"Ibu Lilian..ini..pencuri yang berusaha menyelinap ke suite room lantai ini, dan kebetulan saya berhasil memeregoki serta menagkapnya!" pemuda itu berusaha menerangkan. Lilian Wu, sang Sekertaris cantik itu memandang dengan tatapan tajam dan nyalang kepada mereka. Plakk! Plakk! Plakk! Tiga buah tamparan keras itu mejadi jawabannya. Ketiganya terhuyung dengan kekuatan tangan Lilian yang bertenaga tersebut. Bahkan pemuda itu terjatuh ke lantai. Namun segera berdiri kembali. "Ibu...kenapa ibu..." pemuda itu terkejut, begitu pula dengan kedua security tadi. "Kalian bertiga, aku pecat hari ini juga!" "Oh, maaf Bu, salah kami apa? Bukankah saya sudah melakukan..." "Diam! Oh tunggu! Tidak semudah itu, enak sekali kalau kalian hanya dipecat! Kalian juga akan ku jebloskan ke Penjara karena perbuatan kurang ajar yang kalian lakukan! Kalian telah menuduh, menghina, menganiaya, melakukan tindakan tidak sopan serta perbuatan tidak menyenangkan kepada Pemilik Hotel ini! Apa kalian sadar i
Waktu menunjukan jam sembilan pagi, ketika seorang pemuda dengan tergesa-gesa memasuki gerbang Kampus. Dia sudah terlambat satu jam untuk perkuliahan hari ini. Dan ini merupakan hal yang cukup di sesalinya. Andai saja dia tidak terlibat dalam situasi tidak jelas tadi pagi, tentu saja dia tidak akan kesiangan seperti ini. Dia adalah Langit, yang baru saja berhasil menghindari sebuah agenda makan pagi yang tiba-tiba berubah menjadi upacara seremoni akbar penyambutan dirinya! Sekitar seratus lebih orang yang merupakan bawahan Roman Archilles dengan segala bidang kemampuan yang bekerja di seluruh asset-assef besar miliknya nampak menyambutnya dengan penuh hormat seperti kepada seorang Raja! Sebuah hal yang menurutnya konyol dan sangat tidak disukainya! Namun Langit mau tidak mau harus menghargai dan mengikuti agenda tersebut dan tertahan selama satu jam lebih di sana. Hingga akhirnya Langit berhasil meloloskan diri dengan dalih bahwa dia sedang dalam kondisi yang tidak sehat dan perlu
"Langit, menurutmu bagaimana dengan penampilanku? Apakah aku terlihat cantik? Apakah aku kelihatan seksi di matamu? Apa aku terlihat masih muda?Atau..apa aku terlihat sudah tua? Oh tidak, kalau itu yang kamu lihat, berarti aku harus berusaha untuk mengembalikan kemudaan ku!" pertanyaan demi pertanyaan itu meluncur dengan deras dari mulut dosen cantik bernama Irene Sugandi alias Miss Irene. Langit sampai melongo dan tidak habis pikir untuk menjawab apa atas pertanyaan absurd dan menurutnya konyol ini! Benarkah ini adalah Miss Irene sang Dosen angkuh dan bergaya Hedonis yang cenderung killer dan kerap selalu senang membully, mendiskreditkan orang-orang dari golongan strata bawah di kampusnya? "Bagaimana pendapatmu Langit?" tanya Miss Irene dengan sorot mata berbinar. Langit terdiam, memundukan kepala sambil menggaruk kepalanya. "Hei, aku sedang bertanya kepadamu, kamu jawab saja dengan jujur! Anggap saja kita adalah sepantaran! Usiaku juga belum genap tiga puluh, jadi kamu tidak pe
Hampir semuanya dibuat terkejut dengan pernyataan gadis cantik bernama Hanna ini. Mereka tidak menduga ucapan tersebut akan keluar dari sosok Bidadari cantik seperti Hanna. Para pria mempertanyakan dengan perasaan galau dan cemburu, ada hubungan apa antara Hanna dengan Langit, hingga dia bisa dan mau di perintah oleh Langit. Sementara para gadis saling bertukar pandang dengan perasaan yang beragam, mereka juga heran dengan statement pernyataan wanita cantik ini. Siapa sebenarnya sosok Hanna ini, dan apa korelasi dia dengan Langit? Apakah dia pacar Langit? Atau malah lebih dari itu? Apa Langit adalah simpanan wanita muda ini? Ya Tuhan, benarkah itu? Orang yang paling tertekan dengan pernyataan Hanna tentu saja adalah Audrey! Dia langsung menduga bahwa Langit dan Hanna pasti memiliki suatu hubungan yang tidak biasa! Dan ini jelas-jelas membuatnya kesal, jealous, dan tentu saja membuat hatinya sakit. Apa karena wanita ini, Langit sampai sekarang bersikap dingin dan acuh tak acuh pada
"Ada satu rahasia besar yang kalian tidak tahu tentang Langit! Dia adalah..." "Cukup Audrey, kamu sudah janji untuk tidak membicarakan ini di depan orang lain bukan? Sudahlah, jika Dave menganggap aku adalah iblis, aku tidak akan mengomentarinya, itu terserah dia. Jika dia menganggap aku bersekongkol dengan iblis, itu juga urusan dia. Jika dia penasaran denganku saat itu, itu juga adalah hak dia. Yang jelas inilah aku, jadi tidak perlu membela diriku, dengan membuat statement yang tidak akan mungkin dimengerti oleh orang lain! Biarkan saja semuanya mengalir seperti apa adanya, aku tidak perlu dibela ataupun..." "Aku tidak membelamu, jangan ge'er dulu! Aku hanya ingin mereka tahu, bagiamana cerita sebenarnya ketika di Gunung saat itu! Aku, Angeline dan Erik adalah saksi hidup bagaimana perjuangan kita semua untuk bertahan hidup, agar bisa berhasil keluar dari sana! Dan ini semua karena andil dari orang yang menyebalkan ini!" Audrey menunjuk Langit. Wajah cantiknya masih ditekuk. "Fa
Semua tersentak kaget! Belasan pasang mata fokus melihat Farell dengan tatapan heran sekaligus penasaran. Sementara Farell sendiri terlihat mematung sesaat, dengan mimik muka pucat. Parasnya menyiratkan rasa terkejut, ketakutan, marah, dan tidak percaya dengan apa yang di lihatnya! "Jangan becanda kalian! Kita sedang serius saat ini!" Lucas angkat bicara. "Betul, jangan main-main dengan orang yang sudah mati, nanti kualat!" Heru menimpali. Walau tak urung hatinya merasa ciut mendengar kata-kata Farell. "Sialan kalian! Kalau tidak percaya silahkan lihat saja sendiri!" Farell menggeser hape-nya ke tengah meja. Suara panggilan dengan nada getar itu masih saja terdengar. Spontan semua mata melihat ke tengah meja. Panggilan masuk di ponsel Farell tertulis dengan jelas nama 'Sonya my Love Arita"! "Ya Tuhan, itu..itu beneran Sonya yang telepon? Itu yakin nomor dia? " teriak Nadin gugup. "Ti.. Tidak mungkin! Pasti ada orang iseng! Atau kamu sedang berusaha nge-prank kita?" Angeli
"Ini tidak bisa dibiarkan! Aku mencoba berkomunikasi dengan kalian baik-baik! Tapi kalian malah menyerang kami! Lihatlah, kupastikan kalian akan segera menyesalinya!" Hanna berteriak keras lalu melompat ke depan sambil merentangkan kedua tangannya! "Hati-hati Miss Hanna, sepertinya mereka sudah mulai mendapatkan perhatianmu!" Langit memperingatkan. Di hadapan mereka, sepasang Jin laki-laki dan perempuan itu nampak mendelik ke arah Hanna dengan bola mata yang merah menyala! "Kau benar Tuan, tapi dari pada itu sebaiknya kau lebih mengkhawatirkan temanmu di pinggir sana! Lihatlah, Farell sepertinya sudah berada dalam pengaruh Gadis bergaun merah itu!" "Apa?" Langit menoleh kaget, di salah satu sudut ruangan yang luput dari perhatiannya, tiba tiba dia melihat Farell sudah berada sangat dekat dengan Gadis pucat bergaun merah tersebut! Dalam posisi yang saling berhadapan, dia melihat Farell tengah berlutut dengan tangan merentang ke atas! Tidak ubahnya seperti seorang budak yang seda
"Aaakh.." Bersamaan dengan itu Hanna menjerit keras ketika tubuhnya terbang dan terpental ke belakang, menimpa meja hitam oval panjang yang berada tepat di belakangnya! Dalam sekejap mata meja besar dari kayu jati itu terbelah menjadi dua bagian! Sebuah serangan tidak kasat mata mengenai Hanna dengan telak! Semuanya kemballi memekik tertahan! Tubuh Hanna terlempar keras menghantam meja kayu, dan terus meluncur deras, namun beruntung tidak sampai jatuh ke lantai, karena Erik dan Heru dengan sigap dan cekatan segera menangkap tubuhnya! Beberapa orang Langsung berlari menghampirinya. Berusaha memberikan pertolongan seadanya. Hanna terbatuk-batuk dalam keadaan setengah sadar, lalu dari bibirnya memuntahkan darah segar! Wajah cantiknya terlihat sangat pucat dan kesakitan. Nampaknya Hanna telah terkena luka dalam yang cukup serius! "Tuhanku, apa lagi yang terjadi!" seru Langit. Namun belum juga reda rasa terkejutnya, seseorang kembali berteriak! "Langit, awas di belakangmu!" Au