Akhirnya Roman Archilles tersungkur di hadapan Langit. Dia segera menyadari segala kekhilafan nya. Dia mengakui segala kesalahannya. Dia meminta maaf kepada Langit, disaksikan oleh Wangsa, Sang Kucing Kesayangan Raja. Roman berjanji bahwa dia tidak akan berbuat kurang ajar dan menganggap remeh Langit sebagai Keturunan Raja Besar. Dia juga berikrar akan selalu setia mendukung, membela dan mendampingi Langit dalam memenuhi jalan takdirnya, mengemban amanat besar untuk membangun kembali Imperium Raja Besar yang pernah berjaya dengan hebat di masa lalu! Kini, ketika semuanya telah selesai, dan Roman Archilles kembali mengikat Perjanjian darah langsung dengan Langit, masalah kedua kembali muncul, dan ini lebih tidak di duganya sama sekali! Lilian tiba-tiba saja bertengkar dengan Suci alias Dewi Bulan. Keduanya terlibat percekcokan sengit yang berujung pada pertengkaran satu sama lain, sampai akhirnya melibatkan Leon dan Master Shin Wu untuk bisa meredam dan menenangkan mereka! Dan itu ha
"Kamu!? Kamu berani bicara seperti itu!? Kamu benar-benar tidak menghargaiku, Suci!" Lilian berdiri dengan marah. Dewi Bulan hanya mengangkat bahunya dengan santai. Sementara Langit yang berada di tengah-tengah kembali di buat bingung dengan ulah dan kelakuan dua gadis cantik ini. "Aku bicara apa adanya. Aku bicara tentang apa yang aku rasakan saat ini. Memang salah kalau aku suka dan berharap pada pria hebat seperti Tuan Langit?""Kamu... Kamu... Dasar wanita munafik!""Hei, yang munafik itu sebenarnya siapa? Aku atau kamu? Kamu yang selalu memendam perasaan sejak lama dan tidak berani mengungkapkannya, atau aku yang bicara terus terang, karena aku tidak mau tersiksa oleh perasaanku sendiri!""Tapi kamu kan tahu kalau aku, ...""Dengarkan aku Lili, urusan hati adalah murni, tidak bisa dihalangi oleh apapun juga. Aku bebas berekspresi mengungkapkan apapun yang aku rasakan!""Kamu benar-benar tidak...""Aku tidak sepertimu, yang antipati terhadap laki-laki. Aku menganggap laki-laki it
"Aku akan pamit untuk menyelesaikan segala urusanku. Aku minta kamu dan juga Leon bisa menjaga diri dengan baik. Mungkin ketika Kaisar kembali kemari, aku sudah akan berada di sana. Sampaikan salamku untuk ayahmu, semoga kalian semua selalu dalam keadaan sehat selalu, Dewi Bu..." Langit tidak bisa meneruskan ucapannya, karena Gadis cantik ini sudah keburu memeluknya dengan erat. Suci langsung menangis di bahunya. Leon beserta pengikutnya hanya bisa terdiam dengan berbagai perasaan berkecamuk di benak masing-masing. Jika harus jujur, semuanya merasa sedih melihat pemandangan tersebut. Itu terlihat jelas dari mata para pengawal Leon yang hampir semuanya adalah laki-laki, mereka nampak berkaca-kaca. Namun, mereka bukan sedih karena merasa terharu, melainkan mereka sedih karena merasa iri dan kesal sekaligus dongkol dengan sosok Langit. Seorang Pemuda asing yang baru saja di kenal oleh mereka, tetapi berhasil menaklukan hati Sang Ratu Primadona Cantik Jelita, Bidadari nomor satu di Duni
"Maaf, mungkin ini sangat konyol dan mengganggu kalian, tapi bisakkah kamu sedikit membantuku dengan memberikan sedikit rupiah yang kamu punya? Jujur saja, sudah dua hari ini perutku belum tersentuh apapun, selain dari air yang ada di sungai itu!" seorang pria setengah baya dengan setelan pakaian lusuh, compang-camping dan seadanya. Wajahnya nampak hitam dan berdebu. Dia mencoba memberanikaan diri mendekati meja yang tengah diisi oleh empat orang anak muda yang sibuk bercengkrama, sambil sesekali menyuap hidangan berkelas yang merupakan favorit dan andalan dari Resto besar tersebut. "Hei, siapa anda? Apa anda sedang bertanya kepada kami?" tanya seorang gadis cantik bermata biru, berwajah Indo-Eropa, berambut panjang berwarna merah terurai. "Ohh, ayolah, kenapa orang macam ini bisa masuk kemari? Apakah tidak ada sekuriti yang berjaga di depan sana?" sela temannya, seorang gadis cantik berkata coklat, dengan bulu mata tebal, berambut pendek sebahu kurang senang. "Uhh! Dia sangat bau
"Hei, apa-apaan ini? Apa yang kalian lakukan?" Travis memberontak ketika dipaksa masuk ke dalam mobil. Sementara ketiga temannya, Audrey, Nadine dan Vania sudah lebih dahulu masuk ke dalam Van besar warna hitam yang terparkir di sudut area Restauran. "Berteriaklah kalau kamu memang ingin mati di sini!" ancam pria ber jas itu dengan tegas. Lalu memasukan Travis ke dalam Van, bergabung dengan mereka. Orang-orang berjas, yang secara keseluruhan berjumlah empat orang itu masuk ke dalam Van. Dua orang berada di depan, sementara dua lagi ikut masuk ke pintu tengah tempat Audrey cs berada. "Kalian akan kami ajak menemui kawan kalian, jadi jangan ada satupun yang bertindak bodoh. Karena kami tidak akan segan melukai atau bahkan mengakhiri hidup salah satu dari kalian!" salah satu dari pria ber jas plus kacamata hitam itu berkata menebar ancaman. Sepucuk pistol FN-16 sengaja dikeluarkan dari balik jasnya, bermaksud untuk mengintimidasi para 'Sandera' di sana. "Ada apa ini? Apa kalian sedan
Club Tinju Kick Boxing 'Tendangan Petir'. "Si Bodoh ini tetap tidak mau menyerah, padahal sudah kubilang dia bukanlah lawannya! Tapi aku kagum dengan semangatnya," ujar seseorang di pinggir Ring. Dia sangat intens menyaksikan komite sparring antara petarung muda melawan sang Senior yang juga merupakan instruktur dan salah satu bintang di Sasana itu. "Awan maksudmu? Dia memang sangat antusias, padahal usianya belum genap enam belas tahun, tapi semangatnya sungguh luar biasa!""Ya, Aldo sampai jengkel di buatnya. Sudah lima ronde ini, Awan dibuat jatuh berkali-kali, tapi tetap saja tidak mau menyerah kalah! Apa kamu merasakan sesuatu yang luar biasa pada diri anak itu?""Ya, semangat juangnya! Dia adalah anak sekolah menengah yang hobi dan memiliki bakat berkelahi. Tapi hebatnya dia tidak pernah menunjukannya di sekolah. Dia selalu diam ketika di bully oleh para jagoan di sekolah. Adikku yang bilang seperti itu. Dia adalah korban penindasan dari teman-temannya. Aku sendiri heran kenap
"Siapa orang aneh ini? Kenapa dia bisa dengan bebas bilang bahwa Tiga Bidadari kita diculik? Apa dia salah satu utusan mereka?" hardik Dave sambil menunjuk sosok yang nampak lusuh dan tidak terurus. "Dia adalah salah satu anak Kampus kita, namanya Travis, apa kamu tidak mengenalinya?" ujar Gavin mengingatkan. "Oh begitu? Kalau begitu dia adalah si pengecut yang dengan mudah meninggalkan para wanita termasuk pacarku begitu saja? Sebaiknya dia kubuat jadi bubur saja sampai mampus!" Dave segera melayangkan tinjunya, namun segera di tahan oleh Andre. "Apa yang kamu lakukan bodoh! Dia berjuang mati-matian karena di suruh oleh Audrey untuk mengabarkan dan memberi tahu kita!" "Kenapa dia mau disuruh oleh wanita padahal dia sendiri harusnya melindungi mereka? Itu memang keinginan dia agar bisa selamat dari sana! Dasar lelaki pengecut tidak punya hati dan moral!" hardik Dave tetap berapi-api. "Tenanglah Dave, yang terjadi saat ini adalah murni sebuah musibah. Masih untung kita di beri tah
Langut tertahan beberapa hari di Ibu Kota. Beberapa Presiden Komisaris dan Direktur Utama, serta CEO ari beberapa Perusahaan Besar, Multi Nasional yang selama ini dijalankan oleh mereka dibawah naungan Bendera Roman Emperor, meminta bertemu dengan sang Owner yang selama ini cenderung selalu berada di belakang layar. Mereka adalah orang-orang penting yang memegang beberapa posisi strategis di negeri ini. Bahkan hampir sepertiga dari mereka adalah tokoh-tokoh sentral yang ikut memegang Kebijakan serta mengatur lalu lintas Bisnis, baik pemeratan serta pertumbuhannya. Dengan kata lain mereka ikut memiliki andil yang besar dalam menentukan arah Kebijakan Pembangunan dan Perekonomian negeri ini. Mereka ada yang menjabat sebagai Menteri, Presiden Komisaris BUMN, Gubernur, beberapa Jenderal yang memegang posisi strategis di Kemiliteran, beberapa Ketua Partai Politik Besar, dan beberapa Raja Bisnis, Pengusaha kelas kakap yang hampir dipastikan masuk dalam jajaran elit dua puluh besar orang-o