Sekali lagi Ellaine terjaga di ranjang Kylian. Namun, kali ini ia tidak terjaga sendirian karena Kylian masih berada di sebelahnya.
"Selamat pagi, Nona." Kylian menyapa Ellaine dengan senyuman di wajah tampannya.
"Jam berapa sekarang?"
"Enam pagi."
Ellaine turun dari ranjang. Ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Ellaine menatap Kylian yang saat ini berada di kamar mandi.
"Mandi bersama Anda." Kylian melepaskan celana yang ia kenakan. Kejantanannya saat ini telah mengeras.
Mandi bersama itu memakan waktu yang cukup lama. Ellaine hampir kehabisan tenaga karena stamina Kylian yang seperti tidak ada habisnya.
Selagi Ellaine berpakaian, Kylian menyiapkan sarapan dengan suasana hati yang sangat baik.
Ellaine memiliki beberapa pekerjaan penting pagi ini, tapi karena waktu yang hilang karena Kylian, ia memerintahkan sekertarinya untuk mengatur ulang jadwalnya hari ini.
Sebelumnya ia tidak pernah tidak professional seperti ini, tapi Kylian berhasil membuatnya melakukan hal itu.
"Sarapan Anda sudah siap, Nona."
Ellaine menyantap sarapannya tanpa banyak bicara, setelahnya ia mengeluarkan sejumlah uang dan meletakannya di meja.
"Nona, bisakah aku menanyakan beberapa hal kepada Anda?"
"Katakan."
"Siapa nama Anda?"
"Ellaine Lewellyn."
"Apakah Anda memiliki suami?" Tatapan Kylian terarah pada jari manis Ellaine yang mengenakan cincin berlian yang indah.
"Apakah kau keberatan melayani wanita bersuami? Bukankah kau terlalu pilih-pilih?"
"Jadi, Anda benar-benar telah memiliki suami?" Kylian masih berharap Ellaine belum menikah. Ia hanya merasa moralitasnya terluka jika ia menjadi orang ketiga dalam pernikahan seseorang.
"Tidak, aku belum menikah."
"Syukurlah kalau begitu. Saya tidak ingin ada pria yang mendatangi saya karena saya tidur dengan istri orang."
"Apakah ada lagi yang ingin kau tanyakan?"
"Tidak ada."
Ellaine segera berdiri dari tempat duduknya. "Berikan aku nomor ponselmu." Ia mengulurkan ponselnya pada Kylian.
Kylian dengan senang hati memberikan nomor ponselnya pada Ellaine.
"Aku akan menghubungimu jika aku membutuhkan pelayanan darimu."
"Saya akan menunggu panggilan dari Anda." Kylian tersenyum hangat.
Ellaine tidak akan menolak mengakui bahwa Kylian sangat tampan. Ini mungkin menjadi salah satu alasan kenapa ia bisa memiliki pemikiran ingin tidur dengan pria di depannya.
"Kylian, bukan?"
"Benar, Nona Ellaine."
Setelah menyimpan nomor ponsel Kylian, Ellaine meninggalkan apartemen Kylian.
Kylian kembali menyeruput kopinya. Ia segera meraih ponselnya lalu kemudian mencari tentang Ellaine Lewellyn di internet.
Sederet artikel mengenai Ellaine keluar, rupanya wanita yang tidur dengannya adalah seorang pemimpin perusahaan besar. Ellaine juga merupakan pewaris dari keluarga kalangan atas di negara ini. Tidak heran jika Ellaine begitu murah hati dalam memberikan biaya pelayanan untuknya.
Kylian terus membaca artikel mengenai Ellaine, dan ia menemukan bahwa ternyata Ellaine telah memiliki tunangan yang bernama Aaric Heiner, seorang pemimpin perusahaan teknologi yang memiliki latar belakang yang sama dengan Ellaine.
Ada beberapa foto kebersamaan Aaric dan Ellaine di internet, keduanya tampak begitu serasi.
Ellaine sudah memiliki tunangan yang sempurna, lalu apa alasan wanita itu mengkhianati tunangannya sendiri? Apakah mungkin Ellaine memang memiliki kehidupan yang seperti itu? Berhubungan dengan banyak laki-laki di belakang tunangannya?
Namun, Kylian tidak menemukan ada rumor buruk tentang Ellaine, semua yang ada di internet adalah hal positif yang menceritakan semua pencapaian Ellaine, si pemimpin muda dari perusahaan besar dengan gurita bisnis yang tersebar hampir ke seluruh penjuru dunia.
Kylian sudah cukup membaca, pria itu meletakan kembali ponselnya ke meja. Sejujurnya ia masih merasa moralitasnya rusak. Ia memang tidak berhubungan dengan istri orang, tapi tetap saja ia menjadi orang ketiga dalam suatu hubungan. Tidak, ia juga tidak bisa disebut sebagai orang ketiga dalam hubungan Ellaine dengan tunangannya, ia hanya menjual jasa dan Ellaine adalah pengguna jasanya. Ia dan Ellaine tidak memiliki perasaan istimewa satu sama lain.
**
"Shanon benar-benar licik." Krystal, sahabat Ellaine tidak bisa menahan kebenciannya setelah ia mendengarkan cerita dari sahabatnya. Tatapan tajamnya kini terarah pada Shanon yang duduk berhadapan dengan Aaric.
Sejak kematian Benjamin empat tahun lalu, Shanon selalu menempel pada Aaric dan berpura-pura rapuh. Wanita itu mulai memonopoli Aaric dengan kondisinya yang hanya sebatang kara.
Selama bertahun-tahun itu Ellaine tidak banyak mengeluh ketika Aaric lebih memperhatikan Shanon daripada Ellaine sendiri. Ellaine telah menjadi tunangan yang sangat pengertian, meski sikap Aaric terkadang terkesan cuek, tapi Ellaine tidak pernah mempermasalahkannya itu semua karena Ellaine sangat mencintai Aaric.
Sejujurnya Krystal sudah muak melihat sikap Aaric yang lebih mementingkan wanita lain daripada tunangannya sendiri, tapi ia tahu seberapa besar Ellaine mencintai Aaric, jadi ia tidak tega untuk meminta Ellaine meninggalkan Aaric.
Nyatanya Ellaine menghabiskan waktu yang cukup lama untuk mengagumi dan mengejar Aaric, tapi sayangnya Aaric kurang menghargai semua itu.
"Apakah kau akan menyerah pada Aaric dan membiarkan Shanon menang?"
"Aku tidak tahu, Krystal. Saat ini aku hanya merasa lelah. Di mata Aaric aku selalu tidak pernah bisa lebih baik dari Shanon.
Jika diteruskan mungkin aku akan mengalami kerusakan yang lebih banyak, tapi sulit untuk berhenti karena aku sangat mencintai Aaric."
Ellaine telah memiliki begitu banyak mimpi tentang masa depannya bersama Aaric, rasanya ia tidak bisa merelakan semua mimpi itu hancur begitu saja.
Namun, melihat Aaric yang saat ini bersama dengan Shanon membuat hatinya terluka. Aaric tidak menghubunginya atau mencoba memperbaiki hubungan mereka. Pria itu malah bersama dengan Shanon sekarang. Apakah ia sungguh tidak cukup berarti bagi Aaric?
"Jika seperti itu maka kau tidak bisa bertengkar dengan Aaric lebih lama lagi. Shanon akan menggunakan kesempatan ini untuk memperburuk hubunganmu dengan Aaric." Krystal tidak ingin Shanon berhasil dalam upayanya menghancurkan hubungan Ellaine dan Aaric. Ada begitu banyak perjuangan yang dilakukan oleh Ellaine untuk menjadikan Aaric sebagai miliknya, rasanya akan sangat disayangkan jika semua itu sia-sia dan hancur hanya karena wanita penggoda seperti Shanon.
"Untuk saat ini biarkan saja seperti ini. Aku butuh waktu untuk menenangkan diri."
Krystal menggenggam tangan Ellaine. "Apapun keputusanmu aku akan mendukungmu, Ellaine. Kau yang paling tahu apa yang terbaik untuk dirimu sendiri."
"Terima kasih." Ellaine sangat menghargai dukungan dari sahabatnya.
Di sisi lain restoran, Shanon mulai bicara pada Aaric dengan wajah yang merasa bersalah. "Aaric sepertinya kau harus menjelaskan pada Ellaine agar ia tidak semakin salah paham. Jika aku yang pergi ke sana untuk menjelaskan, aku takut akan memancing amarah Ellaine."
Aaric menatap Shanon sejenak, bahkan setelah mendapatkan tuduhan kejam dari Ellaine, Shanon masih ingin menjaga perasaan Ellaine. "Aku akan bicara dengan Ell."
"Ya."
Aaric meninggalkan Shanon, pria itu pergi ke meja Ellaine. "Bisakah kita bicara berdua?"
"Tidak ada yang perlu dibicarakan."
"Ell."
"Aku akan pergi, silahkan kalian bicara." Krystal memilih untuk pergi agar pasangan yang sedang bertengkar di depannya bisa bicara.
"Aku dan Shanon tidak merencanakan untuk makan bersama, kami kebetulan bertemu di depan."
"Sungguh sebuah kebetulan yang sangat pas." Ellaine mengomentari dingin.
"Ell, Shanon bukan seperti yang kau pikirkan. Dia tidak memiliki pemikiran untuk menggodaku. Semalam dia datang hanya karena tahu aku sakit."
Ellaine muak mendengar Aaric membela Shanon. Tunangannya mungkin tidak melihat wajah asli Shanon, tapi tidak dengannya. Ia melihat dengan jelas bahwa Shanon memiliki perasaan terhadap Aaric.
"Jika yang ingin kau katakan hanya tentang wanita itu maka tidak ada lagi yang perlu dibicarakan."
"Kenapa kau begitu membenci Shanon akhir-akhir ini? Apakah ini masih karena aku tidak menemanimu di hari ulang tahunmu? Ell, kau benar-benar picik. Shanon sakit saat itu, seharusnya kau bisa mengerti bahwa hanya aku yang bisa ia andalkan." Aaric ingin meledak, tapi ia masih menjaga nada suaranya agar tidak meninggi.
"Picik?" Ellaine merasa getir. "Jadi seperti itu aku di pikiranmu."
"Jika kau terus seperti ini maka lebih baik kita memikirkan kembali rencana pernikahan kita tahun depan." Aaric mengancam dengan serius.
"Bagus sekali, Aaric. Kau bahkan memiliki niat seperti ini karena wanita itu."
"Ini bukan karena Shanon, tapi karena sikapmu sendiri. Jangan menyalahkan orang lain. Kau membuatku lelah. Aku membutuhkan wanita yang bisa mengerti posisiku, bukan menempatkanku dalam posisi sulit," balas Aaric. "Lebih baik kau mengubah sikapmu jika kau masih ingin bersamaku, Ellaine. Kau sungguh membuatku kecewa."
Setelah mengatakan itu, Aaric meninggalkan Ellaine. Ia benar-benar sudah lelah menghadapi sikap Ellaine yang membesarkan masalah sepele.
Ia sangat yakin bahwa Ellaine seperti ini karena ia menemani Shanon di rumah sakit dan bukannya menemaninya merayakan ulang tahunnya. Ellaine terlalu memikirkan dirinya sendiri, padahal ia bisa bersama dengan Ellaine di hari lain.
tbcHati Ellaine seperti ditusuk-tusuk. Ia adalah pihak yang terluka di sini, tapi ia jugalah yang diminta untuk mengubah sikapnya.Apakah yang telah dia lakukan selama bertahun-tahun ini tidak cukup? Ia telah begitu banyak mengalah tanpa mengeluh, tapi hanya dengan sedikit keluhan darinya, Aaric sudah berkata untuk memikirkan ulang rencana pernikahan mereka yang telah disepakati tahun depan? Bukankah itu terlalu berlebihan?Krystal kembali setelah melihat Aaric meninggalkan Ellaine, dari raut wajah keduanya ketika berpisah, mereka tampaknya tidak memiliki akhir yang baik dari percakapan barusan."Aku akan ke toilet." Ellaine tidak tahan, ia ingin menenangkan hatinya sejenak."Ya."Ellaine pergi menuju ke toilet, sampai di sana wanita itu berdiri di depan cermin. Bohong jika ia tidak ingin menangis sekarang. Perasaannya selama lebih dari delapan tahun ini tampaknya tidak begitu berharga di mata Aaric.Dan yang lebih membuatnya sakit adalah kenyataan bahw
Kylian keluar dari toilet setelah pria itu mendengarkan pertengkaran antara sosok yang tidak begitu ia kenali kepribadiannya, tapi sangat ia kenali tubuhnya dengan dua orang asing yang belum pernah ia temui sama sekali.Ia tidak bermaksud untuk menguping, hanya saja ketika ia menyadari bahwa yang ada di sana adalah Ellaine, ia memilih untuk tinggal.Dari pertengkaran tadi Kylian tidak bisa mengomentari terlalu banyak, tapi dari yang dilihat olehnya tampaknya tunangan Ellaine adalah pria tolol yang lebih mempercayai wanita lain daripada wanitanya sendiri, bukankah seharusnya tadi pria itu meminta penjelasan dari Ellaine terlebih dahulu bukan langsung menuduhnya dan memaksanya untuk meminta maaf pada wanita bernama Shanon?Lupakan, Kylian tidak ingin memikirkan masalah percintaan orang lain.Pria itu segera kembali ke tempat duduknya, di mana di sana sudah ada Axelion, sahabatnya. Tatapannya sejenak bertemu dengan Ellaine, tapi Ellaine segera memutuskan kontak mata dengannya."Kau ingin
Ellaine berhenti membaca berkas di atas meja. Wanita itu merasa perutnya sangat sakit sekarang. Tubuhnya mulai berkeringat dingin karena rasa sakit itu.Ia telah melewatkan sarapan, makan siang dan makan malamnya. Kejadian kemarin telah mempengaruhi suasana hati Ellaine sehingga ia menenggelamkan dirinya di dalam pekerjaan dan melupakan jadwal makannya.Hal seperti ini bukan pertama kalinya, jika suasana hati Ellaine buruk karena Aaric maka selera makannya akan hilang.Wanita itu bangkit dari kursi kebesarannya dan meninggalkan ruang kerjanya. Ia kembali ke kamarnya lalu meminum obat yang biasa ia konsumsi ketika perutnya sakit.Setelah meminum obat, Ellaine membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Biasanya dalam beberapa waktu ke depan rasa sakitnya akan berkurang.Waktu berlalu, rasa sakit yang Ellaine derita masih tidak berkurang dan semakin bertambah sakit, tampaknya kali ini obat yang ia minum tidak bisa membantunya sama sekali.Ellaine mengambil ponselnya. Wanita itu hendak menghu
"Apakah Aaric memperlakukanmu dengan baik?""Kenapa Kakek bertanya seperti itu?" Ellaine sedikit heran dengan pertanyaan kakeknya."Kemarin Ibu mendengar beberapa wanita bergosip tentangmu dan Aaric. Salah satu dari mereka ada di restoran yang sama denganmu, tapi saat itu kau duduk dengan Krystal, sedangkan Aaric duduk di tempat lain dengan Shanon." Irene menjawab pertanyaan yang diarahkan putrinya pada sang kakek. "Wanita itu juga mengatakan bahwa kau dan Aaric terlihat sedang berdebat. Lalu Aaric kembali ke sisi Shanon dan beberapa waktu kemudian Aaric membawa Shanon meninggalkan restoran."Jika sudah seperti ini Ellaine tidak bisa menyembunyikan kebenarannya lagi. Pada akhirnya ia masih tetap membuat orangtua dan kakeknya mengkhawatirkannya."Kakek, Ayah dan Ibu tidak perlu mengkhawatirkanku. Pertengkaran kecil di dalam sebuah hubungan adalah sesuatu yang wajar." Ellaine mencoba menenangkan tiga orang yang sangat ia sayangi di dunia ini."Ell, jika Aaric tidak memperla
Acara ulang tahun perusahaan Axelion telah berlangsung. Para tamu undangan yang mengenakan pakaian mahal telah mengisi aula mewah itu.Seperti tamu lainnya, malam ini Kylian mengenakan setelan jas. Pria itu tampak sangat berbeda dari penampilannya yang santai pada hari-hari biasanya.Kylian telah menyapa orangtua Axelion sebelum ia memilih untuk mencari tempat yang nyaman baginya, tentunya tidak terlalu ramai. Dan itu adalah di sudut ruangan.Akan tetapi, bukan Kylian namanya jika pria itu tidak menjadi pusat perhatian. Beberapa wanita menatap Kylian dengan tatapan memuja, mereka bahkan lupa bahwa saat ini mereka sedang bersama dengan pasangan mereka.Kylian mengabaikan tatapan-tatapan nakal yang terarah padanya. Acara belum dimulai, tapi Kylian sudah berpikir untuk meninggalkan aula itu. Jika bukan karena menghargai persahabatannya dengan Axelion, dia pasti sudah pergi sekarang.Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Seorang wanita yang mengenakan gaun berwarna putih yang membuatnya
"Apakah kau selalu bersikap seperti ini terhadap pengguna jasamu?" Ellaine memecah kesunyian di dalam mobil.Kening Kylian berkerut, bersikap seperti ini? Senyum geli tampak di wajah Kylian setelah ia mengerti maksud dari kata-kata Ellaine. Ia bahkan tidak pernah merawat luka orang lain sebelumnya. "Tidak ada pengguna jasaku yang terluka sebelumnya, Nona Ellaine.""Lalu, bagaimana kau bisa begitu mahir merawat orang lain?" Ini bukan pertama kalinya Kylian membantunya, ketika di rumah sakit Kylian juga merawatnya dengan cukup baik."Mungkin karena aku memang terlahir dengan kemampuan itu." Kylian menjawab asal. Bagaimana ia bisa menjelaskan pada Ellaine saat hal itu terjadi secara tiba-tiba. Sejauh ini hanya Ellaine yang pernah ia temani di rumah sakit dan ia obati lukanya."Aku akan membayarmu nanti.""Sepertinya Nona Ellaine selalu menghargai tindakanku dengan uang.""Tidak ada makan siang gratis." Ellaine hidup di medan perang yang di mana seti
Kylian pikir suasana Ellaine sudah sedikit lebih baik setelah ia membawa wanita itu ke pantai, tapi tampaknya ia salah. Ellaine masih berakhir di meja bar.Ia tidak mengerti kenapa wanita luar biasa seperti Ellaine bisa begitu kacau hanya karena cinta. Mungkinkah karena cinta Ellaine terhadap Aaric sangatlah besar?Namun, apakah sepadan jika Ellaine harus berakhir di bar karena pria yang tidak menghargai perasaannya sama sekali?Entahlah, Kylian tidak pernah terlibat dalam urusan perasaan, jadi ia tidak tahu apa-apa tentang rasa patah hati. Namun, jika hal seperti itu terjadi padanya, daripada bersedih dan menenggelamkan diri pada minuman alkohol ia lebih baik mengakhiri hubungan tidak sehat itu dan mencari pengganti.Terlalu konyol jika ia larut dalam kesedihan untuk seseorang yang menyia-nyiakan perasaannya."Sudah berapa banyak kau minum, Nona Ellaine?" Kylian bertanya, ia baru saja tiba setelah Ellaine menghubunginya beberapa saat lalu. Dari yang ia lihat, Ellaine sudah minum cuku
Sekali lagi Kylian tertawa geli, pria itu kini memegang kartu hitam yang diberikan oleh Ellaine padanya. Ia tidak membutuhkan kartu itu sama sekali untuk membeli apapun yang ia inginkan, nyatanya ia juga memiliki kartu hitam yang sama dengan milik Ellaine.Namun, tidak apa-apa baginya jika Ellaine terus menganggapnya sebagai pria yang bisa dibayar dengan uang. Ia cukup menikmati perannya saat ini. Saat orang lain hanya bisa memimpikan Ellaine, ia bisa dengan mudah menjadi pria Ellaine, ya meskipun hanya sebagai pria bayaran.Suara dering ponsel mengalihkan pikiran Kylian. Pria itu segera meraih ponselnya dan menjawab panggilan masuk di sana."Ya, Bu.""Temani Ibu belanja.""Aku akan segera menjemput Ibu.""Ya. Hati-hati di jalan.""Baik, Bu.""Ibu mencintaimu.""Aku juga mencintai Ibu."Kylian mengakhiri panggilan itu dengan sebuah kecupan. Pria itu kemudian mengganti pakaiannya lalu segera menjemput ibunya.Setelah empat puluh menit berkendara, Kylian sampai di sebuah kawasan elit. M
"Sayang, selamat ulang tahun." Ellaine memberikan ucapan selamat ulang tahun pada suaminya."Terima kasih, Sayang.""Aku memiliki hadiah untukmu." Ellaine mengeluarkan sebuah kotak yang telah diberikan pita di atasnya. "Bukalah."Kylian segera membuka hadiah dari istrinya. Di dalam kotak itu hanya ada satu benda. Kylian mengambilnya. "Apa ini, Sayang?" Kylian tahu tentang alat tes kehamilan, tapi ia masih bertanya untuk memastikan.Ellaine tersenyum penuh haru. "Selamat, Suamiku. Kau akan menjadi Ayah dalam beberapa bulan lagi."Kylian tidak pernah mendapatkan kado yang lebih baik dari yang ia terima hari ini.Ia telah menikah dengan Ellaine lebih dari enam bulan, meski ia tidak terlalu memikirkan tentang anak, tapi bukan berarti ia tidak ingin memiliki anak dengan cepat.Saat ia melihat keponakannya, ia benar-benar ingin segera memiliki anak.Kylian berdiri dari tempat duduknya, pria itu segera memeluk Ellaine. "Sayang, terima kasih. Ini adalah kado terbaik yang pernah aku terima.""
Hari ini adalah hari pernikahan Ellaine dan Kylian. Saat ini acara pernikahan keduanya akan segera dimulai. Aula megah tempat berlangsungnya pernikahan Kyllian dan Ellaine disulap seperti negeri dongeng, bunga-bunga segar yang indah ada hampir di setiap sudut ruangan itu.Ellaine melangkah bersama sang ayah di atas lantai yang kini dibalut oleh asap putih.Para tamu undangan yang telah mengisi tempat mereka masing-masing kini fokus pada Ellaine.Hari ini Ellaine tampak seperti seorang putri dari negeri dongeng. Ia mengenakan gaun berwarna putih yang ditaburi oleh permata, wajahnya yang cantik dilapisi oleh riasan yang membuatnya terlihat semakin memesona.Saat semua mata sedang tertuju padanya, tatapan Ellaine saat ini fokus pada Kylian yang berdiri beberapa langkah di depannya. Senyum tampak di wajah cantiknya.Begitu juga dengan Kylian, yang saat ini di matanya hanya ada Ellaine seorang. Ia tidak tahu bagaimana menjelaskan Ellaine di matanya saat ini, yang pasti tidak akan pernah ad
Keesokan malamnya, Ellaine kembali ke kediamannya untuk makan malam bersama keluarganya. Sementara Kylian, ia kembali ke kediaman orangtuanya karena ia harus pergi bersama keluarganya ke kediaman keluarga Ellaine.Setengah jam sebelum makan malam, Kylian dan keluarganya tiba di kediaman keluarga Ellaine. Mereka semua disambut dengan hangat oleh kakek dan orangtua Ellaine.Awalnya makan malam ini hanya untuk Ellaine dan Kylian, tapi karena Kylian ingin membicarakan rencana pernikahannya dengan Ellaine, jadi ia meminta izin pada orangtua Ellaine untuk membawa keluarganya ke sana.Makan malam dimulai, dua keluarga itu makan dengan tenang dan penuh kehangatan. Setelah makan malam selesai, mereka baru berpindah ke ruangan lain untuk bicara."Paman, Bibi, Kakek, malam ini aku ingin meminta izin untuk menikahi Ellaine." Kylian menatap tiga orang di depannya bergantian."Semua keputusannya kami serahkan pada Ellaine. Jika dia menginginkan pernikahan segera maka kami akan mengizinkannya." Ayah
"Sayang, ke mana kau akan membawaku?" Ellaine bertanya pada Kylian."Kau akan tahu nanti." Kylian menjawab disertai dengan senyuman.Beberapa waktu kemudian, mobil yang dikendarai oleh Kylian sampai di sebuah pantai. Kylian turun dari mobil, membukakan pintu untuk Ellaine.Ellaine turun dari mobil, Kylian membawanya ke panta. Meski saat ini sudah malam, tapi Ellaine masih bisa melihat ke sekelilingnya. Itu pemandangan malam yang indah.Pandangan Ellaine kini terkunci pada kerlap-kerlip lampu yang berada di sisi kirinya saat ini. Di sana terdapat sebuah meja dengan dua kursi di dekatnya. Ada anggur dan dua gelas di meja.Di sisi kiri dan kanan jalan terdapat untaian lampu yang indah. Di atas pasir terdapat hamparan kelopak bunga mawar berwarna merah tua. Tempat itu di tata dengan begitu indah.Ellaine sangat menyukai apa yang ia lihat saat ini. Ia tahu seorang Kylian pasti akan memberikannya pengalaman yang baru. Makan malam romantis di tepi pantai seperti ini adalah yang pertama kalin
"Selamat, Krystal. Kau melahirkan bayi-bayi yang sehat dan menggemaskan." Ellaine sangat terharu, ia kini sedang menyaksikan dua malaikat kecil Krystal yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan."Terima kasih, Ell." Krystal lebih terharu lagi. Ia masih berpikir bahwa ini adalah mimpi. Ia memiliki anak, tidak hanya satu, tapi dua.Ellaine tidak pernah berinteraksi dengan anak kecil atau bayi, itu karena selama ini ia sangat sibuk bekerja, tapi bukan berarti ia tidak menyukai anak kecil. Melihat anak-anak Krystal, ia memiliki keinginan untuk mempunyai anak juga.Pasti akan sangat menyenangkan jika memiliki anak-anak yang sehat dan menggemaskan."Apakah kau sudah memberitahu orangtuamu?" Ellaine beralih ke sahabatnya.Orangtua Krystal sudah bercerai dan masing-masing memiliki keluarga baru. Krystal adalah anak satu-satunya. Meski orangtuanya telah bercerai, tapi mereka masih selalu hadir dalam hidup Krystal.Sejak kecil Krystal telah hidup dengan jadwal tinggal dengan ayah atau ibuny
Hari ini adalah akhir pekan, Ellaine pergi bersama dengan ibu Kylian ke sebuah pusat perbelanjaan. Wajah ibu Kylian tampak sumringah, akhirnya ia juga merasakan ditemani oleh calon menantunya pergi berbelanja.Selain belanja, wanita berusia lima puluhan tahun itu juga memiliki sederet kegiatan yang ingin ia lakukan bersama Ellaine di masa depan, salah satunya adalah mengajak Ellaine pergi arisan."Sayang, lihat apakah ini cocok untuk Kylian?" Kaia menunjukan sebuah jas pada Ellaine."Itu akan terlihat sangat bagus jika dipakai oleh Kylian, Bu.""Lihat, kita memiliki selera yang sama." Kaia berkata antusias. Berikutnya wanita itu membeli beberapa setelan lagi, untuk Kylian dan untuk Sean. "Jika Kylian melihat betapa banyaknya Ibu membelikannya pakaian, dia pasti akan mengomel. Anak itu terlalu hemat padahal dia memiliki sangat banyak uang untuk dihamburkan."Ellaine merasa geli melihat tingkah ibu Kylian. Calon mertuanya ini memang benar-benar penghambur uang. Namun, itu juga bukan sal
Malam ini Kylian memilih untuk tidur terpisah dengan Ellaine karena ia sedang demam dan terkena flu akibat hujan-hujanan di taman hiburan beberapa jam lalu.Ia tidak ingin menularkan penyakitnya pada Ellaine, itulah sebabnya ia memilih untuk tidur di kamar lain.Pintu kamar terbuka, Kylian melihat ke arah. "Ada apa, Ell?""Aku tidak bisa tidur. Biarkan aku tidur di sini.""Baiklah, tidurlah di ranjang. Aku akan tidur di sofa.""Tidak, kau dan aku di ranjang.""Jangan bercanda, Ell. Aku sedang flu, nanti kau tertular."Ellaine tidak mendengarkan Kylian, ia malah memeluk Kylian. Lalu kemudian mencium bibir prianya. "Jika tertular aku hanya perlu minum obat."Kylian menghela napas, jadi keputusannya untuk pindah kamar agar mencegah Ellaine tertular flu darinya tidak berguna karena Ellaine menyusulnya."Baiklah, ayo tidur."Ellaine tersenyum bahagia, wanita itu segera naik ke atas ranjang.Kylian tersenyum geli melihat tingkah kekanakan Ellaine. Ia kemudian melangkah kembali ke ranjang da
Setelah meninggalkan kediaman orangtuanya, Kylian membawa Raylene ke taman hiburan. Karena ini masih akhir pekan, jadi mereka memutuskan untuk berkencan.Ini adalah kedua kalinya Ellaine berada di taman hiburan itu dengan Kylian, dan rasanya masih sama. Ia begitu menikmati kebersamaannya dengan Kylian."Kau?" Seorang pria menghentikan Kylian dengan Ellaine.Kylian menatap ke pria yang menghadangnya. Ia mengumpat di dalam hatinya. Pria ini adalah pria yang mengejar Noora."Seperti yang aku duga, kau adalah pria bajingan yang mempermainkan hati Noora!" seru pria itu sinis. "Aku akan memberitahu Noora, bahwa kau adalah pria bajingan!"Pria itu kemudian mengambil gambar Kylian dan Noora. Ia memerlukan bukti agar Noora percaya padanya. Setelahnya pria itu berbalik dan pergi.Kylian hanya bisa menghela napas. "Sayang, aku akan menghubungi Noora dulu.""Ya, silahkan."Kylian tidak pergi ke mana-mana, ia melakukan panggilan di sebelah Ellaine. "Pria yang mengejarmu melihatku bersama Ellaine.
Hari-hari berlalu, Kylian telah membeli sebuah mansion mewah untuk dirinya dan Ellaine. Di masa depan, tempat itu akan menjadi tempat tinggal keluarga kecilnya kelak.Setelah Kylian makan malam bersama keluarga Ellaine beberapa waktu lalu, sekarang gantian Kylian yang membawa Ellaine ke kediamannya.Kylian juga ingin Ellaine mengenal keluarganya dan memiliki hubungan yang baik dengan mereka.Orangtua Kylian sangat antusias ketika mereka mendengar bahwa Kylian akan membawa kekasihnya untuk menemui mereka.Akhirnya, setelah sekian lama kekhawatiran mereka segera berakhir. Mereka benar-benar takut jika Kylian memiliki kelainan orientasi seksual.Mereka sangat penasaran, seperti apa kira-kira wanita yang berhasil menaklukan hati putra mereka.Kylian dan Ellaine sampai di kediaman orangtua Kylian, Kylian membawa Ellaine segera melangkah menuju ke ruang makan.Ellaine merasa sedikit gugup. Ia takut jika keluarga Kylian mungkin tidak akan menyukainya.Kylian merasakan tangan Ellaine yang din