Arsen dan Lily kembali bincang saat rasa pusing Lily sudah benar-benar hilang. Banyak yang mereka bicarakan. Mulai dari hal yang tidak penting hingga penting.Arsen kembali menatap jam di tangannya, sudah terlalu larut malam. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk pulang. Namun kali ini ia tidak akan mengajak Lily pulang ke mansion. Tapi apartemen Arsen yang berada tidak jauh dari sini. Karena Lily terlihat sudah sedikit mengantuk.Sudah lama mereka tidak kembali ke apartemen. Sedikit mengingatkan kenangan bagi Arsen, saat awal-awal kebersamaan mereka.Arsen mengajak Lily untuk meninggalkan restaurant. Mereka mulai melangkah meninggalkan tempat tersebut.Anak buahnya beserta General Manager hotel kembali menyambut mereka begitu keluar dari lift."Selamat jalan Mr.Lazcano," ucap GM hotel tersebut dengan ramah. Arsen hanya mengangguk sedikit.Saat mereka keluar dari pintu lobby menuju mobil mereka yang sedang terparkir ada beberapa tamu hotel yang baru saja datang.Lily segera mengikuti Ar
Maria keluar dari mobil dan mendekati Alonzo, terdapat sedikit darah dan luka lebam di wajah Alonzo membuat Maria sedikit panik."Kau tidak apa-apa Tuan?" tanya Maria panik dan khawatir."Aku baik-baik saja Maria, tidak usah khawatir," seru Alonzo menenangkan Maria, namun Maria tak dapat menahan air matanya, ia kembali menangis di hadapan Alonzo."Heyy, apa yang harus di tangisi aku baik-baik saja." Alonzo kembali berseru dan menghapus air mata di pipi Maria.Maria tak bisa berucap, ia hanya bisa terisak. Alonzo mengambil senjata ditangan Maria. "Tunggu sebentar, aku akan membereskan ini dahulu."Mata Maria membulat, ia mengerti apa maksud dari Tuannya tersebut. Bahwa ia akan menghabisi nyawa James dan teman-temannya."T-tuan.." lirih Maria, Alonzo langsung kembali menolehkan pandangannya pada Maria."Sudah Tuan, anda tidak harus mengotori tangan anda karena saya. Jangan bunuh mereka Tuan, aku mohon," pinta Maria dengan lirih.Alonzo menatap Maria dengan lembut, ia ingin mendengarkan
"Heeeyyyy..., Maniakkk, rupanya kau masih hidup hah??!"Seketika Dante menoleh pada sumber suara dan memutar bola matanya jengah.Sudah jelas Dante tahu siapa pemilik suara yang menyebalkan tersebut. Dante tidak peduli, pura-pura tidak melihatnya. Masa bodo.Tidak akan ada pelukan, tidak ada tangisan yang mengharu biru antara penyelamat dan orang yang di selamatkan, hanya ada keributan. Kenapa mesti bocah tengil itu yang menyelamatkanku hah?!."Wahhh.., kau sedang membakar ikan? Kau tahu aku akan dan menyelamatkanmu, maka dari itu kau membuat ikan bakar itu untukku kan?!" seru Pascoe riang, karena perutnya memang sudah lapar, apalagi dari kejauhan sudah tercium wangi ikan di bakar hingga perutnya berontak minta diisi."Ck! Tangkap sendiri sana," Dante menunjuk ke sungai."Ahh.., tidak, ribet, aku ingin yang sudah matang, dan tinggal makan saja," dengus Pascoe seraya menunduk dan mengambil ikan yang sudah matang begitu saja."Kauuu!!!" geram Dante."Aku lapar, Dante!!' seru Pascoe sera
Alonzo tidak dapat tidur, meskipun sudah larut malam, namun matanya seakan enggan untuk terpejam. Bahkan ingatannya terperangkap dalam kejadian tadi, ketika Maria mengecup pipinya.Padahal ia sendiri tahu arti dari kecupan Maria hanya sekedar bentuk ungkapan terima kasih, tidak lebih.Alonzo menyentuh dada sebelah kirinya, ia merasakan jantungnya masih berdebar, sama seperti saat kejadian tadi.Ia sudah terlalu dalam rupanya mencintai Maria. Sedangkan Maria sendiri sudah menolaknya, apakah ia sanggup hidup dengan luka seperti ini? Berapa lama ini akan sembuh?.Tapi ucapan Estes kembali terngiang di telinganya, bahkan Alonzo sudah membunuh orang yang menyakiti Maria di masa lalu yang membuatnya tak percaya pada pria.Apa aku harus bersabar dan mendekatinya perlahan? Apa aku mampu? Semoga saja.Alonzo kembali mencoba untuk memejamkan kembali matanya, ia butuh istirahat. Meskipun lawannya mudah tapi tetap saja terasa ngilu di beberapa bagian tubuhnya.Setelah larut sekian lama dalam lamu
Begitu keluar dari pesawat Sasha langsung mengaktifkan ponselnya. Matanya menatap dengan penuh harap pada layar ponselnya, karena Mike pasti sudah mendarat satu jam yang lalu.Drrrttt…Ponselnya bergetar, membuat matanya berbinar seketika, ketika nama Mike muncul di layar. Senyum lebar terlukis bibirnya meskipun ia belum membaca pesan dari Mike.Betapa bahagianya Sasha, hingga ia tak sadar melompat-lompat kegirangan, membuat dirinya menjadi tontonan orang-orang yang berada di bandara.Saat sadar Sasha merasa malu, kemudian ia mengeluarkan cengiran lebarnya dan menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal, sambil berujar "Maaf..maaf..".Sasha segera pergi dari sana agar tidak menjadi pusat perhatian lagi.Mike : Aku sudah sampai NY."Hanya begitu saja?? Tidak ada rindu atau aku mencintaimu begitu?? Ah..., yang benar saja! " keluh Sasha.Namun Sasha berpikir jika marahpun atau komplain tidak akan membuat Mike yang dingin berubah begitu saja menjadi hangat dan romantis. Dengan Mike
Setelah sarapan Arsen segera pergi meninggalkan Lily di apartemen. Ia belum membawa Lily pulang ke mansion, nanti saja setelah ia menyelesaikan urusannya di kantor kemudian mereka pulang bersama ke mansion.Sejam setelah Arsen berada di kantor ia merasa kasihan pada Lily dengan meninggalkannya sendirian.Arsen memanggil Ivanov untuk datang ke ruangannya."Ya, Tuan ada yang bisa saya bantu?" tanya Ivanov setelah memberi hormat pada Arsen yang sedang duduk di kursinya."Bawa Anna ke apartemen, temani istriku, dia sendirian di sana," perintah Arsen pada Ivanov yang langsung diangguki sebelum pamit meninggalkan ruangan Arsen dan melaksanakan perintahnya.Ivanov segera pergi menuju ruangan dimana Anna berada. Tentu saja perintah Ivanov membuat Anna senang bukan main, ia segera merapikan mejanya dan segera mengikuti Ivanov.Ivanov sendiri yang akan mengantar Anna langsung ke apartemen, karena ia yang mengetahui kode apartemen Arsen.Mobil yang membawa Anna dan Ivanov segera melaju menuju ap
Pascoe telah menemukan cara untuk membobol sistem keamanan verifikasi dua langkah atau two-factor authentication (2FA).Ia akan mencuri data RSA SecurID pada sistem yang diretas.Kode tersebut nantinya digunakan untuk menghasilkan kode akses valid dan dapat dipakai untuk melewati akses verifikasi dua langkah.Sebagai informasi, verifikasi dua langkah atau two-factor authentication (2FA) merupakan skema keamanan yang memanfaatkan email dan nomor telepon pengguna.Singkatnya, verifikasi dua langkah adalah sistem keamanan tambahan, yang mengharuskan pengguna memasukkan deretan kode saat akan masuk ke dalam akun tertentu. Kode tersebut biasanya dikirimkan melalui nomor ponsel milik pengguna.Pascoe akan mengindari pantauan radar dengan mengandalkan saluran "resmi" melalui akses VPN.Pascoe juga menggunakan akses backdoors khusus pada beberapa server. Dari sana, Pascoe dapat dengan mudah mencuri data pada sistem keamanan.Setelah menyelesaikan aksinya, Pascoe akan menghapus tools dan file i
"Tuan..., aku ingin berbicara denganmu," Maria memberanikan diri untuk mengajak Alonzo berbicara."Baik," jawab Alonzo seraya mengangguk pelan pada Maria.Setelah mendapat persetujuan dari Alonzo, Maria mengajak Alonzo untuk duduk di bangku taman yang berada di samping rumah sakit.Di sana terdapat beberapa pasien yang sedang menikmati suasana taman dengan kursi rodanya di temani oleh perawatnya. Dan beberapa orang pengunjung rumah sakit yang sedang bersantai disana untuk menikmati makan siangnya. Maria sampai lupa jika ini sudah hampir tengah hari dan saatnya makan siang.Alonzo dengan santai duduk disamping Maria sambil menikmati kopi yang berada di genggamannya. "Ini untukmu," seru Alonzo seraya memberikan gelas kopi yang lain. Ah..., bahkan Maria sampai tidak memperhatikannya bahwa Alonzo memegang sebuah bungkusan di tangannya yang lain yang berisi sebuah capucino dingin.Dengan ragu Maria menerimanya, "Terima kasih, Tuan," ujarnya dengan tulus."Jika yang ingin kau tanya mengenai
Sasha dan Yuri berjalan keluar kamar perlahan-lahan menuju tempat di mana acara pernikahan dilangsungkan.Semua tamu yang hadir langsung bangkit berdiri melihat Sasha dan Yuri telah tiba di depan pintu masuk ruangan.Sasha mulai resah melihat semua yang hadir berdiri dan mengarahkan pandangan matanya kepadanya.Tangan Sasha agak gemetar dalam genggaman tangan Yuri dan ia sedikit menundukkan mukanya. Yuri menepuk-nepuk tangan Sasha yang ada dalam kaitan lengan kirinya dan berbisik "Tenanglah. Lihat ke depan! Mike sudah menunggumu. Tersenyumlah!"Sasha mengangkat pandangan matanya dan melihat Mike telah berdiri di depan altar sedang memandang Sasha dan Yuri. Mike kelihatan sangat gagah dan begitu tampan dalam balutan setelah celana panjang dan tuxedo putih.'Handsome.'seru Sasha dalam hati. Mike tersenyum melihat penampilan Sasha saat ini. Begitu sangat berbeda.Mike pernah melihat Sasha berhias memakai gaun pesta berwarna merah saat hendak menjebak Leonid. Tapi kali ini Sasha kelihata
Tampak kesibukan terlihat diantara para pelayan dibawah perintah Paman Albert di pagi hari. Mereka sudah mempersiapkan beberapa roti, teh dan kopi untuk sarapan para tamu di tempat jamuan dan di ruang makan.Paman Albert mengantar sarapan pagi Arsen, Lily dan Marissa di kamar mereka masing-masing. Tidak lupa segelas susu ibu hamil tersedia di sarapan pagi Lily. Sasha dan Mike pun mendapatkan sarapan mereka di kamar, sebelum Eleanor datang untuk merias Sasha.Paman Albert dan para pelayan masih berkutat di tempat untuk menyediakan hidangan jamuan pesta pernikahan di siang hari.Selesai mandi, Lily menyiapkan kemeja, dasi dan tuxedo hitam untuk Arsen. Selanjutnya Lily segera mematut wajah dan rambutnya di meja rias. Lily mengenakan dress panjang berbahan sutera dengan warna broken white dengan hiasan bunga-bunga biru, pink dan emas pada bagian bawah, dada dan bagian bawah lengannya.Dress tersebut longgar di bagian perut sehingga perut Lily yang mulai membuncit benar-benar tampak. Lil
Besok adalah hari dimana Mike dan Sasha mengucap janji mereka. Dan saat ini semua anggota keluarga sedang berkumpul di dalam mansion untuk membicarakan acara yang akan berlangsung esok tersebut.Lain halnya dengan Maria dan Alonzo. Sore tadi Alonzo meminta Maria untuk menunggunya di tempat biasa malam ini. Beberapa hari ini memang mereka berdua tidak bertemu di tempat ini, karena sangat sibuk untuk mempersiapkan pernikahan Mike dan Sasha.Maria sedikit lega, karena kini hubungannya dengan Alonzo sudah direstui oleh Marissa. Hingga bertemu dengan Alonzo seperti ini saat beberapa pelayan masih berlalu-lalang tidak membuatnya merasa malu lagi.Alonzo sudah datang lebih dahulu, ia tampak sudah duduk di tempat biasa mereka bertemu. Begitu melihat dirinya Alonzo tersenyum dari kejauhan dan tentu saja di balas kembali oleh Maria dengan sebuah senyuman andalan milikinya.Maria tampak berkerut karena melihat sebuah bungkusan di samping Alonzo. Hatinya tampak bertanya-tanya, apa yang di bawa ol
Mereka berkumpul di ruang keluarga. Kini Arsen dan Mike ikut bergabung, namun tidak dengan Alonzo, ia kembali berjaga dan ikut mengawasi para pelayan yang mempersiapkan pernikahan Mike dan Sasha."Aku masih tidak menyangka kita akan bertemu lagi dan bahkan kita akan menjadi besan," ujar Marissa.Yuri tersenyum penuh arti pada Marissa. "Demikian denganku," jawab Yuri."Rupanya masa kita sudah lewat dan telah digantikan dengan penerus-penerus kita. Semua terasa seperti baru saja kemarin terjadi," Marissa memejamkan matanya mengingat semua yang sudah ia lewati bertahun-tahun yang lalu."Ya, semua ada masanya. Bahkan kita tak tahu sampai kapan kita masih bisa menghirup udara di dunia ini," ujar Yuri."Kau benar Yuri. Aku pun sedang menanti panggilan Tuhan untuk menemani David, dan aku merasa umurku mungkin tidak lama lagi," ujar Marissa seraya menatap dalam Yuri ada kesedihan di dalamnya, namun ia begitu tegar dan siap untuk menghadapinya.Marissa memang wanita yang kuat, maka dari itu ia
Dua hari lagi acara pernikahan Mike dan Sasha akan di laksanakan. Meskipun tertutup dari dunia luar, namun suasana mansion sudah nampak terlihat sibuk.Beberapa pelayan tampak mondar-mandir menyiapkan dekorasi di tempat akan dilaksanakannya pernikahan Mike dan Sasha.Pernikahan dilaksanakan di samping mansion di dekat taman. Pelayan mansion sudah membersihkan halaman dengan menyingkirkan salju dari sana, dan memasang tenda kecil.Tamu undanganpum tidak banyak, tamu dari luar dapat dipastikan tidak lebih dari 20 orang, meningat pernikahan ini harus tersembunyi dan tertutup. Sisanya anak buah Black Nostra dan Yuri.Tidak ada satupun anggota Five Familia yang diundang. Mengingat apa yang sudah menimpa Mike dan Sasha membuat penjagaan harus diperketat. Karena sampai saat ini dalang dibalik penculikan Mike dan penyerangan Dante di Vietnam belum terungkap.Musuh Black Nostra saat ini sangat lihai, mereka bersembunyi dan mengendalikan kelompok-kelompok kecil. Bahkan bisa memperdaya kelompok
Eleanor mengajak Sasha untuk memilih gaun pengantin. Eleanor membawa sekitar 8 baju pengantin terbaik yang akan di coba oleh Sasha.Mulai dari model Ball Gown yang memiliki detail rok yang terlihat mekar sehingga dapat menutupi bagian pinggul serta paha.Kemudian model A-Line Dress yang bervolume dari bagian pinggang ke bawah. Ada juga model Mermaid Dress, gaun berbentuk mermaid atau puteri duyung ini dapat mempertegas lekuk bentuk tubuh.Kemudian Sheath Dress sebuah gaun berdetail rok lurus ditengah betis, atau bisa juga lebih pendek.Dan terakhir model Empire Waist, gaun dengan potongan yang tepat di bawah dada ini pas dikenakan untuk tubuh yang petite, dapat membuat tubuh yang mungil terkesan lebih tinggi.Setelah melewati perdebatan panjang panjang, akhirnya pilihan jatuh pada gaun dengan model mermaid berbahan lace. Model tersebut sangat cocok ditubuh Sasha.Meski gaun pengantin model mermaid ini yang membungkus ketat tubuh Sasha. Gaun ini menyempit pada bagian pinggang dan pin
Setelah makan siang, Mike kembali merebahkan dirinya, dengan Sasha di sampingnya. Ia tidak terlelap hanya membaringkan saja tubuhnya.Sedangkan Sasha ia tertidur dengan memeluk tubuh Mike. Sesekali Mike memperhatikan wajah Sasha yang terlelap.Hingga akhirnya sebuah ketukan di pintu membuat Mike mau tak mau harus beranjak dari atas tempat tidur.Dengan perlahan ia turun dari atas tempat tidur dan berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang sudah mengetuk pintunya. Karena sebelum kembali berbaring Mike sudah mengunci pintu kamarnya."Tuan..." sapa Paman Albert begitu pintu dibuka."Maafkan saya Tuan Mike, Nyonya Marissa meminta Anda dan Nona Sasha untuk menemuinya di ruang keluarga," jelas Paman Albert.Mike mengangguk pelan. "Terima kasih, Paman," ucap Mike. Setelah Paman Albert pamit Mike kembali menutup pintu kembali.Ia melihat Sasha yang masih terlelap. Kemudian membangunkannya. Bagaimana pun Mike sangat menghormati Grandma Marissa, karena Grandma lah yang mengurus dan merawatn
Mike mulai memakan makanan yang di bawakan oleh Sasha. "Apa kau sudah makan?" tanya Mike."Sudah," jawab Sasha seraya mengangguk dan duduk dekat Mike.Sasha akan menemani Mike makan dan membereskan bekas makan Mike nantinya."Jika kau tenang dan bersikap lembut seperti ini kau tampak lebih dewasa," seru Mike di sela-sela makannya.Sasha tertunduk malu, Sasha menyadari dirinya memang kekanakan dan sangat jauh dari sikap Mike yang terkesan sangat tenang dan berwibawa. Ia sempat berpikir apakah ia mampu untuk mendampingi Mike. Apakah wanita idaman Mike seperti Nyonya Lazcano yang begitu lembut dan anggun. Tanpa sadar Sasha menghembuskan napas panjang."Aku dididik oleh Yuri tanpa sentuhan seorang wanita. Aku hampir lupa bagaimana dulu ibuku mendidikku," Sasha tampak berpikir. "Aku selalu berlatih dengan keras setiap harinya dibawah bimbingan Yuri. Hingga aku terbentuk dengan sikapku yang seperti saat ini, " lanjutnya kemudian Sasha menarik napas panjang lagi."Tapi melihat bagaimana sika
"Selamat datang di mansion ini, Sasha," seru Lily begitu memasuki ruang keluarga, tangannya masih menggenggam tangan Sasha dengan lembut.Sasha salah tingkah, ia bingung harus bersikap seperti apa pada Lily yang begitu lembut dan anggun. Sedangkan dirinya..ok Sasha akui dirinya begitu bar-bar dan urakan."T-terima kasih," ujarnya sedikit terbata.Lily menyadari bahwa Sasha sedikit canggung dengannya. Lily mengajak Sasha untuk duduk di sofa.Lily menatap Sasha dengan lembut dan tersenyum dengan penuh kehangatan."Jangan canggung padaku Sasha, aku temanmu saat ini. Ada Maria dan Charlotte juga yang akan menjadi temanmu," ujar Lily seraya menatap Maria dan Charlotte."Benar, kami akan menjadi temanmu juga, Nona Sasha," ujar Maria. Charlotte ikut mengangguk di samping Maria."Dan kau akan menikah dengan Mike minggu depan, maka kau akan menjadi keluarga kami disini," timpal Lily."Ah, iya. Maaf aku hanya masih sedikit hmm.." Sasha tak meneruskan ucapannya.Lily menggeleng pelan, "Aku menge