Bab 139 AIL GNEnam bulan berlalu setelah Vanesha melahirkan. Hari itu, Vanesha pergi ke supermarket setelah menjemput Jimin dari pulang sekolah. Dia tak sengaja menabrak Yoo Na di supermarket. "Yoo Na?" Dia masih mengenali wanita itu. Yoo Na hanya tersenyum. Lalu, dia bergegas meninggalkan Vanesha. Namun, Vanesha masih penasaran dengan sosok Yoo Na. Ia mengikutinya."Mommy, siapa tante itu?" tanyanya."Bukan kenalan Mommy yang baik, sih. Tapi, Mommy penasaran," sahut Vanesha."Aku tidak mengerti, Mommy." Jimin terlihat bingung dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.Namun, Yoo Na terlihat limbung. Wanita itu merasa pusing di kepalanya. "Yoo Na, apa kau tak apa-apa?" tanya Vanesha yang masih berbaik hati dan khawatir. "Kenapa kau tidak pergi saja, sih?!" Yoo Na mendorong Vanesha.Namun, Yoo Na malah tak sadarkan diri jatuh ke lantai. Wanita itu pingsan dan langsung ditolong oleh Vanesha. Dibawanya Yoo Na ke klinik yang terdekat dengan supermarket itu. Untung saja Vanesha tak memba
Bab 140 AIL GNDi akhir pekan itu, Yoo Na bekerja di sebuah toko roti. Dia harus berkerja keras demi merawat dirinya dan juga jabang bayi yang dia kandung. Di sana terdapat dapur pembuatan roti dan juga kafe."Yoo Na, jangan melamun! Potong roti tawarnya cepat! Baru satu minggu saja bekerja di sini sudah tak becus kerja," omel seorang senior di toko roti tersebut. "Iya," jawabnya lemah.Yoo Na hanya bisa mengangguk dan menurut.Suara bel tanda ada pengunjung masuk terdengar. "Selamat datang!" seru semua pekerja di toko roti tersebut. Dari ruangan dapur belakang yang pengap ini, Yoo Na menatap tajam ke arah sosok yang baru tiba di toko kue itu. Dialah Cassie yang datang bersama putri cantiknya."Cassie? Bukankah itu istrinya Tae Min," gumam Yoo Na.Wanita itu tampak sedang memilih-milih kue di ruangan depan toko. Tanpa tahu ada yang tengah menatapnya dengan pandangan penuh kebencian. "Jennie mau kue yang mana?" tanya Cassie.Jim tersenyum dan menunjuk kue berbentuh hello kitty. Cas
141 AIL GNSampai di supermarket, Tae Min dan Cassie membawa troli untuk sekalian berbelanja kebutuhan rumah yang kebetulan juga sudah habis. Jennie tampak berkelana ke area sayuran bersama ibunya, sedangkan Tae Min pergi ke area alat kebersihan demi mempersingkat waktu."Biasanya yang mana, ya? Yang ini atau ini?" tanya Tae Min kepada dirinya sendiri di hadapan cairan pembersih lantai. Daripada ia membeli barang yang salah, Tae Min akhirnya menghubungi Cassie. "Okay, okay, aku akan mengirimkan padamu daftar belanja kita," ucap sang istri dari dalam ponsel.Lalu sang istri mengirimkan daftar barang-barang rumah yang habis. Setelah mendapatkan barang-barang sesuai di list belanja, Tae Min kembali mendorong troli menyusuri lorong. Banyak mata tertuju kepada pria itu. Tae Min yang hanya mengenakan kaos oblong warna hitam, celana jeans biru, serta plus topi membuat nya terlihat sangat tampan. Hanya pakaian begitu saja dia terlihat begitu tampan di mata kaum hawa.Tak sedikit para wanit
Bab 142 AIL GNTae Min dan Cassie sudah menyiapkan alat-alat pesta BBQ. Nyonya Gisel dan yang lainnya juga datang membantu. Jennie datang memanggil ayah dan ibunya untuk bergegas menyambut tamu.Tae Min menggandeng tangan putrinya saat keluar dari dapur. Putri kecilnya itu dengan tak sabar melepaskan genggaman tangannya dari Tae Min kala melihat Jimin dan Min Ju.Kaki kecilnya berlari mendekati Min Ju Dipeluknya Min Ju dengan gemas. Mereka memang selalu seperti itu. Jimin juga suka sekali memeluk Jennie, bahkan hampir membuat Jennie terjengkang kalau saja ibunya tidak menahannya.Jaehyung dan Vanesha hanya tertawa melihat tingkah mereka. Setelah pelukan kedua anak itu terpisah, Tae Min menarik Jimin untuk main bersamanya. Pekikan Jennie pun kembali terdengar nyaring diiringi suara tangisnya yang menggema di seluruh penjuru rumah."Huaaaa, Daddy! Aku ikut!" Tae Min akhirnya berbalik dan mendekati anaknya. Ketika Tae Min ingin menghampiri anaknya yang masih menangis sesenggukan, tiba-t
Bab 143 AIL GN"Ayo, Sayang… cepatlah!" seru Vanesha. Jaehyung juga ikut panik. Mobil semakin kencang ia lajukan. Meski rasanya sampai berabad, akhirnya mereka sampai di rumah sakit."Suster! Suster! Tolong anak saya!" pekik Vanesha, begitu juga dengan Cassie.Kedua anak itu langsung ditangani oleh parameter rumah sakit. Selama para dokter menangani tubuh kecil itu, Jaehyung dan Tae Min terus memeluk tubuh istri mereka yang bergetar. "Tenang Sayang, Jennie pasti akan baik-baik saja." Tae Min terus mengusap lembut punggung sang istri. Hingga akhirnya suara lengkingan panjang mengakhiri semuanya.Alat detak jantung itu menampilkan garis lurus. Para dokter sudah melakukan segenap upaya untuk mengembalikan detak jantung gadis kecil itu. Akan tetapi, semuanya sia-sia. Jennie sudah tiada. Cassie menangis histeris dengan tubuh kecil itu dalam pelukannya."Tidak, Tae. Kita pindah rumah sakit sekarang! Jennie kita pasti masih hidup, dia masih hidup! Katakan pada dokter itu kalau putriku masi
Bab 144 AIL GNJaehyung masih berada di jalan tikus menuju sebuah tempat dimana ia berjanji untuk bertemu Vanesha. Awalnya ia pikir jalan tikus tersebut akan membuatnya bisa sampai lebih cepat ke tempat tujuan, namun ternyata jalan itu juga justru malah menjadi pilihan banyak orang untuk dilewati. Saat GPS pada ponselnya menunjukkan jalan lain yang bisa ia lewati, ia memutuskan untuk melewati jalan menuju ke rumah sakit agar tiba lebih cepat. Apalagi Vanesha memberi kabar kalau Jimin mengalami perkembangan. Mobil pun melaju dengan cepat. Akan tetapi tiba-tiba seseorang kembali menelepon Jaehyung. Terlihat nama Rafael, rekan bisnis yang baru, yang langsung muncul bersama nyala layar ponsel disertai getaran vibrator dan ringtone musik ponsel pintar yang cukup keras. Kelihatannya kali ini Rafael hanya ingin memastikan kedatangan Jaehyung ke sebuah klub malam untuk membicarakan perjanjian bisnis mereka. Dengan sedikit malas dan pikiran kalut saat sedang dalam perjalanan itu, Jaehyung p
Bab 145 AIL GNSeseorang menepuk bahu Jaehyung yang kepalanya tersandar pada bagian kemudi."Tuan, apa Anda baik-baik saja?" tanya pria tua dengan pakaian kotak-kotak itu."A-aku, aku baik-baik saja," jawab Jaehyung. Pria itu baru menyadari kalau dirinya masih berada di tempat kejadian perkara. Tempat ia menabrak seorang wanita. Dan baru saja sempat terlintas kalau Jaehyung ingin melarikan diri dari tempat tersebut. Tidak, ini bukan seperti dirinya jika dia berusaha lari dari tanggung jawab. Kerumunan orang berkumpul di tengah-tengah tubuh Yoo Na. Ada yang hanya memerhatikan dan ikut panik dan ada pula beberapa yang mencoba menelepon ambulans serta polisi dengan ponselnya. Seorang wanita tua yang tak tega melihat keadaan Yoo Na, secara naluriah dan spontan langsung meminta yang lainnya mengangkat tubuh Yoo Na yang terkujur kaku dibantu beberapa orang untuk membawanya ke tempat yang lebih aman. Wanita itu memeriksa keadaan Yoo Na dan merasa masih ada sedikit napas dan rintihan Yoo
Bab 146 AIL GNBeberapa hari setelah Yoo Na pulih san dibolehkan keluar dari rumah sakit, Jaehyung memohon pada Vanesha untuk membawa wanita itu pulang. Jimin juga sudah lebih baik meskipun anak itu menjadi susah berbicara.Tae Ri sahabat Yoo Na seolah sengaja pergi ke luar negeri. Ia meminta Jaehyung menjaga Yoo Na paling tidak sampai Yoo Na bisa berjalan dan mencari nafkah sendiri."Kau tak perlu membawanya pulang, Jae!" hardik Vanesha."Tapi, tapi aku yang membuatnya lumpuh, Nez. Coba bayangkan jika itu menimpamu. Izinkan aku bertanggung jawab," ucap Jaehyung. "Nanti kalau dia minta dinikahi, bagaimana?!" sentak Vanesha."Aku tak akan pernah mencoba untuk menikahinya. Justru itu aku membawanya pulang agar kau bisa memantaunya. Tolonglah, Nez, aku yakin kau istri yang baik yang selalu mendukung keputusan suaminya," pinta Jaehyung seraya memeluk Vanesha.Vanesha akhirnya setuju. Ia bahkan menghubungi setiap temannya yang memiliki kenalan dokter terbaik. Ia berharap menemukan dokter