Home / Urban / Affair Cinta Sang Vokalis / Manthis si Anak Sederhana

Share

Manthis si Anak Sederhana

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2021-09-04 00:29:25

“Silahkan loe duduk Manthis!” sapa Ben dan John hampir bersamaan, karena mereka melihat sang leader dari tadi masih menatap wajah dan pakaian Manthis.

“Jangkung dan ganteng juga nih anak, tapi sayang badannya kurus dan rambut berantakan begitu,” kata Raymand dalam hati.

“Siapp bang…terima kasih!” Manthis pun duduk dia lalu ditawari minum oleh John.

“Manthis, kamu sudah lama jadi vocalis band itu, oh ya kenalkan saya Raymand panggil Ray, dan itu Ben serta John?” Raymand menyodorkan tangannya yang disambut Manthis.

“Baru 5 bulanan bang Ray, saya dulunya hanya bantu bersih-bersih di kafe ini, lalu di tawarin jadi backing vocal!” sahut Manthis sambil menganggukan kepala pada Ben dan John.

“Loe ga sekolah Manthis!” sela Ben.

“Sekolah Bang, tapi sekolah yang ga di bangku sekolah, ikut sekolah di bawah jembatan, dengan anak-anak jalanan, tahun ini kelas III bentar lagi kelulusan SMU!”

Kaget juga Raymand, tapi dia memuji tekad Manthis yang tetap sekolah walaupun harus di bawah jembatan.

“Sejak kapan loe belajar nyanyi?” Ray pun kembali bertanya.

“Saya sejak SD sering juara lomba nyanyi Bang!” sahut Manthis lagi.

“Bisa pegang alat music ga?” kali ini John ikutan nimbrung.

“Bisa bang, piano dan gitar juga, tapi kalau main drum bisa dikit-dikir aja!” ucap Manthis langsung menjawab.

“Hmmm...boleh juga, loe besok mau ga datang ke studio kami…catat alamatnya!” Manthis cepat-cepat mengeluarkan hape jadulnya dan mencatat alamat yang diberikan Raymand.

“Maaf bang…buat apa yaa saya ke sana!”

“Pokoknya loe besok datang saja, jam 10.00 yaa, gue tunggu, loe ga sibuk bukan besok!”

“Ba-baik bang, saya usahakan besok datang…maaf bang…saya balik lagi, sebentar lagi kami mau nyanyi lagi!” Manthis pun menunduk dengan hormat dan dia lalu undur diri kembali ke panggung dan bersiap tampil kembali.

Raymand pun tersenyum senang sambil mengangkat jempol pada Ben dan John, saat mendengar kini Manthis malah menyanyikan lagu-lagu latin yang ngebeat, hingga para pengunjung pun rame melantai.

“Gimana menurut kalian?” tanya Ray pada Ben dan John.

“Cocok brother…kayaknya ini yang loe di cari-cari…tapi mau ga dia besok datang dan bergabung dengan kita?” kata Ben.

“Tenang bro, serahkan pada leader kita!” sahut John tertawa sambil mengangkat gelas tos dengan Ben dan Ray, mereka kini terus menikmati music live dengan vocalis Manthis De Jong, remaja kurus bersuara emas dan mempunyai paras sangat ganteng ini, seperti wajah blasteran. 

Setelah mendekati pukul 01.00 dinihari, Raymand pun mengajak dua sahabatnya ini pulang, tapi keduanya terlihat malah sibuk dengan Maya dan Sita, dua waitress tadi. Raymand pun angkat bahu dan dia bilang duluan pulang.

“Awass kalo besok telat!” Ray pun meninggalkan Ben dan John, lalu dia pergi meninggalkan pub itu, saat sampai di kasir dia tersenyum melihat cantiknya sang kasir.

Raymand malah ga jadi pulang dan akhirnya ngobrol sampai jam 3 pagi dengan Dewi, sang kasir itu….!

*****

Pagi jam 9.15, dua satpam yang berjaga di pos depan rumah merangkap studio The Stollen’s menegur kala melihat seorang remaja tampan tapi berbadan kurus celingak celinguk, setelah tadi turun dari ojek online.

“Kamu cari siapa dek!” tanya Rojak, salah satu satpam itu, sambil memperhatikan pakaian Manthis yang sederhana, hanya jeans lusuh, di padu kaos dan him lengan panjang, serta sepatu kets yang agaknya sudah usang.

“Maaf om, apakah ini rumah dari Bang Raymand?”

“Benar…kamu siapa yaa?” sahut Rojak.

“Saya Manthis De Jong Om, saya diminta Bang Ray datang jam 10.00, tapi maaf kayaknya saya kepagian yaa datang, gapapa saya tunggu di sini aja dulu Om!” Manthis malah kini pingin duduk di sisi pagar yang ada tembok kecil.

“Ohh sudah janjian, masuk saja…ayoo jangan duduk di sana!” Manthis pun mengangguk hormat, dia mengikuti Rojak yang ternyata membawanya terus ke dalam dan di sebuah ruangan tungggu yang sejuk, karena dekat dengan taman, Rojak mempersilahkan Manthis duduk menunggu.

Rojak tahu, sejak dua bulanan yang lalu, bos mudanya ini lagi menyeleksi calon-calon vocalis, dia yakin Manthis salah satu calon yang juga akan menjalani fit and proper test.  

Manthis pun dengan sabar menunggu sambil membuka-buka majalah music di ruangan itu. Tak lama kemudian datang seorang ART yang membawakannya segelas kopi panas.

Saat dia menoleh ke dinding, barulah dia paham, kalau ruangan di depannya merupakan sebuah studio music dan tertulis The Stollen’s.

Saking aseeknya membaca majalah music dari luar negeri, Manthis tak sadar kalau jam sudah menunjukan pukul 10.30. Dia terus membolak-balik majalah itu dan terus membaca dengan tekun, tak lama terdengar suara orang berbicara, ternyata Ben dan John yang datang.

“Haloo…Manthis, sudah lama datang!” sapa Ben, Manthis langsung berdiri dan mengganguk hormat pada kedua sahabat ini.

“Ga lama bang, jam 9 lewat tadi,” sahut Manthis.

“Ehh mana si leader kita, kok ga muncul, jangan-jangan masih aseek dengan Dewi, si kasir di pub tadi malam!” kata John sambil tertawa.

“Lukman, Andi mana si bos? Sudah datang belum?” Ben memanggil dua pegawai di studio itu.

 “Belum Mas…dari tadi ga keliatan,” sahut Lukman yang terlihat juga baru datang.

“Ya udah gapapa, Andi kamu siapkan alat-alat music, kita nyetel-nyetel dulu alat sambil menunggu kedatangan Ray…eh Manthis ayoo kita langsung ke dalam studio!” ajak John.

Manthis yang masih belum begitu paham tujuan dia datang ke sini mengikuti langkah Ben dan John dan dia terkagum-kagum melihat mewahnya studio musik ini.

Setelah berada di ruangan dan melihat alat-alat music yang mulai di bongkar Ben dan John, Manthis hanya melihat sambil berdiri.

Tak lama kemudian datang lah orang yang di tunggu-tunggu, yakni Raymand.

“Haii Manthis, akhirnya kamu datang juga, silahkan duduk di kursi itu!” Manthis pun mematuhi ucapan Ray, dan kini dia duduk berhadapan dengan remaja ini.

“Oke aku langsung saja, tujuan loe saya undang kemari adalah kami lagi adakan audisi untuk mengisi posisi vocalis di group band kami, yakni The Tollen’s, jujur loe bukan yang pertama, malah sudah yang ke 103 orang..!” Manthis manggut-manggut mendengarkan penjelasan Raymand tentang group band mereka.

“Andai kelak loe terpilih, maka kita akan susun jadwal rekaman sekaligus jadwal-jadwal padat lainnya, tapi sebelumnya loe harus kami tes dulu. Oke kamu siap sekarang, itu daftar lagu-lagu yang harus loe nyanyikan!” Manthis pun tak banyak tanya, dia kemudian bersiap menyanyikan lagu yang tadi di sodorkan Raymand.

Ben dan John kini duduk dekat Raymand menonton Manthis mulai bernyanyi, Andi pun sudah siap memainkan music, setelah Raymand memberi aba-aba mulailah music di putar.  

Beberapa lagu dari band-band top luar negeri pun di nyanyikan dengan sangat fasih dan baik oleh Manthis.

Setelah 5 lagu, Raymand ternyata belum puas diapun meminta Manthis menyanyikan lagu-lagu dari band dalam negeri yang beat-beatnya agak berat, seperti milik group lawas God Bless hingga Band Dewa serta miliki Band Noah.

Terakhir karena masih belum puas, Raymand malah meminta Manthis menyanyikan lagu dangdut milik Sonetanya Rhoma Irama, Ben dan John sampai terbahak.

“Bro kita ini bukan group music dangdut kaleee!” olok Ben, tapi Ray cuek saja.

Tapi hebatnya Manthis santai saja menyanyikannnya, malah sedikit pakai improvisasi, total dia menyanyikan 15 lagu.

Begitu lagu “Begadang” Bang Haji Rhoma kelar dibawakan Manthis, Raymand langsung bertepuk tangan puas dan mengucapkan selamat pada Manthis dan dia resmi sebagai vocalis utama band The Tollen’s.  

Ray kemudian mengajak Ben, John dan Manthis makan siang di sebuah restoran makanan nusantara, yang letaknya tak jauh dari studio The Tollen’s.

“Suara loe unik dan melengking Manthis, power kamu juga terjaga banget, 15 lagu tanpa jeda dari berbagai genre mampu kamu bawakan dengan baik!” puji John.

Raymand malah bertanya tentang latar belakang Manthis. Remaja ini mengatakan dia di Jakarta merantau dari kampungnya nun jauh di Kalimantan.

“Ortu saya sudah tak ada, saya malah tak tahu seperti apa wajah ayah saya, katanya sih ada turunan Belanda, makanya mendiang ibu saya kasih nama De Jong,” kata Manthis sambil makan dengan lahapnya.

“Mulai sekarang, loe mundur dari vocalis di pub itu yaa, agar bisa konsentrasi dengan band kita, soalnya mulai hari ini juga, kita akan mulai latihan lagu-lagu baru yang sudah gue ciptakan dan tinggal kita aransemen lagi agar hasilnya makin sempurna!” kata Raymand.

Manthis langsung terdiam…!

“Kenapa loe diam begitu…ada yang dipikirkan?” kali ini Ben yang bertanya.

“Anu bang…maaf…bagaimana dengan bayar kos dan makan sehari-hari, sekali lagi maaf…!”  kata Manthis cepat, saat di lihatnya Raymand, Ben dan John saling pandang.

“Loe boleh kasbun nanti dengan manajer kita, nah kalau sudah ada honor kita kelak, maka honor loe akan di potong manajemen!” tegas Ray.

Manthis langsung setuju, dia kemudian menelpon rekannya di band itu dan bilang mulai hari ini sudah tak bisa bernyanyi lagi, karena akan konsentrasi dengan group band barunya.

Sesuai janji Ray, group band mereka kini benar-benar latihan siang malam di studio itu, 12 lagu yang sudah Ray ciptakan di nyanyikan dengan sangat baik oleh Manthis.

Namun bukan Raymand namanya kalau langsung puas, tiga dari 12 lagu andalan mereka harus melalui rekaman ber ulang-ulang, sebelum dinyatakan Ray sempurna.

Ray benar-benar seorang leader, dia tipikal pemimpin di band yang cukup keras kepala, walaupun kadang dia juga mau mendengarkan masukan Ben, John serta Manthis.

Saking seriusnya, Manthis tidak sekali dua kali tertidur di studio itu, dia bilang lebih betah di studio daripada ke kosnya yang kecil dan panas.

Diam-diam dia malah menciptakan beberapa lagu baru, dan kadang Raymand kaget juga mendengarkan Manthis menyanyikan lagu baru ciptaannya dengan hanya iringan piano. 

“Manthis, itu lagu yang kamu nyanyikan tadi bagus, kita masukan dalam album baru ya, intro piano Loe sangat klasik…jadi mirip-mirip lagu Bohemian Rhafsodi nya Queen,” puji Raymand.

“Oke Bang Ray…silahkan di masukan!” jawab Manthis, keduanya kemudian ngobrol akrab sampai jelang subuh. Di sinilah awal kolaborasi Manthis dan Ray, yang kelak menjadikan keduanya sebagai sosok yang tak tergantikan di band ini.

Setelah hampir 3,5 bulan, 12 lagu itupun kelar dimainkan The Stollen’s, tugas berikutnya tentu saja mereka akan melobi perusahaan-perusahaan rekaman besar untuk mau membantu memasarkan album mereka.

Raymand sengaja tidak melibatkan orang tuanya, dia ingin group band mereka ini maju tanpa campur tangan orangtuanya yang super tajir dan memiliki link dengan banyak pengusaha rekaman di Jakarta.

Sudah pasti semua perusahaan rekaman yang mereka datangi menolak demo lagu mereka, macam-macam alasan yang dikemukakan perusahaan rekaman itu.

Yang menyakitkan bagi Raymand, Ben, John dan Manthis, mereka hanya dianggap anak muda yang nyari identitas dan group serta lagu mereka tak layak jual.

“Namanya ga usah ke barat-baratan, pake nama berbau Indonesia saja, Pisang Band kek Nenas kek, atau nama binatang, bisa pake Komodo atau Tokek Band!” olok seorang produser bermata sipit dan dia tentu saja tak kenal dengan Raymand cs.   

Saat ini memang lagi jamannya boyband, sehingga group-group music seakan tiarap dan para produser yang hanya mikir untung, tentu tak lagi melirik band-band, apalagi band baru yang belum punya nama seperti The Tollen’s ini.

“Daripada kita capek sendiri nawarin ke produser, mending kita bikin klips sendiri lalu tampilin di medsos, atau aplikasi video music!” saran Manthis.

“Setuju…!” sahut Ben dan John barengan.

“Hmmm…boleh juga…oke deh Ben panggil si Andi agar cari cameramen professional dan juga sutradara handal, kita bikin tiga video klips sekaligus, soal biaya ga usah dipikiran, semua aku yang bayar!”

Tak perlu waktu lama, 2 hari kemudian 5 kru dan satu sutradara sudah datang ke studio The Tollen’s, mereka semua setuju dengan bayaran yang di sepakati, yakni akan membuat 3 video klips music, Bimo, sang sutradara yang lumayan berpengalaman ini juga menyarankan agar Ray membuat vlog, Ray pun setuju dan dia menunjuk dua anak buahnya di studio ini agar menbuat vlog dan nanti akan secara kontinyu menyiarkan video-video music serta keseharian mereka kelak.

Selama seminggu full, merekapun membuat video music, tiga lagu andalan merekapun di pilih. Sebuah lagu yang diyakni Ray, Ben, John dan Manthis akan hits, yakni Bawalah Cinta dengan irama rock yang kental dan beat yang lumayan menghentak di jadikan klips pertama dan akan jadi andalan menarik peminat music, khususnya anak muda.   

Ben pun beraksi dengan gitarnya, raungan lead gitarnya benar-benar sangat sempurna, di tambah bass John yang juga menonjol, lalu pukulan drum bertenaga dari Raymand juga makin menambah hentakan pada lagu mereka ini.

Dan tampilah Manthis dengan gayanya, rambutnya yang mulai panjang makin menampilkan karakter rocker sejati pada pemuda kurus tampan ini. Pembuatan klips pun benar-benar dilakukan sangat professional.

Tak mereka duga, baru 3 hari di tayangkan di youtube, lagu mereka sudah di tonton hingga 500 ribu orang. Tak lama kemudian dua klips mereka susul menyusul dan lagu-lagu The Tollen’s pun langsung jadi trending di mana-mana.

*****

BERSAMBUNG

Related chapters

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Penyanyi yang Lugu

    Penampilan The Tollen’s dengan lagu-lagu rock alternativenya seakan mengobati kerinduan penikmat music di mana-mana, yang bosan dengan penampilan boyband yang banyak kemayu dengan goyang-goyang bak banci.Sejak trending di youtube, undangan tampilpun mulai berdatangan, bahkan sehari The Tollen’s bisa tampil di tiga station TV berbeda. Kesempatan itu lalu dimanfaatkan Ray dan kawan-kawan memasarkan lagu-lagu mereka yang di rekam melalui CD dan ternyata laku keras.Puluhan produser besar kini sampai berebut ingin mempatenkan lagu-lagu mereka, sekaligus ikat kontrak dengan album pertama mereka ini.Ogong Lee, Produser music yang sudah berpengalaman berhasil memenangkan kontrak buat The Tollen’s, tak tanggung-tanggung dia mengontak The Tollen’s hingga album ke 5. “Lo olang benal-benal anak muda belbakat, lagu lo olang langsung bomming!” kata Ogong Lee dengan logat cadelnya sumringah, melihat album pertama

    Last Updated : 2021-09-04
  • Affair Cinta Sang Vokalis   Jadi Orang Kaya Baru

    Ibunya hanya membekali Manthis uang sebesar 500 ribu, itupun gaji ibunya sebagai seorang tenaga laundry atau tukang cuci baju. Untungnya Manthis punya otak yang cerdas, walaupun dia droup out saat kelas II SMU. Sambil sibuk bekerja, Manthis juga menyempatkan diri ikut jadi murid di kolong jembatan meneruskan sekolahnya, yang di kelola sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli Pendidikan.Selain nguli dan kerja serabutan lainnya, Manthis juga tak malu ikutan ngamen, nasib Manthis mulai berubah, saat dia ikutan ngamen bersama anak-anak kolong jembatan, suara Manthis yang melengking tinggi menarik perhatian wanita parobaya yang berpenampilan nyentrik.Wanita parobaya yang bernama Mba Irma ini saat itu lagi makan di sebuah rumah makan pinggir jalan, Mba Irma adalah seorang manejer sebuah band di klub malam kelas atas.Mba Irma memang suka sekali makan di warung-warung makan kelas bawah, dengan alasan bosan makan di restoran terus, gara-gara inilah nasib Manthis akhir

    Last Updated : 2021-09-05
  • Affair Cinta Sang Vokalis   Mulai Naik Jadi Band Papan Atas

    “Tenang broe, jangan gugup, tarik nafas panjang dan anggap saja puluhan ribu penonton itu hanya sekumpulan manusia biasa!” Amang menenangkan Manthis yang terlihat agak nervous di ruang make up.Manthis benar-benar tak tenang dari tadi, inilah penampilan perdananya bersama group bandnya The Stollen’s di panggung secara terbuka, juga disiarkan langsung sebuah TV swasta yang di tonton 50 ribu penonton lebih di stadion. Stadion Jalak Harupat bak mau runtuh saking hebohnya suara-suara penonton yang terus bersorak sorai dari tadi.Ben dan John dari tadi terlihat tak putus-putusnya merokok, sesekali mereka menenggak air mineral untuk menenangkan hati.Hanya Ray yang terlihat agak tenang, leader The Stollen’s ini benar-benar jadi sosok panutan, karena mampu menahan diri tidak berlebihan seperti tiga sahabatnya.Ketika mereka ingin menenggak minuman keras agar lebih tenang, mata Ray langsung melotot, sehingga Ben dan John terpaksa diam tak

    Last Updated : 2021-09-06
  • Affair Cinta Sang Vokalis   Anita Guru Bercinta

    Manthis datang walaupun telat 15 menit dari jadwal yang sudah mereka sepakati. Baik Dessy maupun Anita ternyata tidak pulang sejak dari mall, mereka masih mengenakan baju kaos dan celana jeans ketat yang mereka pakai sejak siang tadi. Rupanya mereka betah juga berlama-lama di mall.Manthis pun ternyata sama, dia masih mengenakan baju kaos di padu jaket hitam, yang dia pakai saat latihan di studio music The Stollen’s.“Maaf aku telat, bukan karena sengaja lo yaa, tapi jalanan lumayan macet!” ucap Manthis sambil duduk di depan dua wanita jelita ini. sejak di parkiran Anita sudah memberi tahu Manthis di mana mereka menunggu di kafe yang tentu saja di ketahui Manthis letaknya.Rambut Manthis kini makin panjang, tapi di ikat ala cepol atau gaya rambut chonmage yang dulu sangat terkenal di jaman kerajaan Jepang, dan kini kembali populer di kalangan remaja dan anak muda, terlebih pesepakbola Real Madrid Gareth Bale selalu suka meniru gaya rambut itu.

    Last Updated : 2021-09-07
  • Affair Cinta Sang Vokalis   Godaan Vena, Manthis Terlena

    Satu hari sebelum mereka berangkat ke Surabaya, album kedua mereka ‘Dara…di Sinilah Cinta Kita Bermula’ di rilis dan mulai di putar di youtube, radio-radio dan juga TV-TV music. Dan tepat seperti dugaan Ray, Ben dan John, lagu yang intronya di mulai dengan alunan lembut piano Manthis, lalu di susul raungan guitar Ben dan cabikan bass John serta di beri sentuhan sedikit drum Raymand ini langsung merajai topchart lagu-lagu di seluruh tanah air.Di youtube lagu ini sudah di tonton lebih dari 1 juta orang, hanya dalam tempo satu hari saja, albumnya pun meledak di mana-mana, walaupun tentu saja beda dengan penjualan album di masa lalu, karena kini sudah di jual melalui podcast-podcast yang menjamur dan tentu saja menjangkau hingga ke luar negeri.Bahkan hampir semua podcast meraup untung tak sedikit dengan lagu ini, karena selalu di putar berulang-ulang oleh pendengarnya, sehingga royalty ke produser Ogong Lee bak mencetak duit saja lagi.Setiap ha

    Last Updated : 2021-09-08
  • Affair Cinta Sang Vokalis   Jeje Makin Membuat Manthis Berubah

    “Duehhh weceee…Machicaaaa…kenapa yee pake handukann sihh, ehhh sapaaaa tuhh yang lagi buru-buru berpakaian?” Vene langsung tertawa dan bilang liat aja sendiri orangnya.Begitu Manthis keluar kamar, dia terperanjat saat melihat Jeje sudah ada di apartemen ini.“Ihh doskiiii…kirain siapaahhh, ehh mau keminong kok buru-buru amirrrr?”“Sorry Je, gue buru-buru ada latihan di studio!’ kata Manthis sedikit gugup, tak menyangka manejer Vena yang suka ngegibah ini ada di sini.“Ga usah bo’onggg dehhh, band kalian kan lagi cuti, emank studio yang mana?” Jeje langsung menarik tangan kekar Manthis. Vena yang meliat Jeje dan dan Manthis bicara, langsung permisi mau ke kamar mandi.“A-anu Je…mau latihan buat endorse nanti!”“Ssssttt…sini dehh!” Jeje pun lalu menarik tubuh Manthis kemudian berbisik, Manthis langsung kaget.&ld

    Last Updated : 2021-09-09
  • Affair Cinta Sang Vokalis   Kisah Sheila dan Suaminya

    Resepsi itu kelar pukul 11 malam, Manthis dan Vena turun panggung dan Ia akhirnya kembali istirahat ke kamarnya yang mewah dan sudah di bokingkan sang pengusaha ini. Belakangan Manthis baru tahu, kalau hotel ini milik sang pengusaha itu sendiri.Sementara Vena juga istirahat di kamarnya sendiri, sesaat sebelum masuk lift menuju kamarnya, Jeje sempat berbisik kalau malam ini Vena akan bersama sang pengusaha itu, Manthis hanya tersenyum mesem saja.“Tenanggg weceee…ga usah cimbikirrr gicuuuu yaaa…ntar ye sama Hana di Jakarta, tenang ajeee, eykee yang aturrr!” kata Jeje tertawa.Nadu dan Arman berbeda kamarnya, Manthis di kamar sendirian, setelah melepas pakaiannya Manthis pun ingin mandi, karena badannya sangat gerah, apalagi tadi saat nyanyi pipinya selain kena cubit, juga beberapa kali di cium para undangan.“Berendam di bathub segerr kali yaa,” kata Manthis seorang diri.Baru 30 menitan berendam, tiba-tiba tel

    Last Updated : 2021-09-10
  • Affair Cinta Sang Vokalis   Perang Dingin Ray dan Manthis

    “Whatsss…jadi besok kamu mau ke Kalimantan show sayangg!” kata Sheila, saat Manthis bilang besok dia akan pergi.“Ga bisa di tunda yaa?” Manthis langsung menggeleng, dia bilang, karena ini menyangkut group band mereka yang telah mengangkat namanya, tidak ada alasan apapun dia tidak hadir dan show bersama The Stollen’s. Sheila akhirnya pasrah dan tidak melarang kekasihnya pergi besok.“Sayang…ada kabar baik, Adit setuju bercerai, tapi kami akan bercerai diam-diam, jadi sambil kelak bicara dengan ortu, kami masih serumah!” Sheila memeluk Manthis.Manthis memang pernah blak-blakan bilang, dia tak bisa terus menerus jadi orang ketiga dalam rumah tangga Sheila dan Adit.Keduanya kemudian tenggelam dalam kemesraan, sampai menjelang pagi, karena jam 9 pagi Manthis harus segera ke bandara untuk terbang ke Juanda, Surabaya, lanjut Bandara Syamsudinoor Banjarbaru.Di perjalanan menuju bandara, Amang men

    Last Updated : 2021-09-11

Latest chapter

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 154: Jodoh Tak Di duga

    James tertawa sambil mengangguk, sambil jalan menuju mushalla yang ada di cottage itu, James bercerita kalau dia sudah tertarik mualaf sejak 10 tahunan yang lalu, tapi mantap mualaf 3 tahunan yang lalu setelah melihat orang rame sholat Idul Fitri dan COVID-19 merebak, di mana harus cuci tangan dan kaki yang bersih, sehingga James pun memantapkan hatinya. Ternyata Sheila, ibunya sangat mendukung, termasuk Andrew, ayah sambungnya, apalagi James sudah dewasa dan tentu sudah matang berpikir. James kini setiap hari melihat Kania syuting dan setelah syuting keduanya sering jalan berdua, hingga tak terasa syuting 5 harian kelar dan Kania harus bersiap pulang kembali ke Jakarta. James yang bersikap dewasa kaget saat Kania mengatakan kini banyak menerima job film, sehingga sering meninggalkan rumah. James pun memberi nasehat ke wanita jelita yang makin matang ini, agar jangan lagi ambil semua job film atau iklan. “Kasian Aji, dia butuh kamu Kania, apalagi ini masa-masa perkembangan dia!”

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 153: Ada yang Menangis..!

    “Tak apa Mas Rafsa…nama saya Tikno, saya malah tak mengira malam ini bisa melihat langsung acara hebat ini, tak bakal saya lupakan seumur hidup, selamat yaa buat Mas Rafsa dan Mba Stella, moga secepatnya menikah dan punya anak-anak yang tak kalah ganteng dan cantik seperti papa dan ibunya ini!”Rafsa lalu memanggil Tarot sopir pribadinya, dan minta diambilkan tas kecil, tak sampai 10 menitan Tarot balik lagi, Rafsa lalu mengambil selembar cek, yang sudah bertuliskan angka uangnya di sana.“Pa Tikno, saya tak bawa uang cash, ini selembar cek sebesar 50 juta, bisa bapak uangkan kapan saja, bawa saja ke bank yaang tertera di cek itu…!” Tikno hampir terlonjak kaget, tak mengira akan dapat cek senilai fantastis bagi ukurannya. Tapi bagi Rafsa itu angka yang sangat kecil.Setelah menyalami Rafsa sampai tangannya dan juga tangan Stella di cium, lalu Rafsa mengenalkan ke ayah bundanya, Tikno sampai minta foto selfie, karena dia meng

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 152: Rafsa dan Stella Ditunangkan

    Setelah adegan romantis itu selesai di putar, di mana Rafsa terlihat mencium dahi Stella, Mami Stefani tersenyum dan terlihat puas.Dia tak memperdulikan bagaimana dua sejoli itu saling lirik dengan wajah bak udang rebus, malu tak terkira, kenapa sampai di putar adegan itu dan di tonton ratusan orang, suara suit-suit terdengar, hingga kedua sejoli ini makin malu.Rafsa dan Stella tak menyangka kalau ada yang diam-diam merekam dan saat ini di tatap ratusan undangan.Kini semuanya butuh jawaban, apa maksud di putarnya adegan romantis itu, di acara ultah sang crazy tampan ini.“Nahh para undangan semua…malam ini saya ingin mengumumkan, di ultah Rafsa De Jong yang ke 27 tahun, dia akan kami tunangkan dengan kekasihnya yang ada di sampingnya ini dan pernikahan pun akan segera di gelar secepatnya!”Maka riuhlah semuanya, tak mengira kalau dua sejoli itu malam ini akan bertunangan. Banyak yang kaget, terutama keluarga Manthis de Jong, k

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 151: Hampir Telat

    Di tata dengan sangat mewah, membuat semua tamu undangan yang terlihat berjalan menyingkir kaget, tak mengira ada motor nyelonong masuk ke rumah ini.Bagaimana tak kaget, kenapa ada motor ojek daring bisa nyelonong masuk ke rumah mewah dan eksklusife ini, ini sama dengan cari penyakit.Tapi saat melihat Rafsa di boncengan motor online itu semua tertawa, mereka kini mulai bercanda, kalau di crazy rich tampan itu sedang bikin sebuah pesta kejutan.“Dasarrrr, si crazy rich ternyata yang bikin ulah, ada-ada saja kejutan di ultahnya kali ini, tapi aseek juga nih, jadi penasaran, apalagi kejutan yang akan dia buat!” ungkap tamu-tamu berpakaian perlente dan juga para ART yang terlihat sibuk hilir mudik melayani tamu-tamu undangan.Motor ojek online berhenti tepat di tengah-tengah taman dan tak jauh dari panggung kecil yang di tata sedemikian rupa, sehingga Rafsa sukses menjadi pusat perhatian, semua kaget hingga terdiam, termasuk pemain musik, tak me

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 150: Terjebak Macet

    Desy pun melayani dengan baik Stella dan Rafsa, Stella tanpa sungkan kembali mengajak Desy bercakap-cakap dan bilang jodoh banget ketemu lagi dengan pramugari cantik ini.Rafsa hanya tersenyum melihat calon istrinya ini bercakap akrab dengan Desy. Keramah tamahan Stella membuat Desy kagum dan makin hormat pada Stella yang dianggapnya wanita berkelas yang sangat ramah.Sebagai pramugari, Stella bisa menilai penumpang-penumpang nya yang tajir melintir, ataupun pura-pura tajir.Desy hapal semuanya, sehingga rasa hormatnya langsung tinggi pada Stella, termasuk Rafsa yang terlihat cool serta tak genit dan tetap bersikap wajar.Sesampainya di bandara, keduanya berpisah, Rafsa langsung pulang ke rumah, saat Rafsa ingin mengantarnya pulang, Stella langsung tertawa dan bilang mending Rafsa segera menemui ke tiga orang tuanya untuk melamarnya segera.“Ingat jangan kelamaan atau calon ibu anak-anakmu ini akan di lamar orang lain!” kelakar Stella d

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 149: Warning Stella buat Rafsa

    Stella lalu turun dari panggung kecil dan berjalan perlahan menuju Rafsa yang sedang berdiri dan merentangkan tangan bersiap memeluk gadis yang sudah meruntuhkan hatinya ini.Stella lalu memeluk pemuda ini, tepuk tangan makin membahana, saat tubuh bak model ini tenggelam dalam pelukan pemuda tampan bertubuh atletis ini.“I Love so much…!” bisik Rafsa.“Love youu to…!” bisik Stella.Stella merenggangkan pelukan dan menatap wajah Rafsa yang tersenyum kecil dan terlihat mata pemuda itu agak berkaca-kaca, terharu cintanya tak lagi bertepuk sebelah tangan.Mereka tak sadar kelakuan mereka masih disaksikan puluhan pengunjung yang terus bertepuk tangan dan diam-diam ada yang merekam adegan romantis ini dan hanay hitungan menit tersebar di media sosial dan tentu saja ada yang kaget melihat adegan romantis ini, siapa lagi kalau bukan Mami Stefani dan Mami Gerald, yang mengirimkan rekaman itu ternyata Kiki, kakakny

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 148: Ikrar Cinta

    “Heiii tomboy, dengarin yaa, tiga bulan lagi aku dan Rina akan menikah!” sahut Sohai.“Apaa…kapan kalian jadian, setahuku kamu kan suka gonta ganti pacar ngikutin gaya sahabat elo si Rafsa, kok bisa-bisanya akan menikah dengan sahabatku, jangan-jangan kamu pelet yaa?” ceplos Stella yang tentu saja kaget, tak menyangka dua sahabatnya ini malah akan menikah, padahal tak terdengar pacaran.“Sembarangan mana ada pake pelet, namanya juga jodoh tomboiiii, pokoknya pas resepsi kamu wajib hadir yaa, awas kalau nggak datang, gua coret lo jadi sahabat bini gua ini!” sahut Sohai cengengesan, bahkan dia langsung mencium pipi Rina.“Ehhh sahabat elo si Rafsa dah tahu belum..?”“Tau donkk, dia sama kayak kamu, kaget, tapi setelahnya janji akan datang ke pernikahan dan resepsi kami, dia malah mau ngasih kado rumah lohh, nggak rugi gua punya sahabat he-he-he!” ceplos Sohai lagi, Rina hanya tertawa saja me

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 147: Cinta Bikin Semangat!

    Rafsa masih terdiam dan menatap pintu itu dengan nanar, tanpa Rafsa sadari, Stella bersandar pada dinding pintu tersebut, dia tersenyum sendiri.Ia lalu berlari ke kasur dan langsung memvidcal sahabatnya Rina yang berada di Jakarta.“Benarann….kalian se hotel yaa di Singapura, jangan-jangan udah belah duren nihh!” sahut Rina sambil tertawa berderai di vidcal itu.“Enakk ajee, gue bukan elo kalee, gue masih ingat lah, ga bakalan mau gue pecah sebelum menikah!”“So…kapan nihh kalian nikah, kan tadi kamu bilang barusan di lamar!”“Ntar ajahh, biarkan dia makin cinta!”“Eitttsss….hati-hati ntar nangis bombaiiii lagi kalau Rafsa dengan yang lain, udah kalian cepat-cepat pulang dan segera menikah, bereskan!”“Tenang ajahh, biarkan Rafsa terus mengejarku…aku hanya ingin menyakinkan hati, anggap tes buat dia!”“Lhaaa pakeee tes seg

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 146: Tantangan Stella

    “Hmmm…kalau nggak enak pesananku ini, ya udah sono kamu pesan sendiri, biar pelan-pelan aku makan ini, songong amat sihh, makanan enak gini dibilang tak enak!” sungut Stella sambil mengaut sayuran, Stella memang agak vegetarian, sehingga badannya tetap langsing bak model dan mengeluarkan aroma yang harum, dan tadi sempat membuat pemuda di depannya ini makin senewen di buatnya.“Pemarah banget sihh…tau nggak kenapa tak enak!”Stella langsung mengangkat wajahnya. “Iya kenapa tak enak?”“Karena kemanisan wajah kamu hilang, hingga makanan ini hambar…senyum donk, dan ceria, masa kita makan diam-diaman ajee?”“Anjriittt…gue di gombalinnn, basiiii tauuu!” kini Stella terbahak. Rafsa kini tertawa kecil.Stella langsung mengambil ampal daging bulat dan melemparkan ke wajah Rafsa, tapi luput, karena Rafsa mampu menghindar.“Kamu memang buaya cap biawak, hampi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status