya kecewa di sini, tapi aku."
Ellaine tidak bisa berada di sana lebih lama lagi, ia memutuskan untuk meninggalkan Aaric dan Shanon.
Sejujurnya Ellaine sangat ingin mengucapkan kata pisah dengan Aaric, tapi ia takut jika Aaric akan menyetujui perpisahan dengan mudah.
Sekarang ia semakin tahu bahwa di hidup Aaric, ia tidak pernah lebih berharga dari Shanon. Ia adalah tunangan Aaric, tapi Aaric lebih mempercayai Shanon.
"Aaric, hubunganmu dengan Ellaine menjadi semakin buruk karena aku." Shanon bersikap seolah ia merasa bersalah telah menciptakan pertikaian antara Ellaine dan Aaric.
"Ini bukan salahmu, Shanon. Apa yang dilakukan oleh Ellaine kali ini sudah tidak bisa aku tolerir. Aku telah menganggapmu sebagai adikku sendiri, seharusnya ia juga bisa memperlakukanmu dengan baik. Ellaine cemburu buta, dan aku tidak menyukai hal itu."
"Bagaimana jika Ellaine memutuskan untuk berpisah darimu?"
"Dia tidak akan pernah melakukan itu. Aku tahu bahwa dia sangat mencintaiku. Setelah beberapa waktu pikirannya akan jernih, dia pasti akan mencariku." Aaric berkata dengan percaya diri.
Di pertengkaran sebelumnya ia telah diabaikan oleh Ellaine selama dua minggu, tapi Ellaine segera datang padanya ketika ia mengatakan bahwa ia sakit.
Dan kali ini dia tidak akan menghubungi Ellaine sama sekali, ia yakin bahwa Ellaine tidak akan bisa tahan marah padanya lebih lama.
Ketika saat itu tiba, ia harap Ellaine sudah berpikir jernih. Jika ingin bersamanya, Ellaine harus bisa memperlakukan Shanon dengan baik.
"Kau terluka, aku akan mengantarmu ke rumah sakit untuk diobati." Aaric tidak membahas Ellaine lagi.
"Baiklah."
Shanon harus puas dengan hasil yang ia dapatkan saat ini. Setidaknya hubungan Ellaine dan Aaric menjadi semakin renggang.
Saat ini ia mungkin hanya dianggap adik oleh Aaric, tapi setelah Aaric berpisah dari Ellaine, ia bisa merayu Aaric sehingga pria itu akan jatuh hati padanya.
Ia yakin, suatu hari nanti Aaric pasti akan menjadi miliknya.
tbc
Kylian keluar dari toilet setelah pria itu mendengarkan pertengkaran antara sosok yang tidak begitu ia kenali kepribadiannya, tapi sangat ia kenali tubuhnya dengan dua orang asing yang belum pernah ia temui sama sekali.Ia tidak bermaksud untuk menguping, hanya saja ketika ia menyadari bahwa yang ada di sana adalah Ellaine, ia memilih untuk tinggal.Dari pertengkaran tadi Kylian tidak bisa mengomentari terlalu banyak, tapi dari yang dilihat olehnya tampaknya tunangan Ellaine adalah pria tolol yang lebih mempercayai wanita lain daripada wanitanya sendiri, bukankah seharusnya tadi pria itu meminta penjelasan dari Ellaine terlebih dahulu bukan langsung menuduhnya dan memaksanya untuk meminta maaf pada wanita bernama Shanon?Lupakan, Kylian tidak ingin memikirkan masalah percintaan orang lain.Pria itu segera kembali ke tempat duduknya, di mana di sana sudah ada Axelion, sahabatnya. Tatapannya sejenak bertemu dengan Ellaine, tapi Ellaine segera memutuskan kontak mata dengannya."Kau ingin
Ellaine berhenti membaca berkas di atas meja. Wanita itu merasa perutnya sangat sakit sekarang. Tubuhnya mulai berkeringat dingin karena rasa sakit itu.Ia telah melewatkan sarapan, makan siang dan makan malamnya. Kejadian kemarin telah mempengaruhi suasana hati Ellaine sehingga ia menenggelamkan dirinya di dalam pekerjaan dan melupakan jadwal makannya.Hal seperti ini bukan pertama kalinya, jika suasana hati Ellaine buruk karena Aaric maka selera makannya akan hilang.Wanita itu bangkit dari kursi kebesarannya dan meninggalkan ruang kerjanya. Ia kembali ke kamarnya lalu meminum obat yang biasa ia konsumsi ketika perutnya sakit.Setelah meminum obat, Ellaine membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Biasanya dalam beberapa waktu ke depan rasa sakitnya akan berkurang.Waktu berlalu, rasa sakit yang Ellaine derita masih tidak berkurang dan semakin bertambah sakit, tampaknya kali ini obat yang ia minum tidak bisa membantunya sama sekali.Ellaine mengambil ponselnya. Wanita itu hendak menghu
"Apakah Aaric memperlakukanmu dengan baik?""Kenapa Kakek bertanya seperti itu?" Ellaine sedikit heran dengan pertanyaan kakeknya."Kemarin Ibu mendengar beberapa wanita bergosip tentangmu dan Aaric. Salah satu dari mereka ada di restoran yang sama denganmu, tapi saat itu kau duduk dengan Krystal, sedangkan Aaric duduk di tempat lain dengan Shanon." Irene menjawab pertanyaan yang diarahkan putrinya pada sang kakek. "Wanita itu juga mengatakan bahwa kau dan Aaric terlihat sedang berdebat. Lalu Aaric kembali ke sisi Shanon dan beberapa waktu kemudian Aaric membawa Shanon meninggalkan restoran."Jika sudah seperti ini Ellaine tidak bisa menyembunyikan kebenarannya lagi. Pada akhirnya ia masih tetap membuat orangtua dan kakeknya mengkhawatirkannya."Kakek, Ayah dan Ibu tidak perlu mengkhawatirkanku. Pertengkaran kecil di dalam sebuah hubungan adalah sesuatu yang wajar." Ellaine mencoba menenangkan tiga orang yang sangat ia sayangi di dunia ini."Ell, jika Aaric tidak memperla
Acara ulang tahun perusahaan Axelion telah berlangsung. Para tamu undangan yang mengenakan pakaian mahal telah mengisi aula mewah itu.Seperti tamu lainnya, malam ini Kylian mengenakan setelan jas. Pria itu tampak sangat berbeda dari penampilannya yang santai pada hari-hari biasanya.Kylian telah menyapa orangtua Axelion sebelum ia memilih untuk mencari tempat yang nyaman baginya, tentunya tidak terlalu ramai. Dan itu adalah di sudut ruangan.Akan tetapi, bukan Kylian namanya jika pria itu tidak menjadi pusat perhatian. Beberapa wanita menatap Kylian dengan tatapan memuja, mereka bahkan lupa bahwa saat ini mereka sedang bersama dengan pasangan mereka.Kylian mengabaikan tatapan-tatapan nakal yang terarah padanya. Acara belum dimulai, tapi Kylian sudah berpikir untuk meninggalkan aula itu. Jika bukan karena menghargai persahabatannya dengan Axelion, dia pasti sudah pergi sekarang.Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Seorang wanita yang mengenakan gaun berwarna putih yang membuatnya
"Apakah kau selalu bersikap seperti ini terhadap pengguna jasamu?" Ellaine memecah kesunyian di dalam mobil.Kening Kylian berkerut, bersikap seperti ini? Senyum geli tampak di wajah Kylian setelah ia mengerti maksud dari kata-kata Ellaine. Ia bahkan tidak pernah merawat luka orang lain sebelumnya. "Tidak ada pengguna jasaku yang terluka sebelumnya, Nona Ellaine.""Lalu, bagaimana kau bisa begitu mahir merawat orang lain?" Ini bukan pertama kalinya Kylian membantunya, ketika di rumah sakit Kylian juga merawatnya dengan cukup baik."Mungkin karena aku memang terlahir dengan kemampuan itu." Kylian menjawab asal. Bagaimana ia bisa menjelaskan pada Ellaine saat hal itu terjadi secara tiba-tiba. Sejauh ini hanya Ellaine yang pernah ia temani di rumah sakit dan ia obati lukanya."Aku akan membayarmu nanti.""Sepertinya Nona Ellaine selalu menghargai tindakanku dengan uang.""Tidak ada makan siang gratis." Ellaine hidup di medan perang yang di mana seti
Kylian pikir suasana Ellaine sudah sedikit lebih baik setelah ia membawa wanita itu ke pantai, tapi tampaknya ia salah. Ellaine masih berakhir di meja bar.Ia tidak mengerti kenapa wanita luar biasa seperti Ellaine bisa begitu kacau hanya karena cinta. Mungkinkah karena cinta Ellaine terhadap Aaric sangatlah besar?Namun, apakah sepadan jika Ellaine harus berakhir di bar karena pria yang tidak menghargai perasaannya sama sekali?Entahlah, Kylian tidak pernah terlibat dalam urusan perasaan, jadi ia tidak tahu apa-apa tentang rasa patah hati. Namun, jika hal seperti itu terjadi padanya, daripada bersedih dan menenggelamkan diri pada minuman alkohol ia lebih baik mengakhiri hubungan tidak sehat itu dan mencari pengganti.Terlalu konyol jika ia larut dalam kesedihan untuk seseorang yang menyia-nyiakan perasaannya."Sudah berapa banyak kau minum, Nona Ellaine?" Kylian bertanya, ia baru saja tiba setelah Ellaine menghubunginya beberapa saat lalu. Dari yang ia lihat, Ellaine sudah minum cuku
Sekali lagi Kylian tertawa geli, pria itu kini memegang kartu hitam yang diberikan oleh Ellaine padanya. Ia tidak membutuhkan kartu itu sama sekali untuk membeli apapun yang ia inginkan, nyatanya ia juga memiliki kartu hitam yang sama dengan milik Ellaine.Namun, tidak apa-apa baginya jika Ellaine terus menganggapnya sebagai pria yang bisa dibayar dengan uang. Ia cukup menikmati perannya saat ini. Saat orang lain hanya bisa memimpikan Ellaine, ia bisa dengan mudah menjadi pria Ellaine, ya meskipun hanya sebagai pria bayaran.Suara dering ponsel mengalihkan pikiran Kylian. Pria itu segera meraih ponselnya dan menjawab panggilan masuk di sana."Ya, Bu.""Temani Ibu belanja.""Aku akan segera menjemput Ibu.""Ya. Hati-hati di jalan.""Baik, Bu.""Ibu mencintaimu.""Aku juga mencintai Ibu."Kylian mengakhiri panggilan itu dengan sebuah kecupan. Pria itu kemudian mengganti pakaiannya lalu segera menjemput ibunya.Setelah empat puluh menit berkendara, Kylian sampai di sebuah kawasan elit. M
Ponsel Ellaine bergetar, wanita yang sedang berada dalam rapat tersebut melirik ke ponselnya yang ada di meja.Sebuah pesan terlihat di sana. Biasanya Ellaine tidak akan menyentuh ponselnya ketika ia sedang berada dalam rapat, tapi karena yang mengirimkan pesan adalah Kylian maka ia menyentuh ponselnya.Apakah kau sudah makan siang?Itu adalah pesan yang dikirim oleh Kylian. Tadi pagi Kylian mengingatkannya tentang sarapan, dan kali ini Kylian bertanya tentang makan siangnya.Jika kau belum makan siang maka makanlah terlebih dahulu. Jangan melewatkan jadwal makanmu.Pesan lainnya datang menyusul. Ellaine tidak terbiasa diperhatikan seperti ini oleh lawan jenisnya itu karena sebelumnya ia tidak mendapatkan hal ini dari Aaric.Meski tidak terbiasa, ia tidak menghentikan Kylian melakukannya. Ia ingin merasakan seperti apa mendapatkan perhatian dari orang lain.Aku sedang rapat saat ini, setelah selesai rapat aku akan segera makan.Ellaine membalas pesan Kylian, wan