Yohan meninggalkan beberapa pejabat untuk mendiskusikan beberapa masalah di dalam Ruang Kerja Istana setelah selesai rapat pagi.Pertempuran di Gunung Biron dimulai oleh Pasukan Lesse dan Negara Naki menyerang secara pasif.Kali ini Kerajaan Lesse kembali mengulangi metode lamanya dan menuntut perdamaian. Sebagian besar pejabat Negara Naki yakin bahwa ucapan mereka sama sekali tidak bisa dipercaya.Hanya saja, terdapat beberapa pejabat yang tidak berpikir seperti ini."Kaisar, Pasukan Lesse mengingkari janjinya karena Mayor Jenderal Joka terluka parah, jadi mereka mengira bisa merebut kembali kota yang telah direbut.""Saat ini Hamba dengar bahwa Mayor Jenderal Joka telah pulih dan Kerajaan Lesse tentu saja tidak berani mencari masalah lagi. Lebih baik berhenti di sini dan memulihkan diri!"Terdapat ekspresi dingin di wajah Yohan, dia mendengar ucapan mereka tanpa mengucapkan apa pun.Sampai Leonard berjalan masuk dan melapor dengan suara rendah di telinga Yohan."Kaisar, Yang Mulia Ra
Yohan tiba-tiba berdiri dengan tatapan seperti ingin memangsa di matanya."Kamu benar-benar ... sangat berani dalam berbicara!"Ucapan ini terdengar seperti sedang memarahi Ratu, tapi sama sekali tidak terlihat adanya amarah pada diri Yohan.Nabila mengetahui bahwa Yohan sudah mulai goyah dan bersiap untuk menyerang.Nabila menundukkan kepalanya dengan hormat."Pasukan perbatasan utara tidak terkalahkan dan mereka pasti akan mendapatkan sebuah negara yang besar untuk Anda setelah mengeluarkan perintah militer!""Ucapan yang bagus!" ujar Yohan dengan senang.Yohan segera memberi perintah, "Panggil beberapa jenderal untuk mendiskusikan hal ini!"Memanggil jenderal bukan untuk membahas masalah apakah mereka akan berperang atau berdamai, melainkan membuat rencana dan tinggal menunggu waktu yang tepat.Tujuan Nabila sudah tercapai dan dia sudah bisa mengundurkan diri.Hanya saja, masih ada hal yang ingin dikatakan olehnya."Kaisar, peperangan ini sangat penting dan aku mau pergi ke Kuil Lur
Terdapat ekspresi serius di wajah Nabila.Nabila membawa beberapa senjata saat kembali ke Kota Zordo kali ini, termasuk belati, tombak yang bisa dilepas dan cambuk sembilan segmen yang semuanya dimasukkan ke dalam kotak.Nabila tidak kekurangan senjata, karena dia membawa satu set jarum perak dan senjata rahasia di tubuhnya.Jadi, sama sekali bukan masalah besar meskipun Sifa lupa membawanya.Hanya saja terdapat banyak masalah di istana.Akan sangat merepotkan jika ditemukan oleh orang jahat.Nabila bertanya dengan tenang."Kamu taruh kotak itu di mana?"Sifa berpikir sejenak dan menjawab dengan yakin."Hamba lupa bawa, seharusnya ada di tempat semula."Nabila merasa lebih tenang setelah mendengar ini.Nabila mengangkat cangkir teh dan berkata, "Tidak masalah kalau begitu."Nabila meletakkan kotak itu di tempat yang tersembunyi dan tidak akan ditemukan oleh orang lain.Kuil Luris sangat terkenal.Hanya saja terdapat jam malam seperti kuil lainnya.Pintu dan jendela akan ditutup pada ma
Nyonya Windi tidak memiliki waktu untuk mandi, dia segera duduk dan bertanya pada pelayan itu."Apa yang terjadi!""Pasukan terjebak dan hanya setengahnya yang kembali! Jenderal ... Jenderal tidak bisa kembali ...."Jantung Nyonya Windi berdetak dengan cepat, tapi dia tetap berusaha untuk menjaga ketenangannya sebagai seorang istri jenderal. Nyonya Windi segera mengenakan mantelnya dan hendak pergi keluar untuk melihat situasinya.Elsa datang saat dia hendak berjalan keluar.Elsa menyuruh pelayan untuk pergi, lalu baru berani melepaskan topeng dan memeluk Nyonya Windi dengan cemas."Guru secara pribadi memimpin pasukan untuk membantuku agar aku bisa keluar, ta ... tapi Guru tidak bisa keluar dan dikepung oleh musuh!""Orang Lesse sangat tercela dan sudah buat jebakan sejak awal.""Ibu Guru, apa yang harus kita lakukan?"Elsa bukan orang yang pemberani, sebelum ini dia terus dilindungi oleh Nabila dan dia tetap merasa panik saat menghadapi hal semacam ini.Nyonya Windi menepuk punggungn
Sikap duta Kerajaan Lesse sangat sombong dan segera berkata."Mayor Jenderal, kamu akan terima mayat Jenderal Jordi kalau masih tidak mau mundur. Betapa menderitanya hidupmu kalau kehilangan ayah kandungmu meski kamu menang dalam pertempuran ini?""Kasarnya negara yang kamu taklukkan bukan untuk dirimu sendiri."Elsa mengenakan topeng dan memiliki aura yang sama dengan Nabila.Elsa berdiri dan kedua matanya dipenuhi dengan tatapan membunuh."Kaisar telah memberi perintah untuk berperang sampai akhir. Kalian silakan kembali, karena aku tidak akan menarik pasukan demi menolong ayahku!"Di satu sisi para prajurit mengagumi keberanian Mayor Jenderal, tapi di sisi lain mereka tidak tega mengorbankan Jenderal Jordi dan para prajurit yang ditangkapHanya saja mereka semua berteriak mengikuti Elsa di hadapan duta Kerajaan Lesse."Kami akan bertarung sampai mati dan tidak akan mundur!""Betul, kami tidak akan mundur!"Duta itu tertawa dengan marah setelah mendengar ini.Duta itu mengacungkan je
Nyonya Windi mendongak dan berkata dengan tegas."Mereka saja yang pergi, aku akan tetap tinggal di sini."Melis segera berlutut."Nyonya, Hamba akan mengikuti ke mana pun Anda pergi!""Ibu," ujar Elsa yang tiba-tiba berjalan masuk, lalu menyuruh Melis untuk pergi.Elsa berjalan ke hadapan Nyonya Windi, lalu berlutut dengan satu kaki dan memberikan hormat militer."Ibu, tolong pertimbangkan situasi keseluruhan. Sangat tidak disarankan untuk tinggal di sini dalam waktu yang lama. Harap ikut dengan kami untuk pindah ke perkemahan yang baru."Nyonya Windi terus menunduk untuk membaca buku, yang membuatnya terlihat lembut dan tegas."Siapa yang akan menerima mayat suamiku kalau kita pergi semua?"Pupil Elsa bergetar dan terdapat tatapan menderita di matanya."Ibu Guru ...."Nyonya Windi adalah pahlawan di kalangan wanita dan tidak ada orang yang bisa mengubah keputusan yang telah dibuat olehnya.Elsa hanya bisa meninggalkan belasan pasukan kavaleri untuk melindungi Nyonya Windi, kemudian m
"Jenderal! Orang yang datang adalah Joka, Joka telah datang ke sini!"Komandan Kerajaan Lesse tertegun.Joka?Bagaimana mungkin!Bukankah dia sudah pergi ke timur dengan 100 ribu pasukannya! Kenapa dia tiba-tiba kembali ke sini!Terdengar suara teriakan di pintu masuk perkemahan militer sebelum komandan Kerajaan Lesse bereaksi.Joka hanya memimpin belasan pasukan kavaleri, tapi Joka menginjak-injak mereka seperti kuda liar yang sedang melintasi perbatasan.Komandan berteriak dengan keras, "Kenapa kalian diam saja, buat formasi dan hentikan mereka!"Para tawanan perang Negara Naki juga ikut bertempur di belakang Nabila dan yang lainnya setelah melihat bala bantuan datang.Tombak perak rumbai merah milik Nabila telah memakan nyawa banyak orang.Komandan dan letnan jenderal segera tersadar setelah melihat hal ini.Keinginan mereka untuk menyerang Naril benar-benar seperti mimpi.Joka benar-benar sangat menyeramkan!Dia membunuh dengan cepat dan kejam.Benar-benar bukan manusia!Para praju
Beberapa jenderal mengutus orang untuk memanggil Joka, tapi mendapat laporan bahwa sama sekali tidak ada orang di dalam tenda.Beberapa orang merasa terkejut, "Ternyata memang benar Joka yang memimpin pasukan?"Pada saat yang sama.Elsa yang pada awalnya sedang berada di dalam tenda telah meninggalkan perkemahan militer pada saat ini. Dia menggunakan teknik meringankan tubuh untuk meninggalkan Gunung Biron secepat mungkin.Elsa sudah merasa ada yang salah setelah mendengar prajurit itu membawakan berita kemenangan.Kemudian dia mendengar bahwa orang yang memimpin pasukan adalah Mayor Jenderal dan langsung menyadari bahwa kakak seperguruannya telah kembali.Identitasnya pasti akan terungkap kalau dia terus tinggal di sana.Jadi dia harus segera kembali.Di perkemahan.Beberapa jenderal merasa terkejut dan sedih.Mereka berkumpul menjadi satu dan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan selanjutnya."Trik Joka memang sangat bagus, tapi dia sungguh tidak setia dan merahasiakan hal ini dar
Ekspresi Nabila sangat cuek saat menatap Evan."Bukankah kita melakukan penyelidikan masing-masing?"Evan kembali ke dalam ruangan dan tersenyum lebar."Aku hanya bercanda barusan. Adik Nabila lapang dada, pasti tidak akan marah denganku."Nabila langsung bertanya,"Apa solusimu? Katakan."Evan menjadi serius. Dia menunjuk Nabila dan menunjuk dirinya."Kita ini teman masa kecil, sangat akrab ...."Ekspresi Yohan agak masam."Teman masa kecil?"Evan mengangguk. "Benar. Ratu meninggalkan Kaisar demi aku si teman masa kecilnya. Lalu, Kaisar kembali ke istana karena patah hati. Bagaimana dengan cerita ini?"Yohan menggerutu dalam hati, cari mati!Nabila menundukkan tatapan dan merenung. "Menurutku ... tidak bagus."Ekspresi Nabila serius."Kalau benar-benar perlu, mending aku memilih James."James terdiam.Mengapa harus menggunakan kata "mending"?Nabila beranjak dari kursinya dan berbicara dengan tegas."Mereka tidak bodoh, tidak akan mudah tertipu."Apalagi Nabila juga tidak ingin membua
Nabila berpesan pada wanita itu."Bayam merah itu racun keras dan harus dibasmi. Pemerintah akan segera mengeluarkan perintah darurat."Meski tidak tahu apa itu bayam merah, wanita itu tetap patuh."Aku mengerti. Aku akan beri tahu paman-paman setelah pulang."Setelah wanita itu pergi, Evan menanyai Nabila seraya tersenyum."Kapan kamu mulai menipu orang?"Nabila berbicara secara jujur."Harus menggunakan taktik khusus untuk melawan orang jahat."Evan dan Rega hanya menunggu secara pasif, tetapi tidak kunjung menemukan siapa dalangnya.Dapat dilihat bahwa orang-orang itu sangat berhati-hati.Kota Bambu ini rumit. Mereka baru datang dan tidak dapat menyelidiki secara membabi-buta.Tatapan mata James menjadi jernih setelah sudah kenyang.James berujar dengan serius, "Kalau bayam merah benar-benar bahan utama, mereka akan mengambil tindakan. Aku bersedia tinggal dan membantu sebisaku."Evan mencibir."Satu lagi yang tidak takut mati."James tersenyum lebar, lalu berkata, "Muda-mudi dunia
Setelah Yohan datang, Evan dan Nabila berhenti berdebat."Apa yang kalian ributkan?" Yohan bersikap serius, seperti seorang tetua.Evan cemberut."Bukan apa-apa, hanya mengobrol. Benar tidak, Adik Nabila?"Ucapan Evan selalu ketus. Nabila memutuskan untuk memaafkannya saat ini."Ya, hanya mengobrol."Yohan menggerutu dalam hati, apakah mereka mengira dia tuli dan tidak mendengar apa-apa?Dari apa yang Evan katakan, Evan sepertinya tidak senang karena Nabila menyelidiki kasus manusia obat.Evan hanya khawatir dengan keselamatan mereka.Akan tetapi, bagaimana dengan janji pernikahan antara Evan dan Nabila?Yohan menyimpan keraguan itu dalam hati, tidak menanyakannya secara langsung.James memberi hormat pada Yohan."Hormat pada Kaisar."Yohan melambaikan tangan dan duduk."Aku melakukan kunjungan rahasia ke daerah-daerah. Tidak perlu bersikap hormat."Nabila juga duduk.Yohan berkata dengan santai, "Makan dulu. Nanti kita pergi lihat bayam merah."Evan tidak menolak, tetapi menatap Nabil
Evan dengan luwes menuang secangkir teh untuk dirinya. Usai minum teh, Evan melanjutkan pembicaraan."Aku ingin cari tahu di mana bayam merah tumbuh dan menunggu di sana.""Cara ini sangat bodoh, tidak perlu dibicarakan lagi."Evan seakan-akan bercerita tentang orang lain.Dari pengakuan Evan dan Rega, Nabila setidaknya mendapat petunjuk mengenai bayam merah.Nabila bertanya, "Apakah tidak ada bayam merah di tempat lain di Negara Naki?""Tidak ada," jawab Rega dan Evan secara bersamaan lagi.Yohan merenung dengan ekspresi serius.Jika bayam merah adalah bahan utama untuk membuat racun manusia obat, dalangnya tidak akan meninggalkan Kota Bambu.Akan tetapi, setelah sekian lama Evan dan Rega menunggu, mereka tidak kunjung menangkap orang-orang itu.Hal ini sungguh aneh."Kalian yakin bayam merah adalah bahan utamanya?" tanya Yohan lagi.Seketika, Evan dan Rega menjadi ragu.Evan minum air lagi. Bulu matanya yang lebat setengah terkulai.Kemudian, Evan berujar,"Itulah yang kutemukan bebe
Evan gadungan sudah mati, dibunuh oleh Evan yang asli.Kejadian itu sangat cepat sehingga sebagian besar orang masih tercengang.Dafka kembali sadar dan berteriak,"Lindungi Kaisar!"Baron mengejeknya, "Pembunuhnya sudah mati, kamu telat."Nabila menatap Evan yang asli dengan ekspresi bingung."Dari mana kamu muncul?"Evan mengelap noda darah di pisau dan menginjak mayat untuk membersihkan tanah di sol sepatunya.Evan selalu menjaga kebersihan sejak kecil. Kebiasaan itu sulit diubah.Evan tampan dengan alis tebal, pupil mata besar, rongga mata dalam, dan rahang tirus."Ada mekanisme di tangga rahasia, bisa masuk dari luar. Sudah cukup lama aku masuk. Tak seorang pun dari kalian yang menyadarinya.""Tempat ini terlalu gelap."Evan berceloteh sambil berjongkok dan memeriksa apakah pembunuh yang menyamar menjadinya sudah mati atau belum.Kemudian, Evan menggorok leher pembunuh itu.Inilah Evan yang dikenal oleh Nabila.Joka sering mengatakan bahwa Evan benar-benar tidak mempunyai "hati" d
Evan menderita cedera serius sehingga tidak kuat berdiri terlalu lama.Yohan mengizinkannya untuk duduk seraya berbicara.Evan duduk dengan bantuan pengawal, lalu bercerita."Dulu, aku dan Joka menyelidiki kasus manusia obat. Joka dibunuh, sedangkan aku bersembunyi dan terus menyelidiki kasus ini selama bertahun-tahun.""Tapi ... uhuk uhuk, mereka bersembunyi dengan sangat baik."Evan yang terluka parah mulai batuk setelah mengucapkan beberapa patah kata saja.Nabila sedikit kecewa."Jadi, petunjuk yang kamu temukan juga sangat sedikit?"Evan mengangguk."Baik.""Lalu, kenapa kamu kembali ke sini?" tanya Yohan.Evan menjawab,"Tidak ada petunjuk yang bisa ditemukan. Aku hanya bisa kembali ke sini untuk menyelidiki ulang. Dua hari lalu, aku datang ke sini dan jatuh karena menginjak jebakan.""Untungnya, aku membawa makanan kering, tidak mati kelaparan.""Hanya saja, aku terluka parah. Kalau bukan karena kalian datang dan menyelamatkanku, aku mungkin akan mati di sini."Evan tampak tengg
Bam!Saat formasi mekanisme jatuh, mereka semua tidak sempat melarikan diri dan jatuh ke bawah tanah.Baron berpegangan erat pada Dafka sehingga mereka jatuh berdekatan.Nabila buru-buru menstabilkan diri. Lalu, Nabila menyalakan pemantik api dan mencari Yohan.Pengawal yang lain juga segera bangun."Lindungi Kaisar dan Ratu!"Nabila segera menemukan Yohan. Mereka jatuh di tempat yang berdekatan.Nabila membantu Yohan berdiri dan bertanya apakah Yohan terluka.Yohan bersikap tenang."Aku tidak apa-apa.""Karena Kaisar menimpaku." Rega perlahan bangun.Yohan terdiam.Nabila memandang sekeliling. Dia ingin mencari tahu tempat apa itu dan bagaimana cara untuk keluar.Cahaya dari beberapa pemantik api cukup untuk menerangi ruang bawah tanah.Yohan mengenali tempat itu. Dia berujar pada Nabila."Inilah markas manusia obat. Pintu masuk yang aku ketahui adalah terus masuk dari mulut gua sampai tangga rahasia yang menuju ke bawah. Tak disangka, ada mekanisme di atas."Markas manusia obat telah
Tatapan mata Nabila dingin. Mayat Kak Joka yang cerai-berai melintas di benaknya.Meskipun tidak melihat secara langsung, Nabila dapat membayangkannya berdasarkan uraian guru.Sangat mengenaskan ....Nabila berbalik badan dan menghadap Yohan. Suaranya agak serak."Tidak ada salahnya berhati-hati.""Lebih penting lagi, aku tidak ingin melibatkan orang yang tidak bersalah."Kematian Kak Joka adalah peringatan.Sebaiknya jangan menyebarluaskan hal tersebut jika dia tidak mampu melindungi semua orang.Mendengar itu, Yohan menarik Nabila ke dalam pelukannya."Istriku sungguh baik hati."...Di dalam penginapan.Usai makan malam, Nabila berujar, "Aku sudah minta James ke sini. Nanti, tolong Kaisar jabarkan tampang orang itu."Meskipun Yohan hanya ingat tampang pria itu saat memakai cadar, James dapat menggambarnya secara garis besar.Yohan teringat akan pria tua berambut putih pagi tadi. Dia menatap Nabila."Siapa Edo? Bagaimana kamu bisa berkenalan dengannya?"Pria itu sudah lanjut usia dan
Rega datang ke desa dengan niat hati untuk membuka sekolah privat. Untuk saat ini, Rega hanya mempunyai satu murid.Hari ini, Rega pergi untuk mencari murid.Alhasil, Rega tidak disenangi oleh banyak orang.Pada saat ini, Rega merasa sedikit kecewa.Yohan menikmati situasi itu. Dia menanyai Nabila."Mengapa mereka tidak menyukai Rega?"Ekspresi Nabila serius."Tidak hanya menarik anak orang ke sekolah privat di masa panen yang sibuk, Rega juga menyogok anak-anak dengan telur. Sudah beberapa kali dia dikira sebagai pedagang manusia oleh penduduk desa.""Dia juga memberikan lukisan, tapi anak-anak di desa tidak paham dan menggunakannya untuk menyalakan api. Dia menceramahi anak-anak.""Sejak sekolah privat didirikan, hanya ada satu murid. Itu pun demi ayam peliharaannya. Sampai sekarang, anak itu belum bisa menulis satu kata, malah jadi gemuk ...."Rega memijat kening dengan sebelah tangan."Tolong jangan dibicarakan lagi."Yohan menatap Rega dengan ekspresi kesal.Setidaknya, Rega juga