Adelia VS Adipati
Seorang berwajah bak malaikat pencabut nyawa, makhluk tuhan yang selalu tebar pesona di muka bumi, sosok astral terangkuh seantero sekolah. Itulah gambaran yang cocok untuk seorang Adipati Gamael Abraham, bagi Adelia. Dan Adelia berharap, ia tak akan pernah masuk dalam lingkaran setan kehidupan Adipati.Lalu bagaimana gambaran Adelia Shaphire Ardanta bagi Adipati? "Dia? Mata lu sengklek kali! Potongan model kayak Adelia lu bilang cantik? Amit-amit klo sampe gua bisa suka sama cewe judes itu." Tandas Adipati."Adelia sebenernya cantik sih, Di. Cuma kurang senyum aja." "Kurang senyum? Gak pernah senyum, malah! Gua gak pernah tau itu muka kenapa bisa rata banget, tembok aja kalah!!" Adipati bergidik ngeri. Membayangkan dirinya berpapasan dengan Adelia saja membuat bulu kuduknya meremang.Namun sayangnya, Tuhan selalu punya rencana untuk mempertemukan mereka dalam skenario-Nya. Sekarang, rencana apa yang Tuhan telah persiapkan untuk mereka?
Baca
Chapter: LukaSeorang gadis dengan rambut yang terurai rapih, berjalan masuk ke pintu gerbang SMA Abdi Bangsa. Sepertinya ia penghuni pertama pada pagi ini.Waktu telah menunjukkan 06:50. Sepertinya itu masih terlalu pagi bagi para murid kebanyakan.Pagi ini matahari pun masih malu menampakkan semburat cahayanya. Suara kicauan burung yang bersaut-sautan pun mengalun indah di telinga gadis itu, membuatnya tersenyum senang. Siapa lagi jika bukan Adelia?Adelia menapakan kakinya dan berlari kecil menaiki tangga karena letak kelasnya berada di lantai dua di pojok kanan koridor.Dan begitu terkejutnya dia saat melihat suguhan di pagi hari. Kelasnya yang begitu indah, dengan sampah pelastik sisa makanan yang berserakan, gumpalan tissue dan kertas, dan beberapa noda saus di lantai, menjadi alasan yang tepat penghancur mood nya di pagi hari. Apakah hanya Adelia yang memiliki rasa tanggung jawab dan kewajiban tinggi atas kebersihan kelasnya?Dengan helaan nap
Terakhir Diperbarui: 2021-10-14
Chapter: Pertolongan PertamaSeorang lelaki bertubuh tegap dan tinggi, siap melancarkan aksi dengan kayu balok di genggamannya. Ia mencoba memanggil temannya untuk mengatur siasat yang strategis. Ke empat orang itu menepi ke sisi kanan gerbang yang cukup jauh dari kegaduhan. "Kita kalah jumlah, Di!" Gerutu Yoga sambil mengacak rambutnya kesal. "Tenang dulu, Yo. Kita gak boleh panik." Ujar Novan menenangkan. Adipati berfikir keras, sampai ada satu ide yang terlintas di fikirannya. "Kalau mereka nyerang kita dari depan, maka kita harus serang mereka dari belakang tanpa sepengetahuan mereka." Mereka mengagguk setuju. Ide Adipati selalu brilliant dan tak pernah mengecewakan. "Tapi, Di. Gua rasa kita perlu ngumpulin anak-anak buat bantu para satpam di sini buat nahan gerbang." Usul Alex. Mereka beralih tatap pada ketiga satpam yang berusaha menahan gerbang yang hampir roboh akibat dorongan brutal dari luar. "Yo. Kumpulin anak-anak, suruh jaga gerbang. Alex
Terakhir Diperbarui: 2021-05-15
Chapter: ATALIYONAdelia menghembuskan nafasnya kasar. Ia membawa nampan berisi pesanannya ke salah satu meja yang telah dipenuhi oleh teman-temannya. Ia meletakkan nampannya ke meja dengan keras, membuat sebagian kuah baksonya tertumpah. Teman-temannya dibuat terkejut olehnya."Apaan sih Del, dateng-dateng ngamuk!" Kesal salah seorang temannya, Aura.Daffa dapat memahami raut kekesalan yang tercetak jelas di wajah Adelia."Udah gua bilang kan, Del. Kelas XII IPS III, adalah area terlarang yang gak semestinya kita ganggu. Lu belum tau aja Geng ATALIYON kalau udah murka, gimana." Suara Daffa terdengar samar di tengah keramaian namun masih dapat terdengar jelas oleh Aura dan Adelia, sengaja agar murid lain tak mendengar percakapan sakral mereka."Gimana emangnya?" Aura mulai tertarik dengan topik pembicaraan yang disuguhkan Daffa.Yang mereka bicarakan pun muncul melalui keramaian. Seakan sudah tau, para murid meluaskan jalan untuk para Geng ATALIYON. Namun sayangnya, m
Terakhir Diperbarui: 2021-05-15
Chapter: Kalah TandingPria tua itu membenarkan letak kaca matanya. Masa mudanya telah berlalu, dan sepertinya ia membutuhkan waktu untuk beristirahat sejenak dari penat yang ia emban selaku kepala sekolah. Di hadapannya sudah ada seorang murid yang memandangnya dengan tatapan tak percaya. Wajahnya memerah dan emosinya membuncah sampai di ubun-ubun, namun hebatnya ia masih dapat menahan itu semua di hadapannya.Pria tua itu menautkan jarinya, berfikir keras."Maaf, Adelia. Saya tak bisa berbuat banyak dalam hal ini."Adelia mengusap wajahnya kasar, "pak, ini gak bisa dibiarin. Kejadian ini gak boleh berlanjut. Kami selaku Tim OSIS banyak dirugikan! Lagi pula, akibat ulah mereka banyak juga sarana dan prasarana sekolah rusak.""Iya.. Saya mengerti. Tapi saya selaku kepala sekolah juga bisa apa? Orang tua mereka adalah donatur tetap di sekolah ini. Begitu pula Orang tua Adipati, beliau adalah pemilik Yayasan SMA Abdi Bangsa. Mereka memiliki hak istimewa di sekolah ini, jadi u
Terakhir Diperbarui: 2021-05-05
Chapter: PROLOG"Cepet bergerak! Kita cuma punya waktu 2 Jam!" Titah seorang gadis dengan rambut terurai rapih. Mendengar perkataannya, beberapa murid segera berhambur menyusuri setiap sudut ruangan kelas XII IPS III.Dengan gerakan yang cepat, mereka menggeledah setiap tas di dalam ruangan itu. Hal ajaibnya adalah, mereka banyak menemukan barang-barang terlarang yang tak semestinya berada di sekolah. Mereka menyita beberapa alat make up, majalah dan kaset dewasa, bahkan mereka mendapat beberapa barang tumpul berbahaya yang biasa digunakan sebagai alat tawuran antar sekolah."Ayo, pindah ke kelas sebelah lagi! Upacara hampir selesai, waktu kita gak banyak!"Jam upacara adalah waktu yang tepat untuk menggeledah tas semua murid-muridteladanSMA Abdi Bangsa. Karna bagaimanapun bentuk teguran dan ancaman yang diberikan, tak akan memberikan efek jera pada mereka.Ketika pembina upacara meninggalkan lapangan upcara, maka w
Terakhir Diperbarui: 2021-04-28