Matahari baru saja mengintip malu-malu di sela-sela tirai yang masih tertutup, di sebuah kamar yang cukup temaram. Ruangan berukuran luas dengan ukuran sembilan kali sembilan meter, berbentuk segi empat bujur sangkar, terlihat sangat elegan dan cantik. Sebuah kamar hotel Kelas VVIP berbentuk Suite Room mewah dan berkelas. Dengan segala fasilitas nomor satu dan perabotan Lux di dalamnya. Menyajikan segala kenyamanan dan kepuasan bagi siapapun yang menempatinya. Yang kemungkinan hanya diperuntukan untuk para tokoh Pejabat penting, selebritis, dan orang-orang kaya berpengaruh, dengan kisaran harga yang jelas tidak murah! Ketukan halus terdengar berkali-kali di pintu. Bersamaan dengan itu, sebuah kepala menyembul di balik selimut putih. Di ranjang yang sangat mewah. Dia adalah Langit! "Ya, tunggu sebentar!" Langit dengan enggan bangun dari tempat tidurnya. Merentangkan kedua tangannya sambil menguap sejenak. Menyalakan lampu utama, berdiri dan berjalan beberapa langkah sambil memat
"Ibu Lilian..ini..pencuri yang berusaha menyelinap ke suite room lantai ini, dan kebetulan saya berhasil memeregoki serta menagkapnya!" pemuda itu berusaha menerangkan. Lilian Wu, sang Sekertaris cantik itu memandang dengan tatapan tajam dan nyalang kepada mereka. Plakk! Plakk! Plakk! Tiga buah tamparan keras itu mejadi jawabannya. Ketiganya terhuyung dengan kekuatan tangan Lilian yang bertenaga tersebut. Bahkan pemuda itu terjatuh ke lantai. Namun segera berdiri kembali. "Ibu...kenapa ibu..." pemuda itu terkejut, begitu pula dengan kedua security tadi. "Kalian bertiga, aku pecat hari ini juga!" "Oh, maaf Bu, salah kami apa? Bukankah saya sudah melakukan..." "Diam! Oh tunggu! Tidak semudah itu, enak sekali kalau kalian hanya dipecat! Kalian juga akan ku jebloskan ke Penjara karena perbuatan kurang ajar yang kalian lakukan! Kalian telah menuduh, menghina, menganiaya, melakukan tindakan tidak sopan serta perbuatan tidak menyenangkan kepada Pemilik Hotel ini! Apa kalian sadar i
Waktu menunjukan jam sembilan pagi, ketika seorang pemuda dengan tergesa-gesa memasuki gerbang Kampus. Dia sudah terlambat satu jam untuk perkuliahan hari ini. Dan ini merupakan hal yang cukup di sesalinya. Andai saja dia tidak terlibat dalam situasi tidak jelas tadi pagi, tentu saja dia tidak akan kesiangan seperti ini. Dia adalah Langit, yang baru saja berhasil menghindari sebuah agenda makan pagi yang tiba-tiba berubah menjadi upacara seremoni akbar penyambutan dirinya! Sekitar seratus lebih orang yang merupakan bawahan Roman Archilles dengan segala bidang kemampuan yang bekerja di seluruh asset-assef besar miliknya nampak menyambutnya dengan penuh hormat seperti kepada seorang Raja! Sebuah hal yang menurutnya konyol dan sangat tidak disukainya! Namun Langit mau tidak mau harus menghargai dan mengikuti agenda tersebut dan tertahan selama satu jam lebih di sana. Hingga akhirnya Langit berhasil meloloskan diri dengan dalih bahwa dia sedang dalam kondisi yang tidak sehat dan perlu
"Langit, menurutmu bagaimana dengan penampilanku? Apakah aku terlihat cantik? Apakah aku kelihatan seksi di matamu? Apa aku terlihat masih muda?Atau..apa aku terlihat sudah tua? Oh tidak, kalau itu yang kamu lihat, berarti aku harus berusaha untuk mengembalikan kemudaan ku!" pertanyaan demi pertanyaan itu meluncur dengan deras dari mulut dosen cantik bernama Irene Sugandi alias Miss Irene. Langit sampai melongo dan tidak habis pikir untuk menjawab apa atas pertanyaan absurd dan menurutnya konyol ini! Benarkah ini adalah Miss Irene sang Dosen angkuh dan bergaya Hedonis yang cenderung killer dan kerap selalu senang membully, mendiskreditkan orang-orang dari golongan strata bawah di kampusnya? "Bagaimana pendapatmu Langit?" tanya Miss Irene dengan sorot mata berbinar. Langit terdiam, memundukan kepala sambil menggaruk kepalanya. "Hei, aku sedang bertanya kepadamu, kamu jawab saja dengan jujur! Anggap saja kita adalah sepantaran! Usiaku juga belum genap tiga puluh, jadi kamu tidak pe
Hampir semuanya dibuat terkejut dengan pernyataan gadis cantik bernama Hanna ini. Mereka tidak menduga ucapan tersebut akan keluar dari sosok Bidadari cantik seperti Hanna. Para pria mempertanyakan dengan perasaan galau dan cemburu, ada hubungan apa antara Hanna dengan Langit, hingga dia bisa dan mau di perintah oleh Langit. Sementara para gadis saling bertukar pandang dengan perasaan yang beragam, mereka juga heran dengan statement pernyataan wanita cantik ini. Siapa sebenarnya sosok Hanna ini, dan apa korelasi dia dengan Langit? Apakah dia pacar Langit? Atau malah lebih dari itu? Apa Langit adalah simpanan wanita muda ini? Ya Tuhan, benarkah itu? Orang yang paling tertekan dengan pernyataan Hanna tentu saja adalah Audrey! Dia langsung menduga bahwa Langit dan Hanna pasti memiliki suatu hubungan yang tidak biasa! Dan ini jelas-jelas membuatnya kesal, jealous, dan tentu saja membuat hatinya sakit. Apa karena wanita ini, Langit sampai sekarang bersikap dingin dan acuh tak acuh pada
"Ada satu rahasia besar yang kalian tidak tahu tentang Langit! Dia adalah..." "Cukup Audrey, kamu sudah janji untuk tidak membicarakan ini di depan orang lain bukan? Sudahlah, jika Dave menganggap aku adalah iblis, aku tidak akan mengomentarinya, itu terserah dia. Jika dia menganggap aku bersekongkol dengan iblis, itu juga urusan dia. Jika dia penasaran denganku saat itu, itu juga adalah hak dia. Yang jelas inilah aku, jadi tidak perlu membela diriku, dengan membuat statement yang tidak akan mungkin dimengerti oleh orang lain! Biarkan saja semuanya mengalir seperti apa adanya, aku tidak perlu dibela ataupun..." "Aku tidak membelamu, jangan ge'er dulu! Aku hanya ingin mereka tahu, bagiamana cerita sebenarnya ketika di Gunung saat itu! Aku, Angeline dan Erik adalah saksi hidup bagaimana perjuangan kita semua untuk bertahan hidup, agar bisa berhasil keluar dari sana! Dan ini semua karena andil dari orang yang menyebalkan ini!" Audrey menunjuk Langit. Wajah cantiknya masih ditekuk. "Fa
Semua tersentak kaget! Belasan pasang mata fokus melihat Farell dengan tatapan heran sekaligus penasaran. Sementara Farell sendiri terlihat mematung sesaat, dengan mimik muka pucat. Parasnya menyiratkan rasa terkejut, ketakutan, marah, dan tidak percaya dengan apa yang di lihatnya! "Jangan becanda kalian! Kita sedang serius saat ini!" Lucas angkat bicara. "Betul, jangan main-main dengan orang yang sudah mati, nanti kualat!" Heru menimpali. Walau tak urung hatinya merasa ciut mendengar kata-kata Farell. "Sialan kalian! Kalau tidak percaya silahkan lihat saja sendiri!" Farell menggeser hape-nya ke tengah meja. Suara panggilan dengan nada getar itu masih saja terdengar. Spontan semua mata melihat ke tengah meja. Panggilan masuk di ponsel Farell tertulis dengan jelas nama 'Sonya my Love Arita"! "Ya Tuhan, itu..itu beneran Sonya yang telepon? Itu yakin nomor dia? " teriak Nadin gugup. "Ti.. Tidak mungkin! Pasti ada orang iseng! Atau kamu sedang berusaha nge-prank kita?" Angeli
"Ini tidak bisa dibiarkan! Aku mencoba berkomunikasi dengan kalian baik-baik! Tapi kalian malah menyerang kami! Lihatlah, kupastikan kalian akan segera menyesalinya!" Hanna berteriak keras lalu melompat ke depan sambil merentangkan kedua tangannya! "Hati-hati Miss Hanna, sepertinya mereka sudah mulai mendapatkan perhatianmu!" Langit memperingatkan. Di hadapan mereka, sepasang Jin laki-laki dan perempuan itu nampak mendelik ke arah Hanna dengan bola mata yang merah menyala! "Kau benar Tuan, tapi dari pada itu sebaiknya kau lebih mengkhawatirkan temanmu di pinggir sana! Lihatlah, Farell sepertinya sudah berada dalam pengaruh Gadis bergaun merah itu!" "Apa?" Langit menoleh kaget, di salah satu sudut ruangan yang luput dari perhatiannya, tiba tiba dia melihat Farell sudah berada sangat dekat dengan Gadis pucat bergaun merah tersebut! Dalam posisi yang saling berhadapan, dia melihat Farell tengah berlutut dengan tangan merentang ke atas! Tidak ubahnya seperti seorang budak yang seda
Gurick segera melompat dengan cepat dari bukit kecil tersebut, langkah kakinya yang ringan menjadikan dia terlihat seperti tidak sedang menapak tanah. Di tangan kanannya tergenggam sebilah Pentungan sepanjang satu meter berbentuk gada dengan ujung bulat, dipenuhi dengan duri yang runcing. Gada berduri terbuat dari batu Pualam Stalaktit tersebut merupakan senjata andalan dari Jenderal Gurick, salah satu Jenderal Goblin terkuat. "Tuan, biar aku yang hadapi dia!" Bullock bersiap dengan kuda-kudanya. "Tidak Bullock, mundurlah! Dia tidak seperti yang kau kira! Kekuatannya, jauh berada di atasmu!" Langit mencegah sambil bergerak cepat mendahului Bullock. Sekilas saja dia sudah bisa menakar dan mengetahui Kekuatan dari Jenderal Goblin satu ini. Setidaknya, dia sudah berada di Ranah Alam Master! "Tuan, tapi.... " "Bullock, dengarkan saja apa kata Tuan Langit! Apa kau tidak merasakan Aura Kuat dari Goblun itu?" David Huang ikut mengingatkan. "Tapi, apa kita harus berpangku tangan
Tiga sosok itu nampak memandang tajam ke arah Langit dan Kawan-kawan. Mata mereka yang besar seperti ingin meloncat keluar. Sepasang taring terselip di sela-sela bibirnya. Denga telinga mereka yang lanncio dan muka mereka yang lonjong dan agak panjang mirip seperti tokoh-tokoh monster fiksi di film kolosal. Dan wajah mereka terlihat marah! "Tuan.... Kemungkinan mereka adalah pemimpin dari para Goblin ini, sebaiknya kita harus lebih berhati-hati agar tidak ditangkap oleh mereka!" ujar Marcella mengingatkan. "Memang kenapa kalau sampai di tangkap oleh mereka? Apa mereka akan menyiksa kita?" tanya Mei Hua penasaran. "Tidak, mereka tidak menyiksa, mereka hanya akan... Menjadikan kita Makan malam!" "Aa..Apa...!?" "Yang benar saja! Kenapa kita bertemu mahluk seperti ini lagi?" "Bukankah aku pernah bilang bahwa mereka adalah Mahluk pemakan segala, termasuk Manusia!" "Hiiiyy... Apa kamu pernah bilang begitu sebelumnya? Bukankah itu hanya berlaku pada Kumpulan Monyet..." "Mer
Seiring Kabut yang meluruh turun ke dataran Padang Batu di sekitar Gua, Langit merasakan ada Aura penampakan sosok-sosok yang bermunculan dari segala arah, mereka terlihat seperti Siluet yang bergerak di antara Kabut. Sosok-sosok bertubuh pendek namun lebar dan gempal, berdatangan dari segala arah, seperti hendak mengepung meereka. Langit memperkirakan jumlah mereka semua lebih dari pada seratus orang! "Tu.. Tuaaannn.... " "Tetap tenang dan waspada! iSepertinya kita sudah mulai!" Langit memberi isyarat. "Ta.. Tapi Tuan... Aku merasakam malas dan segan untuk melawan mereka, aku.... Aku...." David Huang merasakan Kepalanya berputar hebat. "A... Aku ju... Juga...."Dakhor ikut menimpali. Bukan cuma mereka berdua, hampir semua orang ikut merasakan hal yang sama. Merasakan pusing luar biasa, seiring dengan Kabut Asap yamg terus meluruh turun menuju Bumi. Semuanya merasakan pandangan mereka mulai berbayang, terasa berat dan kabur. "Kenapa ini? Ada apa dengan kalian? Apakah ini karen
"Gila, tidak. bisa ku percaya! Apa yang terjadi sebenarnya?" "Kenapa mesti di pertanyakan lagi kakak? Bahkan sekelas Arson, Pemimpin Utama para Elf di Hutan Larangan berhasil di kalahkannya. Benar kata Tuan Muda Veganza, ini sungguh sangat menarik!" Aurora tersenyum senang. Veganza ikut menganggukan kepalanya. Dia ikut tersenyum menanggapi. "Hei, jangan lupa taruhan kita! Apa kamu sengaja pura-pura tidak mengetahuinya?" Nebula mengingatkan. *Iya, berisik! Aku tidak akan lupa, nanti akan aku ganti dengan Black Diamond Lizard, apa itu cukup membuatmu senang adikku yang cerewet?" "Hmm, padahal aku ingin kamu jadi pelayanku! Tapi baiklah, itu tidak buruk. Aku akan menerimanya!" Nebula mengangkat bahunya. "Huh, pura-pura tidak butuh, padahal kamu sangat menginginkannya!" "Sudah ku bilang jangan mengganggu Tuan Veganza dengan permainan bodoh kalian! Tuan Veganza, apa kamu tidak sebaiknya menghukum mereka berdua?" tanya Andromeda sambil mendelik kesal. "Hehe, tidak perlu, mereka suda
Dari tangan Arson keluar lingkaran Api berwarna biru disertai dengan Petir yang berputar menyemuti seluruh tubuhnya. Seperti layaknya Tornado yang mengeluarkan hawa panas, menggulung dengan cepat lalu melesat keluar memapaki serangan ke tujuh Hewan Buas itu, dan mengenai mereka semuanya dengan telak! Ketujuh Sabbertooh Unicorn itu meraung panjang seperti kesakitan, ketika tubuh mereka dihantam dan tersengat oleh Tornado Api Petir berkekuatan besar tersebut. Mereka terlempar dengan keras, dan terpelanting ke segala arah, terkena serangan hebat dan dahsyat milik Arson. Semua terkejut melihatnya! Mereka baru pertama kali melihat sebuah pemandangan yang hebat seperti ini. Sungguh kemampuan yang dahsyat luar biasa! "Gila! Apa dia seorang manusia!? Orang ini bisa mengeluarkan Api dan Petir sekaligus!""Dia bukan manusia, dia adalah Elf! Bukannya kalian tadi sudah di beri tahu?""Inikah kekuatan dari para Peri? Sungguh mengerikan!""Ya, kekuatan yang bahkan bisa setara dengan Bom, kuras
"Hei, apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka malah turun tangan tanpa Persetujuan kita!?" Veganza terkejut. Dia tidak menyangka bahwa para Penguasa Hutan Larangan hadir tanpa pemberitahuannya. "Bukankah Aurora yang memutuskan untuk melepas Macan-macan itu sebelumnya? Betul demikian?" seseorang bertanya dengan tegas. Ketiganya serentak menoleh. Sosok gagah dan tampan berpakaian ala Bangsawan berwarna Hitam-hitam, berjalan dengan langkah tegas menghampiri mereka Andromeda! "Ouww, ada apa dengan kakak kita ini? Bukannya kamu sedang bersama Tuan Muda Ancelot untuk mengurus sesuatu?" Aurora terkejut sambil balik bertanya. "Iya, tapi aku tidak tenang dengan kalian yang selalu mengganggu Tuan Muda Veganza! Lagi pula Tuan Muda Ancelot sekarang sedang kedatangan Tetua Lord Cyrus di Kediamannya. Apa sebenarnya yang sudah kamu lakukan Aurora? Bukankah ini melanggar aturan?" Andromeda segera duduk di sebelah Veganza. "Aurora tidak salah, aku memang yang sengaja memerintahkan dia untuk b
"Siapa kamu manusia? Sepertinya kamu bisa mengerti Bahasa kami!? Sebaiknya lepaskan ikatan Kuasa mu pada Ketujuh Hewan ini. Karena mereka adalah Tujuh Pemimpin dari Tujuh Klan Raja Harimau yang menjaga dan melindungi hampir keseluruhan dari Hutan Larangan ini. Jika kamu ingin selamat, sebaiknya lepaskan mereka segera!" ujar seseorang dari mereka. Seorang pria gagah dan tampan dengan wajah klimis berambut pirang panjang yang di ikat rapi sampai ke punggung, Bertubuh tinggi tegap dengan Out fit Kebesaran berhiaskan Mutiara, Zamrud dan Intan di setiap sisi baju jubah merahnya. Pakaiannya sendiri terbuat dari Sutera yang terlihat mewah, menambah Elegan dan Agung penampilannya. Sebab Mahkota Kecil nampak bertengger di kepalanya. Sementara di sisi kiri dan kanannya berjajar masing-masing tiga orang dengan pakaian dan jubah yang hampir sama mewahnya, namun berlainan warna. Mereka adalah Tiga Wanita yang terlihat sangat cantik seperti boneka dan empat laki-laki yang juga terlihat sangat ta
"Selamat malam Tetua Lord Cyrus., Terima kasih sudah menyempatkan datang kemari. Mohon maaf jika saya sudah merepotkan anda! " Anceelot menjura hormat. Di hadapannya hadir seorang pria setengah baya nerrubuh tinggi tegap dengan Jubah Putih besar yang menyelimuti hampir seluruh tubuhnya. Rambutnya yang panjang sebahu dan sudah mulai beruban, nampak diikat rapi ke belakang. Sebuah Ring berwarna Emas tanda seorang Lord memghiasi Kepalanya Wajahnya yang bulat telur dengan sepasang mata yang kecil namun tajam, berhidung lancip hanya tersenyum tipis menanggapi mukadimah pendek yang disampaikan oleh Ancelot. "Aku langsung saja pada topik, anakku. Aku mulai khawatir dengan segala perkembangan yang ada hari kemarin, hari ini, dan juga hari kedepannya. Apakah ada yang bisa kamu jelaskan kepadaku?" Lord Cyrus duduk di sebuah Kursi Kayu mewah berukir Lambang kebesaran Akademi. "Mengenai itu, besok baru akan saya sampaikan pada Pertemuan dengan Para Tetua dan Mentor terpilih...""Kamu harus cer
"Bullock, kamu tidak apa-apa?" Maecella berteriak khawatir. Dia tidak memungkiri, dia begitu mencemaskan 'teman dekatnya' ini.Bullock saat ini tengah berjibaku dengan dua dari Lima Sabbertooh bertanduk seukuran Kerbau besar itu dengan mengandalkan kecepatan dan Tinju Jarak Jauhnya yang kuat. Dua kali Tinju Jarak jauhnya di arahkan pada kawanan Macan Besar bertaring Pedang itu dengan harapan bisa melumpuhkan mereka. Namun Bullock tidak menduga sama sekali ketika mereka berhasil menghindar dari Tinju andalan miliknya. Bahkan Macan itu seperti memiliki insting dan naluri yang kuat, Mereka langsung menyebar ke dua sisi, mengurung dan mengapit Bullock dari dua arah, lalu melakukan serangan dengan cepat, membuat Bullock urung melakukan serangan, dan memilih menghindari mereka dengan bergulingan di tanah!Dua ekor Macan itu terus memburunya, membuatnya harus jatuh bangun menghindari mereka. Bullock mau tidak mau harus bertindak lebih cepat, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menghadapi