Dua jam berlalu, presentasi telah selesai. Semua tamu yang hadir dalam rapat telah pergi. "Kiara, kamu siapkan semua bahan ini untuk perencanaan proyek kita dalam bentuk proposal karena nanti akan kita serahkan pada perusahaan tuan Peter agar tuan Peter bisa memberikan persetujuan kerjasama antara perusahaan kita dan perusahaannya nanti," jelas sang atasan pada Kiara.
Gadis itu menganggukkan kepala mantap. Dia sangat mengerti akan tugasnya.
***
Ivander kembali teringat pada CCTV yang dia minta pada security. Dia benar-benar penasaran siapa yang berani mengotori mobilnya?
"Pak kirimkan hasil rekaman CCTVnya ke ruanga saya sekarang juga," titah lelaki muda itu pada security.
Tidak butuh waktu lama, security datang dan membawakan hasil rekaman CCTV. "Maaf tuan, saya datang mau mengantarkan hasil rekaman CCTV yang anda minta," tukas security itu sambil menunjukkan hasil rekaman.
"Taruh di meja dulu pak, saya masih ada pekerjaan, terimakasih sudah mengantarkannya," ujar Ivander sambil tetap sibuk dengan laptopnya. Kemudian security meletakkan pesanan Irvandi dimeja dan dia segera pamit untuk keluar dari ruangan itu.
Satu jam telah berlalu, Ivander baru selesai mengoreksi hasil kerjanya. Dia hampir saja melupakan hasil rekaman CCTV yang dimintanya tadi. Ivander segera membuka kamera yang menunjukkan hasil rekaman CCTV dan saat melihat bagian diparkiran yang menunjukkan pelaku yang mengotori mobilnya. Wajahnya merah padam dan tangannya mengepal dengan keras.
"Kurang ajar beraninya kau!" gerutunya dalam hatinya.
Bertepatan dengan itu pula, Kiara muncul dihadapannya. "Pak ini hasil presentasi tadi sudah saya rangkum dan proposal yang akan diajukan juga telah saya buat," Kiara memberikan laporan mengenai tugasnya sebagai sekretaris.
"Siapa yang menyuruhmu masuk?!" hardik Ivander pada gadis itu sehingga membuat Kiara terkesiap.
"Maaf pak, tadi nona Zascy meminta saya untuk menemui anda karena anda yang meminta saya untuk menyerahkan hasil laporan rapat pada anda," Kiara mencoba menetralkan diri sambil menunjukkan hasil laporan yang telah dia buat, karena memang benar Zascy yang menyuruhnya ke ruangan sang CEO atas permintaan CEO itu sendiri.
Namun, Ivander tiba-tiba saja berubah pikiran setelah melihat hasil rekaman CCTV yang baru diserahkan security padanya.
"Ya benar, aku memang menyuruhmu memberikan hasil laporan presentasi tapi apa kamu bisa menjelaskan terlebih dahulu padaku tentang ini?" Ivander menunjukkan hasil rekaman CCTV yang memperlihatkan Kiara sedang mengotori mobil mewahnya dengan lumpur. Sungguh membuatnya sangat murka.
"Astaga, jadi pemilik mobil itu adalah atasanku sendiri? Sialnya aku. Bagaimana kalau dia memecatku saat ini," monolog Kiara dengan hatinya sendiri. Dia tak sanggup menatap atasannya yang sedang murka itu dan hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Angkat kepalamu! Aku sedang bicara padamu! Katakan apa maksudmu mengotori mobilku , hah?" Ivander menatap dengan penuh intimidasi pada Kiara.
"Maaf saya tidak tahu ka ... kalau itu mobil anda. Saya melakukannya karena saya kesal seseorang mengotori baju saya dan orang itu tidak meminta maaf," jelas Kiara sambil terbata tapi mengungkapkan detail apa yang dia rasakan saat ini.
Ivander tercengang melihat keberanian gadis muda itu. Meskipun yang dikatakan gadis itu benar, tapi Ivander sebenarnya juga merasa bersalah karena secara tak sengaja telah mengotori baju Kiara dihari pertama dia bekerja. Namun, bukan Ivander namanya jika dia akan meminta maaf pada seseorang. Apalagi pada bawahannya.
Merasa egonya tersentil, Ivander mencoba mengintimidasi Kiara.
"Hmm baiklah aku yang salah waktu itu, tapi aku tidak tahu kalau aku mengotori bajumu. Lagi pula apa hakmu mengotori mobilku? Apa kau tahu, harga mobilku itu sangat mahal. Bahkan seumur hidup pun kau bekerja disini takkan mungkin bisa membeli mobilku," lelaki itu berdecih dengan menunjukkan arogansinya.
Bukannya meminta maaf, dia malah mencoba menekan Kiara dengan menunjukkan taringnya sebagai seorang atasan. Benar-benar lelaki egois!
"Saya tahu pak, maafkan saya atas perbuatan saya, apa yang harus saya lakukan untuk membayar kesalahan saya?" tidak ingin memperpanjang perdebatan dan memutuskan untuk mengalah.
Senyum smirk terlihat diwajah Ivander, dia menatap Kiara dari ujung rambut sampai ujung kaki sambil berputar pelan mengelilingi Kiara yang berdiri dihadapannya, membuat gadis itu merasa tidak nyaman.
"Kau harus mengganti rugi!" tegas lelaki itu dengan penuh penekanan.
"Hah ganti rugi? Yang benar saja pak. Mobil anda tidak rusak hanya kotor dan telah dibersihkan. Mengapa harus ganti rugi?"
"Aku sudah bilang mobilku ini mobil mahal dan perawatannya juga mahal. Apa kau pikir setelah kau mengotorinya lalu dicuci kembali permasalahannya selesai begitu saja? kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu!" sang atasan tidak mau mengalah sama sekali.
"Baiklah, kalau memang harus begitu berapa kerugian yang harus saya ganti?" Kiara menghembuskan nafas berat.
"Kau yakin mau menggantinya?" lelaki itu mencondongkan wajahnya ke wajah Kiara, sehingga membuat gadis itu merasa gugup.
"Tentu pak, saya harus mempertanggungjawabkan perbuatan saya," tegas gadis itu dengan penuh keyakinan.
Ivander merasa tertantang dengan gadis itu, ternyata gadis itu besar juga nyalinya. "Baik, kalau begitu ganti satu milyar untuk mobilku,"
"What the hell?" umpatnya dalam hatinya.
"Apa? Satu milyar? Bagaimana saya bisa mengganti sebesar itu? Saya baru saja mulai bekerja pak, yang benar saja?" protes gadis itu sambil menatap netra kecoklatan milik sang atasannya. Pria itu memang tampan tapi sayang arogan dan egois.
"Putuskan sekarang juga kamu mau mengganti perawatan mobilku atau kamu bisa melakukan opsi kedua?"
Ivander bukan tipe orang yang suka menunggu. Melihat Kiara berpikir keras dia sengaja semakin mengintimidasi gadis itu dan mencoba bernegosiasi.
"Opsi kedua?" tanya Kiara semakin bingung.
"Hmm aku tahu kamu tidak akan mungkin mengganti uang sebanyak itu tapi sebagai atasan yang baik aku akan memberimu opsi kedua," jelas lelaki itu sambil menunjukkan sikap menjaga image pada bawahannya.
"Bagaimana kalau kamu berkencan denganku?" lanjut Ivander sambil berbisik ditelinga Kiara. Membuat hangar nafas pria itu begitu terasa ditelinga Kiara dan berhasil membuat bulu kuduk Kiara meremang.
"Tidak! itu tidak mungkin," Kiara dengan tegas menolak opsi kedua dari atasannya itu.
"Oh jadi, kamu mau mengganti uangku?"
"Iya pak, dari pada berkencan dengan anda lebih baik saya mengganti uang anda saja, tapi beri saya waktu untuk melunasinya. Bagaimana kalau anda memotong dari gaji saya saja," pinta gadis itu dengan wajah menghiba.
Ternyata kamu keras kepala juga. Aku ingin melihat seberapa kuat kamu mampu bertahan, gumam Ivander dalam hati. Ia cukup tertantang dengan sifat gadis ini. Sebelumnya tidak ada yang menolak ajakannya untuk berkencan tapi Kiara benar-benar berbeda.
Akankah Kiara mampu memecahkan masalah yang ia hadapi atau haruskah ia menyerah dan melanggar prinsip hidupnya?
Kiara mondar-mandir di ruangannya, setelah mendengar syarat yang diminta oleh bosnya itu dia merasa tidak tenang. Bagaimana mungkin dia bisa mengembalikan uang satu milyar dalam waktu tiga hari? Sungguh hal yang sangat mustahil. Pria itu, sepertinya sengaja ingin menjebaknya."Eh Kia, kenapa Lo dari tadi kayak setrikaan bolak-balik Mulu?" sapa Berta teman satu ruangan dengannya."Ahm ga kok mbak Berta, aku lagi nyari sesuatu tapi kayaknya aku lupa narohnya dimana," jawab Kiara asal. Ia tidak mau ada orang yang mengetahui tentang masalahnya. Jika sampai ada yang tahu pasti akan bertambah rumit. Secara dia baru satu Minggu bekerja masa harus terkena masalah?Kiara masih memutar otak untuk mengatasi permasalahannya. Namun, tiba-tiba saja ponselnya berdering."Halo, iya Bu ada apa?""Mbak, ini aku Yuda. Tadi ibu masuk rumah sakit, jantungnya kumat kayaknya. Apa mbak bisa mentransferkan uang buat pengobatan ibu? Aku juga butuh uang buat sekolah mbak, seminggu lagi aku ada praktek di sekol
Pagi hari ponsel Ivander berdering. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali, untuk mendapatkan kesadarannya. Terlalu banyak minum membuatnya jadi pusing dan seluruh badannya terasa remuk."Ya mom?" sapanya pada wanita yang berada di seberang sana."DARI MANA SAJA KAMU? MENGAPA TIDAK PULANG SEMALAMAN? KELAYABAN LAGI? IVANDER KAMU ITU UDAH DEWASA. KAMU HARUSNYA SUDAH MENIKAH DAN MEMPUNYAI ANAK TAPI MALAH KELAYABAN GA JELAS SEPERTI ITU. MALU SAMA UMUR NAK!" cerocos wanita di sebrang sana.Ivander menjauhkan ponselnya dari telinganya. Mendapatkan Omelan bertubi-tubi dari sang ibu membuatnya yang baru saja terjaga jadi hilang semangat."Hei kenapa malah diam? Dasar anak bandel, bukannya menjawab malah diam," omel sang ibu lagi dari kejauhan."Iya mom aku dengar, aku baru bangun mom. Tadi malam aku kecapean makanya aku memutuskan untuk menginap di apartemen,""Pulang sekarang juga atau kau tidak perlu datang ke rumah ini lagi!"Amora begitu marah pada putra sulungnya ini. Anak itu sangat meny
Baru saja Kiara melihat jumlah nominal yang masuk kedalam rekeningnya, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Segera Kiara menekan tombol hijau."Bagaimana? Kau sudah lihat rekeningmu?" orang diseberang sana mengingatkannya."Pak Ivander?""Tidak perlu terkejut. Aku adalah orang yang menepati janji. Apapun yang kukatakan pasti akan ku lakukan. Jadi ingat besok kita bertemu di hotel xxx. Jangan coba-coba mencari alasan dan menolak. Kau tidak akan bisa menghindariku. Paham?"Kiara bingung, di satu sisi ia merasa sangat bahagia karena permasalahan keuangannya bisa teratasi. Bahkan lebih dari cukup, tapi untuk pergi berkencan dengan Ivander apa itu harus? Bagaimana dengan petuah yang selalu diajarkan sang ibu padanya? Apa harus ia langgar? Sungguh ia dalam dilema saat ini."Mengapa diam saja? Kau mau mencari alasan untuk tidak berkencan denganku?""Tidak, aku tidak sedang mencari alasan. Anda tidak perlu takut. Aku pasti akan menepati janjiku,""Baguslah kalau begitu. Aku tunggu kau besok pagi. Ja
Kiara mengerjapkan matanya berkali-kali saat mentari pagi menyilaukan pandangannya. Perlahan ia membuka matanya dan sedikit menutupi pandangannya karena silau mentari begitu tepat diwajahnya. Kiara mencoba bangkit dari ranjangnya dan ia merasakan tubuhnya begitu lelah dan sedikit sakit diarea intimnya.Ia menoleh ke samping dan ternyata pria itu sudah tidak ada. Sepertinya ia meninggalkanny di hotel pagi-pagi sekali.Sungguh, ia tidak pernah menduga akan menghabiskan malam bersama pria yang merupakan atasannya sendiri dalam keadaan seperti ini. Belum lagi selesai ia berpikir, kini ponselnya berbunyi. Ada satu notifikasi masuk.Ivander : hari ini kau tidak perlu masuk, beristirahatlah di rumah. Atau kalau kau mau melihat suasana di sekitar hotel kau bisa berjalan-jalan dulu menikmati suasana alam di dekat hotel. Aku sedang meeting, dan pekerjaanmu sudah di selesaikan oleh Zascy. Aku juga telah mentransferkan uang lima ratus juta lagi ke rekeningmu.DEG!!!
Kiara baru saja selesai makan, saat ini ia keluar ke halaman hotel dan melihat-lihat suasana diluar. Benar yang dikatakan Ivander suasana di luar hotel sangat indah. Hotel itu terletak di dekat pantai jadi Kirana berniat untuk berjalan-jalan di tepi pantai. Pasti sangat menyenangkan, tapi baru saja ia hendak melangkahkan kakinya ke bibir pantai, sebuah mobil mewah berwarna hitam menghampirinya."Nona Kiara?" tanya si pria yang mengendarai mobil mewah itu padanya."Iya, benar. Ada apa pak?" Kiara mengernyitkan dahinya merasa tidak mengenal orang itu."Ayo silahkan naik ke mobil, tuan muda sudah menunggu anda," ujar lelaki itu sambil membukakan pintu mobil, tapi Kiara tampak enggan untuk masuk ke dalam mobil itu."Nona ayo cepat, tuan muda Ivander sudah menunggu anda. Jangan sampai terlambat, jika tidak ia bisa memarahiku habis-habisan," pria itu tampak ketakutan. Ia hanya seorang supir yang disuruh mengantarkan Kiara pada Ivander, jadi pria itu tidak bisa berbuat banyak kecuali hanya m
Mau tidak mau Kiara terpaksa mengikuti Ivander. Entah drama apa lagi yang akan dilakukan lelaki itu padanya. Dalam perjalanan pulang Kiara hanya diam, dia benar-benar tidak siap jika harus menjalani pernikahan bersama pria arogan ini. Apalagi keluarganya di desa tidak mengetahui apa yang terjadi padanya saat ini. Bagaimana kalau sampai ibunya mengetahui ia telah menikah tanpa izin dari sang ibu? Entahlah apa yang akan terjadi pada nasibnya kelak.Kiara saat ini berada di tempat kosnya, sengaja Ivander mengantarnya pulang hari itu karena ia ingin tahu dimana tempat tinggal gadis Kiara."Pak, saya turunnya di sini saja," pinta Kiara saat sampai di depan kos-kosannya. Ia tidak ingin terlihat oleh orang-orang di sekitar tempat tinggalnya kalau ia diantarkan oleh atasannya."Memangnya dimana tempat tinggalmu?" Ivander merasa penasaran."Saya tinggal di belakang gang itu pak, tapi sebaiknya bapak mengantar saya sampai di sini saja bapak tidak akan suka jika masuk ke dalam gang sempit itu,"
Ivander melajukan mobilnya begitu Kiara telah duduk di dalam mobil. Kiara hanya diam dan pasrah saat lelaki itu melajukan mobilnya. Sementara Ivander diam-diam melirik ke arah Kiara. Sungguh hatinya bergetar hebat, ia tidak pernah mengira sekretaris pribadi yang menjadi istri kecilnya itu benar-benar elegan. Meskipun dia bukan gadis yang terlahir dari keluarga kaya tapi gadis ini benar-benar mempesona.Tiba-tiba muncul ide iseng dari Ivander, ia mencoba menggenggam tangan Kiara, dan dengan cepat Kiara menepis tangannya."Pak apa yang anda lakukan?" Kiara merasa tidak suka dengan perlakuan Ivander padanya."Aku hanya menyentuh istriku," ucap lelaki sambil mencoba mencondongkan tubuhnya ke arah Kiara. Membuat Kiara semakin tidak nyaman.Pria ini benar-benar sangat menyebalkan. Dia mencari kesempatan tiap kali bersama Kiara.Tepat saat itu berada di lampu merah, Ivander tidak menyia-nyiakan kesempatan itu ia segera merangkul Kiara."Pak, jangan karena saya sudah menandatangani kontrak d
Amora dan Antonio begitu senang karena pada akhirnya putra mereka mendapatkan wanita yang benar-benar akan menjadi istrinya."Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Ivander mau menikah juga," ujar Antonio pada sang istri."Iya Momy ga menyangka dia menjalin hubungan serius dengan wanita, mengingat dulu waktu Cheryl meninggalkannya, dia begitu patah hati dan terlihat sangat hancur," kenang Amora mengingat apa yang telah terjadi pada putranya dulu.Sebegitu cintanya putranya itu pada Cheryl bahkan mereka sampai berniat untuk menikah, tapi wanita itu malah lebih memilih untuk melanjutkan karirnya sebagai model papan atas. Saat itu Cheryl sedang naik daun dan wajahnya selalu menghiasi media cetak maupun media elektronik dan penghasilannya juga sangat menjanjikan di dunia entertainment. Makanya saat ada tawaran kontrak untuk bekerja di luar negeri Cheryl lebih memilih untuk mengembangkan karirnya dan menunda pernikahannya dengan Ivander.Ivander sempat menunggunya untuk kembali tapi sayang