141 AIL GNSampai di supermarket, Tae Min dan Cassie membawa troli untuk sekalian berbelanja kebutuhan rumah yang kebetulan juga sudah habis. Jennie tampak berkelana ke area sayuran bersama ibunya, sedangkan Tae Min pergi ke area alat kebersihan demi mempersingkat waktu."Biasanya yang mana, ya? Yang ini atau ini?" tanya Tae Min kepada dirinya sendiri di hadapan cairan pembersih lantai. Daripada ia membeli barang yang salah, Tae Min akhirnya menghubungi Cassie. "Okay, okay, aku akan mengirimkan padamu daftar belanja kita," ucap sang istri dari dalam ponsel.Lalu sang istri mengirimkan daftar barang-barang rumah yang habis. Setelah mendapatkan barang-barang sesuai di list belanja, Tae Min kembali mendorong troli menyusuri lorong. Banyak mata tertuju kepada pria itu. Tae Min yang hanya mengenakan kaos oblong warna hitam, celana jeans biru, serta plus topi membuat nya terlihat sangat tampan. Hanya pakaian begitu saja dia terlihat begitu tampan di mata kaum hawa.Tak sedikit para wanit
Bab 142 AIL GNTae Min dan Cassie sudah menyiapkan alat-alat pesta BBQ. Nyonya Gisel dan yang lainnya juga datang membantu. Jennie datang memanggil ayah dan ibunya untuk bergegas menyambut tamu.Tae Min menggandeng tangan putrinya saat keluar dari dapur. Putri kecilnya itu dengan tak sabar melepaskan genggaman tangannya dari Tae Min kala melihat Jimin dan Min Ju.Kaki kecilnya berlari mendekati Min Ju Dipeluknya Min Ju dengan gemas. Mereka memang selalu seperti itu. Jimin juga suka sekali memeluk Jennie, bahkan hampir membuat Jennie terjengkang kalau saja ibunya tidak menahannya.Jaehyung dan Vanesha hanya tertawa melihat tingkah mereka. Setelah pelukan kedua anak itu terpisah, Tae Min menarik Jimin untuk main bersamanya. Pekikan Jennie pun kembali terdengar nyaring diiringi suara tangisnya yang menggema di seluruh penjuru rumah."Huaaaa, Daddy! Aku ikut!" Tae Min akhirnya berbalik dan mendekati anaknya. Ketika Tae Min ingin menghampiri anaknya yang masih menangis sesenggukan, tiba-t
Bab 143 AIL GN"Ayo, Sayang… cepatlah!" seru Vanesha. Jaehyung juga ikut panik. Mobil semakin kencang ia lajukan. Meski rasanya sampai berabad, akhirnya mereka sampai di rumah sakit."Suster! Suster! Tolong anak saya!" pekik Vanesha, begitu juga dengan Cassie.Kedua anak itu langsung ditangani oleh parameter rumah sakit. Selama para dokter menangani tubuh kecil itu, Jaehyung dan Tae Min terus memeluk tubuh istri mereka yang bergetar. "Tenang Sayang, Jennie pasti akan baik-baik saja." Tae Min terus mengusap lembut punggung sang istri. Hingga akhirnya suara lengkingan panjang mengakhiri semuanya.Alat detak jantung itu menampilkan garis lurus. Para dokter sudah melakukan segenap upaya untuk mengembalikan detak jantung gadis kecil itu. Akan tetapi, semuanya sia-sia. Jennie sudah tiada. Cassie menangis histeris dengan tubuh kecil itu dalam pelukannya."Tidak, Tae. Kita pindah rumah sakit sekarang! Jennie kita pasti masih hidup, dia masih hidup! Katakan pada dokter itu kalau putriku masi
Bab 144 AIL GNJaehyung masih berada di jalan tikus menuju sebuah tempat dimana ia berjanji untuk bertemu Vanesha. Awalnya ia pikir jalan tikus tersebut akan membuatnya bisa sampai lebih cepat ke tempat tujuan, namun ternyata jalan itu juga justru malah menjadi pilihan banyak orang untuk dilewati. Saat GPS pada ponselnya menunjukkan jalan lain yang bisa ia lewati, ia memutuskan untuk melewati jalan menuju ke rumah sakit agar tiba lebih cepat. Apalagi Vanesha memberi kabar kalau Jimin mengalami perkembangan. Mobil pun melaju dengan cepat. Akan tetapi tiba-tiba seseorang kembali menelepon Jaehyung. Terlihat nama Rafael, rekan bisnis yang baru, yang langsung muncul bersama nyala layar ponsel disertai getaran vibrator dan ringtone musik ponsel pintar yang cukup keras. Kelihatannya kali ini Rafael hanya ingin memastikan kedatangan Jaehyung ke sebuah klub malam untuk membicarakan perjanjian bisnis mereka. Dengan sedikit malas dan pikiran kalut saat sedang dalam perjalanan itu, Jaehyung p
Bab 145 AIL GNSeseorang menepuk bahu Jaehyung yang kepalanya tersandar pada bagian kemudi."Tuan, apa Anda baik-baik saja?" tanya pria tua dengan pakaian kotak-kotak itu."A-aku, aku baik-baik saja," jawab Jaehyung. Pria itu baru menyadari kalau dirinya masih berada di tempat kejadian perkara. Tempat ia menabrak seorang wanita. Dan baru saja sempat terlintas kalau Jaehyung ingin melarikan diri dari tempat tersebut. Tidak, ini bukan seperti dirinya jika dia berusaha lari dari tanggung jawab. Kerumunan orang berkumpul di tengah-tengah tubuh Yoo Na. Ada yang hanya memerhatikan dan ikut panik dan ada pula beberapa yang mencoba menelepon ambulans serta polisi dengan ponselnya. Seorang wanita tua yang tak tega melihat keadaan Yoo Na, secara naluriah dan spontan langsung meminta yang lainnya mengangkat tubuh Yoo Na yang terkujur kaku dibantu beberapa orang untuk membawanya ke tempat yang lebih aman. Wanita itu memeriksa keadaan Yoo Na dan merasa masih ada sedikit napas dan rintihan Yoo
Bab 146 AIL GNBeberapa hari setelah Yoo Na pulih san dibolehkan keluar dari rumah sakit, Jaehyung memohon pada Vanesha untuk membawa wanita itu pulang. Jimin juga sudah lebih baik meskipun anak itu menjadi susah berbicara.Tae Ri sahabat Yoo Na seolah sengaja pergi ke luar negeri. Ia meminta Jaehyung menjaga Yoo Na paling tidak sampai Yoo Na bisa berjalan dan mencari nafkah sendiri."Kau tak perlu membawanya pulang, Jae!" hardik Vanesha."Tapi, tapi aku yang membuatnya lumpuh, Nez. Coba bayangkan jika itu menimpamu. Izinkan aku bertanggung jawab," ucap Jaehyung. "Nanti kalau dia minta dinikahi, bagaimana?!" sentak Vanesha."Aku tak akan pernah mencoba untuk menikahinya. Justru itu aku membawanya pulang agar kau bisa memantaunya. Tolonglah, Nez, aku yakin kau istri yang baik yang selalu mendukung keputusan suaminya," pinta Jaehyung seraya memeluk Vanesha.Vanesha akhirnya setuju. Ia bahkan menghubungi setiap temannya yang memiliki kenalan dokter terbaik. Ia berharap menemukan dokter
Bab 147 AIL GNPada suatu malam yang dingin saat Yoo Na tertidur, raut wajahnya yang mengerut dan bermandikan keringat menyiratkan bahwa ia sedang bermimpi buruk. Dan benar saja, ia tiba-tiba bangkit dari tidurnya seperti seseorang yang baru tersengat listrik. Sebuah mimpi buruk, menghujaninya dengan kenangan buruk. Ya, kenyataan yang berubah menjadi kenangan dan diputar kembali dalam mimpi buruk Yoo Na malam itu. Gambaran tentang kecelakaaan tragis itu tergambar lebih jelas dari sebelumnya. Bukan kecelakaan tentang dirinya, tetapi tabrak lari yang ia lakukan pada Jennie dan Jimin.Detik-detik kecelakaan itu terulang dan terbayang lagi di benaknya. Yoo Na sekilas dapat mengingat kejadian dimana ia tergeletak setengah sadar dan menemukan sosok wajah yang sangat familiar menatapnya kemudian berlalu begitu saja dan pergi tanpa bertanggung jawab. Gambaran Yoo Na sendiri yang pergi meninggalkan dua bocah bersimbah darah.Yoo Na mulai bimbang, apakah mimpi yang terjadi dalam angannya itu a
Bab 148 AIL GNMendadak kemudian, Yoo Na dibawa ke rumah sakit karena demam tinggi. Ia baru bisa keluar dari rumah sakit setelah rawat inap selama seminggu. Namun, kesembuhannya itu membawa berita lain yang begitu membuatnya takut. Dokter Steve yang merawatnya, mengajaknya bicara secara empat mata sedangkan Jaehyung dan Vanesha yang menemani menunggu di luar."Apa keluargamu tidak ikut?" tanya Dokter Steve."Aku tak punya keluarga, hanya suamiku yang menunggu di luar," jawab Yoo Na berbohong. Dokter Steve lalu duduk berhadapan dengan Yoo Na. Tersirat raut wajahnya yang tampak sangat serius kala itu."Kenapa harus bicara berdua begini, Dok?" tanya Yoo Na heran."Ya, sebaiknya aku bicara empat mata dulu denganmu. Karena ada hal penting yang ingin kusampaikan pada Anda yang sepertinya harus disampaikan secara langsung tanpa perantara," jelas sangat Dokter berucap."Sampai harus dirahasiakan segala pada keluargaku juga?""Mungkin ini yang terbaik. Dengan begini, saya hanya ingin membuat