Bab 145 AIL GNSeseorang menepuk bahu Jaehyung yang kepalanya tersandar pada bagian kemudi."Tuan, apa Anda baik-baik saja?" tanya pria tua dengan pakaian kotak-kotak itu."A-aku, aku baik-baik saja," jawab Jaehyung. Pria itu baru menyadari kalau dirinya masih berada di tempat kejadian perkara. Tempat ia menabrak seorang wanita. Dan baru saja sempat terlintas kalau Jaehyung ingin melarikan diri dari tempat tersebut. Tidak, ini bukan seperti dirinya jika dia berusaha lari dari tanggung jawab. Kerumunan orang berkumpul di tengah-tengah tubuh Yoo Na. Ada yang hanya memerhatikan dan ikut panik dan ada pula beberapa yang mencoba menelepon ambulans serta polisi dengan ponselnya. Seorang wanita tua yang tak tega melihat keadaan Yoo Na, secara naluriah dan spontan langsung meminta yang lainnya mengangkat tubuh Yoo Na yang terkujur kaku dibantu beberapa orang untuk membawanya ke tempat yang lebih aman. Wanita itu memeriksa keadaan Yoo Na dan merasa masih ada sedikit napas dan rintihan Yoo
Bab 146 AIL GNBeberapa hari setelah Yoo Na pulih san dibolehkan keluar dari rumah sakit, Jaehyung memohon pada Vanesha untuk membawa wanita itu pulang. Jimin juga sudah lebih baik meskipun anak itu menjadi susah berbicara.Tae Ri sahabat Yoo Na seolah sengaja pergi ke luar negeri. Ia meminta Jaehyung menjaga Yoo Na paling tidak sampai Yoo Na bisa berjalan dan mencari nafkah sendiri."Kau tak perlu membawanya pulang, Jae!" hardik Vanesha."Tapi, tapi aku yang membuatnya lumpuh, Nez. Coba bayangkan jika itu menimpamu. Izinkan aku bertanggung jawab," ucap Jaehyung. "Nanti kalau dia minta dinikahi, bagaimana?!" sentak Vanesha."Aku tak akan pernah mencoba untuk menikahinya. Justru itu aku membawanya pulang agar kau bisa memantaunya. Tolonglah, Nez, aku yakin kau istri yang baik yang selalu mendukung keputusan suaminya," pinta Jaehyung seraya memeluk Vanesha.Vanesha akhirnya setuju. Ia bahkan menghubungi setiap temannya yang memiliki kenalan dokter terbaik. Ia berharap menemukan dokter
Bab 147 AIL GNPada suatu malam yang dingin saat Yoo Na tertidur, raut wajahnya yang mengerut dan bermandikan keringat menyiratkan bahwa ia sedang bermimpi buruk. Dan benar saja, ia tiba-tiba bangkit dari tidurnya seperti seseorang yang baru tersengat listrik. Sebuah mimpi buruk, menghujaninya dengan kenangan buruk. Ya, kenyataan yang berubah menjadi kenangan dan diputar kembali dalam mimpi buruk Yoo Na malam itu. Gambaran tentang kecelakaaan tragis itu tergambar lebih jelas dari sebelumnya. Bukan kecelakaan tentang dirinya, tetapi tabrak lari yang ia lakukan pada Jennie dan Jimin.Detik-detik kecelakaan itu terulang dan terbayang lagi di benaknya. Yoo Na sekilas dapat mengingat kejadian dimana ia tergeletak setengah sadar dan menemukan sosok wajah yang sangat familiar menatapnya kemudian berlalu begitu saja dan pergi tanpa bertanggung jawab. Gambaran Yoo Na sendiri yang pergi meninggalkan dua bocah bersimbah darah.Yoo Na mulai bimbang, apakah mimpi yang terjadi dalam angannya itu a
Bab 148 AIL GNMendadak kemudian, Yoo Na dibawa ke rumah sakit karena demam tinggi. Ia baru bisa keluar dari rumah sakit setelah rawat inap selama seminggu. Namun, kesembuhannya itu membawa berita lain yang begitu membuatnya takut. Dokter Steve yang merawatnya, mengajaknya bicara secara empat mata sedangkan Jaehyung dan Vanesha yang menemani menunggu di luar."Apa keluargamu tidak ikut?" tanya Dokter Steve."Aku tak punya keluarga, hanya suamiku yang menunggu di luar," jawab Yoo Na berbohong. Dokter Steve lalu duduk berhadapan dengan Yoo Na. Tersirat raut wajahnya yang tampak sangat serius kala itu."Kenapa harus bicara berdua begini, Dok?" tanya Yoo Na heran."Ya, sebaiknya aku bicara empat mata dulu denganmu. Karena ada hal penting yang ingin kusampaikan pada Anda yang sepertinya harus disampaikan secara langsung tanpa perantara," jelas sangat Dokter berucap."Sampai harus dirahasiakan segala pada keluargaku juga?""Mungkin ini yang terbaik. Dengan begini, saya hanya ingin membuat
Bab 149 AIL GNMakan malam hari itu, Vanesha maish berkutat dengan ayam panggang di dapur dibantu oleh Jaehyung. Sementara Jimin yang mulai pulih tapi masih belum bisa berbicara, berada di hadapan Yoo Na bersama Min Ju."Apa kalian lihat-lihat?" Yoo Na menatap tajam seraya menyeringai.Di tangan Yoo Na tergenggam pisau makan yang dia arahkan ke anak-anak Vanesha dan Jaehyung. Rasanya dia ingin merobek wajah imut mereka satu persatu. Jimin tercekat dan mulai ketakutan. Ia mendekat pada Min Ju yang juga ketakutan dan menangis."Ada apa ini?" Jaehyung bergegas seraya membawakan ayam panggang yang masih panas.Vanesha juga mengikuti di belakang suami. Lalu meraih Min Ju dari kursi makan bayi. Jimin menunjuk ke arah Yoo Na."Ada apa, Nak? Apa Tante Yoo Na nakal pada kalian?" Vanesha menatap tajam pada Yoo Na."Aku rasa mereka salah paham saat aku meraih pisau yang jatuh ini di lantai tadi," sahut Yoo Na beralasan palsu membela diri."Sudah sudah hentikan! Ayo, kita makan dulu!" ajak Jaehyu
Bab 150 AIL GNVanesha menitipkan Jimin dan Min Ju pada Nyonya Giselle. Mereka tinggal di rumah Nathan dan Jane untuk sementara sampai Vanesha dan Jaehyung pulang."Semoga operasi Yoo Na berhasil. Ibu muak melihat ia seperti benalu di keluarga kalian," ucap ibunya Vanesha."Jangankan ibu, apalagi aku." Vanesha terkekeh. "Yakinlah, Nez, cinta Jaehyung pasti masih sangat besar untuk mu dan juga untuk anak-anak. Seorang Yoo Na tidak akan bisa mengambilnya darimu. Kau harus selalu mempertahankan dia," ujar wanita paruh baya itu."Tentu, Bu. Tentu saja aku tak akan melepaskan Jaehyung begitu saja. Sampai bertaruh nyawa sekali pun aku rela," kata Vanesha dengan tekad yang bulat.Vanesha lalu pamit setelah memberi kecupan di kening anak-anaknya. Jane langsung mengalihkan perhatian Jimin dan Min Ju agar tidak melihat kepergian Jaehyung dan Vanesha. Selepas itu, Jaehyung menjemput Yoo Na di apartemen. Ketiganya segera menuju ke bandara untuk lepas landas ke Kanada.***Sampai di Kanada, seora
Bab 151 AIL GNMusim dingin di Kanada berarti ini adalah waktu untuk beberapa festival dan acara terbesar dan paling populer di negara itu untuk membuat Kanada dan pengunjung menikmati cuaca dingin.Cuaca dingin dan salju dari bulan November hingga Maret adalah kenyataan yang tak terhindarkan dan menjadi penyumbang utama bagi identitas dan karakter nasional negara itu.Selama tujuh belas hari setiap tahun, biasanya dimulai pada akhir pekan terakhir bulan Januari dan berlanjut selama dua minggu berikutnya, Kota Quebec, hidup dengan kegembiraan di bawah nol. Karnaval musim dingin terbesar di dunia, Québec Winter Carnival, telah menjadi sorotan di kalender acara Quebec sejak tahun 1894 dan telah memberi Quebeckers dan ribuan pengunjung alasan untuk merayakannya selama musim salju yang dingin dan bersalju.Vanesha memeluk lengan kekar Jaehyung dengan erat. Wanita itu kedinginan, tetapi ia sangat senang sekali. Bahkan Vanesha berharap mereka bisa kembali berlibur sambil membawa anak-anak n
Bab 152 AIL GNMalam itu sebelum Jaehyung membawa Yoo Na menemui Professor Rudolf, ia memasak pasta dan daging asap. Sementara Jaehyung membuat cokelat panas untuk menghangatkan tubuh.Sheila juga sudah datang untuk menjemput. Vanesha memintanya untuk bergabung makan malam dulu sebelum berangkat lagi ke rumah sakit. Wanita itu setuju. Selama makan malam, Sheila menanyakan kegiatan Jaehyung dan Vanesha saat di festival. Keduanya menceritakan dengan penuh antusias sampai membuat Yoo Na cemburu."Apa kita sudah selesai? Ayo, kita temui profesor!" ajak Yoo Na yang sengaja menghentikan perbincangan ketiga orang di hadapannya."Aku sudah selesai, sih. Ya sudah mari kita berangkat!" sahut Sheila.Jaehyung dan Vanesha akhirnya mengangguk setuju. Mereka merapikan piring makan malam dulu dan membersihkannya sebelum berangkat.Sheila membawa rombongan Yoo Na langsung menuju Rumah Sakit Kanada. Professor Rudolf sudah menunggu mereka. Sang ahli tersebut menjelaskan kalau Yoo Na memiliki peluang y