Sore itu dikediaman Ivander, sepasang suami istri sedang menikmati kebersamaan mereka, Kiara sedang bermanja-manja dengan sang suami. Tiba-tiba saja terdengar suara pintu diketuk, "mas, kayaknya ada tamu, aku lihat dulu ya siapa yang datang," ujar Kiara yang merasa ingin tahu siapa tamu yang datang di jam istirahat mereka?"Biarkan saja sayang, aku masih kangen sama kamu," ucap Ivander manja dan tak ingin melepaskan pelukannya dari sang istri. Semenjak menikah pria berusia tiga puluh lima tahun ini semakin manja dengan istri kecilnya.Sementara itu, suara ketukan pintu terdengar kembali, sepertinya tamu yang datang enggan beranjak pergi sebelum menyampaikan maksudnya."Tuch dengarkan mas, tamunya masih mengetuk pintu, sepertinya ada hal penting yang ingin disampaikan oleh tamunya," ucap Kiara lagi pada suaminya yang masih betah memeluk tubuh rampingnya."Aaaa ya sudah, kalau begitu kamu lihat dulu siapa tamunya," Ivander berdecak kesal. Ia melepas pelukannya dari sang istri dan membia
Kiara yang merasa kesal dengan suaminya, ia memilih diam dan tidak mau membahas apapun. Sangking kesalnya, Kiara hanya memunggungi Ivander saat tidur. Merasa tidak diacuhkan oleh sang istri Ivander berusaha membujuk Kiara. "Sayang, tidurnya jangan membelakangi aku gitu dong, masa aku dikasih punggung doang?" rengek Ivander pada sang istri. Kiara hanya pura-pura tidak mendengar, ia masih kesal saja mengingat foto-foto yang ia lihat tadi.Hati istri mana yang tidak akan kecewa saat melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain? walaupun itu hanya sebuah foto tetap saja Kiara merasa cemburu. Ivander adalah suaminya, jelas saja ia tidak ingin berbagi dengan wanita manapun."Sayang, malah dicuekin gini," gerutu Ivander yang masih saja diabaikan sang istri, "aku hitung sampai tiga ya yang kalau kamu ga membalikkan badan ke arahku jangan salahkan aku kalau aku memaksamu," ancam Ivander pada sang istri. Dia tahu persis jika ia mengancam seperti itu Kiara pasti takut, karena kalau sudah bic
Kiara saat ini sedang berada di ruang kerjanya, semenjak menikah Kiara masih ingin bekerja seperti biasanya. Padahal Ivander telah memintanya untuk berhenti bekerja supaya fokus pada pernikahannya tapi Kiara tetap saja ingin melakukan pekerjaannya sebagai sekretaris."Sayang, kamu jangan terlalu sibuk kerjanya aku kan sudah bilang sebaiknya kamu tidak usah menyibukkan diri untuk bekerja lagi, sekarang kamu sudah menjadi istriku, semua kebutuhanmu bisa aku penuhi, jadi kamu tidak perlu repot-repot bekerja seperti ini," ucap Ivander menghampiri istrinya.Saat ini, ruangan Kiara sengaja dibuat satu ruangan dengan Ivander, karena Ivander tidak ingin istrinya diganggu oleh karyawan lainnya. Semenjak menikahi Kiara, ia lebih protektif pada wanitanya. Ivander sengaja membuatkan ruangan Kiara berdekatan dengannya agar ia bisa mengawasi Kiara dan yang paling utama ia bisa memperhatikan Kiara setiap waktu pastinya."Iya sayang, aku mengerti tapi kamu kan tahu kalau aku tidak suka jika menghabis
Ivander begitu bahagia dengan kehamilan sang istri, dia berniat untuk memberitahukan kabar gembira itu pada kedua orang tuanya."Sayang, hari ini kita ke mansion ya. Aku mau memberitahukan kabar gembira ini pada momy dan Dady," Ivander tampak sangat bahagia dan tidak sabar ingin memberitahukan orang tuanya tentang kehamilan sang istri."Tapi, bukankah hari ini kamu ada rapat mas?" Kiara masih ingat jadwal pertemuan sang suami. Sungguh, istri Ivander ini sangat disiplin. Dalam keadaan hamil seperti itu ia masih ingat akan hal-hal penting dalam pekerjaan suaminya."Kamu benar-benar perhatian sayang. Tahu kapan aku akan ada pertemuan penting dan kapan aku harus menjadi suami di rumah," puji Ivander pada sang istri."Itu sudah tugasku sebagai sekretarismu, jadi aku tahu apa saja jadwal pentingmu sayang," Kiara menatap sendu pada sang suami membuat Ivander tersenyum dan mengusap pelan kepala Kiara."Dengar sayang, hari ini me time aku ingin menghabiskan waktu bersamamu dan juga calon anak
"Sayang, sebelum kita mengadakan syukuran bagaimana kalau kita bertemu dengan ibumu dulu? aku ingin sekali memperkenalkan diriku pada ibu. Aku tidak mau sampai dikatakan menantu durhaka, karena telah menikahi anaknya tapi tidak pernah bertemu dengan ibu dari istriku,"Ivander yang sedang bersama Kiara di kamarnya tiba-tiba saja teringat akan ibu mertuanya. memang benar, sejauh ini ia belum pernah bertemu dengan ibu mertuanya, Kiara sendiri belum pernah memintanya untuk bertemu dengan ibunya."Mas serius, mau ketemu ibu?" tanya Kiara dengan mata membola sempurna. Ia sangat senang dengan perkataan suaminya itu."Iya sayang, aku mau tahu bagaimana ibu mertuaku? Semoga saja saat bertemu denganku nanti ibu mertuaku akan menyukaiku," Ivander merendahkan hatinya. Ia sangat tulus berniat untuk mengenal ibu mertuanya."Iya mas, aku akan kasih tahu ibu kalau kita akan pergi ke rumah ibu. Aku yakin ibu pasti sangat senang," ujar Kiara begitu antusiasnya saat melihat ketulusan di mata suaminya it
Setelah pertemuan dengan sang ibu, Kiara dan Ivander kembali ke mansion. Seperti yang telah dijanjikan mereka akan mengadakan syukuran untuk kehamilan Kiara.Antonio dan Amora sedang mempersiapkan semua acara, mulai dari dekorasi, makanan hingga semua keperluan untuk acara sudah dipenuhi oleh orang tua Ivander. Mereka sengaja memberikan kejutan untuk anak dan menantunya."Mom, dad, aku dan Kia udah pulang ni," sorak Ivander saat sampai di mansion. Ia pulang bersama Kiara dan ibunya, niat hati Ivander ingin mengenalkan mertuanya pada kedua orang tuanya tapi mansion megah itu tampak sepi."Momy dan Dady kemana? kenapa sepi sekali?" Kiara ikut merasa heran. Sebelumnya, pasangan yang tak lagi muda itu tidak pernah pergi tanpa memberikan kabar tapi kali ini mereka tidak terlihat berada di rumah."Apa mereka sedang ada urusan?" Tami mencoba menebak-nebak.Ivander ingin merespon perkataan mertuanya tapi tiba-tiba ponselnya berdering, "sebentar ya Bu, saya akan menerima telpon dulu," ucap Iva
Berita tentang kehamilan Kiara telah sampai di telinga Cheryl. Sungguh membuat Cheryl merasa sangat kesal. Ini tidak bisa dibiarkan, gue ga bakal biarkan wanita itu melahirkan anaknya dengan selamat! lihat saja gue bakal buat dia kehilangan anaknya atau kalau perlu gue bakal buat dia berpisah sama Ivander, senyum seringai terbit diwajah Cheryl. Gadis ini benar-benar sangat terobsesi pada Ivander.Surat undangan untuk menghadiri acara syukuran bahkan telah di remas oleh Cheryl dan ia buang ke tong sampah.Bertepatan dengan itu pula, Daniel dan Ivander datang. Mereka berencana akan mengadakan kerja sama untuk proyek baru mereka.Cheryl yang melihat kedatangan Ivander segera melancarkan rencananya. Ia memperhatikan dari ruangannya. Saat ini Cheryl menjabat sebagai Wakil Direktur di perusahaan sang kakak, Ivander sendiri tidak pernah tahu kalau Cheryl adalah adik dari Daniel sahabatnya, karena selama mengenal dan menjalin hubungan dengan Cheryl tidak pernah membahas tentang keluarganya.
Ivander pulang dalam keadaan yang sangat buruk, terdapat beberapa luka memar diwajahnya. Ia tidak menyangka akan dijebak dengan sangat buruk oleh Cheryl dan lebih parahnya lagi hubungan baiknya dengan sahabatnya kini menjadi buruk.Sial banget gue hari ini. Padahal semuanya udah membaik dan berjalan lancar, tapi semuanya jadi berantakan begitu saja karena ulah Cheril! Sial! Gerutu Ivander. Ia memukul stirnya dengan kuat. Hal itu benar-benar membuatnya merasa sangat kesal. Di tambah lagi dengan kerja samanya yang dibatalkan sepihak. Hari ini, benar-benar sangat melelahkan Ivander.Tiga puluh menit berlalu, Ivander sampai dirumahnya, dengan langkah gontai ia segera masuk ke dalam rumahnya. Ivander melihat ruangan di rumah tampak gelap karena hari telah menunjukkan dini hari dan pastinya semua orang telah tidur. Ivander tidak mengira ia akan pulang selarut ini. Andai saja tadi ia tidak percaya begitu saja pada Cheryl mungkin ia tidak harus pulang selarut ini.Ivander melihat ke sekelilin