Share

3. Hanya Menjual Jasa

Sekali  lagi Ellaine terjaga di ranjang  Kylian. Namun, kali ini ia tidak  terjaga sendirian karena Kylian masih  berada di sebelahnya.

"Selamat pagi, Nona." Kylian menyapa Ellaine dengan senyuman di wajah tampannya.

"Jam berapa sekarang?"

"Enam pagi."

Ellaine turun dari ranjang. Ia pergi ke kamar mandi untuk  membersihkan tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Ellaine menatap Kylian yang saat ini berada di kamar mandi.

"Mandi bersama Anda." Kylian melepaskan celana yang ia kenakan. Kejantanannya saat ini telah mengeras.

Mandi   bersama itu memakan waktu yang cukup lama. Ellaine hampir kehabisan   tenaga karena stamina Kylian yang seperti tidak ada habisnya.

Selagi Ellaine berpakaian, Kylian menyiapkan sarapan dengan suasana hati yang sangat baik.

Ellaine   memiliki beberapa pekerjaan penting pagi ini, tapi karena waktu yang   hilang karena Kylian, ia memerintahkan sekertarinya untuk mengatur ulang   jadwalnya hari ini.

Sebelumnya ia tidak pernah tidak professional seperti ini, tapi Kylian berhasil membuatnya melakukan hal itu.

"Sarapan Anda sudah siap, Nona."

Ellaine menyantap sarapannya tanpa banyak bicara, setelahnya ia mengeluarkan sejumlah uang dan meletakannya di meja.

"Nona, bisakah aku menanyakan beberapa hal kepada Anda?"

"Katakan."

"Siapa nama Anda?"

"Ellaine Lewellyn."

"Apakah Anda memiliki suami?" Tatapan Kylian terarah pada jari manis Ellaine yang mengenakan cincin berlian yang indah.

"Apakah kau keberatan melayani wanita bersuami? Bukankah kau terlalu pilih-pilih?"

"Jadi,   Anda benar-benar telah memiliki suami?" Kylian masih berharap Ellaine   belum menikah. Ia hanya merasa moralitasnya terluka jika ia menjadi   orang ketiga dalam pernikahan seseorang.

"Tidak, aku belum menikah."

"Syukurlah kalau begitu. Saya tidak ingin ada pria yang mendatangi saya karena saya tidur dengan istri orang."

"Apakah ada lagi yang ingin kau tanyakan?"

"Tidak ada."

Ellaine segera berdiri dari tempat duduknya. "Berikan aku nomor ponselmu." Ia mengulurkan ponselnya pada Kylian.

Kylian dengan senang hati memberikan nomor ponselnya pada Ellaine.

"Aku akan menghubungimu jika aku membutuhkan pelayanan darimu."

"Saya akan menunggu panggilan dari Anda." Kylian tersenyum hangat.

Ellaine   tidak akan menolak mengakui bahwa Kylian sangat tampan. Ini mungkin   menjadi salah satu alasan kenapa ia bisa memiliki pemikiran ingin tidur   dengan pria di depannya.

"Kylian, bukan?"

"Benar, Nona Ellaine."

Setelah menyimpan nomor ponsel Kylian, Ellaine meninggalkan apartemen Kylian.

Kylian kembali menyeruput kopinya. Ia segera meraih ponselnya lalu kemudian mencari tentang Ellaine Lewellyn di internet.

Sederet   artikel mengenai Ellaine keluar, rupanya wanita yang tidur dengannya   adalah seorang pemimpin perusahaan besar. Ellaine juga merupakan pewaris   dari keluarga kalangan atas di negara ini. Tidak heran jika Ellaine   begitu murah hati dalam memberikan biaya pelayanan untuknya.

Kylian   terus membaca artikel mengenai Ellaine, dan ia menemukan bahwa  ternyata  Ellaine telah memiliki tunangan yang bernama Aaric Heiner,  seorang  pemimpin perusahaan teknologi yang memiliki latar belakang yang  sama  dengan Ellaine.

Ada beberapa foto kebersamaan Aaric dan Ellaine di internet, keduanya tampak begitu serasi.

Ellaine   sudah memiliki tunangan yang sempurna, lalu apa alasan wanita itu   mengkhianati tunangannya sendiri? Apakah mungkin Ellaine memang memiliki   kehidupan yang seperti itu? Berhubungan dengan banyak laki-laki di   belakang tunangannya?

Namun,  Kylian tidak menemukan ada rumor  buruk tentang Ellaine, semua yang ada  di internet adalah hal positif  yang menceritakan semua pencapaian  Ellaine, si pemimpin muda dari  perusahaan besar dengan gurita bisnis  yang tersebar hampir ke seluruh  penjuru dunia.

Kylian  sudah cukup membaca, pria itu meletakan  kembali ponselnya ke meja.  Sejujurnya ia masih merasa moralitasnya  rusak. Ia memang tidak  berhubungan dengan istri orang, tapi tetap saja  ia menjadi orang ketiga  dalam suatu hubungan. Tidak, ia juga tidak bisa  disebut sebagai orang  ketiga dalam hubungan Ellaine dengan  tunangannya, ia hanya menjual jasa  dan Ellaine adalah pengguna jasanya.  Ia dan Ellaine tidak memiliki  perasaan istimewa satu sama lain.

**

"Shanon   benar-benar licik." Krystal, sahabat Ellaine tidak bisa menahan   kebenciannya setelah ia mendengarkan cerita dari sahabatnya. Tatapan   tajamnya kini terarah pada Shanon yang duduk berhadapan dengan Aaric.

Sejak   kematian Benjamin empat tahun lalu, Shanon selalu menempel pada Aaric   dan berpura-pura rapuh. Wanita itu mulai memonopoli Aaric dengan   kondisinya yang hanya sebatang kara.

Selama  bertahun-tahun itu  Ellaine tidak banyak mengeluh ketika Aaric lebih  memperhatikan Shanon  daripada Ellaine sendiri. Ellaine telah menjadi  tunangan yang sangat  pengertian, meski sikap Aaric terkadang terkesan  cuek, tapi Ellaine  tidak pernah mempermasalahkannya itu semua karena  Ellaine sangat  mencintai Aaric.

Sejujurnya  Krystal sudah muak melihat sikap  Aaric yang lebih mementingkan wanita  lain daripada tunangannya sendiri,  tapi ia tahu seberapa besar Ellaine  mencintai Aaric, jadi ia tidak  tega untuk meminta Ellaine meninggalkan  Aaric.

Nyatanya  Ellaine  menghabiskan waktu yang cukup lama untuk mengagumi dan mengejar  Aaric,  tapi sayangnya Aaric kurang menghargai semua itu.

"Apakah kau akan menyerah pada Aaric dan membiarkan Shanon menang?"

"Aku tidak tahu, Krystal. Saat ini aku hanya merasa lelah. Di mata Aaric aku selalu tidak pernah bisa lebih baik dari Shanon.

Jika   diteruskan mungkin aku akan mengalami kerusakan yang lebih banyak,  tapi  sulit untuk berhenti karena aku sangat mencintai Aaric."

Ellaine   telah memiliki begitu banyak mimpi tentang masa depannya bersama  Aaric,  rasanya ia tidak bisa merelakan semua mimpi itu hancur begitu  saja.

Namun,  melihat Aaric yang saat ini bersama dengan Shanon  membuat hatinya  terluka. Aaric tidak menghubunginya atau mencoba  memperbaiki hubungan  mereka. Pria itu malah bersama dengan Shanon  sekarang. Apakah ia sungguh  tidak cukup berarti bagi Aaric?

"Jika   seperti itu maka kau tidak bisa bertengkar dengan Aaric lebih lama   lagi. Shanon akan menggunakan kesempatan ini untuk memperburuk   hubunganmu dengan Aaric." Krystal tidak ingin Shanon berhasil dalam   upayanya menghancurkan hubungan Ellaine dan Aaric. Ada begitu banyak   perjuangan yang dilakukan oleh Ellaine untuk menjadikan Aaric sebagai   miliknya, rasanya akan sangat disayangkan jika semua itu sia-sia dan   hancur hanya karena wanita penggoda seperti Shanon.

"Untuk saat ini biarkan saja seperti ini. Aku butuh waktu untuk menenangkan diri."

Krystal   menggenggam tangan Ellaine. "Apapun keputusanmu aku akan mendukungmu,   Ellaine. Kau yang paling tahu apa yang terbaik untuk dirimu sendiri."

"Terima kasih." Ellaine sangat menghargai dukungan dari sahabatnya.

Di   sisi lain restoran, Shanon mulai bicara pada Aaric dengan wajah yang   merasa bersalah. "Aaric sepertinya kau harus menjelaskan pada Ellaine   agar ia tidak semakin salah paham. Jika aku yang pergi ke sana untuk   menjelaskan, aku takut akan memancing amarah Ellaine."

Aaric   menatap Shanon sejenak, bahkan setelah mendapatkan tuduhan kejam dari   Ellaine, Shanon masih ingin menjaga perasaan Ellaine. "Aku akan bicara   dengan Ell."

"Ya."

Aaric meninggalkan Shanon, pria itu pergi ke meja Ellaine. "Bisakah kita bicara berdua?"

"Tidak ada yang perlu dibicarakan."

"Ell."

"Aku   akan pergi, silahkan kalian bicara." Krystal memilih untuk pergi agar   pasangan yang sedang bertengkar di depannya bisa bicara.

"Aku dan Shanon tidak merencanakan untuk makan bersama, kami kebetulan bertemu di depan."

"Sungguh sebuah kebetulan yang sangat pas." Ellaine mengomentari dingin.

"Ell,   Shanon bukan seperti yang kau pikirkan. Dia tidak memiliki pemikiran   untuk menggodaku. Semalam dia datang hanya karena tahu aku sakit."

Ellaine   muak mendengar Aaric membela Shanon. Tunangannya mungkin tidak melihat   wajah asli Shanon, tapi tidak dengannya. Ia melihat dengan jelas bahwa   Shanon memiliki perasaan terhadap Aaric.

"Jika yang ingin kau katakan hanya tentang wanita itu maka tidak ada lagi yang perlu dibicarakan."

"Kenapa   kau begitu membenci Shanon akhir-akhir ini? Apakah ini masih karena  aku  tidak menemanimu di hari ulang tahunmu? Ell, kau benar-benar picik.   Shanon sakit saat itu, seharusnya kau bisa mengerti bahwa hanya aku  yang  bisa ia andalkan." Aaric ingin meledak, tapi ia masih menjaga nada   suaranya agar tidak meninggi.

"Picik?" Ellaine merasa getir. "Jadi seperti itu aku di pikiranmu."

"Jika   kau terus seperti ini maka lebih baik kita memikirkan kembali rencana   pernikahan kita tahun depan." Aaric mengancam dengan serius.

"Bagus sekali, Aaric. Kau bahkan memiliki niat seperti ini karena wanita itu."

"Ini   bukan karena Shanon, tapi karena sikapmu sendiri. Jangan menyalahkan   orang lain. Kau membuatku lelah. Aku membutuhkan wanita yang bisa   mengerti posisiku, bukan menempatkanku dalam posisi sulit," balas Aaric.   "Lebih baik kau mengubah sikapmu jika kau masih ingin bersamaku,   Ellaine. Kau sungguh membuatku kecewa."

Setelah  mengatakan itu,  Aaric meninggalkan Ellaine. Ia benar-benar sudah lelah  menghadapi sikap  Ellaine yang membesarkan masalah sepele.

Ia  sangat yakin bahwa  Ellaine seperti ini karena ia menemani Shanon di  rumah sakit dan  bukannya menemaninya merayakan ulang tahunnya. Ellaine  terlalu  memikirkan dirinya sendiri, padahal ia bisa bersama dengan  Ellaine di  hari lain.

tbc

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status