Home / Fiksi Remaja / Adelia VS Adipati / Pertolongan Pertama

Share

Pertolongan Pertama

Author: Mikha Queen
last update Last Updated: 2021-05-15 20:36:09

Seorang lelaki bertubuh tegap dan tinggi, siap melancarkan aksi dengan kayu balok di genggamannya. Ia mencoba memanggil temannya untuk mengatur siasat yang strategis. Ke empat orang itu menepi ke sisi kanan gerbang yang cukup jauh dari kegaduhan.

"Kita kalah jumlah, Di!" Gerutu Yoga sambil mengacak rambutnya kesal.

"Tenang dulu, Yo. Kita gak boleh panik." Ujar Novan menenangkan.

Adipati berfikir keras, sampai ada satu ide yang terlintas di fikirannya. "Kalau mereka nyerang kita dari depan, maka kita harus serang mereka dari belakang tanpa sepengetahuan mereka."

Mereka mengagguk setuju. Ide Adipati selalu brilliant dan tak pernah mengecewakan.

"Tapi, Di. Gua rasa kita perlu ngumpulin anak-anak buat bantu para satpam di sini buat nahan gerbang." Usul Alex. Mereka beralih tatap pada ketiga satpam yang berusaha menahan gerbang yang hampir roboh akibat dorongan brutal dari luar.

"Yo. Kumpulin anak-anak, suruh jaga gerbang. Alex and Novan, siapin helm, lindungin kepala. Gua liat mereka bawa batu." Perintah Adipati di hadiahi anggukan mantap ATALIYON.

"Oke, Di. Setelah gue berhasil kumpulin anak-anak, gua bakal nyusul."

Mereka pun mengangguk mantap. Yoga berlari mencari para lelaki sejati yang tak kenal takut untuk ikut serta turun ke medan peperangan. Sedangkan Adipati, Alex, dan Novan mulai bergerak ke arah timur sekolah dengan memakai helm dan kayu balok kokoh di genggaman mereka. Tak ada rasa takut sedikitpun dalam nadi ATALIYON. Yang ada hanya Api yang siap membakar para musuh.

Adipati memanjat tembok pembatas di arah timur sekolah, disusul dengan Novan dan Alex. Mereka bergerak perlahan tapi pasti. Mendekat ke arah musuh yang tak mengira kehadiran mereka.

"SERAAAANGG!!!"

__________________________________________________________________________

Salah seorang guru masuk ke ruang kelas XI IPA 1 yang dipenuhi para murid yang ketakutan. Beliau adalah Bu Asih selaku wali kelas mereka.

"Anak-anak. Tenang.. Suasana di luar masih gaduh. Ibu harap, tidak ada seorang pun dari kalian yang bertingkah seperti pahlawan untuk ikut tawuran di luar sana." Himbau Bu Asih pada setiap muridnya.

Adelia mengangkat lengan, "bu, saya sebagai Ketua OSIS Abdi Bangsa, akan sangat merasa tidak berguna jika saya berdiam diri di sini. Apa yang harus saya dan tim saya lakukan, bu?" Tutur gadis itu.

"Sepertinya kalian harus berjaga agar para murid tetap berada di kelasnya. Dan kamu Adelia, bantu para petugas PMR di dekat lokasi." Titah Bu Asih.

"Baik, Bu." Ujar Adelia Mantap.

Kemudian para Tim OSIS melaksanakan tugas masing-masing sesuai yang diperintahkan. Adelia segera berlari menuruni tangga dan segera menuju ke UKS. Ada para satpam yang memiliki cedera ringan di tangan dan kaki mereka karna berusaha menahan gerbang. Adelia bergerak menyiapkan beberapa kapas dan membantu para murid PMR, untuk membersihkan luka.

Seseorang berlari dengan di penuhi keringat yang membasahi setengah seragam putihnya, dan hampir menabrak pintu ruang UKS. Seisi ruangan dibuat terkejut olehnya.

"Gua butuh bantuan!!" Jantung Adelia mencelos ketika melihat wajah Alex yang pucat pasi diselimuti rasa panik. Firasatnya buruk.

__________________________________________________________________________

Adipati memberi isyarat untuk maju. "SERAAAAANGG!!" Seru lelaki itu dan menghantam para musuhnya dengan ganas.

Tiga banding dua belas. Sungguh tak sepadan, namun masih bisa dikendalikan oleh ATALIYON. Novan pun tak kalah sangar apabila sudah berhadapan dengan para lawannya. Lelaki itu menghantam leher para musuhnya dengan sekali hantam menggunakan balok. Mereka masih bisa membantai habis para lawan dengan hanya mengandalkan sebatang kokoh kayu. Sedangkan lawan mereka kebanyakan menggunakan jeruji rantai sepeda.

Adipati menghindari serangan bertubi-tubi sebisa mungkin, satu hantaman mengenai bahunya, membuat lengan seragamnya robek. Bahunya mengalir darah segar, ia tahu itu hanya goresan kecil ringan. Lelaki itu bersumpah akan mematahkan leher siapapun yang membuat darahnya menetes walau hanya setetes.

"BANGSAT!!!" Adipati berteriak lantang sembari maju dengan gagah berani, melayangkan tinjuannya ke perut lawan yang sudah membuatnya bersimbah darah. Pukulan yang tak kalah hebat ia layangkan ke bahu lelaki di hadapannya hingga balok yang ada digenggamannya patah. Adipati yakin tulang lengannya sudah retak sekarang.

Tatapannya tak sengaja menangkap seseorang yang mengeluarkan batu cukup besar dari sakunya, lelaki itu hendak melemparkannya ke arah Novan yang sedang berusaha menghindari serangan musuhnya.

"NOVAN AWAS!!" Dengan cepat Adipati mendorong tubuh Novan.

BUGHHH!!!

Hantaman batu yang dilempar oleh pihak ALASKAR tepat mengenai kepala Adipati yang beruntung mengenakan helm, namun tetap saja tubuhnya ambruk ke aspal, dan lagi-lagi ia mengalami benturan keras di kepalanya. Disaat tubuh Adipati terkapar di aspal, menjadi suatu kesempatan oleh para Geng ALASKAR Mengeroyok Adipati.

"ADIPATI!!" Seru Alex dan Novan. Yang dipanggil kini sudah tak berdaya. dirinya hanya bisa meringkuk dengan kedua lengan yang melindungi wajah. Namun usahanya sia-sia, wajahnya tetap melebam terkena pukulan yang dilayangkan bertubi-tubi.

"ANJING LU SEMUA!!!" Seru Yoga dan para siswa Abdi Bangsa yang ikut turut serta.

Adu pukul pun terjadi dan suasana semakin memanas. Novan menarik tubuh lemah Adipati di tengah kerumunan dengan hati-hati.

Yoga mendekat, "Adipati gimana?"

Novan menggeleng, "dia gak sadar."

"BANGSAT!!" Yoga berteriak geram. Ia melangkah maju tanpa rasa takut.

"Kenapa, Yo? Ketua Geng lo sekarat?" Suara itu membuat Yoga berbalik. Kini, tepat di hadapannya ada seorang Ketua Geng ALASKAR. Dion.

"DION BRENGSEK!! JADI LO DALANG DARI SEMUA INI, ANJING?!!"

Lelaki bernama Dion itu mendecih, "Gimana? Terkejut?"

Yoga mengusap wajahnya yang merah padam. "KALAU LO SAMA KURCACI LO INI GAK PERGI, ITU BERARTI LO LEBIH MILIH MATI DISINI!"

"Ini cuma pembalasan dendam atas apa yang lo udah lakuin ke kita sebulan yang lalu!!"

"Salah satu antek-antek lo itu yang udah berkhianat, Anjing!!"

"GAK USAH BANYAK BACOT LO!!" Dion menyerang tanpa aba-aba. Lelaki itu menghantam perut Yoga, dengan susah payah lelaki itu bangkit dan menghindar dari serangan Dion yang ke dua.

Novan segera memanggil Alex. "Lex, panggil salah satu anak PMR! Adpati harus segera di obatin!" Mendengar hal itu, Alex mengagguk mantap dan segera berlari mencari bantuan.

Sedangkan Novan duduk di dekat halte bus menunggu bantuan sambil memangku kepala Adipati yang mengucurkan darah segar. "Di. Bangun dong.. Kita pasti menang, tapi lo harus bangun!!"

Sedangkan Yoga kembali mengambil kayu balok yang tadi sempat terjatuh. Lelaki itu membalas perbuatan Dion tak kalah bengis. Ia menghantam bahu Dion dengan keras membuatnya jatuh terkapar dikerasnya aspal dan tak sadarkan diri. Para Geng ALASKAR pun melarikan diri, melihat ketua Geng mereka terkapar lemah di aspal.

"ADIPATI!!!" Jerit seseorang membuat Novan dan Yoga berbalik. Adelia segera berlari menghampiri Adipati.

"Adipati kenapa, Kak Novan?!" Cecar Adelia.

"Adipati tadi kena timpuk, jatoh dan akhirnya di kroyokin demi lindungin gue."

Adelia meringis melihat wajah Adipati yang membengkak karena lebam. "Yaudah kak, yuk bantu gue bawa Adipati ke UKS!"

________________________________________________________________________

Seseorang terbangun di tengah ruangan sunyi. Satu cahaya menyilaukan pandangannya. Ia mengerjapkan matanya dan mengulanginya berkali-kali hingga pandangannya menjadi jernih. Lelaki itu mencoba menggerakkan tubuhnya, jemarinya pun turut ia gerakkan.

Pandangannya berkeliling, dan berakhir pada sosok yang duduk di tepi ranjangnya dan tertidur pulas. Lelaki itu mengelus puncak kepalanya sambil tersenyum manis.

"Adelia.. Bangun, lo gak mau liat gue siuman?" Ujar Adipati dengan suara yang dihiasi rintihan kecil yang samar.

Kemudian gadis itu mengangkat kepalanya, membuat Adipati terkejut. Ia bukan Adelia. Tapi Renatta. Seorang gadis yang bersahabat sedari kecil dengan Adipati.

"Di..? Lo udah bangun?!" Renatta mengungkapkan perkataannya dengan rasa lega di hatinya.

Raut wajah Adipati langsung berubah, lelaki itu memalingkan wajahnya dari Renatta. Gadis itu tersenyum kecut.

"Kenapa sih, lo ada disaat gua menginginkan kehadiran orang lain di sisi gue?"

"Di.. Gue--"

"Udah ya, Ren. Gua ngantuk."

Percakapan pun selesai. Renatta adalah seorang yang munafik bila ia berkata tak mendengar apapun tadi. Gadis itu dapat mendengar dengan jelas bahwa Adipati meracau menyebut nama Adelia, tadi. Tanda tanya di kepalanya semakin membesar. Siapa sosok Adelia sebenarnya. Sedangkan dalam fikiran Adipati saat ini adalah, ia sangat berharap bahwa penolong pertamanya adalah Adelia.

***************************************************************************

Mikha Queen

Hallo para pembaca kisah Adipati😂 Saya Mikha Queen,, sangat memohon maaf atas keterlambatan yang sangat jauh dalam melanjutkan cerita ini, Insya Allah.. Dalam waktu dekat, kalian akan dapat menikmati kisah mereka lagi. Sampai jumpa di lenbaran kisah mereka selanjutnya💛 Author Mager, - MikhaQueen ✨

| Like

Related chapters

  • Adelia VS Adipati   Luka

    Seorang gadis dengan rambut yang terurai rapih, berjalan masuk ke pintu gerbang SMA Abdi Bangsa. Sepertinya ia penghuni pertama pada pagi ini.Waktu telah menunjukkan 06:50. Sepertinya itu masih terlalu pagi bagi para murid kebanyakan.Pagi ini matahari pun masih malu menampakkan semburat cahayanya. Suara kicauan burung yang bersaut-sautan pun mengalun indah di telinga gadis itu, membuatnya tersenyum senang. Siapa lagi jika bukan Adelia?Adelia menapakan kakinya dan berlari kecil menaiki tangga karena letak kelasnya berada di lantai dua di pojok kanan koridor.Dan begitu terkejutnya dia saat melihat suguhan di pagi hari. Kelasnya yang begitu indah, dengan sampah pelastik sisa makanan yang berserakan, gumpalan tissue dan kertas, dan beberapa noda saus di lantai, menjadi alasan yang tepat penghancur mood nya di pagi hari. Apakah hanya Adelia yang memiliki rasa tanggung jawab dan kewajiban tinggi atas kebersihan kelasnya?Dengan helaan nap

    Last Updated : 2021-10-14
  • Adelia VS Adipati   PROLOG

    "Cepet bergerak! Kita cuma punya waktu 2 Jam!" Titah seorang gadis dengan rambut terurai rapih. Mendengar perkataannya, beberapa murid segera berhambur menyusuri setiap sudut ruangan kelas XII IPS III.Dengan gerakan yang cepat, mereka menggeledah setiap tas di dalam ruangan itu. Hal ajaibnya adalah, mereka banyak menemukan barang-barang terlarang yang tak semestinya berada di sekolah. Mereka menyita beberapa alat make up, majalah dan kaset dewasa, bahkan mereka mendapat beberapa barang tumpul berbahaya yang biasa digunakan sebagai alat tawuran antar sekolah."Ayo, pindah ke kelas sebelah lagi! Upacara hampir selesai, waktu kita gak banyak!"Jam upacara adalah waktu yang tepat untuk menggeledah tas semua murid-muridteladanSMA Abdi Bangsa. Karna bagaimanapun bentuk teguran dan ancaman yang diberikan, tak akan memberikan efek jera pada mereka.Ketika pembina upacara meninggalkan lapangan upcara, maka w

    Last Updated : 2021-04-28
  • Adelia VS Adipati   Kalah Tanding

    Pria tua itu membenarkan letak kaca matanya. Masa mudanya telah berlalu, dan sepertinya ia membutuhkan waktu untuk beristirahat sejenak dari penat yang ia emban selaku kepala sekolah. Di hadapannya sudah ada seorang murid yang memandangnya dengan tatapan tak percaya. Wajahnya memerah dan emosinya membuncah sampai di ubun-ubun, namun hebatnya ia masih dapat menahan itu semua di hadapannya.Pria tua itu menautkan jarinya, berfikir keras."Maaf, Adelia. Saya tak bisa berbuat banyak dalam hal ini."Adelia mengusap wajahnya kasar, "pak, ini gak bisa dibiarin. Kejadian ini gak boleh berlanjut. Kami selaku Tim OSIS banyak dirugikan! Lagi pula, akibat ulah mereka banyak juga sarana dan prasarana sekolah rusak.""Iya.. Saya mengerti. Tapi saya selaku kepala sekolah juga bisa apa? Orang tua mereka adalah donatur tetap di sekolah ini. Begitu pula Orang tua Adipati, beliau adalah pemilik Yayasan SMA Abdi Bangsa. Mereka memiliki hak istimewa di sekolah ini, jadi u

    Last Updated : 2021-05-05
  • Adelia VS Adipati   ATALIYON

    Adelia menghembuskan nafasnya kasar. Ia membawa nampan berisi pesanannya ke salah satu meja yang telah dipenuhi oleh teman-temannya. Ia meletakkan nampannya ke meja dengan keras, membuat sebagian kuah baksonya tertumpah. Teman-temannya dibuat terkejut olehnya."Apaan sih Del, dateng-dateng ngamuk!" Kesal salah seorang temannya, Aura.Daffa dapat memahami raut kekesalan yang tercetak jelas di wajah Adelia."Udah gua bilang kan, Del. Kelas XII IPS III, adalah area terlarang yang gak semestinya kita ganggu. Lu belum tau aja Geng ATALIYON kalau udah murka, gimana." Suara Daffa terdengar samar di tengah keramaian namun masih dapat terdengar jelas oleh Aura dan Adelia, sengaja agar murid lain tak mendengar percakapan sakral mereka."Gimana emangnya?" Aura mulai tertarik dengan topik pembicaraan yang disuguhkan Daffa.Yang mereka bicarakan pun muncul melalui keramaian. Seakan sudah tau, para murid meluaskan jalan untuk para Geng ATALIYON. Namun sayangnya, m

    Last Updated : 2021-05-15

Latest chapter

  • Adelia VS Adipati   Luka

    Seorang gadis dengan rambut yang terurai rapih, berjalan masuk ke pintu gerbang SMA Abdi Bangsa. Sepertinya ia penghuni pertama pada pagi ini.Waktu telah menunjukkan 06:50. Sepertinya itu masih terlalu pagi bagi para murid kebanyakan.Pagi ini matahari pun masih malu menampakkan semburat cahayanya. Suara kicauan burung yang bersaut-sautan pun mengalun indah di telinga gadis itu, membuatnya tersenyum senang. Siapa lagi jika bukan Adelia?Adelia menapakan kakinya dan berlari kecil menaiki tangga karena letak kelasnya berada di lantai dua di pojok kanan koridor.Dan begitu terkejutnya dia saat melihat suguhan di pagi hari. Kelasnya yang begitu indah, dengan sampah pelastik sisa makanan yang berserakan, gumpalan tissue dan kertas, dan beberapa noda saus di lantai, menjadi alasan yang tepat penghancur mood nya di pagi hari. Apakah hanya Adelia yang memiliki rasa tanggung jawab dan kewajiban tinggi atas kebersihan kelasnya?Dengan helaan nap

  • Adelia VS Adipati   Pertolongan Pertama

    Seorang lelaki bertubuh tegap dan tinggi, siap melancarkan aksi dengan kayu balok di genggamannya. Ia mencoba memanggil temannya untuk mengatur siasat yang strategis. Ke empat orang itu menepi ke sisi kanan gerbang yang cukup jauh dari kegaduhan. "Kita kalah jumlah, Di!" Gerutu Yoga sambil mengacak rambutnya kesal. "Tenang dulu, Yo. Kita gak boleh panik." Ujar Novan menenangkan. Adipati berfikir keras, sampai ada satu ide yang terlintas di fikirannya. "Kalau mereka nyerang kita dari depan, maka kita harus serang mereka dari belakang tanpa sepengetahuan mereka." Mereka mengagguk setuju. Ide Adipati selalu brilliant dan tak pernah mengecewakan. "Tapi, Di. Gua rasa kita perlu ngumpulin anak-anak buat bantu para satpam di sini buat nahan gerbang." Usul Alex. Mereka beralih tatap pada ketiga satpam yang berusaha menahan gerbang yang hampir roboh akibat dorongan brutal dari luar. "Yo. Kumpulin anak-anak, suruh jaga gerbang. Alex

  • Adelia VS Adipati   ATALIYON

    Adelia menghembuskan nafasnya kasar. Ia membawa nampan berisi pesanannya ke salah satu meja yang telah dipenuhi oleh teman-temannya. Ia meletakkan nampannya ke meja dengan keras, membuat sebagian kuah baksonya tertumpah. Teman-temannya dibuat terkejut olehnya."Apaan sih Del, dateng-dateng ngamuk!" Kesal salah seorang temannya, Aura.Daffa dapat memahami raut kekesalan yang tercetak jelas di wajah Adelia."Udah gua bilang kan, Del. Kelas XII IPS III, adalah area terlarang yang gak semestinya kita ganggu. Lu belum tau aja Geng ATALIYON kalau udah murka, gimana." Suara Daffa terdengar samar di tengah keramaian namun masih dapat terdengar jelas oleh Aura dan Adelia, sengaja agar murid lain tak mendengar percakapan sakral mereka."Gimana emangnya?" Aura mulai tertarik dengan topik pembicaraan yang disuguhkan Daffa.Yang mereka bicarakan pun muncul melalui keramaian. Seakan sudah tau, para murid meluaskan jalan untuk para Geng ATALIYON. Namun sayangnya, m

  • Adelia VS Adipati   Kalah Tanding

    Pria tua itu membenarkan letak kaca matanya. Masa mudanya telah berlalu, dan sepertinya ia membutuhkan waktu untuk beristirahat sejenak dari penat yang ia emban selaku kepala sekolah. Di hadapannya sudah ada seorang murid yang memandangnya dengan tatapan tak percaya. Wajahnya memerah dan emosinya membuncah sampai di ubun-ubun, namun hebatnya ia masih dapat menahan itu semua di hadapannya.Pria tua itu menautkan jarinya, berfikir keras."Maaf, Adelia. Saya tak bisa berbuat banyak dalam hal ini."Adelia mengusap wajahnya kasar, "pak, ini gak bisa dibiarin. Kejadian ini gak boleh berlanjut. Kami selaku Tim OSIS banyak dirugikan! Lagi pula, akibat ulah mereka banyak juga sarana dan prasarana sekolah rusak.""Iya.. Saya mengerti. Tapi saya selaku kepala sekolah juga bisa apa? Orang tua mereka adalah donatur tetap di sekolah ini. Begitu pula Orang tua Adipati, beliau adalah pemilik Yayasan SMA Abdi Bangsa. Mereka memiliki hak istimewa di sekolah ini, jadi u

  • Adelia VS Adipati   PROLOG

    "Cepet bergerak! Kita cuma punya waktu 2 Jam!" Titah seorang gadis dengan rambut terurai rapih. Mendengar perkataannya, beberapa murid segera berhambur menyusuri setiap sudut ruangan kelas XII IPS III.Dengan gerakan yang cepat, mereka menggeledah setiap tas di dalam ruangan itu. Hal ajaibnya adalah, mereka banyak menemukan barang-barang terlarang yang tak semestinya berada di sekolah. Mereka menyita beberapa alat make up, majalah dan kaset dewasa, bahkan mereka mendapat beberapa barang tumpul berbahaya yang biasa digunakan sebagai alat tawuran antar sekolah."Ayo, pindah ke kelas sebelah lagi! Upacara hampir selesai, waktu kita gak banyak!"Jam upacara adalah waktu yang tepat untuk menggeledah tas semua murid-muridteladanSMA Abdi Bangsa. Karna bagaimanapun bentuk teguran dan ancaman yang diberikan, tak akan memberikan efek jera pada mereka.Ketika pembina upacara meninggalkan lapangan upcara, maka w

DMCA.com Protection Status