"Ah, sial! Bagaimana dengan wawancaraku hari ini?" umpat Kiara begitu melihat sebagian blazernya kotor karena terkena cipratan becek dan parahnya lagi si pemilik mobil itu tidak merasa bersalah sedikitpun.
Kiara berdecih kesal, bajunya sudah kotor sementara dia harus ikut interview. Namun karena tekadnya yang begitu kuat, gadis muda itu tetap masuk kedalam kantornya. Di depan kantor dia berhadapan dengan security.
"Nona, ada yang bisa saya bantu?" security itu mendekatinya dan menatap pakaian Kiara yang kotor dari ujung kepala hingga ujung kaki, security itu memandang sedikit tidak suka padanya.
"Maaf pak, saya harus ikut interview dengan tuan Ivander Ravindra, tapi sayangnya seseorang telah mencipratkan air kotor itu ke bajuku sehingga membuat pakaianku jadi kotor seperti ini. Apa anda bisa membantuku?"
"Hmm baiklah nona, ruangan tuan Invander ada dilantai tiga belas. Disana sudah ada banyak pelamar yang datang dan untuk membersihkan baju anda, disana ada toilet dan anda bisa membersihkannya disana," security itu menunjuk ke arah toilet yang ada didekat lift.
"Terimakasih pak," Kiara merasa sangat senang kemudian dia membersihkan pakaiannya di toilet dan segera menuju lantai tiga belas untuk mengikuti interview.
***
Dilantai tiga belas, saat lift terbuka Kiara menuju ke ruangan CEO disana karena sang CEO sendiri yang akan menginterview calon sekretarisnya karena dia membutuhkan sekretaris pribadi.
Saat melangkahkan kaki, ke ruang tunggu telah banyak calon sekretaris yang berada disana. Kiara cukup gugup dan sedikit ragu ditambah dengan pakaiannya yang sedikit basah karena dia baru saja membersihkan noda dilakukannya. Para calon sekretaris yang melihat penampilannya yang sederhana dan sangat natural tanpa make up hanya dengan polesan bedak dan sedikit lipstik membuat mereka yang berpenampilan seksi dan cantik meremehkannya.
"Bagaimana bisa dia ingin menjadi sekretaris dengan penampilan seperti itu?" Bisik seorang didekat Kiara pada temannya.
"Ya, penampilannya kampungan sekali," mereka tertawa meremehkan Kiara.
"Hei, nona apa masalahmu? kau pikir jika kau berpenampilan seperti itu kau akan diterima? Melihat cara berpakaianmu itu aku rasa kau lebih cocok menjadi hostes saja," Kiara melabrak gadis yang meremehkannya sehingga membuat gadis itu terdiam menatapnya.
Dia cukup malu oleh ucapan yang baru dilontarkan Kiara, dan benar juga dilihat dari penampilannya saat ini dengan blazer ketat dan rok span diatas lutut dia terlihat seperti seorang wanita yang ingin menggoda.
"Hei, jangan sembarangan bicara ya," teman dari gadis itu mencoba meneriaki Kiara.
Kiara ingin menjawabnya, tapi namanya terpanggil. "Nona Kiara, silakan masuk," panggil sekretaris itu padanya.
Kiara menghentikan perdebatan dan masuk ke ruangan sang CEO.
Sesampainya di ruangan sang CEO, "apa anda yang bernama Kiara Valencia?" tanya pria muda yang sedang bersandar di kursi kebesarannya. Dia masih menghadapkan kursinya ke belakang dan belum menatap Kiara.
"Benar tuan, saya Kiara Valencia,"
"Perkenalkan dirimu sekarang juga,"“Baiklah, Perkenalkan nama saya Kiara Valencia atau bisa dipanggil Kia.""Saya berasal sebuah desa kecil di Jogjakarta, saya datang ke kota berniat melamar sebagai sekretaris di perusahaan ini."
"Saya adalah seorang lulusan Sekretaris Universitas Gajah Mada dengan nilai cumlaude pada tahun 2021. Sebelumnya, saya telah bekerja selama 2 tahun sebagai staff administrask di sebuah perusahaan startup."
"Dalam waktu dua tahun tersebut, saya telah berpengalaman dalam melakukan pengarsipan dan bertanggung jawab dalam administrasi serta keuangan karyawan di tempat saya bekerja."
"Di perusahaan sebelumnya ini, saya juga berhasil mendapatkan penghargaan atas proyek pembangunan desa yang saya kerjakan dan berhasil mendapatkan piagam penghargaan atas proyek tersebut."
"Untuk meningkatkan kemampuan saya lebih jauh, saya pun telah menyelesaikan beberapa pelatihan terkait dengan skill saya."
"Oleh karena itu, saya melamar sebagai sekretaris di perusahaan ini dengan pengalaman yang saya miliki untuk membangun karier yang lebih baik kedepannya.” Kiara menjelaskan panjang lebar tentang dirinya.
Sang CEO manggut-manggut menyimak penjelasan gadis itu, kemudian dia memutar kursinya dan memperhatikan Kiara dari ujung kepala hingga ujung kaki. Gadis itu terlihat anggun dan cantik meskipun hanya dengan tampilan sederhana dan natural yang ia miliki, tapi terlihat begitu elegan.
Ivander tertegun memperhatikannya, dia sempat mengagumi gadis itu. Tidak hanya cantik tapi juga pintar. Sepertinya dialah orang yang tepat untuk menjadi sekretaris pribadinya. Tapi seketika, rasa kagumnya berubah menjadi tatapan aneh, tepat dibagian dada gadis itu yang tampak basah.
"Hmm apa yang terjadi padamu? Mengapa bagian itu basah?" tatapnya pada bagian depan gadis muda itu. Bukannya apa-apa, selain basah bagian depan tubuh wanita itu terlihat menonjol dan cukup mengekspos sisi sensualnya.
Mata lelaki itu tidak berhenti memperhatikannya. Entah apa yang dipikirkannya saat ini. Pikirannya malah melayang entah kemana-mana menatap bagian tubuh Kiara.
"Maaf tuan, tadi saat diparkiran baju saya terciprat air sehingga membuat baju saya kotor dan saya membersihkannya sedikit," pungkas Kiara sambil menutupi bagian bajunya yang basah dengan tangannya.
Ivander menelan Salivanya kasar, lalu dia memicingkan mata sambil menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran mesumnya. "Sial! Gadis ini membuatku jadi menginginkannya," gerutunya dalam hati. Tiba-tiba saja hasrat didalam dirinya bergejolak membuat bagian bawah dari tubuhnya berdiri, untung saja dia masih berdiri dibelakang meja jadi masih bisa menutupi hal tak sepantasnya itu dari Kiara. Irvandi tidak bisa mendekati gadis itu tapi dia benar-benar menyukai gadis itu.
"Baiklah, saya suka dengan kriteriamu, kamu diterima dan kamu mulai bekerja besok. Untuk jadwal dan job desk pekerjaanmu, kamu bisa menemui sekretaris saya yang bernama Zascy di sana," tunjuk lelaki itu pada ruangan yang berada disebelah ruangannya.
"Saya diterima pak?" tanya Kiara memastikan bahwa dia tidak salah dengar.
"Hmm kamu diterima," lelaki itu mengulangi perkataannya dan tersenyum penuh arti pada Kiara.
Gadis muda itu sangat bahagia mendengarkan keputusan sang CEO dia juga mengucapkan terimakasih pada CEO muda itu. Kiara langsung menemui Zascy.
Saat Kiara keluar dari ruangan CEO, Irvanda memperhatikannya dengan saksama. Postur tubuh gadis itu cukup menarik dimatanya, tinggi semampai dengan rambut ikal berwarna hitam terurai sepinggang, ditambah tumbuh sintalnya yang begitu menggoda. Meskipun terbalut blazer yang tertutup tanpa memperlihatkan keindahan tubuhnya, tetap saja Ivander merasa tergoda menatap gadis itu.
Baru saja Kiara keluar dari ruangan, Ivander langsung bernafas lega dan segera memberikan aba-aba pada sekretarisnya Zascy untuk menyudahi interview karena orang yang diinginkannya telah dia dapatkan. Kemudian Ivander ke kamar mandi untuk menyalurkan hasratnya yang tertunda karena menatap bagian terindah dari tubuh Kiara secara tak sengaja.
***
Kiara segera kembali ke kontrakannya untuk beristirahat, namun saat diparkiran dia melihat mobil hitam metalic mewah yang telah membuat bajunya kotor tepat didepannya. "Hmm, jadi ini dia mobil yang telah mengotori bajuku, aku punya ide. Akan ku buat mobilmu menjadi kotor seperti yang kau lakukan pada bajuku," gumam wanita muda itu sambil menjentikkan jarinya.Mendapatkan ide cemerlang, Kia segera melakukan aksinya. Dia segera mengambil lumpur dan mengoleskannya merata di mobil mewah itu, sambil bernyanyi dia mengoleskan lumpur ke seluruh permukaan bagian mobil sehingga mobil mewah itu seketika berubah seperti mobil yang baru saja kembali dari off road.
"Sempurna, akhirnya tugasku selesai. Rasakan kau orang angkuh. Bukannya meminta maaf setelah berbuat salah malah pergi begitu saja," gumam gadis muda itu dengan penuh kepuasan. Dia membersihkan tangannya dari lumpur, kenudian kembali pulang dan tanpa dia sadari aksinya terlihat di CCTV.
Tidak berapa lama setelah Kiara pergi dari sana, sang pemilik mobilpun datang dan betapa terkejutnya dia ketika melihat mobilnya begitu kotor.
"SIALAN SIAPA YANG BERANI MENGOTORI MOBILKU!" Teriak lelaki itu sehingga semua orang yang berada diparkiran memperhatikannya.
Selama ini tidak ada yang berani untuk mengusiknya apalagi sampai mengotori mobilnya seperti ini. Para karyawan yang berada disana saling bertanya-tanya siapa yang berani melakukan hal seperti itu pada seorang CEO dingin dan galak seperti Ivander.
Ivander memperhatikan sekelilingnya, para karyawan tahu pria itu akan murka hal itu dapat dilihat dari wajahnya yang mulai memerah dan rahangnya mengeras. Sorot matanya begitu tajam seakan ingin menghabisi siapapun yang menatapnya. Para karyawan tidak berani menatapnya hanya bisa menundukkan kepala meskipun sekarang jam pulang, mereka tidak berani beranjak begitu saja karena mereka tidak ingin sang CEO bertambah marah.
"Security!" Teriaknya dengan lantang. Security yang mengantuk dipos jaga langsung tersentak kaget dan segera menghampirinya.
"Kamu ini bagaimana sich? Lihat mobil saya saya jadi kotor begini! Siapa yang berani melakukan ini pada mobilku?" Geramnya Pada security yang terlihat seperti orang baru bangun tidur.
"Maaf tuan, saya ketiduran dan saya tidak lihat siapapun disini tadi," ucapnya Jujur pada lelaki itu.
"Kau ini! Aku mempekerjakanmu untuk berjaga-jaga disini. Bukan untuk tidur! Mau aku potong gajimu?" ancamnya pada security itu sehingga membuat sang security menciut.
"Maafkan saya tuan. Saya mohon jangan potong gaji saya," ucapnya dengan nada memelas.
"Cepat lacak CCTV dan temukan siapa pelakunya!" titahnya dengan nada meninggi kemudian Irvanda meminta office boy untuk membersihkan mobilnya, Ivander tidak mau pulang dengan mobil kotor, pastinya itu membuat dia tak nyaman dan setelah mobil itu selesai dibersihkan dia kembali pulang.
"Awas saja nanti aku akan memberikan pelajaran pada orang yang telah mengotori mobilku!! Gerutunya sambil menyalakan mesin mobil kemudian pergi dari kantornya.
"Eh, ini...." Sepasang mata Kiara membelalak saat melihat mobil hitam metallic mewah di area parkir gedung. Ia berniat untuk segera pulang ke kontrakan sebelum kemudian melihat mobil yang membuat bajunya kotor di hadapan."Ck. Gara-gara mobil sialan ini wawancaraku tidak maksimal," gerutu Kiara. Tiba-tiba sebuah ide cemerlang terlintas di kepalanya, membuatnya menjentikkan jari. "Ah, ide bagus!"Setelah memastikan tidak ada saksi mata di sekitar, gadis itu mulai melancarkan aksinya. Diambilnya lumpur di area parkir, kemudian ia oleskan ke mobil itu hingga nyaris tidak ada celah yang terlihat bersih. "Sempurna, akhirnya tugasku selesai. Rasakan kau orang angkuh. Bukannya meminta maaf setelah berbuat salah malah pergi begitu saja," Kiara tersenyum penuh kepuasan, setelah mengotori mobil itu. Kemudian dia membersihkan tangannya dari lumpur, kenudian kembali pulang dan tanpa dia sadari aksinya terlihat di CCTV.Tidak berapa lama setelah Kiara pergi dari sana, sang pemilik mobilpun data
Dua jam berlalu, presentasi telah selesai. Semua tamu yang hadir dalam rapat telah pergi. "Kiara, kamu siapkan semua bahan ini untuk perencanaan proyek kita dalam bentuk proposal karena nanti akan kita serahkan pada perusahaan tuan Peter agar tuan Peter bisa memberikan persetujuan kerjasama antara perusahaan kita dan perusahaannya nanti," jelas sang atasan pada Kiara.Gadis itu menganggukkan kepala mantap. Dia sangat mengerti akan tugasnya.***Ivander kembali teringat pada CCTV yang dia minta pada security. Dia benar-benar penasaran siapa yang berani mengotori mobilnya?"Pak kirimkan hasil rekaman CCTVnya ke ruanga saya sekarang juga," titah lelaki muda itu pada security.Tidak butuh waktu lama, security datang dan membawakan hasil rekaman CCTV. "Maaf tuan, saya datang mau mengantarkan hasil rekaman CCTV yang anda minta," tukas security itu sambil menunjukkan hasil rekaman."Taruh di meja dulu pak, saya masih ada pekerjaan, terimakasih sudah mengantarkannya," ujar Ivander sambil teta
Kiara mondar-mandir di ruangannya, setelah mendengar syarat yang diminta oleh bosnya itu dia merasa tidak tenang. Bagaimana mungkin dia bisa mengembalikan uang satu milyar dalam waktu tiga hari? Sungguh hal yang sangat mustahil. Pria itu, sepertinya sengaja ingin menjebaknya."Eh Kia, kenapa Lo dari tadi kayak setrikaan bolak-balik Mulu?" sapa Berta teman satu ruangan dengannya."Ahm ga kok mbak Berta, aku lagi nyari sesuatu tapi kayaknya aku lupa narohnya dimana," jawab Kiara asal. Ia tidak mau ada orang yang mengetahui tentang masalahnya. Jika sampai ada yang tahu pasti akan bertambah rumit. Secara dia baru satu Minggu bekerja masa harus terkena masalah?Kiara masih memutar otak untuk mengatasi permasalahannya. Namun, tiba-tiba saja ponselnya berdering."Halo, iya Bu ada apa?""Mbak, ini aku Yuda. Tadi ibu masuk rumah sakit, jantungnya kumat kayaknya. Apa mbak bisa mentransferkan uang buat pengobatan ibu? Aku juga butuh uang buat sekolah mbak, seminggu lagi aku ada praktek di sekol
Pagi hari ponsel Ivander berdering. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali, untuk mendapatkan kesadarannya. Terlalu banyak minum membuatnya jadi pusing dan seluruh badannya terasa remuk."Ya mom?" sapanya pada wanita yang berada di seberang sana."DARI MANA SAJA KAMU? MENGAPA TIDAK PULANG SEMALAMAN? KELAYABAN LAGI? IVANDER KAMU ITU UDAH DEWASA. KAMU HARUSNYA SUDAH MENIKAH DAN MEMPUNYAI ANAK TAPI MALAH KELAYABAN GA JELAS SEPERTI ITU. MALU SAMA UMUR NAK!" cerocos wanita di sebrang sana.Ivander menjauhkan ponselnya dari telinganya. Mendapatkan Omelan bertubi-tubi dari sang ibu membuatnya yang baru saja terjaga jadi hilang semangat."Hei kenapa malah diam? Dasar anak bandel, bukannya menjawab malah diam," omel sang ibu lagi dari kejauhan."Iya mom aku dengar, aku baru bangun mom. Tadi malam aku kecapean makanya aku memutuskan untuk menginap di apartemen,""Pulang sekarang juga atau kau tidak perlu datang ke rumah ini lagi!"Amora begitu marah pada putra sulungnya ini. Anak itu sangat meny
Baru saja Kiara melihat jumlah nominal yang masuk kedalam rekeningnya, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Segera Kiara menekan tombol hijau."Bagaimana? Kau sudah lihat rekeningmu?" orang diseberang sana mengingatkannya."Pak Ivander?""Tidak perlu terkejut. Aku adalah orang yang menepati janji. Apapun yang kukatakan pasti akan ku lakukan. Jadi ingat besok kita bertemu di hotel xxx. Jangan coba-coba mencari alasan dan menolak. Kau tidak akan bisa menghindariku. Paham?"Kiara bingung, di satu sisi ia merasa sangat bahagia karena permasalahan keuangannya bisa teratasi. Bahkan lebih dari cukup, tapi untuk pergi berkencan dengan Ivander apa itu harus? Bagaimana dengan petuah yang selalu diajarkan sang ibu padanya? Apa harus ia langgar? Sungguh ia dalam dilema saat ini."Mengapa diam saja? Kau mau mencari alasan untuk tidak berkencan denganku?""Tidak, aku tidak sedang mencari alasan. Anda tidak perlu takut. Aku pasti akan menepati janjiku,""Baguslah kalau begitu. Aku tunggu kau besok pagi. Ja
Kiara mengerjapkan matanya berkali-kali saat mentari pagi menyilaukan pandangannya. Perlahan ia membuka matanya dan sedikit menutupi pandangannya karena silau mentari begitu tepat diwajahnya. Kiara mencoba bangkit dari ranjangnya dan ia merasakan tubuhnya begitu lelah dan sedikit sakit diarea intimnya.Ia menoleh ke samping dan ternyata pria itu sudah tidak ada. Sepertinya ia meninggalkanny di hotel pagi-pagi sekali.Sungguh, ia tidak pernah menduga akan menghabiskan malam bersama pria yang merupakan atasannya sendiri dalam keadaan seperti ini. Belum lagi selesai ia berpikir, kini ponselnya berbunyi. Ada satu notifikasi masuk.Ivander : hari ini kau tidak perlu masuk, beristirahatlah di rumah. Atau kalau kau mau melihat suasana di sekitar hotel kau bisa berjalan-jalan dulu menikmati suasana alam di dekat hotel. Aku sedang meeting, dan pekerjaanmu sudah di selesaikan oleh Zascy. Aku juga telah mentransferkan uang lima ratus juta lagi ke rekeningmu.DEG!!!
Kiara baru saja selesai makan, saat ini ia keluar ke halaman hotel dan melihat-lihat suasana diluar. Benar yang dikatakan Ivander suasana di luar hotel sangat indah. Hotel itu terletak di dekat pantai jadi Kirana berniat untuk berjalan-jalan di tepi pantai. Pasti sangat menyenangkan, tapi baru saja ia hendak melangkahkan kakinya ke bibir pantai, sebuah mobil mewah berwarna hitam menghampirinya."Nona Kiara?" tanya si pria yang mengendarai mobil mewah itu padanya."Iya, benar. Ada apa pak?" Kiara mengernyitkan dahinya merasa tidak mengenal orang itu."Ayo silahkan naik ke mobil, tuan muda sudah menunggu anda," ujar lelaki itu sambil membukakan pintu mobil, tapi Kiara tampak enggan untuk masuk ke dalam mobil itu."Nona ayo cepat, tuan muda Ivander sudah menunggu anda. Jangan sampai terlambat, jika tidak ia bisa memarahiku habis-habisan," pria itu tampak ketakutan. Ia hanya seorang supir yang disuruh mengantarkan Kiara pada Ivander, jadi pria itu tidak bisa berbuat banyak kecuali hanya m
Mau tidak mau Kiara terpaksa mengikuti Ivander. Entah drama apa lagi yang akan dilakukan lelaki itu padanya. Dalam perjalanan pulang Kiara hanya diam, dia benar-benar tidak siap jika harus menjalani pernikahan bersama pria arogan ini. Apalagi keluarganya di desa tidak mengetahui apa yang terjadi padanya saat ini. Bagaimana kalau sampai ibunya mengetahui ia telah menikah tanpa izin dari sang ibu? Entahlah apa yang akan terjadi pada nasibnya kelak.Kiara saat ini berada di tempat kosnya, sengaja Ivander mengantarnya pulang hari itu karena ia ingin tahu dimana tempat tinggal gadis Kiara."Pak, saya turunnya di sini saja," pinta Kiara saat sampai di depan kos-kosannya. Ia tidak ingin terlihat oleh orang-orang di sekitar tempat tinggalnya kalau ia diantarkan oleh atasannya."Memangnya dimana tempat tinggalmu?" Ivander merasa penasaran."Saya tinggal di belakang gang itu pak, tapi sebaiknya bapak mengantar saya sampai di sini saja bapak tidak akan suka jika masuk ke dalam gang sempit itu,"