Beranda / Urban / AWAN - THE NEXT SANJAYA / 140. MENYEMBUHKAN AIMAN SAKA

Share

140. MENYEMBUHKAN AIMAN SAKA

Penulis: sutan sati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Jalan ini bukan ke kediaman kalian?" Tanya Awan saat melihat arah yang sedang mereka tuju berbeda dengan kediaman utama keluarga Harsya.

Memang Awan pertama kali berada di kota ini dan juga pertama kali baginya berkunjung ke rumah keluarga Harsya. Namun, memiliki ingatan yang sangat kuat. Ia bisa mengingat setiap detail yang pernah ia lihat meskipun hanya sekali pandang.

"Benar, tujuan kita adalah ke rumah keluarga jenderal Saka." Ucap Erika dengan jujur.

Erika lalu menjelaskan kalau permintaan yang sebenarnya diminta tolong oleh kakeknya adalah menyembuhkan sahabat dekatnya, seorang jenderal bintang tiga, Aiman Saka.

Keluarga Saka merupakan satu dari empat keluarga besar di kota Samarda.

Berbeda halnya dengan keluarga Harsya yang kuat dalam dunia bisnis, keluarga Saka justru kuat dalam bidang militer dan pemerintahan.

Hampir sebagian besar anggota keluarga mereka memegang peranan penting dalam dunia militer dan juga pemerintahan. Itu sebabnya, keluarga Saka dapat disejajarkan dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
suka lupa
lanjut torrr
goodnovel comment avatar
Aachim
semangat update nya uda salam 1 rendang
goodnovel comment avatar
gancuk
kok satu bab doang sih tor.? 10 bab gtu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   141. KONDISI KEPALA KELUARGA SAKA TERLIHAT MENGERIKAN

    Mulai dari gerbang hingga depan pintu masuk rumah tampak beberapa penjaga bersenjata lengkap dan dengan ketat memeriksa setiap orang asing yang keluar masuk.Tidak terkecuali rombongan Erika.Meski keluarga Harsya berteman dekat dengan keluarga Saka tidak membuat Erika lepas dari pengecualian.Meski begitu, mereka masih bisa memakluminya.Bagaimanapun, kepala keluarga Saka memiliki status yang begitu istimewa. Dengann kondisinya sekarang, sangat rentan membuatnya berada dalam ancaman. Sehingga wajar saja jika keluarga Saka memberlakukan keamanan seketat ini.Meski begitu, begitu mereka bertemu dengan Dian, cucunya Aiman Saka yang sudah berdiri tepat di pintu masuk untuk menyambut mereka, Erika tetap saja memprotesnya seakan-akan ia baru saja ditindas oleh para penjaga keluarga Saka."Dian, lihatlah! Aku terlihat seperti penjahat saja saat masuk ke dalam rumahmu."Bukannya tersinggung, Dian justru tertawa ringan menanggapi protes dari sahabatnya tersebut."Hahaha, sejak kapan nona mud

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   142. ROY WINATA MULAI BERGERAK

    "Serius, Awan itu baru berumur 20 tahun?" Ujar Lona hampir saja berteriak karena saking terkejutnya.Selepas kepergian Awan dan Erika, Nadya mengajak Lona ke kamarnya agar mereka bisa bertukar cerita. Khususnya, kenapa Awan bisa datang bersama Lona dan hubungannya dengan keluarga Harsya.Lalu, sampai pada giliran Nadya yang bercerita pada Lona karena sepupunya itu tampak begitu tertarik tentang hubungannya dengan Awan.Nadya tanpa berpikir macam-macam dan menceritakan semua tentang masa lalunya dengan Awan . Sampai ketika Nadya bercerita kalau sebenarnya Awan lebih muda lima tahun darinya membuat Lona terkejut bukan main,Pasalnya, Lona berpikir jika usia Awan sudah dua puluh tiga atau dua empat, selisih satu atau dua tahun dari dirinya melihat dari pembawaan Awan yang dewasa dan tenang. Siapa sangka, jika jarak usia mereka ternyata cukup jauh."Kenapa? Kamu sepertinya terkejut begitu mendengar usia Awan?""Tidak ada apa-apa! Aku hanya terkejut saja. Ngomong-ngomong, kamu berpacaran

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   143. DIA MENGHILANG BEGITU SAJA?

    Dengan mata ilahinya, Awan sudah tahu bagaimana kondisi jenderal Aiman Saka tanpa perlu melihat langsung luka yang dideritanya.Itu sebabnya, Awan bisa mengetahui kalau keadaan kepala keluarga Saka tersebut sudah begitu parah dan hampir mustahil untuk keselamatan.Bagaimana tidak? Bagian dada hingga perut tampak menganga sehingga memperlihatkan organ bagian dalamnya. Tulang dada depan bisa dikatakan sudah hancur total dan tidak mungkin bisa dipulihkan.Satu-satunya alasan kenapa jenderal Aiman masih hidup adalah karena kultivasi dan juga keinginan hidupnya yang sangat tinggi. Jika itu orang biasa, sudah bisa dipastikan ia tewas dengan kondisi teramat mengerikan.Lali, di beberapa titik vital tubuh jenderal Aiman tertanam beberapa jarum akupuntur untuk menjaga kesadarannya tetap ada meski itu membuat kondisinya tetap koma seperti sekarang.Sepertinya jarum-jarum tersebut di tanam oleh dokter Eka. Melihat dari letaknya, Awan bisa langsung mengetahui kalau itu adalah teknik akupuntur sem

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   144. PENGALIHAN

    Dua orang pengawal yang mengikuti Nadya dan Lona mulai merasakan ada yang aneh setelah kendaraan mereka keluar dari jalur tol dan mulai memasuki pusat kota."Dua mobil di belakang kita sepertinya sengaja mengikuti kendaraan kita sejak masuk tol tadi." Ujar pengawal yang sedang mengendarai mobil curiga."Benar, aku juga berpikir seperti itu. Mereka terus menjaga jarak aman dan mengikuti kendaraan kita sejak tadi." Ternyata tidak hanya dia seorang, rekannya juga menyadari hal yang sama. Hanya saja, sama seperti dirinya, ia terus mengamati kendaraan tersebut sebelum memastikan kalau dua kendaraan tersebut memang sengaja mengikuti mereka."Kalau begitu, target mereka pasti temannya nona Erika didepan. Kita harus mengambil jarak lebih dekat!" Putus pengawal yang sedang mengemudi dan segera menaikkan kecepatan mobil untuk mengambil jarak yang lebih dekat dari mobilnya Lona.Hanya saja, begitu mereka hendak mendekati mobil Lona, sebuah mobil sedan berwarna hitam tiba-tiba muncul dari dalam

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   145. DIA PASTI DATANG

    "Brak!"Komplotan preman yang mengepung mobil Lona kehilangan kesabaran karena Lona dan Nadya tetap bersikeras bertahan di dalam mobil dan tidak mau membukakan pintu.Akibatnya, dua orang preman terpaksa memecahkan kaca untuk memaksa kedua wanita cantik tersebut keluar."Aaa... tolong-toloong!"Lona yang ketakutan coba berteriak sekuat tenaga dan berharap ada orang yang mendengar teriakannya dan datang menolong.Namun, usahanya terlihat seperti sia-sia. Karena komplotan preman tersebut justru tertawa senang mendengar jeritan Lona."Hehehe, suaranya merdu, bos. Bagaimana desahannya nanti yah?""Pastinya lebih merdu lagi!""Hahaha." Tawa para para preman tersebut dengan candaan mesum sambil menatapi kecantikan Lona dan Nadya."Sekarang, kalian berdua keluar sendiri atau kami paksa! Pilihannya di tangan kalian, hehehe." Ujar pria dengan tato naga di lengan kanannya tersebut.Dia adalah Tinov, tangan kanan Gading dan sekaligus pimpinan untuk misi penculikan Nadya hari ini. Tentu saja, ka

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   146. PEMBANTAIAN!

    Gading dan anak buahnya dikejutkan dengan kemunculan Awan yang begitu tiba-tiba tanpa ada yang menyadarinya.Ditambah, satu pukulan Awan juga berhasil menghempaskan anak buah terkuat Gading dan anak buahnya bahkan tidak sempat untuk menghindarinya.Kenyataan tersebut cukup untuk menunjukkan betapa kuat dan cepat pukulan Awan barusan.Hanya saja, anak buah Gading yang baru saja dipukul Awan tidak mengerti situasi bahaya yang sedang dihadapinya.Sambil meringis dan memegangi dadanya yang serasa berat, preman bernama Tigor tersebut bangkit sambil marah, "Sialan! Siapa yang berani menyerangku dan menganggu kesenanganku?"Tatapan Tigor segera tertuju ke arah Awan yang saat itu sedang membaringkan Nadya di jok mobil tanpa sedikitpun melirik Tigor yang sedang mencak-mencak.Melihat Awan tidak mempedulikannya, Tigor semakin meradang."Bangsat! Ternyata hanya seorang bocah!" Geram Tigor kesal saat mengetahui bahwa orang yang baru saja menghempaskannya ternyata hanya seorang pria kurus biasa."

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   147. LONA DICULIK!

    Sebagai seorang pimpinan preman, Gading tentu saja memiliki kemampuan yang membuatnya layak untuk berada di posisinya sekarang.Tidak sedikit nyawa yang melayang oleh tangan dinginnya.Karena itu, ia mendapat julukan sebagai 'Gading si Pembantai'.Namun hari ini, julukan tersebut sepertinya sudah tidak layak untuk dirinya. Karena ada sosok yang jauh lebih kejam dari Gading.Kedua kaki Gading dibuat gemetar dan tubuhnya seperti membeku saat kedua matanya melihat sendiri Awan yang sedang membantai anak buahnya dengan kejam.Hampir lima puluhan orang anak buahnya dan satu orang anak buah terkuatnya, Tigor yang selama ini menjadi ujung tombaknya dalam melakukan banyak kejahatan. Namun, semuanya dibantai begitu saja tanpa ia dapat berbuat apa-apa karena tubuhnya yang seakan membeku.Semua sel dalam tubuhnya seakan berteriak ketakutan dan memberikan stimulus dalam otaknya kalau pria yang sedang mengamuk tersebut bukankah lawan yang bisa dihadapinya.Selayaknya hewan buas yang sedang berhada

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   148. KELUARGA SAKA TURUN TANGAN

    "Erika, ada apa?" Tanya Dian Saka penasaran melihat ekspresi Erika yang berubah tegang setelah mendapat telepon dari Awan."Aku belum tahu jelas situasinya. Sekarang, tim keamanan kami masih menyelidikinya. Hanya saja, ini sangat gawat. Karena orang dekatnya Awan, Lona telah diculik." Jawab Erika dan menceritakan apa yang terjadi pada Latif dan para pengawalnya.Meski begitu, Erika sudah memiliki dugaan kalau percobaan penculikan Nadya dan menghilangnya Lona bisa jadi ada hubungannya dengan keluarga Winata."Tunggu dulu! Di mana kejadiannya?" Arman bertanya dengan penuh rasa penasaran."Hmn, itu..." Erika sempat bingung menjelaskan karena Awan tidak menyebutkan detail di mana keberadaannya saat ini. Untungnya, sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya.Itu adalah misi darurat yang baru saja diaktifkan oleh grup keamanan Harsya. Sehingga, Erika bisa memahami situasi yang menimpa Nadya dan Lona secara keseluruhan. Mengetahui hal itu, Erika terlihat agak tertekan.Bagaimanapun, apa yan

Bab terbaru

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   179. BAJINGAN NEKAD

    "Apa yang mereka lakukan?""Bodoh! Mereka malah melakukannya sendiri tanpa perlu kita paksa. Hahaha!"Melihat dua tetua keluarga Saka yang dengan 'bodoh'nya coba menyelamatkan dua rekannmereka yang ada di tengah kolam membuat Edi tertawa terbahak-bahak. Ia melihat kalau keduanya sudah melakukan tindakan sangat bodoh tanpa menyadari ada sesuatu di bawah permukaan kolam.Benar saja, saat keduanya melintasi permukaan kolam yang tenang, monster ular yang sedang bersembunyi di bawah kolam langsung menyergap dan hampir saja menelan keduanya secara hidup-hidup. Jika saja Awan tidak datang tepat waktu, niscaya keduanya sudah berpindah alam dan menjadi bagian dari isi perut sang ular.Meski begitu, apa yang dilakukan Awan tidak memberi dampak apa-apa selain hanya berhasil mengalihkan perhatian si ular. Bahkan dengan serangan seperti itu tidak meninggalkan satu goresan di permukaan kulit ular monster tersebut.Edi tertawa mencemooh, "Hahaha, dia pikir dia siapa? Menyerang binatang spritual ting

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   178. KEMUNCULAN SOSOK ULAR RAKSASA

    Di tempat lain.Ribuan binatang spritual berlarian masuk ke dalam gua seolah sedang berlomba untuk berebut makanan. Derap langkah mereka yang besar membuat seluruh gua bergetar hebat seolah sedang dilanda gempa bumi.Pemandangan ini akan membuat siapapun gemetar ketakutan. Bahkan tiga tetua pembentukan jiwa yang dibawa oleh Edi tidak urung merasa khawatir. Jika jumlahnya puluhan, mereka mungkin masih dapat dengan mudah membunuhnya layaknya menginjak kawanan semut.Namun, jika jumlahnya sudah sebanyak ini, mereka tidak akan bisa keluar tanpa cidera."Tuan muda, situasi ini tidak terlihat bagus. Kita harus bergerak cepat!""Tetua, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Edi yang ditanya seperti itu justru balik bertanya dengan ekspresi bingung dan tegang.Kepercayaan diri yang ia tunjukkan beberapa menit sebelumnya sudah berubah menjadi ekspresi tegang. Rencana yang seharusnya mudah justru menjadi sangat sulit saat ini. Meskipun mereka berhasil mendapatkan teratai bumi dan inti monster

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   177. PENGKHIANAT

    "Tetua Arsyad, kenapa anda berhenti di sini?" Tanya salah seorang prajurit keluarga Saka heran.Karena tetua Arsyad yang memimpin mereka tiba-tiba berhenti, membuat semua orang di belakangnya ikut berhenti dan menatapnya dengan penuh tanya,Seharusnya mereka harus bergegas kembali ke kediaman keluarga Saka. Karena disamping mereka harus membawa pil untuk kepala keluarga, mereka juga harus segera melaporkan tentang misi penyelamatan dua tetua mereka yang dipimpin oleh Dian dan meminta tim bantuan.Namun, bukannya harus bergegas kembali, tindakan tetua Arsyad yang tiba-tiba berhenti dan menunjukkan gelagat mencurigakan membuat semua orang kebingungan."Cony, serahkan pilnya padaku!" Ujar tetua Arsyad mengulurkan tangannya."Tetua, apa maksudmu? Kita harus bergegas kembali dan melapor pada keluarga utama." Ujar prajurit Cony tidak langsung menuruti permintaan seniornya tersebut."Apa perintahku kurang jelas? Cepat, serahkan pil itu padaku!" Ulang tetua Arsyad dingin."Maaf, tetua! Kami t

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   176. SIAPA MENJEBAK SIAPA

    Ternyata, Awan sudah memperhitungkan semua kemungkinan bahaya yang dapat membahayakan dirinya dan orang-orang disekitarnya. Itu termasuk semua orang yang pernah menentang Awan seperti halnya kelompok Shelma.Tetua Dion sempat meragukan kecurigaan Awan saat itu. Menurutnya, Shelma seperti halnya semua prajurit dalam keluarga Saka adalah karakter yang sangat loyal. Karena salah satu persyaratan agar mereka bisa diterima sebagai prajurit keluarga Saka adalah mereka harus bersumpah setia menggunakan darah yang membuat mereka tidak bisa mengkhianati keluarga Saka.Hanya saja, alasan akan cukup masuk akal dengan menjelaskan kalau dirinya hanya orang luar yang membuat Shelma ataupun rekan-rekannya bisa saja menghabisi dirinya. Ditambah jika ada seseorang yang mampu meyakinkan mereka.Siapa lagi, kalau bukan Edi Purnama.Itu sebabnya, sesaat sebelum masuk ke dalam gua, sesuai dengan arahan Awan, tetua Dion sengaja memberi tanggungjawab pada Shelma dan rekan-rekannya secara khusus menjaga keam

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   175. DIA TIDAK AKAN MEMBUNUHKU

    Edi sempat salah tingkah saat Awan tiba-tiba bertanya padanya dan menjawab dengan nada agak tinggi, "Apa maksudmu bertanya seperti itu? Bagaimana aku tahu apa yang ada di dalam sana! Seperti kata Dian, seharusnya kita menyelamatkan tetua Elang dan tetua Evan sebelum ular monster itu kembali.""Begitukah?" Ujar Awan dengan senyum licik yang membuat Evan merasa gelisah layaknya seorang maling yang baru saja tertangkap basah."Bagaimana kalau kamu sudahi saja sandiwara ini, tuan muda Edi? Atau, aku sendiri yang akan membongkar kebohonganmu?""Kebohongan apa maksudmu? Jika ada yang perlu dicurigai di sini maka itu adalah kamu. Kita semua sudah melihat kalau dua tetua Saka ada di sana. Tapi, bukannya bergegas menyelamatkan mereka, bajingan ini justru membuat tuduhan tidak mendasar dan mengulur waktu yang membuat nyawa mereka bisa saja tidak dapat diselamatkan." Balas Edi ketus dan membalikkan semua kesalahan pada Awan.Selain tetua Dion, para prajurit keluarga Saka tampak mulai termakan de

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   174. MASUK KE DALAM GUA

    Rombongan Awan masuk ke dalam gua.Gua itu sendiri memiliki lebar tidak lebih dari dua setengah meter.Hanya saja, siapapun yang masuk ke dalam gua akan merasakan tekanan yang sangat besar seolah mereka sedang memasuki mulut harimau. Tidak terkecuali mereka yang berada di ranah pembentukan inti seperti halnya tetua Dion dan yang lainnya. Mereka merasakan tekanan yang belum pernah mereka hadapi.Tidak heran, Dian yang berada di ranah pembentukan fondasi tampak begitu tertekan. Sampai-sampai ia tidak berani berada jauh dari sisi Awan. Berada di dekat Awan satu-satunya cara yang membuatnya merasa agak aman.Karena di dalam gua terdapat binatang spritual tingkat empat dan juga lebar gua yang relatif sempit, mereka tidak memiliki pilihan selain berjalan kaki dan berusaha untuk menyembunyikan hawa keberadaan mereka.Hanya saja, belum lama mereka berjalan masuk ke dalam gua, mereka terpaksa berhenti karena di depan mereka terdapat beberapa lorong.Tanpa mereka sadari, gua tempat mereka ber

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   173. KITA IKUTI RENCANANYA

    Keserakahan terkadang membuat seseorang bisa kehilangan akal sehat dan nuraninya. Itulah yang terjadi pada Edi Purnama.Menurut Awan, Edi memiliki tujuan utama yang membuatnya sampai rela menjadikan wanita yang disukainya sebagai alat untuk mendapatkan keinginannya. Bisa jadi, Awan dan tim keluarga Saka akan dijadikan sebagai pengalih perhatian.Hanya saja, Awan tidak bisa menyimpulkan apa yang sedang dicari oleh Edi sampai berani mengorbankan banyak orang untuk mendapatkan keinginannya. Yang bisa dilakukan Awan saat ini adalah mengikuti permainan Edi dan membuat langkah antisipasi untuk menghindari jatuhnya korban di pihak mereka.Setelah menjelaskan rencananya pada tetua Dion, Awan lalu membuat pil pemulihan untuk kepala keluarga Saka seperti janjinya. Yang mengejutkan, pembuatan pil ini sendiri tidak menggunakan tungku alkimia seperti kebanyakan alkemis lainnya dan Awan bahkan hanya membutuh waktu kurang dari lima menit untuk memurnikan empat pil tingkat atas."Astaga! Dokter jeni

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   172. RENCANA AWAN

    Awan dan tetua Dion sampai di area pinggir hutan yang relatif sangat sepi dan bagian belakang mereka adalah tebing yang cukup tinggi. Sebuah tempat yang cukup ideal untuk meramu pil."Dokter jenius Awan, katakan saja, apa yang anda ingin saya lakukan?" Tanya tetua Dion begitu hanya ada mereka berdua di tempat tersebut.Awan tersenyum kecil dan berkata, "Hmn, tetua Dion sangat bijak. Saya kagum, tetua dapat membaca maksud saya mengajak anda ke sini.""Jangan mengejek saya, dokter jenius Awan! Di depan anda, saya justru tidak ada apa-apanya.""Saat anda mengajak saya untuk menjaga anda membuat pil, saya menyadari kalau ada sesuatu yang anda inginkan dari saya tapi tidak ingin diketahui oleh yang lainnya. Saya melihat anda dapat mengalahkan hewan spritual tingkat tiga dengan mudah. Bagi orang lain, mungkin itu suatu keberuntungan karena mengira tetua Armen sudah tenaga dan melukai monster itu sebelumnya. Tapi, saya tidak melihatnya demikian. Ular itu bahkan tidak terluka sama sekali oleh

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   171. DOKTER DAN JUGA ALKEMIS

    "Sekarang, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Dian meminta saran Awan dan para tetua.Meski dalam hati Dian sangat ingin menyelamatkan dua orang tetuanya yang ditangkap oleh monster ular tersebut. Namun, Dian masih dapat mengendalikan ketenangannya dan mempertimbangkan jalan terbaik yang harus mereka ambil.Misi menyelamatkan dua tetuanya jelas adalah misi yang hampir mustahil. Pertama, mereka tidak tahu bagaimana nasib kedua tetua tersebut saat ini. Entah mereka masih hidup atau sudah mati. Kedua, kalaupun mereka nekad pergi menyelamatkan keduanya, peluang keberhasilan mereka sangatlah kecil.Bagaimanapun lawan yang menanti mereka adalah binatang spritual tingkat empat. Sementara mereka hanya memiliki empat ahli pembentukan inti tahap menengah. Itupun jika Edi Purnama bersedia membantu mereka serta ditambah oleh lima orang pembentukan inti tahap awal.Untuk Awan sendiri, Dian tidak mungkin melibatkannya dalam misi berbahaya ini. Bagaimanapun, Awan adalah harapan kesembuhan kakeknya.

DMCA.com Protection Status