Share

BTL ~ 55

Author: Kanietha
last update Last Updated: 2024-02-16 07:53:41

“Apa-apaan ini?” Ketika melihat Alpha berdebat dengan seseorang dari kejauhan, Rafa bergegas menghampiri. Terlebih ketika ia melihat Rumi, kemudian seorang pria yang tiba-tiba datang lebih dulu melerai keduanya.

“Seperti yang kamu lihat, Raf.” Alpha memutar balik keadaan, ketika pria yang mengunci tangannya lengah dengan kehadiran Rafa. Ia menginjak kaki pria itu dengan keras, kemudian menyikut dan berbalik menjauh. “Panggilkan security.”

Melihat Rumi yang kebingungan, Alpha dengan gesit kembali bisa meraih lengan gadis itu. “Mau pergi ke mana kamu!”

Bukannya memanggil keamanan seperti yang diminta Alpha, Rafa justru memangkas jarak lalu menarik tangan pria itu agar terlepas dengan Rumi. “Jangan coba-coba—”

“Ini semua bukan urusanmu, Raf!” Alpha mendorong tubuh Rafa, hingga pria itu mundur satu langkah. Detik berikutnya, Alpha kembali fokus pada pria asing yang tiba-tiba saja sudah meraih lengan Rumi.

Siapa gerangan pria yang memanggil Rumi dengan sebutan “non” itu?

Tidak ingin kehila
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (14)
goodnovel comment avatar
Siti Juli
dobel up dong mba beb kiss banyak orang
goodnovel comment avatar
Siti Juli
hadeeuh Rumi kamu harus nya diantar ke mas Dandi biar aman
goodnovel comment avatar
Aliefkhan
rumi labil
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Accidentally Married   BTL ~ 56

    Dengan seksama, Dandi membaca profil beberapa investor yang menanamkan modal di Glory. Tidak hanya itu, Dandi juga sudah mendata nominal kerja sama Glory yang dilakukan dengan instansi pemerintah. Berkat Bakri, Dandi juga memperoleh data omset dan pemasukan terbesar dari perusahaan tersebut.Semua yang didapat Dandi kali ini merupakan data terbaru, sejak Glory mulai bangkit sepeninggalnya Lingga.Di tengah-tengah kesibukannya tersebut, ponsel Dandi berdering dan dengan segera ia menerimanya karena nama Anton tertulis di sana. Dandi yakin, Anton kali ini akan memberi kabar mengenai Rumi. Karena jika hanya perkembangan kegiatan Alpha, Anton hanya akan mengirimkan pesan padanya.“Ada perkembangan?” tanya Dandi langsung to the point.“Bu Rumi, Pak!” seru Anton. “Kami lagi ngikutin dia. Ceritanya panjang, tapi sekarang dia ada di mobil sama laki-laki yang namanya Rafa.”“Share loc sekarang juga!” Dandi segera beranjak pergi meninggalkan kamarnya dan mengakhiri panggilan tersebut. Ia meraih

    Last Updated : 2024-02-17
  • Accidentally Married   BTL ~ 57

    “Makan yang banyak.” Dandi menyodorkan satu sendok nasi goreng ke mulut Rumi. Istrinya itu masih tidak banyak bicara dan hanya merespons Dandi seadanya. Rumi masih saja berpikir, bahwa dirinya tidak layak untuk mendampingi Dandi karena masa lalunya. Akan tetapi, Dandi sudah tidak memedulikan itu semua. Sejak awal, ia sudah tahu pasti bagaimana masa lalu Rumi dengan Alpha dan Dandi tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Pria seperti Dandi, sudah sangat hafal bagaimana hiruk pikuk dan gelapnya kehidupan ibukota. Tidak hanya Rumi yang pernah melakukan kesalahan, tetapi Dandi, Thea, dan mayoritas orang di lingkungan mereka juga pernah melakukan hal yang sama. Jadi, Dandi tidak pernah mau menghakimi, karena semua orang pasti punya masa kelamnya masing-masing. “Tapi aku sudah makan makanan rumah sakit tadi, Maaas.” Rumi kesal, karena Dandi kembali menyuruhnya makan, padahal jarum jam sudah hampir menunjuk ke angka sembilan. Karena itulah, Rumi lebih banyak mendiamkan Dandi sejak ia d

    Last Updated : 2024-02-19
  • Accidentally Married   BTL ~ 58

    “Dengar apa kata dokter, kan?” Dandi segera menutup pintu kamar dan menguncinya. Ia meletakkan tas yang berisi pakaian kotor Rumi dan dirinya di samping pintu, lalu segera menyusul sang istri yang berjalan gontai menuju tempat tidur.“Dengar,” jawab Rumi dengan malas. Ia menatap pelan, pada setiap sudut ruang yang sudah berhari-hari ditinggalkannya. Masih rapi dan wanginya pun tetap seperti biasanya. Wangi maskulin Dandi yang segar dan selalu Rumi rindukan.Sampai detik ini pun, Rumi masih saja tidak bisa terima jika Dandi tetap mau menerimanya. Begitu banyak hal yang dilakukan Rumi di masa lalu, yang bisa saja kembali menjadi bumerang dalam hubungan mereka di masa depan.“Mas Dandi nggak ngantor?” Dengan perlahan, Rumi duduk di tepi tempat tidur. Menatap Dandi yang baru saja duduk di sebelahnya, lalu menautkan jemari mereka. Meskipun terkadang bisa sangat cuek, tetapi ada sisi romantis Dandi yang selalu saja bisa membuat Rumi luluh. “Seharian ini di rumah sakit terus.”“Aku cuti.” Da

    Last Updated : 2024-02-20
  • Accidentally Married   BTL ~ 59

    Senyum Dandi terus saja mengembang, setelah mengetahui hasil tes kehamilan yang dilakukan Rumi. Merasa beruntung, karena tidak perlu sampai menunggu lama untuk bisa mendapatkan kabar gembira yang dinanti-nanti sepasang suami istri.Positif.Dua garis merah yang muncul pada alat tes kehamilan tersebut, sudah cukup mampu meyakinkan Dandi dan Rumi, bahwa mereka akan menjadi orang tua dalam waktu beberapa bulan lagi.“Rumah ini sepertinya harus direnov.” Dandi sedang memikirkan denah rumahnya. Semua hanya berisi bangunan, tanpa adanya ruang terbuka kecuali taman kecil di depan dan tempat untuk menjemur pakaian di belakang. “Atau, kita pindah aja sekalian.”“Kenapa begitu?” Rumi yang berbaring dalam pelukan Dandi, lantas mendongak. Menatap bingung, karena memikirkan rumah Dandi yang sudah cukup sempurna.“Kalau nanti anak kita lahir, dia nggak punya tempat bermain.” Setelah mempertimbangkan dalam waktu singkat, Dandi lantas segera mengambil keputusan. “Kita cari rumah baru aja. Rumah ini b

    Last Updated : 2024-02-21
  • Accidentally Married   BTL ~ 60

    “Nanti sore aku buatin bakmi seafood.” Rumi menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulut Dandi. Tidak hanya Rumi, tetapi Dandi pun melakukan hal yang sama. Mereka makan di piring yang sama dan saling suap sejak tadi. “Barusan aku minta bibik ke pasar buat beli udang, cumi, sama yang lain-lain.”“Kamu nggak mual? Pusing? Mau tiduran?” Berkaca dari kehamilan Thea, Dandi pun membandingkannya dengan kondisi kehamilan Rumi. Istrinya terlihat sehat dan tidak seperti Thea. “Nggak.” Rumi menggeleng karena tidak merasakan hal yang berbeda dengan tubuhnya. Kemudian, ia meraih tangan kiri Dandi yang duduk di sebelahnya, untuk memegang perutnya. “Moga anak kita nggak rewel. Tetap nyantai di dalam sini kayak ayahnya.”Dandi terkekeh. Ia meletakkan sendok, lalu merapatkan tubuh dan memeluk Rumi. “Semoga dia tetap santai di sana dan nggak buat ulah seperti anaknya Thea.”“Mas, aku, tuh, gerah ditempelin terus kayak gini.” Seingat Rumi, Dandi tidak seperti ini ketika mereka baru saja menikah. Terkadang,

    Last Updated : 2024-02-22
  • Accidentally Married   BTL ~ 61

    “Selamat buat kesembuhanmu?” Dandi membuka obrolan lebih dulu, ketika Hera akhirnya bersedia menemani mengelilingi Glory. Awalnya sedikt alot, karena Rafa ingin menggantikan Hera berkeliling menemani Dandi. Namun, setelah melakukan perdebatan, akhirnya Hera bisa meyakinkan Rafa. “Tapi aku yakin, kalau kamu sudah sembuh jauh sebelum kekacauan ini ada.” Hera menunduk sebentar seraya tersenyum. Tebakan Dandi memang tidak salah, tetapi ia tidak ingin membahas hal tersebut. Ada obrolan yang jauh lebih penting, daripada membicarakan masalah pribadi Hera. “Makasih, Mas,” ucap Hera menghormati Dandi. “Jadi, kita langsung ke intinya. Apa mau Mas Dandi sebenarnya? Bukan rahasia lagi, kalau Mas Dandi membeli saham Glory karena mau balas dendam dengan Alpha. Jadi, apa maumu, Mas?” “Menghancurkan Alpha,” kata Dandi terus terang, karena tidak ada lagi yang perlu dirahasiakan. “Tapi, karena rencanaku sedikit meleset, jadi—” “Ini dendam pribadi,” sela Hera tetap berjalan tegak di samping Dandi, sa

    Last Updated : 2024-02-23
  • Accidentally Married   BTL ~ 62

    Agnes menghela panjang, setelah mendengar penjelasan Hera dan Rafa mengenai ulah Dandi. Lebih tepatnya, semua masalah yang tercipta saat ini, kembali berasal dari keluarga Mahawira.“Panggilkan Alpha ke sini, Ra,” pinta Agnes.Hera mengangguk dan segera keluar dari ruang kerjanya, agar bisa langsung menyeret Alpha ke ruangannya.Sementara itu, di ruang kerja Hera, saat ini hanya menyisakan Rafa dan Agnes.“Kenapa Hera nggak bilang kalau Dandi sudah punya saham di Glory?” Agnes menatap tanya pada Rafa, meskipun ia tahu Rafa tidak akan tahu alasan Hera. “Harusnya, Hera ngomong kalau kemarin ada rapat mendadak dan beberapa pemilik saham ternyata menjual sahamnya.”Rafa tidak bisa berkomentar. Awalnya, Rafa mengira Agnes telah mengetahui permasalah yang ada di Glory, tetapi dugaannya salah. Hera sama sekali tidak memberitahu Agnes, perihal jual beli saham yang telah terjadi beberapa waktu lalu.“Tapi, Bu, saya bisa jamin kalau Glory sudah bersih dari kasus yang kemarin.” Rafa sudah memast

    Last Updated : 2024-02-24
  • Accidentally Married   BTL ~ 63

    Rafa menghentikan langkahnya tepat di depan pintu ruang kerja Hera. Melihat pintunya sedikit terbuka di jam yang tidak biasa, ia lantas membuka dengan perlahan.“Hera?” Saat melihat Hera masih duduk di kursi kerjanya, Rafa pun membuka pintu semakin lebar. “Tumben? Ini sudah setengah delapan dan kamu masih di sini?”“Ah, iya.” Hera tersenyum kecil dan melihat pada sudut layar komputernya. Rafa benar, hari sudah cukup larut dan hal itu sesuai dengan rencananya. “Mas Rafa sendiri juga belum pulang.”“Kadang, aku bisa sampai jam 11 di sini.” Rafa menghampiri Hera dengan perlahan. “Tapi, kamu? Kenapa jam segini masih di kantor?”“Ini juga mau pulang, Mas.” Hera segera mematikan semua perangkat komputernya. Ia mengambil tas di dalam laci meja, kemudian berdiri sembari menyambar ponsel di meja. “Mas Rafa mau pulang? Atau mau … ke mana?”“Aku mau pulang.” Rafa berbalik dan mempersilakan Hera melewatinya dan lebih dulu keluar ruangan. “Apa ada masalah, sampai harus lembur sampai jam segini.”“

    Last Updated : 2024-02-25

Latest chapter

  • Accidentally Married   BonChap Lagi

    Alpha mematung, ketika pelukan hangat Anges menyambutnya di saat ia melewati pintu penjara. Ia tidak melihat siapa pun, selain Agnes yang mulai menangis haru ketika memeluknya. Ke mana perginya Hera? Kenapa adiknya itu tidak ikut menjemputnya? “Mama sendiri?” tanya Alpha akhirnya bersuara, ketika Agnes mengurai pelukannya. Agnes mengangguk-angguk dan mengerti dengan maksud Alpha. “Nanti, Mama jelasin sambil jalan.” Yang bisa Alpha lakukan, hanya mengangguk. Tanpa bertanya lagi, Alpha segera memasuki mobil bersama Agnes. Dua tahun lebih berada di balik jeruji, membuat Alpha mendapat banyak pelajaran. Ia bertemu dengan berbagai macam orang, dari berbagai tingkat sosial dan pendidikan yang berbeda. Semua itu, membuatnya lebih banyak memahami tentang kesakitan yang ada di dunia lebih luas lagi. “Jadi, ke mana Hera?” “Cairo mendadak demam kemarin sore.” Agnes bercerita tentang putra Rafa dan Hera yang berusia tiga bulan. “Tadi malam sudah dibawa ke dokter, jadi, Hera nggak bisa ikut

  • Accidentally Married   BonChap

    “Kamu yakin nggak mau ngadain resepsi?” Rafa kembali mengulang pertanyaannya pada Hera, setelah mereka masuk ke dalam kamar. Tepatnya, di kamar Hera yang berada di rumah Agnes. Beberapa waktu lalu, mereka sudah melangsungkan ijab kabul di kediaman Soerapraja dan digelar dengan tertutup. Tidak hanya pernikahan mereka yang dirahasiakan, tetapi kedatangan Alpha ke kediaman Soerapraja pun dilakukan secara diam-diam. Semua bisa dilaksanakan, karena koneksi Hermawan dengan beberapa petinggi terkait. Tidak ada yang mengetahui hal tersebut, kecuali pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.Bahkan, Agnes sama sekali tidak mengabari Qai, untuk menghindari gesekan yang mungkin saja terjadi sewaktu-waktu. “Mas Rafa mau ngadain resepsi?” Hera bertanya balik, karena sudah kesekian kalinya Rafa mempertanyakan hal tersebut padanya.“Aku ikut kamu.” Rafa menarik lengan Hera yang hendak pergi menjauh darinya. Kemudian, Rafa mengalungkan kedua tangan di tubuh Hera dan tidak membiarkan wanitanya pergi ke

  • Accidentally Married   BTL ~ 104

    “Akhirnya!” Dandi berseru lega, sambil menghampiri Rumi yang duduk di ruang tengah. Istrinya itu sedang menonton televisi, sambil makan martabak seorang diri. “Akhirnya, tidur juga.” Rumi terkekeh, lalu menepuk sisi kosong di sebelahnya. “Haduuh!” Dandi menghempaskan tubuhnya, kemudian menyomot satu potong martabak yang ada di pangkuan Rumi. “Dia bolak balik nanyain kamu terus dan nggak berhenti ngoceh.” “Aku nggak tega sebenernya, Mas.” Rumi semakin merapatkan tubuhnya, lalu bersandar pada tubuh Dandi. “Tapi, Dirga kalau nggak diginiin, nggak bakal lepas-lepas ASI. Sudah dua tahun lebih, tapi masih aja nempel.” Putra mereka yang diberi nama Dirgantara Sebastian, memang masih saja menyesap ASI meskipun usianya sudah dua tahun lebih dua bulan. Rumi sudah melakukan segala cara, tetapi selalu berujung sia-sia. Tingkahnya benar-benar seperti Dandi yang selalu menempel, ketika Rumi masih hamil. Sampai akhirnya, Dandi memutuskan untuk memisahkan kamarnya dengan kamar putranya, karena

  • Accidentally Married   BTL ~ 103

    “Rumi.”Dandi kembali memasuki rumah, karena Rumi tidak kunjung keluar sedari tadi. Mobil sudah selesai di panasi, tetapi sang istri masih berada di dalam. Dandi memasuki kamar mereka terlebih dahulu dan berdecak ketika melihat Rumi ternyata tengah duduk di sofa.“Ayo—”“Perutku mules,” potong Rumi mengangkat satu tangan, agar Dandi tidak meneruskan ucapannya. “Baru aja berhenti.”Detik itu juga, wajah datar Dandi berubah semringah. Senyum lebar langsung menghiasi bibirnya, sembari menghampiri Rumi dengan segera. Dandi berlutut di depan sang istri lalu menempelkan telinganya di perut Rumi, sambil mengusapnya.“Keluar hari ini, oke!” telunjuk Dandi mengetuk perut Rumi dua kali. “Dan nggak usah pake drama.”“Apa, sih, Mas.” Rumi terkekeh sambil mengusap kepala Dandi. “Kalau sudah waktunya keluar, dia pasti keluar.”Dandi menarik diri, tetap kedua tangannya masih menempel di perut Rumi. “Apa perlu dijenguk lagi, biar makin—”“Maaas!” Tawa Rumi semakin keras. “Ini, tuh, sudah mulai mules,

  • Accidentally Married   BTL ~ 102

    Hari pertama di awal tahun sudah terlewat. Namun, Rumi belum menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Rumi masih mengerjakan beberapa hal seperti biasa, meskipun pergerakannya sudah tidak segesit dulu. Ia gampang lelah, cepat gerah, sehingga terkadang malas melakukan apa-apa.Namun, saat mengingat ucapan ibunya, Rumi harus memaksakan diri untuk bergerak agar bisa melahirkan dengan mudah. Begitulah salah satu ucapan sang ibu, di antara banyak wejangan yang kadang membuat Rumi hanya geleng-geleng, tetapi tidak berani membantah.“Rumi, gimana kalau kita telpon dokter dan minta operasi.” Dandi jadi uring-uringan sendiri, karena belum bisa menjumpai buah hatinya secara langsung. Terlebih ketika mengingat Alaska yang semakin gembul dan mulai belajar membalikkan tubuhnya.“Mas, tanggal HPL baru lewat dua hari.” Rumi mencuci tangan, sesudah beres menyiram tanaman di halaman depan. Setelahnya, Rumi menghela dan terdiam sambil mengusap punggungnya yang pegal. Dandi yang sejak tadi hanya mondar

  • Accidentally Married   BTL ~ 101

    “Dandi! Balikin, Dan!” Thea melotot dan menghardik sepupunya. Pria itu baru saja masuk ke kamar Thea dan bersikap seenaknya. Tanpa izin, Dandi mengeluarkan bayi yang tengah tertidur pulas di boksnya, lalu menggendongnya. Meskipun Dandi terlihat sangat hati-hati, tetapi Thea tetap saja merasa ngeri.“Mamamu berisik!” desis Dandi sambil berbalik memunggungi Thea. Ia berjalan santai menuju sofa sambil menggendong keponakannya, lalu duduk dengan perlahan.Dandi sengaja menunggu Thea pulang ke rumah terlebih dahulu, barulah ia menjenguk sepupunya agar bisa lebih bebas. Andai Rumi lelah karena terlalu lama menjenguk Thea, istrinya bisa beristirahat bebas di kamar tamu.“Dandiii!” Thea hendak bangkit dari tempat tidur, tetapi tidak jadi, mengingat jahitan di jalan lahirnya masih terasa sedikit nyeri.“Aku belum beli kado,” ujar Dandi lalu melihat ke arah pintu. Ia melihat Rumi masuk menghampirinya, setelah pergi ke toilet terlebih dahulu. “Aku bingung mau ngasih apa, karena Alaska sudah puny

  • Accidentally Married   BTL ~ 100

    “Jangan mentang-mentang istriku pintar masak, kamu jadi seenaknyammpp—”“Apasih!” Thea yang baru berada di teras, langsung membekap mulut Dandi dengan tangan kanannya. “Kamu itu jadi cowok berisik banget! Ini urusan bumil, jadi nggak usah ikut campur.”Dandi melepas tangan Thea dan berdecak. “Untung kamu lagi hamil. Coba kal—”“Sudah.” putus Qai dengan membawa beberapa paper bag dan kantong plastik di kedua tangan. “Cobalah sehari aja kalian ini nggak ribut. Masa’ nggak bisa?”“Nggak bisa!” seru Thea dan Dandi bersamaan.Qai tercengang, tetapi tidak menghentikan langkahnya memasuki rumah Dandi, meskipun belum dipersilakan. Daripada mendengar kedua orang itu ribut, lebih baik Qai duluan masuk dan merebahkan diri di sofa.“Ngapain lagi kamu ke sini?” Dandi berbalik dan segera menyusul Qai.“Aku mules dari pagi,” ujar Thea berjalan di belakang Dandi, sambil mengusap perutnya. “Sudah ke rumah sakit, tapi ternyata belum bukaan.”Dandi menoleh dan memperlambat langkahnya. “Memang sudah wakt

  • Accidentally Married   BTL ~ 99

    “Ngapain senyum-senyum lihat hape.” Merasa curiga dan penasaran, Dandi merampas ponsel dari tangan Rumi, hingga istrinya itu langsung berteriak protes.“Mas!”“Apa ini?” Dahi Dandi mengerut, melihat deretan foto yang dikirimkan oleh Thea. Ternyata, istrinya sedang berkirim pesan dengan istri Qai yang semakin menyebalkan. “Ini—”“Buat bayi!” Rumi kembali merampas ponselnya. “Emang Mas kira aku ngapain?”“Selingkuh,” jawab Dandi dengan entengnya, lalu duduk di samping Rumi. Namun, baru saja bokongnya itu menyentuh sofa, Rumi langsung memberi cubitan pada sisi perut dengan Dandi dengan keras. “RUMI!”“APA!” Rumi balas menghardik, karena tidak suka dengan tuduhan Dandi. “Aku nggak suka dituduh-tuduh gitu! Aku nggak selingkuh!”Untuk beberapa saat, Dandi terngaga sambil mengusap sisi perutnya. Ini kali pertama, Dandi mendengar Rumi meninggikan suara di depannya dan bersikap bar-bar. Istrinya itu terlihat benar-benar marah, dengan kedua mata yang melotot kesal.“Bercanda, Rum,” desis Dandi

  • Accidentally Married   BTL ~ 98

    “Ini masih jam 11 kurang, Ra.” Rafa membuka pintu pagar dan mempersilakan Hera masuk. Ia melihat sebuah tas spunbond yang ditenteng Hera dengan kedua tangan dan tidak bisa menebak-nebak isi di dalamnya. “Mama yang nyuruh datang cepat, biar bisa bantuin mas Rafa nyiapin makan siang.” Hera menyerahkan tas yang dibawanya pada Rafa. “Ini dibawain mama, sate sama kari ayam. Biar nggak ngerepotin.” “Oh ...” Rafa terkekeh sambil mengambil alih tas spunbond berwarna merah dari tangan Hera. “Kalau begini, aku yang jadi ngerepotin. Oia, masuk dulu.” “Nggak ngerepotin,” ujar Hera sembari berjalan masuk ke rumah Rafa. “Sekalian masak buat di rumah soalnya.” “Kamu yang masak?” selidik Rafa. “Nggak mungkin.” Hera meringis malu. “Saya nggak jago masak.” “It’s okay.” Rafa tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut. “Aku cari istri, bukan cari tukang masak.” Langkah Hera terhenti tepat di ruang tamu yang bernuansa hitam putih. “Mas, saya nggak bi—” “Bercanda, Ra.” Rafa terus berjalan masuk dan

DMCA.com Protection Status