Yohan tiba-tiba berdiri dengan tatapan seperti ingin memangsa di matanya."Kamu benar-benar ... sangat berani dalam berbicara!"Ucapan ini terdengar seperti sedang memarahi Ratu, tapi sama sekali tidak terlihat adanya amarah pada diri Yohan.Nabila mengetahui bahwa Yohan sudah mulai goyah dan bersiap untuk menyerang.Nabila menundukkan kepalanya dengan hormat."Pasukan perbatasan utara tidak terkalahkan dan mereka pasti akan mendapatkan sebuah negara yang besar untuk Anda setelah mengeluarkan perintah militer!""Ucapan yang bagus!" ujar Yohan dengan senang.Yohan segera memberi perintah, "Panggil beberapa jenderal untuk mendiskusikan hal ini!"Memanggil jenderal bukan untuk membahas masalah apakah mereka akan berperang atau berdamai, melainkan membuat rencana dan tinggal menunggu waktu yang tepat.Tujuan Nabila sudah tercapai dan dia sudah bisa mengundurkan diri.Hanya saja, masih ada hal yang ingin dikatakan olehnya."Kaisar, peperangan ini sangat penting dan aku mau pergi ke Kuil Lur
Terdapat ekspresi serius di wajah Nabila.Nabila membawa beberapa senjata saat kembali ke Kota Zordo kali ini, termasuk belati, tombak yang bisa dilepas dan cambuk sembilan segmen yang semuanya dimasukkan ke dalam kotak.Nabila tidak kekurangan senjata, karena dia membawa satu set jarum perak dan senjata rahasia di tubuhnya.Jadi, sama sekali bukan masalah besar meskipun Sifa lupa membawanya.Hanya saja terdapat banyak masalah di istana.Akan sangat merepotkan jika ditemukan oleh orang jahat.Nabila bertanya dengan tenang."Kamu taruh kotak itu di mana?"Sifa berpikir sejenak dan menjawab dengan yakin."Hamba lupa bawa, seharusnya ada di tempat semula."Nabila merasa lebih tenang setelah mendengar ini.Nabila mengangkat cangkir teh dan berkata, "Tidak masalah kalau begitu."Nabila meletakkan kotak itu di tempat yang tersembunyi dan tidak akan ditemukan oleh orang lain.Kuil Luris sangat terkenal.Hanya saja terdapat jam malam seperti kuil lainnya.Pintu dan jendela akan ditutup pada ma
Nyonya Windi tidak memiliki waktu untuk mandi, dia segera duduk dan bertanya pada pelayan itu."Apa yang terjadi!""Pasukan terjebak dan hanya setengahnya yang kembali! Jenderal ... Jenderal tidak bisa kembali ...."Jantung Nyonya Windi berdetak dengan cepat, tapi dia tetap berusaha untuk menjaga ketenangannya sebagai seorang istri jenderal. Nyonya Windi segera mengenakan mantelnya dan hendak pergi keluar untuk melihat situasinya.Elsa datang saat dia hendak berjalan keluar.Elsa menyuruh pelayan untuk pergi, lalu baru berani melepaskan topeng dan memeluk Nyonya Windi dengan cemas."Guru secara pribadi memimpin pasukan untuk membantuku agar aku bisa keluar, ta ... tapi Guru tidak bisa keluar dan dikepung oleh musuh!""Orang Lesse sangat tercela dan sudah buat jebakan sejak awal.""Ibu Guru, apa yang harus kita lakukan?"Elsa bukan orang yang pemberani, sebelum ini dia terus dilindungi oleh Nabila dan dia tetap merasa panik saat menghadapi hal semacam ini.Nyonya Windi menepuk punggungn
Sikap duta Kerajaan Lesse sangat sombong dan segera berkata."Mayor Jenderal, kamu akan terima mayat Jenderal Jordi kalau masih tidak mau mundur. Betapa menderitanya hidupmu kalau kehilangan ayah kandungmu meski kamu menang dalam pertempuran ini?""Kasarnya negara yang kamu taklukkan bukan untuk dirimu sendiri."Elsa mengenakan topeng dan memiliki aura yang sama dengan Nabila.Elsa berdiri dan kedua matanya dipenuhi dengan tatapan membunuh."Kaisar telah memberi perintah untuk berperang sampai akhir. Kalian silakan kembali, karena aku tidak akan menarik pasukan demi menolong ayahku!"Di satu sisi para prajurit mengagumi keberanian Mayor Jenderal, tapi di sisi lain mereka tidak tega mengorbankan Jenderal Jordi dan para prajurit yang ditangkapHanya saja mereka semua berteriak mengikuti Elsa di hadapan duta Kerajaan Lesse."Kami akan bertarung sampai mati dan tidak akan mundur!""Betul, kami tidak akan mundur!"Duta itu tertawa dengan marah setelah mendengar ini.Duta itu mengacungkan je
Nyonya Windi mendongak dan berkata dengan tegas."Mereka saja yang pergi, aku akan tetap tinggal di sini."Melis segera berlutut."Nyonya, Hamba akan mengikuti ke mana pun Anda pergi!""Ibu," ujar Elsa yang tiba-tiba berjalan masuk, lalu menyuruh Melis untuk pergi.Elsa berjalan ke hadapan Nyonya Windi, lalu berlutut dengan satu kaki dan memberikan hormat militer."Ibu, tolong pertimbangkan situasi keseluruhan. Sangat tidak disarankan untuk tinggal di sini dalam waktu yang lama. Harap ikut dengan kami untuk pindah ke perkemahan yang baru."Nyonya Windi terus menunduk untuk membaca buku, yang membuatnya terlihat lembut dan tegas."Siapa yang akan menerima mayat suamiku kalau kita pergi semua?"Pupil Elsa bergetar dan terdapat tatapan menderita di matanya."Ibu Guru ...."Nyonya Windi adalah pahlawan di kalangan wanita dan tidak ada orang yang bisa mengubah keputusan yang telah dibuat olehnya.Elsa hanya bisa meninggalkan belasan pasukan kavaleri untuk melindungi Nyonya Windi, kemudian m
"Jenderal! Orang yang datang adalah Joka, Joka telah datang ke sini!"Komandan Kerajaan Lesse tertegun.Joka?Bagaimana mungkin!Bukankah dia sudah pergi ke timur dengan 100 ribu pasukannya! Kenapa dia tiba-tiba kembali ke sini!Terdengar suara teriakan di pintu masuk perkemahan militer sebelum komandan Kerajaan Lesse bereaksi.Joka hanya memimpin belasan pasukan kavaleri, tapi Joka menginjak-injak mereka seperti kuda liar yang sedang melintasi perbatasan.Komandan berteriak dengan keras, "Kenapa kalian diam saja, buat formasi dan hentikan mereka!"Para tawanan perang Negara Naki juga ikut bertempur di belakang Nabila dan yang lainnya setelah melihat bala bantuan datang.Tombak perak rumbai merah milik Nabila telah memakan nyawa banyak orang.Komandan dan letnan jenderal segera tersadar setelah melihat hal ini.Keinginan mereka untuk menyerang Naril benar-benar seperti mimpi.Joka benar-benar sangat menyeramkan!Dia membunuh dengan cepat dan kejam.Benar-benar bukan manusia!Para praju
Beberapa jenderal mengutus orang untuk memanggil Joka, tapi mendapat laporan bahwa sama sekali tidak ada orang di dalam tenda.Beberapa orang merasa terkejut, "Ternyata memang benar Joka yang memimpin pasukan?"Pada saat yang sama.Elsa yang pada awalnya sedang berada di dalam tenda telah meninggalkan perkemahan militer pada saat ini. Dia menggunakan teknik meringankan tubuh untuk meninggalkan Gunung Biron secepat mungkin.Elsa sudah merasa ada yang salah setelah mendengar prajurit itu membawakan berita kemenangan.Kemudian dia mendengar bahwa orang yang memimpin pasukan adalah Mayor Jenderal dan langsung menyadari bahwa kakak seperguruannya telah kembali.Identitasnya pasti akan terungkap kalau dia terus tinggal di sana.Jadi dia harus segera kembali.Di perkemahan.Beberapa jenderal merasa terkejut dan sedih.Mereka berkumpul menjadi satu dan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan selanjutnya."Trik Joka memang sangat bagus, tapi dia sungguh tidak setia dan merahasiakan hal ini dar
Elsa melepas topengnya dan memperlihatkan wajah yang berlinangan air mata dan ekspresi lega."Kakak seperguruan, a ... akhirnya kamu kembali!"Nabila menatapnya dengan tatapan serius."Kamu meninggalkan Guru dan Ibu Guru, serta 20 ribu pasukan, lalu memimpin pasukan yang jumlahnya lebih dari 100 ribu orang untuk memindahkan perkemahan dan pergi ke timur. Apa yang sebenarnya kamu pikirkan!"Elsa menangis dan segera menjelaskan."Aku tidak ingin meninggalkan mereka, terutama Guru .... Tapi aku benar-benar tidak tahu apa yang harus kulakukan.""Ini semua adalah hasil yang disepakati oleh beberapa jenderal.""A ... aku bukan kamu. Kakak seperguruan, aku cuma menggantikanmu untuk sementara agar bisa menstabilkan moral tentara.""Aku tidak bisa melakukan apa pun ...."Nabila mengetahui adik seperguruannya dengan baik, penakut dan tidak memiliki pendirian.Elsa baru berusia sekitar enam sampai tujuh tahun saat Nabila pertama kali bertemu dengannya, pada saat itu Elsa hampir mati kelaparan dan