Elsa melepas topengnya dan memperlihatkan wajah yang berlinangan air mata dan ekspresi lega."Kakak seperguruan, a ... akhirnya kamu kembali!"Nabila menatapnya dengan tatapan serius."Kamu meninggalkan Guru dan Ibu Guru, serta 20 ribu pasukan, lalu memimpin pasukan yang jumlahnya lebih dari 100 ribu orang untuk memindahkan perkemahan dan pergi ke timur. Apa yang sebenarnya kamu pikirkan!"Elsa menangis dan segera menjelaskan."Aku tidak ingin meninggalkan mereka, terutama Guru .... Tapi aku benar-benar tidak tahu apa yang harus kulakukan.""Ini semua adalah hasil yang disepakati oleh beberapa jenderal.""A ... aku bukan kamu. Kakak seperguruan, aku cuma menggantikanmu untuk sementara agar bisa menstabilkan moral tentara.""Aku tidak bisa melakukan apa pun ...."Nabila mengetahui adik seperguruannya dengan baik, penakut dan tidak memiliki pendirian.Elsa baru berusia sekitar enam sampai tujuh tahun saat Nabila pertama kali bertemu dengannya, pada saat itu Elsa hampir mati kelaparan dan
Perkemahan ratusan ribu tentara terletak lebih dari sepuluh mil jauhnya, tidak dekat dan juga tidak jauh."Mereka pasti sudah dengar tentang pertempuran di perkemahan militer Kerajaan Lesse. Mereka pasti akan mengutus orang untuk menanyakan hal ini paling lambat besok pagi.""Nabila, ini bukanlah masalah kecil. Apakah kamu punya rencana untuk menyerang Kerajaan Lesse?""Apakah ratusan ribu pasukan itu harus terus bergerak ke timur atau kembali dan pergi ke utara dengan menyusuri Gunung Biron?"Nabila menatap ke arah meja pasir dan berpikir untuk waktu yang lama.Nabila sudah memiliki ide tidak lama kemudian."Pasukan Lesse pasti akan dikalahkan malam ini.""Jadi kita harus bergerak dengan cepat.""Pasukan Elang bergerak lebih dulu untuk membuka gerbang selatan Kerajaan Lesse. Kemudian ratusan ribu pasukan langsung masuk dan tujuannya adalah ibu kota Kerajaan Lesse!"Nabila menurunkan bendera Kerajaan Lesse dan terdapat tatapan percaya diri di matanya pada saat ini.Jenderal Jordi menga
Para pejabat saling berdiskusi pada saat ini."Aku tidak salah dengar, 'kan? Benaran Negara Naki yang menang dan bukannya Pasukan Lesse?""Tidak disangka Pasukan Lesse yang punya pasukan sebanyak 120 ribu orang bisa kalah?""Ini bukan berita palsu, 'kan? Apakah sudah diverifikasi? Apakah Joka benar-benar cuma pimpin 10 ribu orang?"Semua orang tidak memercayai hal ini.Raut wajah Yohan yang sedang duduk di singgasananya terlihat serius dan tidak terlihat senang dengan pertempuran di Gunung Biron.Setelah itu Yohan segera memberi perintah."Joka membuat pengecualian dalam pertarungan ini dan diangkat menjadi komandan. Selain itu, katakan padanya bahwa dia akan diberi gelar adipati jika bisa merebut Kerajaan Lesse dan akan diberi 10 ribu pasukan!"Semua pejabat merasa iri dan cemburu.Seseorang segera memberi nasihat."Kaisar! Sama sekali tidak boleh bertindak seperti ini! Joka pada dasarnya adalah orang yang arogan dan akan semakin sulit untuk mengendalikannya kalau dia benar-benar dian
Perjalan dari istana ke Kuil Luris memakan waktu empat jam.Leonard segera kembali."Kaisar, Ratu mengurung dirinya karena ingin berdoa untuk meminta keberuntungan. Hamba tidak bertemu dengan Ratu dan hanya melihat pelayan Ratu yang bernama Sifa. Dia mengatakan bahwa Ratu baik-baik saja dan dia tidak kekurangan apa pun"Yohan mengerutkan keningnya."Apakah perlu mengurung diri saat berdoa meminta keberuntungan?"Apa yang ingin dia lakukan?Kuil Luris.Jantung Sifa berdetak dengan cepat.Sifa menutup pintu dengan erat-erat, karena takut orang lain mengetahui bahwa Ratu sama sekali tidak berada di sini."Yang Mulia, tolong segera kembali ...."Tindakan Kaisar sungguh membingungkan, untuk apa Kaisar mengutus orang ke sini? Apakah Kaisar mencurigai sesuatu?...Perang antara Negara Naki dan Kerajaan Lesse sedang berlangsung dengan sengit.Kabar baik lainnya kembali tiba di Kota Zordo pada beberapa hari kemudian."Lapor! Kaisar, Mayor Jenderal Joka berhasil merebut Lembah Zamrud dengan pasu
Pasukan Negara Naki memiliki momentum yang kuat di bawah pimpinan Nabila.Mereka telah berhasil merebut dua kota di Kerajaan Lesse dalam waktu satu bulan.Kecepatan ini membuat orang Lesse merasa ketakutan.Kaisar Kerajaan Lesse sangat suka meminum anggur dan bermain dengan wanita selama bertahun-tahun, tapi sekarang dia sudah tidak melakukan hal itu lagi dan mulai membakar dupa serta berdoa.Kaisar Kerajaan Lesse bahkan menitikkan air matanya di upacara pemujaan leluhur."Aku pasti akan mengurus kerajaan ini dengan baik di masa depan jika Kerajaan Lesse bisa mengatasi kesulitan ini!"Prajurit penyampai pesan datang sambil menunggangi kuda untuk melapor pada Kaisar Kerajaan Lesse setelah upacara pemujaan leluhur berakhir."Kaisar! Kita telah kehilangan Kota Siola!"Kaisar Kerajaan Lesse sedang menuruni tangga dan hampir tersandung."Apakah Kota Siola yang telah menjadi milik Kerajaan Lesse selama ratusan tahun ... juga tidak bisa dipertahankan?"Dia mendongak untuk menatap langit dan b
Pasukan Selatan menunjukkan kesetiaan dan semuanya berdiri."Jenderal Hiro, kami bersedia menerima hukumannya demi kamu, tapi kami tidak merasa bersalah!""Benar, kami tidak bersalah!""Kami adalah Pasukan Selatan, untuk apa mematuhi peraturan Pasukan Perkemahan Utara?"Bagaimanapun juga, Jenderal Hiro melindungi kekurangannya, jadi dia menoleh ke arah Nabila."Apa yang mereka katakan masuk akal. Mayor Jenderal Joka, Pasukan Perkemahan Utara punya peraturan Pasukan Perkemahan Utara dan pasukan kami juga punya ...."Mata Nabila berkilat."Jenderal Hiro, kamu tidak rela?"Jenderal Hiro tertegun, "Bukannya aku tidak rela, tapi kalau aku tidak bisa memberikan alasan, takutnya pasukan tidak bisa menerimanya dan akan mengakibatkan perpecahan."Beberapa jenderal lainnya juga maju untuk berdamai."Mayor Jenderal Joka, sudah cukup. untuk apa mempersulit prajurit kita demi rakyat Kerajaan Lesse?""Jenderal Hiro, tunjukkan kedisiplinan. Kita akan menyerang ibu kota Kerajaan Lesse. Suruh pasukanmu
Di balik topeng, wajah Nabila menjadi kaku karena wajah gadis itu langsung berubah menjadi wajah Nadine ....Gadis itu telanjang dan seluruh tubuhnya dipenuhi memar.Darah mengalir dari sela-sela kakinya dan tubuhnya kejang-kejang sebelum meninggal, menatap mayor jenderal yang turun dari kudanya.Nabila melangkah maju tanpa mengucapkan sepatah kata pun, melepas jubahnya dan menutupi tubuh gadis itu dengan sorot mata yang sangat dingin.Gadis itu menggunakan kekuatan terakhirnya untuk meraih tangan Nabila, menancapkan kuku ke punggung tangannya untuk melampiaskan kebencian.Dia membuka mulutnya dan darah mengalir keluar."Kenapa ...."Akhirnya dia meninggal dalam kebencian dan kebingungan.Semuanya hanya terjadi dalam beberapa detik.Baron menengadahkan kepalanya dan melihat ke atas, hanya untuk melihat sosok beberapa prajurit yang panik. Baru melihat sekilas, mereka pun langsung menghilang.Nabila membantu gadis yang masih menatapnya memejamkan mata, sebelum berdiri dan berjalan ke dal
Di balik topeng, kedua mata Nabila memerah.Putra guru sang Joka yang asli telah lama meninggal.Itu adalah penderitaan terbesar bagi guru dan istrinya.Orang bernama Hiro ini pantas mati!Jenderal Hiro segera berdiri dan menatap Nabila dengan tidak percaya."Be ... beraninya kamu menendangku!?"Para jenderal lainnya berdiri di sisi Jenderal Hiro, "Joka, kami semua adalah tetua, kamu ....""Tendangan yang bagus!" Nyonya Windi tiba-tiba datang dengan aura dingin yang lebih nyata.Jenderal Jordi melihat istrinya datang dan segera berdiri."Istriku, saat ini tolong jangan menambah kekacauan lagi."Nyonya Windi mendorong suaminya ke samping dan berjalan ke arah Nabila, menghadapi para jenderal yang agresif itu dengan senyuman mencemooh."Joka memberantas orang jahat, mana letak kesalahannya? Sebaliknya, kalianlah yang tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah. Kalian merebut Kota Siola dan melakukan hal kejam yang menodai reputasi prajurit kami.""Joka, sekarang tulislah surat kepada
Ekspresi Nabila sangat cuek saat menatap Evan."Bukankah kita melakukan penyelidikan masing-masing?"Evan kembali ke dalam ruangan dan tersenyum lebar."Aku hanya bercanda barusan. Adik Nabila lapang dada, pasti tidak akan marah denganku."Nabila langsung bertanya,"Apa solusimu? Katakan."Evan menjadi serius. Dia menunjuk Nabila dan menunjuk dirinya."Kita ini teman masa kecil, sangat akrab ...."Ekspresi Yohan agak masam."Teman masa kecil?"Evan mengangguk. "Benar. Ratu meninggalkan Kaisar demi aku si teman masa kecilnya. Lalu, Kaisar kembali ke istana karena patah hati. Bagaimana dengan cerita ini?"Yohan menggerutu dalam hati, cari mati!Nabila menundukkan tatapan dan merenung. "Menurutku ... tidak bagus."Ekspresi Nabila serius."Kalau benar-benar perlu, mending aku memilih James."James terdiam.Mengapa harus menggunakan kata "mending"?Nabila beranjak dari kursinya dan berbicara dengan tegas."Mereka tidak bodoh, tidak akan mudah tertipu."Apalagi Nabila juga tidak ingin membua
Nabila berpesan pada wanita itu."Bayam merah itu racun keras dan harus dibasmi. Pemerintah akan segera mengeluarkan perintah darurat."Meski tidak tahu apa itu bayam merah, wanita itu tetap patuh."Aku mengerti. Aku akan beri tahu paman-paman setelah pulang."Setelah wanita itu pergi, Evan menanyai Nabila seraya tersenyum."Kapan kamu mulai menipu orang?"Nabila berbicara secara jujur."Harus menggunakan taktik khusus untuk melawan orang jahat."Evan dan Rega hanya menunggu secara pasif, tetapi tidak kunjung menemukan siapa dalangnya.Dapat dilihat bahwa orang-orang itu sangat berhati-hati.Kota Bambu ini rumit. Mereka baru datang dan tidak dapat menyelidiki secara membabi-buta.Tatapan mata James menjadi jernih setelah sudah kenyang.James berujar dengan serius, "Kalau bayam merah benar-benar bahan utama, mereka akan mengambil tindakan. Aku bersedia tinggal dan membantu sebisaku."Evan mencibir."Satu lagi yang tidak takut mati."James tersenyum lebar, lalu berkata, "Muda-mudi dunia
Setelah Yohan datang, Evan dan Nabila berhenti berdebat."Apa yang kalian ributkan?" Yohan bersikap serius, seperti seorang tetua.Evan cemberut."Bukan apa-apa, hanya mengobrol. Benar tidak, Adik Nabila?"Ucapan Evan selalu ketus. Nabila memutuskan untuk memaafkannya saat ini."Ya, hanya mengobrol."Yohan menggerutu dalam hati, apakah mereka mengira dia tuli dan tidak mendengar apa-apa?Dari apa yang Evan katakan, Evan sepertinya tidak senang karena Nabila menyelidiki kasus manusia obat.Evan hanya khawatir dengan keselamatan mereka.Akan tetapi, bagaimana dengan janji pernikahan antara Evan dan Nabila?Yohan menyimpan keraguan itu dalam hati, tidak menanyakannya secara langsung.James memberi hormat pada Yohan."Hormat pada Kaisar."Yohan melambaikan tangan dan duduk."Aku melakukan kunjungan rahasia ke daerah-daerah. Tidak perlu bersikap hormat."Nabila juga duduk.Yohan berkata dengan santai, "Makan dulu. Nanti kita pergi lihat bayam merah."Evan tidak menolak, tetapi menatap Nabil
Evan dengan luwes menuang secangkir teh untuk dirinya. Usai minum teh, Evan melanjutkan pembicaraan."Aku ingin cari tahu di mana bayam merah tumbuh dan menunggu di sana.""Cara ini sangat bodoh, tidak perlu dibicarakan lagi."Evan seakan-akan bercerita tentang orang lain.Dari pengakuan Evan dan Rega, Nabila setidaknya mendapat petunjuk mengenai bayam merah.Nabila bertanya, "Apakah tidak ada bayam merah di tempat lain di Negara Naki?""Tidak ada," jawab Rega dan Evan secara bersamaan lagi.Yohan merenung dengan ekspresi serius.Jika bayam merah adalah bahan utama untuk membuat racun manusia obat, dalangnya tidak akan meninggalkan Kota Bambu.Akan tetapi, setelah sekian lama Evan dan Rega menunggu, mereka tidak kunjung menangkap orang-orang itu.Hal ini sungguh aneh."Kalian yakin bayam merah adalah bahan utamanya?" tanya Yohan lagi.Seketika, Evan dan Rega menjadi ragu.Evan minum air lagi. Bulu matanya yang lebat setengah terkulai.Kemudian, Evan berujar,"Itulah yang kutemukan bebe
Evan gadungan sudah mati, dibunuh oleh Evan yang asli.Kejadian itu sangat cepat sehingga sebagian besar orang masih tercengang.Dafka kembali sadar dan berteriak,"Lindungi Kaisar!"Baron mengejeknya, "Pembunuhnya sudah mati, kamu telat."Nabila menatap Evan yang asli dengan ekspresi bingung."Dari mana kamu muncul?"Evan mengelap noda darah di pisau dan menginjak mayat untuk membersihkan tanah di sol sepatunya.Evan selalu menjaga kebersihan sejak kecil. Kebiasaan itu sulit diubah.Evan tampan dengan alis tebal, pupil mata besar, rongga mata dalam, dan rahang tirus."Ada mekanisme di tangga rahasia, bisa masuk dari luar. Sudah cukup lama aku masuk. Tak seorang pun dari kalian yang menyadarinya.""Tempat ini terlalu gelap."Evan berceloteh sambil berjongkok dan memeriksa apakah pembunuh yang menyamar menjadinya sudah mati atau belum.Kemudian, Evan menggorok leher pembunuh itu.Inilah Evan yang dikenal oleh Nabila.Joka sering mengatakan bahwa Evan benar-benar tidak mempunyai "hati" d
Evan menderita cedera serius sehingga tidak kuat berdiri terlalu lama.Yohan mengizinkannya untuk duduk seraya berbicara.Evan duduk dengan bantuan pengawal, lalu bercerita."Dulu, aku dan Joka menyelidiki kasus manusia obat. Joka dibunuh, sedangkan aku bersembunyi dan terus menyelidiki kasus ini selama bertahun-tahun.""Tapi ... uhuk uhuk, mereka bersembunyi dengan sangat baik."Evan yang terluka parah mulai batuk setelah mengucapkan beberapa patah kata saja.Nabila sedikit kecewa."Jadi, petunjuk yang kamu temukan juga sangat sedikit?"Evan mengangguk."Baik.""Lalu, kenapa kamu kembali ke sini?" tanya Yohan.Evan menjawab,"Tidak ada petunjuk yang bisa ditemukan. Aku hanya bisa kembali ke sini untuk menyelidiki ulang. Dua hari lalu, aku datang ke sini dan jatuh karena menginjak jebakan.""Untungnya, aku membawa makanan kering, tidak mati kelaparan.""Hanya saja, aku terluka parah. Kalau bukan karena kalian datang dan menyelamatkanku, aku mungkin akan mati di sini."Evan tampak tengg
Bam!Saat formasi mekanisme jatuh, mereka semua tidak sempat melarikan diri dan jatuh ke bawah tanah.Baron berpegangan erat pada Dafka sehingga mereka jatuh berdekatan.Nabila buru-buru menstabilkan diri. Lalu, Nabila menyalakan pemantik api dan mencari Yohan.Pengawal yang lain juga segera bangun."Lindungi Kaisar dan Ratu!"Nabila segera menemukan Yohan. Mereka jatuh di tempat yang berdekatan.Nabila membantu Yohan berdiri dan bertanya apakah Yohan terluka.Yohan bersikap tenang."Aku tidak apa-apa.""Karena Kaisar menimpaku." Rega perlahan bangun.Yohan terdiam.Nabila memandang sekeliling. Dia ingin mencari tahu tempat apa itu dan bagaimana cara untuk keluar.Cahaya dari beberapa pemantik api cukup untuk menerangi ruang bawah tanah.Yohan mengenali tempat itu. Dia berujar pada Nabila."Inilah markas manusia obat. Pintu masuk yang aku ketahui adalah terus masuk dari mulut gua sampai tangga rahasia yang menuju ke bawah. Tak disangka, ada mekanisme di atas."Markas manusia obat telah
Tatapan mata Nabila dingin. Mayat Kak Joka yang cerai-berai melintas di benaknya.Meskipun tidak melihat secara langsung, Nabila dapat membayangkannya berdasarkan uraian guru.Sangat mengenaskan ....Nabila berbalik badan dan menghadap Yohan. Suaranya agak serak."Tidak ada salahnya berhati-hati.""Lebih penting lagi, aku tidak ingin melibatkan orang yang tidak bersalah."Kematian Kak Joka adalah peringatan.Sebaiknya jangan menyebarluaskan hal tersebut jika dia tidak mampu melindungi semua orang.Mendengar itu, Yohan menarik Nabila ke dalam pelukannya."Istriku sungguh baik hati."...Di dalam penginapan.Usai makan malam, Nabila berujar, "Aku sudah minta James ke sini. Nanti, tolong Kaisar jabarkan tampang orang itu."Meskipun Yohan hanya ingat tampang pria itu saat memakai cadar, James dapat menggambarnya secara garis besar.Yohan teringat akan pria tua berambut putih pagi tadi. Dia menatap Nabila."Siapa Edo? Bagaimana kamu bisa berkenalan dengannya?"Pria itu sudah lanjut usia dan
Rega datang ke desa dengan niat hati untuk membuka sekolah privat. Untuk saat ini, Rega hanya mempunyai satu murid.Hari ini, Rega pergi untuk mencari murid.Alhasil, Rega tidak disenangi oleh banyak orang.Pada saat ini, Rega merasa sedikit kecewa.Yohan menikmati situasi itu. Dia menanyai Nabila."Mengapa mereka tidak menyukai Rega?"Ekspresi Nabila serius."Tidak hanya menarik anak orang ke sekolah privat di masa panen yang sibuk, Rega juga menyogok anak-anak dengan telur. Sudah beberapa kali dia dikira sebagai pedagang manusia oleh penduduk desa.""Dia juga memberikan lukisan, tapi anak-anak di desa tidak paham dan menggunakannya untuk menyalakan api. Dia menceramahi anak-anak.""Sejak sekolah privat didirikan, hanya ada satu murid. Itu pun demi ayam peliharaannya. Sampai sekarang, anak itu belum bisa menulis satu kata, malah jadi gemuk ...."Rega memijat kening dengan sebelah tangan."Tolong jangan dibicarakan lagi."Yohan menatap Rega dengan ekspresi kesal.Setidaknya, Rega juga