Amora dan Antonio begitu senang karena pada akhirnya putra mereka mendapatkan wanita yang benar-benar akan menjadi istrinya."Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Ivander mau menikah juga," ujar Antonio pada sang istri."Iya Momy ga menyangka dia menjalin hubungan serius dengan wanita, mengingat dulu waktu Cheryl meninggalkannya, dia begitu patah hati dan terlihat sangat hancur," kenang Amora mengingat apa yang telah terjadi pada putranya dulu.Sebegitu cintanya putranya itu pada Cheryl bahkan mereka sampai berniat untuk menikah, tapi wanita itu malah lebih memilih untuk melanjutkan karirnya sebagai model papan atas. Saat itu Cheryl sedang naik daun dan wajahnya selalu menghiasi media cetak maupun media elektronik dan penghasilannya juga sangat menjanjikan di dunia entertainment. Makanya saat ada tawaran kontrak untuk bekerja di luar negeri Cheryl lebih memilih untuk mengembangkan karirnya dan menunda pernikahannya dengan Ivander.Ivander sempat menunggunya untuk kembali tapi sayang
Ivander memulai perjalanannya bersama Gery. Ia tampak begitu bersemangat untuk pertemuannya. Bahkan ia sangat yakin kali ia akan memenangkan tender lagi.Namun, tiba-tiba saja ia merasakan sangat rindu pada Kiara. Ia segera membuka ponselnya melihat apa saja kegiatan yang dilakukan Kiara selama ia pergi.Ia melihat Kiara begitu serius dengan pekerjaannya, ada rasa kagum menjalar di dalam hatinya. Gery yang sempat memperhatikan Sahabat sekaligus atasannya itu sempat penasaran dengan sikap Ivander. Sebenarnya dia ini sedang memikirkan apa? fokus sekali, gumam Gery dalam hatinya. Ia memang penasaran dengan Ivander sejak beberapa hari yang lalu seperti sedang menyembunyikan sesuatu.Diam-diam, ia mendekat ke arah Ivander dan melirik sedikit apa yang sedang diperhatikan pria itu dan ketika ia melihat sosok wanita yang tidak asing baginya."Kiara?" spontan saja ia menyebut nama gadis itu dan membuat Ivander tersentak dari lamunannya dan menatap tajam pada sahabatnya."Kau ... jadi kau mengi
Ivander tengah sibuk dengan pertemuannya dengan kliennya, ia sedang menjelaskan tentang presentase proyeknya, namun tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ivander menghentikan aktifitasnya sejenak dan menatap ke arah layar ponselnya. Sebuah nomor tak dikenal."Maaf, saya tinggal dulu sebentar. Presentasenya akan dilanjutkan oleh asisten saya," ucap Ivander pada para peserta rapat yang sedari tadi begitu fokus mendengarkan presentase Ivander.Para peserta mengangguk, kemudian Ivander keluar dari ruang rapat dan presentase yang sedang diarahkan oleh Ivander dilanjutkan oleh Gery.Ivander segera ke loby untuk mengangkat panggilan telponnya."Halo," sapanya pada orang di seberang sana."Halo sayang, ini aku. Apa kau tidak merindukanku?" ucap wanita diseberang sana dengan suara manja."Maaf anda siapa?""Kita baru saja bertemu di depan loby hotel tadi. Aku tidak sengaja menabrakmu,"Ivander mengingat kembali kejadian saat ia akan masuk ke dalam loby hotel."Cheril, mau apa kau menelponku? aku seda
Ivander tengah sibuk dengan pertemuannya dengan kliennya, ia sedang menjelaskan tentang presentase proyeknya, namun tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ivander menghentikan aktifitasnya sejenak dan menatap ke arah layar ponselnya. Sebuah nomor tak dikenal."Maaf, saya tinggal dulu sebentar. Presentasenya akan dilanjutkan oleh asisten saya," ucap Ivander pada para peserta rapat yang sedari tadi begitu fokus mendengarkan presentase Ivander.Para peserta mengangguk, kemudian Ivander keluar dari ruang rapat dan presentase yang sedang diarahkan oleh Ivander dilanjutkan oleh Gery.Ivander segera ke loby untuk mengangkat panggilan telponnya."Halo," sapanya pada orang di seberang sana."Halo sayang, ini aku. Apa kau tidak merindukanku?" ucap wanita diseberang sana dengan suara manja."Maaf anda siapa?""Kita baru saja bertemu di depan loby hotel tadi. Aku tidak sengaja menabrakmu,"Ivander mengingat kembali kejadian saat ia akan masuk ke dalam loby hotel."Cheril, mau apa kau menelponku? aku sedan
Ivander telah sampai di kantornya, dan seperti biasa Kiara selalu ada di ruangannya. Gadis itu masih berkutat dengan laptopnya. Ia selalu sibuk dengan pekerjaannya, belum menyadari kedatangan Ivander, pria itu menatapnya dengan berkacak pinggang tapi gadis muda itu tidak menatap Ivander karena sibuk dengan pekerjaannya."Kiara," suara bariton pria itu berhasil membuat wanita cantik dengan rambut sebatas dada itu terkesiap. Ia mendongak ke atas menatap sumber suara itu."Pak Ivander?" Kiara terperanjat melihat pria itu. Sungguh ia tidak mengira Ivander datang dihadapannya tanpa ia ketahui."Ke ruangan saya sekarang juga," titah pria itu padanya. Seperti biasa, Ivander akan selalu menunjukkan sikap dinginnya pada Kiara jika berada di luar ruangannya. Supaya tidak ada satupun karyawan yang mengetahui hubungan mereka."Baik pak," Kiara merapikan terlebih dahulu berkas-berkas yang masih berserakan di mejanya sebelum menuju ke ruangan Ivander."Kiara!" teriak lelaki itu kembali."Iya pak, s
Hari yang dinantikan telah tiba, Ivander dan Kiara menikah. Ivander merasa bahagia karena ini hari bersejarah baginya. Seorang cassanova telah menjadi suami dari seorang wanita sederhana. Banyak mata yang kagum saat melihat Ivander menikah dan tak sedikit pula wanita yang mencibir menatap remeh Kiara karena merasa patah hati, namun itu tidak akan berpengaruh pada apa yang telah menjadi pilihan Ivander dan Kiara."Akhirnya putra kita yang nakal itu bisa menjalani hidup dengan benar," ucap Amora pada sang suami sambil memperhatikan putranya yang tampak bahagia bersanding di pelaminan."Semoga saja mereka bisa bahagia hingga akhir hayat mereka," timpal Antonio sambil tersenyum.Disisi lain ada sepasang mata yang menatap mereka dengan sangat intens. Mata itu menatap penuh kebencian dan amarah. Ia mengepalkan tangannya dengan sangat kuat, dengan dada yang naik turun menahan rasa sesak yang menyiksanya.Jadi dia alasanmu tidak ingin lagi berhubungan denganku. Memangnya apa hebatnya dia? Ger
Cheril tidak terima dengan semua penolakan Ivander, ia merencanakan niat jahat untuk menghancurkan hubungan Ivander dan Kiara. Ia menelpon seseorang untuk melakukan misinya.Cheril menelpon orang suruhannya, dan tanpa perlu menunggu lama orang itu segera mengangkat ponselnya."Halo nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya orang di seberang sana padanya."Jean, aku punya pekerjaan untukmu, aku mau kau melakukannya sekarang juga,"Cheryl menjelaskan dengan detail apa yang harus dilakukan Jean, orang kepercayaannya itu."Baiklah nona, aku akan segera melakukan tugas yang anda berikan secepatnya,"Cheryl tersenyum licik setelah bercerita dengan orang suruhannya. Ia sangat yakin sekali apa yang ia lakukan saat ini akan meruntuhkan kepercayaan Kiara pada Ivander.Sedang asyik-asyiknya membayangkan bagaimana ekspresi istri Ivander mendapatkan kejutan darinya, tiba-tiba pintu rumahnya di ketuk. Membuat Cheril tersentak dari lamunannya.Siapa pagi-pagi begini datang ke rumahku mengganggu saja, g
Sore itu dikediaman Ivander, sepasang suami istri sedang menikmati kebersamaan mereka, Kiara sedang bermanja-manja dengan sang suami. Tiba-tiba saja terdengar suara pintu diketuk, "mas, kayaknya ada tamu, aku lihat dulu ya siapa yang datang," ujar Kiara yang merasa ingin tahu siapa tamu yang datang di jam istirahat mereka?"Biarkan saja sayang, aku masih kangen sama kamu," ucap Ivander manja dan tak ingin melepaskan pelukannya dari sang istri. Semenjak menikah pria berusia tiga puluh lima tahun ini semakin manja dengan istri kecilnya.Sementara itu, suara ketukan pintu terdengar kembali, sepertinya tamu yang datang enggan beranjak pergi sebelum menyampaikan maksudnya."Tuch dengarkan mas, tamunya masih mengetuk pintu, sepertinya ada hal penting yang ingin disampaikan oleh tamunya," ucap Kiara lagi pada suaminya yang masih betah memeluk tubuh rampingnya."Aaaa ya sudah, kalau begitu kamu lihat dulu siapa tamunya," Ivander berdecak kesal. Ia melepas pelukannya dari sang istri dan membia