Bab 136 AIL GNHari itu Vanesha sangat rewel dengan segala cemburu berlebihannya. Dia bertolak pinggang dan menyerukan nama Jaehyung dengan kencang. Berteriak dan memaki juga dia kerap lakukan tanpa alasan. Bayangkan saja, Vanesha yang sedang hamil besar itu masih saja menginginkan sesuatu yang di luar nalarnya."Aku tahu kalau Miyabi sangat menyukaimu. Jimin pernah bilang dia hampir mencium bibirmu, kan? Ya, kan?" cecarnya.Matilah Jaehyung. Padahal Jimin sudah dia tekan untuk tidak mengadu. Dia memang sengaja tidak menceritakan itu kepada sang istri. Pasalnya saat menjemput Jimin pulang sekolah, Miyabi meminta tolong untuk mengambilkan sesuatu di atas lemari kelas yang memang lebih tinggi. Namun, dia terpeleset. Jaehyung dengan sigap memegangi tubuhnya. Miyabi lantas berterima kasih dan hendak mencium bibir Jaehyung yang sangat menggemaskan baginya. Kebetulan Jimin melihat dan salah paham karena hal itu. Jimin rupanya mengadu pada Vanesha.Lihat saja sekarang bagaimana reaksinya. M
Bab 137 AIL GNPagi itu, Vanesha menyiapkan sarapan untuk Jaehyung dan Jimin. Setelah pertempuran hebat semalam bersama sang suami, dia dan Jaehyung sampai bangun terlambat."Mana Dad, Mom?" tanya Jimin mulai kesal menunggu terlalu lama.Vanesha mengedikkan dagunya ke arah belakang. "Dia masih bersiap, tunggu saja. Kau mau tambah lagi?" tanya Vanesha. Wanita itu masih terlihat sibuk, walau geraknya terbatas karena perut yang sudah membesar. Jimin menjawab dengan gelengan kepala. Lalu, Vanesha seketika meringis merasakan rasa sakit di perutnya. Dia diperkirakan akan melahirkan dua minggu lagi. Namun, entah kenapa perutnya sudah mulai berkontraksi."Huh, huh, huh, Arrggkkk!" Vanesha terus berusaha untuk memperpendek napasnya. Namun, perutnya semakin terasa sakit."Aduh! Jaeeeeee!" Pekikan Vanesha langsung membuat sang suami berlari menghampirinya. "Sayang, ada apa? Ya, Tuhan!" Jaehyung ikut panik melihat adanya cairan bening yang keluar di sela paha sang istri.Jimin segera berdiri d
Bab 138 AIL GNVanesha kembali fokus pada putrinya yang masih sibuk mencari makanannya. Ketika disodori pabrik susu miliknya mulut si kecil terbuka dan menghisap dengan rakus. "Sepertinya, ia sangat lapar." Jaehyung tersenyum lebar melihat betapa antusiasnya sang putra menghisap sumber makanannya itu."Wah, dia lahap sekali. Lebih lahap dari Jimin," ungkap Vanesha. "Sepertinya dia akan menguasai bagian favoritku," bisik Jaehyung di telinga sang istri. Vanesha mendesis, mendelik gusar tetapi wajahnya merona mendengar kata-kata tak nakal dari Jaehyung."Kau sudah menyiapkan nama untuknya, Jae?" tanya Tae Min.Jaehyung mengangguk. Pria itu menatap Vanesha dengan penuh kasih. Begitu pun dang istri yang menatap mesra sang suami yang sangat ia cintai itu."Namanya, Kim Min Ju.""Min Ju, nama yang cantik," ucap Tae Min.***Di sebuah apartemen, seorang wanita bernama Kim Yoo Na memoleskan lipstik merah di bibirnya. Setelah Tae Min membatalkan perjodohan dengannya serta Jaehyung menolaknya
Bab 139 AIL GNEnam bulan berlalu setelah Vanesha melahirkan. Hari itu, Vanesha pergi ke supermarket setelah menjemput Jimin dari pulang sekolah. Dia tak sengaja menabrak Yoo Na di supermarket. "Yoo Na?" Dia masih mengenali wanita itu. Yoo Na hanya tersenyum. Lalu, dia bergegas meninggalkan Vanesha. Namun, Vanesha masih penasaran dengan sosok Yoo Na. Ia mengikutinya."Mommy, siapa tante itu?" tanyanya."Bukan kenalan Mommy yang baik, sih. Tapi, Mommy penasaran," sahut Vanesha."Aku tidak mengerti, Mommy." Jimin terlihat bingung dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.Namun, Yoo Na terlihat limbung. Wanita itu merasa pusing di kepalanya. "Yoo Na, apa kau tak apa-apa?" tanya Vanesha yang masih berbaik hati dan khawatir. "Kenapa kau tidak pergi saja, sih?!" Yoo Na mendorong Vanesha.Namun, Yoo Na malah tak sadarkan diri jatuh ke lantai. Wanita itu pingsan dan langsung ditolong oleh Vanesha. Dibawanya Yoo Na ke klinik yang terdekat dengan supermarket itu. Untung saja Vanesha tak memba
Bab 140 AIL GNDi akhir pekan itu, Yoo Na bekerja di sebuah toko roti. Dia harus berkerja keras demi merawat dirinya dan juga jabang bayi yang dia kandung. Di sana terdapat dapur pembuatan roti dan juga kafe."Yoo Na, jangan melamun! Potong roti tawarnya cepat! Baru satu minggu saja bekerja di sini sudah tak becus kerja," omel seorang senior di toko roti tersebut. "Iya," jawabnya lemah.Yoo Na hanya bisa mengangguk dan menurut.Suara bel tanda ada pengunjung masuk terdengar. "Selamat datang!" seru semua pekerja di toko roti tersebut. Dari ruangan dapur belakang yang pengap ini, Yoo Na menatap tajam ke arah sosok yang baru tiba di toko kue itu. Dialah Cassie yang datang bersama putri cantiknya."Cassie? Bukankah itu istrinya Tae Min," gumam Yoo Na.Wanita itu tampak sedang memilih-milih kue di ruangan depan toko. Tanpa tahu ada yang tengah menatapnya dengan pandangan penuh kebencian. "Jennie mau kue yang mana?" tanya Cassie.Jim tersenyum dan menunjuk kue berbentuh hello kitty. Cas
141 AIL GNSampai di supermarket, Tae Min dan Cassie membawa troli untuk sekalian berbelanja kebutuhan rumah yang kebetulan juga sudah habis. Jennie tampak berkelana ke area sayuran bersama ibunya, sedangkan Tae Min pergi ke area alat kebersihan demi mempersingkat waktu."Biasanya yang mana, ya? Yang ini atau ini?" tanya Tae Min kepada dirinya sendiri di hadapan cairan pembersih lantai. Daripada ia membeli barang yang salah, Tae Min akhirnya menghubungi Cassie. "Okay, okay, aku akan mengirimkan padamu daftar belanja kita," ucap sang istri dari dalam ponsel.Lalu sang istri mengirimkan daftar barang-barang rumah yang habis. Setelah mendapatkan barang-barang sesuai di list belanja, Tae Min kembali mendorong troli menyusuri lorong. Banyak mata tertuju kepada pria itu. Tae Min yang hanya mengenakan kaos oblong warna hitam, celana jeans biru, serta plus topi membuat nya terlihat sangat tampan. Hanya pakaian begitu saja dia terlihat begitu tampan di mata kaum hawa.Tak sedikit para wanit
Bab 142 AIL GNTae Min dan Cassie sudah menyiapkan alat-alat pesta BBQ. Nyonya Gisel dan yang lainnya juga datang membantu. Jennie datang memanggil ayah dan ibunya untuk bergegas menyambut tamu.Tae Min menggandeng tangan putrinya saat keluar dari dapur. Putri kecilnya itu dengan tak sabar melepaskan genggaman tangannya dari Tae Min kala melihat Jimin dan Min Ju.Kaki kecilnya berlari mendekati Min Ju Dipeluknya Min Ju dengan gemas. Mereka memang selalu seperti itu. Jimin juga suka sekali memeluk Jennie, bahkan hampir membuat Jennie terjengkang kalau saja ibunya tidak menahannya.Jaehyung dan Vanesha hanya tertawa melihat tingkah mereka. Setelah pelukan kedua anak itu terpisah, Tae Min menarik Jimin untuk main bersamanya. Pekikan Jennie pun kembali terdengar nyaring diiringi suara tangisnya yang menggema di seluruh penjuru rumah."Huaaaa, Daddy! Aku ikut!" Tae Min akhirnya berbalik dan mendekati anaknya. Ketika Tae Min ingin menghampiri anaknya yang masih menangis sesenggukan, tiba-t
Bab 143 AIL GN"Ayo, Sayang… cepatlah!" seru Vanesha. Jaehyung juga ikut panik. Mobil semakin kencang ia lajukan. Meski rasanya sampai berabad, akhirnya mereka sampai di rumah sakit."Suster! Suster! Tolong anak saya!" pekik Vanesha, begitu juga dengan Cassie.Kedua anak itu langsung ditangani oleh parameter rumah sakit. Selama para dokter menangani tubuh kecil itu, Jaehyung dan Tae Min terus memeluk tubuh istri mereka yang bergetar. "Tenang Sayang, Jennie pasti akan baik-baik saja." Tae Min terus mengusap lembut punggung sang istri. Hingga akhirnya suara lengkingan panjang mengakhiri semuanya.Alat detak jantung itu menampilkan garis lurus. Para dokter sudah melakukan segenap upaya untuk mengembalikan detak jantung gadis kecil itu. Akan tetapi, semuanya sia-sia. Jennie sudah tiada. Cassie menangis histeris dengan tubuh kecil itu dalam pelukannya."Tidak, Tae. Kita pindah rumah sakit sekarang! Jennie kita pasti masih hidup, dia masih hidup! Katakan pada dokter itu kalau putriku masi