"Terus lo putus sama si angel?" Tanya David yang tiba-tiba saja muncul sambil membawa dua botol air mineral dingin.
Arshaka mengambil air mineral yang dibawa oleh David, meneguknya dengan cepat untuk kembali membasahi tenggorokannya hingga jakunnya naik turun dan mengisi energinya sehabis bermain basket.David duduk disamping Arshaka, salah satu sahabat yang sudah menemani Arshaka sejak masih duduk dibangku SMP hingga sekarang mereka berada di kelas 3 SMA."Hmm..."David menaikkan sebelah alisnya, "Kenapa? Cewek secantik itu lo putusin gitu aja?" Tanyanya histeris.Arshaka diam sejenak, memperhatikan sekelilingnya dan orang-orang yang berada diluar lapangan. Perempuan-perempuan yang sedang melirik ke arahnya dengan tatapan kagum dan penuh cinta."Terlalu murahan. And you know what's the important things?" Tanya Arshaka.David diam menunggu hingga Arshaka menyunggingkan senyuman nakalnya dan menepuk bahunya kuat."Gue udah tau rasa tubuh dia, dan gue udah gak penasaran lagi sama dia." Bisik Arshaka.Setelah mengatakan itu, Arshaka langsung kembali ke lapangan basket untuk melanjutkan latihannya pagi ini bersama dengan teman-teman satu teamnya yang lain.Jangan tanya kenapa Arshaka dan tim basket lainnya bisa latihan di pagi hari kayak sekarang dan gak masuk kelas. Itu karena mereka selalu bawa juara untuk sekolah setiap kali mengikuti perlombaan dan hal itu juga yang ngebuat ada banyak tim dari sekolah lain yang tertantang untuk mengalahkan mereka di pertandingan lain."Bajingan gila." Gumam David sambil geleng-geleng kepala.Arshaka manggil seluruh anggota timnya dengan sekali gerakan tangan, aura pemimpinnya menguar begitu kuat bahkan dari kejauhan."Gue minta lo semua fokus latihan untuk seminggu kedepan. Inget, lawan kita kali ini dari SMA Kartika dan gue mau kita kalahin mereka." Ucap Arshaka dengan wajah garangnya."Siap Ar!" Jawab mereka kompak.******Arshaka, salah satu most wanted di SMA Garuda Indonesia. Punya banyak fans yang selalu kasih hadiah untuk dirinya setiap harinya. Walaupun semua orang tahu gimana brengseknya Arshaka sebagai laki-laki, tapi ketampanannya memang gak pernah berbohong sama sekali.Suka main perempuan, kasar dan suka berbuat onar. Gak ada satupun guru yang tidak hafal dengan sifat Arshaka dan gak ada satupun hukuman yang belum pernah dirasakan oleh Arshaka.Kali ini setelah selesai dengan latihannya, ia berjalan bersama dengan teman-temannya menuju ke kantin untuk makan siang. Geng yang terdiri dari 4l laki-laki yang sifatnya kurang lebih sama.Di sebelah kanan Arshaka ada David, salah satu sahabat Arshaka yang sama brengseknya. Suka main perempuan, suka clubbing dan suka balapan liar.Disebelah kiri Arshaka sekarang ada Felix, bocah blasteran Indo-Aussie yang suka hidup bebas. Yaa, gak pernah main perempuan sih, tapi sifatnya juga gak beda jauh. Senang balapan liar sampai pernah ditahan di kantor polisi seharian.Dan yang terakhir, yang berjalan tepat di samping Felix dengan gaya santainya, Raka. Bocah tengil yang suka mancing emosi tapi juga baik. Bingungkan?"Rokok gue abis, lo pada ada yang bawa rokok gak?" Tanya Raka dengan santai."Ada, gue tinggal di basecamp. Lo ambil aja ntar abis makan siang." Jawab Arshaka santai.Raka langsung tersenyum, "Emang lo yang terbaik."Keempatnya masuk ke dalam kantin suasana yang tadinya tenang langsung berubah riuh karena kehadiran keempatnya yang sama-sama most wanted di sekolah ini.Siapa yang gak kenal mereka berempat maka bisa dipastikan orang itu jauh lebih cupu dari siswa yang jadi bahan bullyan Angel, mantan Arshaka."Wah... Hari ini Arshaka ganteng bangettt!!""Iyaaa, David juga ganteng. Liat deh, gaya jalannya aja cool banget!""Nggak! Menurut gue malah Raka yang jauh lebih ganteng. Lo liat aja senyumannya, apalagi Felix. Duh, bisa gak sih gue jadi pacar salah satu dari mereka?""Jangan mimpi deh.. orang kayak mereka pasti maunya sama yang cantik.""Iya apalagi Arshaka yang gantengnya apotek tutup! Alias gak ada obat."Bisik-bisik siswi yang lagi makan di kantin terus bersahutan setelah kedatangan Arshaka dan gengnya ke kantin. Hal itu ngebuat Arshaka makin besar kepala, lihat saja senyuman miringnya yang terlihat senang."Lo gak jijik ngeliat mereka semua?" Tanya Mila.Alice mengerutkan keningnya sambil melirik ke sekeliling, "Jijik ngeliat siapa? Cewek-cewek yang heboh disana?" Tanyanya sambil menunjuk dengan sendok ke arah jarum jam 8.Mila menganggukkan kepalanya, "Kenapa sih mereka heboh banget setiap ngeliat mereka?" Tanyanya.Alice melirik ke belakangnya tepat ke arah empat most wanted sedang berdiri dan memilih makanan mereka."Ahh... Empat cowok ganteng disana? Pasti hebohnya, Mil. Siapa yang gak demen sama mereka? Ganteng plus kaya raya lagi." Ungkapnya."Tetep aja, mereka terlalu brengsek dan urakan buat diidolain. Emangnya gak ada idola yang lebih baik apa?" Pikirnya.Mila memakan mienya dengan cepat sebelum kuah baksonya menjadi dingin. Disaat ia masih fokus menikmati makanannya, tiba-tiba saja..TraakkkMila dan Alice langsung tersentak kaget, Mila yang emang gampang kagetan langsung memegang dadanya sendiri tepat di jantungnya yang berdebar kencang."Kita duduk disini, boleh kan?" Tanya Arshaka dengan wajah dinginnya."Well.. gak ada bangku lain yang kosong, boleh kan?" Tanya Felix.Mila merasakan denyut jantungnya berdegup kencang saat kedua matanya bertemu dengan tatapan tajam Arshaka. Refleks, ia menundukkan kepalanya, terdiam dan mencoba menghindar dari tatapan dingin yang membuat nyalinya ciut. Kedua bibirnya bergetar, ia benar-benar tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun."I-iya boleh kak. Duduk aja." Ucap Alice dengan hangat.Sontak Mila langsung melayangkan tatapan tajam pada sahabatnya itu, 'Sial, Alice padahal tau gue abis aja ngomongin mereka, kenapa sekarang malah dibolehin duduk disini sih?!' batinnya menggerutu.Arshaka duduk tepat di hadapan Mila, ia menatap gadis itu dengan tatapan tajam dan wajahnya yang datar."Lo gak makan?" Tanya Arshaka.Semua teman-temannya bingung Arshaka bertanya ke siapa hingga mereka melihat sendiri tatapan Arshaka yang tak putus menatap Mila. Termasuk juga Alice yang sama bingungnya.TukArshaka menendang meja cukup kuat, "Heh, lo yang nundukkin kepala! Gue nanya anjing!" Katanya.Mila langsung tersentak dan mengangkat kepalanya setelah itu, "I-iya?""Lo gak makan?" Tanyanya lagi.Glek"I-ini makan kok kak." Jawabnya gugup.Arshaka tersenyum miring, "Makan? Makanan lo dibawah meja? Ngapain nunduk terus?""Santai aja, kita tau kok gak semua orang bisa tahan sama pesona kita. Tapi lo gak perlu terlalu gugup, anggap aja ini keberuntungan buat lo apalagi bisa makan hadap-hadapan sama Arshaka." Kata Raka dengan pedenya.Mila menggigit bibirnya sendiri untuk menahan emosinya, emangnya dia kelihatan kayak cewek-cewek gila yang lain? Emangnya dia kelihatan tertarik sama cowok-cowok yang duduk di mejanya saat ini?'Nggak sama kali! Siapa yang suka sama cowok urakan kayak kalian semua?' batinnya nenggerutu.Arshaka menaikkan sebelah alisnya saat melihat Mila, dimatanya saat ini Mila yang sedang menggigit bibirnya sendiri terlihat menggoda."Menarik." Gumamnya pelan.Mila melangkah masuk ke rumah dengan wajah ceria. Senyum manis mengembang di bibirnya saat dia membuka pintu."Assalamualaikum..." salamnya.Akan tetapi, suara keheningan menjadi satu-satunya respon yang didapatkannya. Entah mengapa, suasana seolah-olah berbeda hari ini. Biasanya, mamanya langsung menyambut dengan senyum lebar dan menjawab salamnya dengan hangat saat Mila sampai di rumah.Rasa kebingungan menyelimuti pikiran Mila, membuat keningnya mengerut dan langkahnya melambat. Ke mana mamanya? Dorongan mencari tahu di mana keberadaan mamanya membuat Mila berjalan menuju ruangan lain. Dalam hati, kekhawatiran akan kondisi mamanya mulai muncul. Bagaikan seorang anak kecil yang kehilangan sang ibu di keramaian pasar, Mila merasa resah dan sedikit panik. Seperti anak pada umumnya, rasa kebingungan merebak ketika tak menemui orang tuanya, terlebih mama yang selalu ada di sisi.Samar, Mila bisa mendengar suara isak tangis di ruang kerja ayahnya. Mila mendekat, melangkah dengan pelan hi
"Mila.. papa mau bicara serius sama kamu." Ucap Yusuf dipertengahan makan malam mereka.Mila langsung menatap papanya kemudian beralih menatap mamanya dengan wajah kebingungan, "Bicara seeius apa pa?" Tanyanya.TakYusuf meletakkan sendok dan garpunya, mengambil gelas berisikan air putih di samping piringnya dan meneguknya beberapa kali hingga tersisa setengah gelas saja."Papa mau menjodohkan kamu dan menikahkan kamu secepatnya." Ucap Yusuf.PranggGelas yang tadinya dipegang oleh Mila langsung jatuh bebas ke lantai dan pecah berserakan dilantai."Astaga! Mila!" Pekik mamanya kaget.Sedangkan Mila sendiri masih terdiam dengan wajah kagetnya, masih mematung kebingungan hendak mengatakan apa kepada papanya."Kamu akan papa nikahkan dengan seseorang.""Pah.... Papa tau Mila masih kelas 10 kan?" Tanyanya.Yusuf menundukkan kepalanya dengan rasa bersalah yang menyelimuti dirinya sendiri, ia sendiri juga tidak mau menikahkan anaknya di usia semuda ini namun hanya inilah cara dan jalan satu
"Nanti malam kita akan makan malam bersama dengan keluarga mereka, keluarga Hardinata." Ucap Yusuf ketika anaknya turun dari tangga.Mila yang baru saja menapakkan kakinya di tangga terakhir langsung menoleh dengan wajah datarnya, wajah yang menyiratkan ketidaksukaan dan ketidakinginan.Tanpa mengatakan apapun, Mila langsung melenggang pergi melewati kedua orang tuanya yang hendak sarapan.Ia berjalan dengan langkah yang ia hentak-hentakkan kuat menuju ke depan. Di depan gerbang rumahnya, sudah ada gojek yang menunggu dirinya. Gojek yang ia pesan saat masih di dalam kamar."Milaa.." panggil mamanya dari dalam rumah.Mila menoleh namun ia hanya diam saja menunggu mamanya yang setengah berlari menghampirinya. Membawakan sebuah bekal makanan ditangannya."Mama tau kamu pasti gak mau sarapan bareng mama dan papa pagi ini. Jadi mama siapin bekal untuk kamu, dimakan ya sayang." Ucap mamanya.Mila hanya diam dan menerima totebag berisikan bekal dari mamanya. Tidak mengucapkan apapun, benar-b
Miran langsung tersenyum bahagia, "Wah... Bagus dong, kalau ternyata kalian emang lagi pendekatan! Jadi artinya gak akan ada yang menolak perjodohan ini kan?" Ucapnya dengan wajah senang.Mila menggelengkan kepalanya, "Saya gak setuju tante. Saya gak mau dijodohin sama kak Arshaka." Tolaknya.Mama dan papanya Mila langsung menoleh ke arah anaknya dengan wajah kebingungan dan bertanya-tanya apa yang terjadi tiba-tiba hingga Mila menolak?"Mil.. bicara dulu sama mama yuk." Ajak mamanya.Mila dan mamanya kemudian berdiri dan menjauh dari meja mereka. Keduanya berdiri di sudut ruangan, menjauh dari semua orang dan pengunjung yang ada disana."Kenapa kamu gak mau dijodohin sama dia, Mil?" Tanya mamanya.Mila menghela nafasnya, "Dia cowok gak bener mah. Urakan, berandalan, suka ngerokok, suka bolos sekolah, suka berantem dan suka gonta ganti perempuan. Mama gak lihat bekas luka lebam di wajahnya?" Tanya Mila.Mustika terdiam sejenak dan mengingat-ingat, "Iya, mama ingat ada luka lebam di wa
"Dua minggu lagi? Apa tidak terlalu cepat? Maksudnya- ada banyak yang harus disiapkan sebelum mereka berdua menikah." Tanya Mustika.Sukma menggelengkan kepalanya, "Tidak sama sekali. Semua yang harus mereka siapkan untuk menikah akan selesai dengan cepat, kalian cukup memantau saja perkembangannya." Jelasnya."Iya, benar bu. Gedung, catering, gaun, riasan wajah dan hal lainnya yang diperlukan itu semuanya aman karena keluarga kami punya semua bisnis dan orang terdekat di bidang itu." Jelas Miran.Jadi bukan hanya bekerja dibidang properti dan bisnis makanan cepat saji yang ada diminimarket-minimarket seperti pada umumnya, keluarga Hardinata juga punya banyak usaha dibidang lain. Karena itu, susah untuk menjatuhkan keluarganya karena sudah menjadi keluarga yang dipercaya oleh masyarakat luas dibanyak bidang."Jadi, kami tidak perlu terlalu repot untuk menyiapkan apapun?" Tanya Yusuf.Sukma mengangguk, "Iya, benar. Kalian cukup bantu siapkan berkas yang Mila butuhkan saja. Selebihnya, a
"Dua minggu lagi? Apa tidak terlalu cepat? Maksudnya- ada banyak yang harus disiapkan sebelum mereka berdua menikah." Tanya Mustika.Sukma menggelengkan kepalanya, "Tidak sama sekali. Semua yang harus mereka siapkan untuk menikah akan selesai dengan cepat, kalian cukup memantau saja perkembangannya." Jelasnya."Iya, benar bu. Gedung, catering, gaun, riasan wajah dan hal lainnya yang diperlukan itu semuanya aman karena keluarga kami punya semua bisnis dan orang terdekat di bidang itu." Jelas Miran.Jadi bukan hanya bekerja dibidang properti dan bisnis makanan cepat saji yang ada diminimarket-minimarket seperti pada umumnya, keluarga Hardinata juga punya banyak usaha dibidang lain. Karena itu, susah untuk menjatuhkan keluarganya karena sudah menjadi keluarga yang dipercaya oleh masyarakat luas dibanyak bidang."Jadi, kami tidak perlu terlalu repot untuk menyiapkan apapun?" Tanya Yusuf.Sukma mengangguk, "Iya, benar. Kalian cukup bantu siapkan berkas yang Mila butuhkan saja. Selebihnya, a
Miran langsung tersenyum bahagia, "Wah... Bagus dong, kalau ternyata kalian emang lagi pendekatan! Jadi artinya gak akan ada yang menolak perjodohan ini kan?" Ucapnya dengan wajah senang.Mila menggelengkan kepalanya, "Saya gak setuju tante. Saya gak mau dijodohin sama kak Arshaka." Tolaknya.Mama dan papanya Mila langsung menoleh ke arah anaknya dengan wajah kebingungan dan bertanya-tanya apa yang terjadi tiba-tiba hingga Mila menolak?"Mil.. bicara dulu sama mama yuk." Ajak mamanya.Mila dan mamanya kemudian berdiri dan menjauh dari meja mereka. Keduanya berdiri di sudut ruangan, menjauh dari semua orang dan pengunjung yang ada disana."Kenapa kamu gak mau dijodohin sama dia, Mil?" Tanya mamanya.Mila menghela nafasnya, "Dia cowok gak bener mah. Urakan, berandalan, suka ngerokok, suka bolos sekolah, suka berantem dan suka gonta ganti perempuan. Mama gak lihat bekas luka lebam di wajahnya?" Tanya Mila.Mustika terdiam sejenak dan mengingat-ingat, "Iya, mama ingat ada luka lebam di wa
"Nanti malam kita akan makan malam bersama dengan keluarga mereka, keluarga Hardinata." Ucap Yusuf ketika anaknya turun dari tangga.Mila yang baru saja menapakkan kakinya di tangga terakhir langsung menoleh dengan wajah datarnya, wajah yang menyiratkan ketidaksukaan dan ketidakinginan.Tanpa mengatakan apapun, Mila langsung melenggang pergi melewati kedua orang tuanya yang hendak sarapan.Ia berjalan dengan langkah yang ia hentak-hentakkan kuat menuju ke depan. Di depan gerbang rumahnya, sudah ada gojek yang menunggu dirinya. Gojek yang ia pesan saat masih di dalam kamar."Milaa.." panggil mamanya dari dalam rumah.Mila menoleh namun ia hanya diam saja menunggu mamanya yang setengah berlari menghampirinya. Membawakan sebuah bekal makanan ditangannya."Mama tau kamu pasti gak mau sarapan bareng mama dan papa pagi ini. Jadi mama siapin bekal untuk kamu, dimakan ya sayang." Ucap mamanya.Mila hanya diam dan menerima totebag berisikan bekal dari mamanya. Tidak mengucapkan apapun, benar-b
"Mila.. papa mau bicara serius sama kamu." Ucap Yusuf dipertengahan makan malam mereka.Mila langsung menatap papanya kemudian beralih menatap mamanya dengan wajah kebingungan, "Bicara seeius apa pa?" Tanyanya.TakYusuf meletakkan sendok dan garpunya, mengambil gelas berisikan air putih di samping piringnya dan meneguknya beberapa kali hingga tersisa setengah gelas saja."Papa mau menjodohkan kamu dan menikahkan kamu secepatnya." Ucap Yusuf.PranggGelas yang tadinya dipegang oleh Mila langsung jatuh bebas ke lantai dan pecah berserakan dilantai."Astaga! Mila!" Pekik mamanya kaget.Sedangkan Mila sendiri masih terdiam dengan wajah kagetnya, masih mematung kebingungan hendak mengatakan apa kepada papanya."Kamu akan papa nikahkan dengan seseorang.""Pah.... Papa tau Mila masih kelas 10 kan?" Tanyanya.Yusuf menundukkan kepalanya dengan rasa bersalah yang menyelimuti dirinya sendiri, ia sendiri juga tidak mau menikahkan anaknya di usia semuda ini namun hanya inilah cara dan jalan satu
Mila melangkah masuk ke rumah dengan wajah ceria. Senyum manis mengembang di bibirnya saat dia membuka pintu."Assalamualaikum..." salamnya.Akan tetapi, suara keheningan menjadi satu-satunya respon yang didapatkannya. Entah mengapa, suasana seolah-olah berbeda hari ini. Biasanya, mamanya langsung menyambut dengan senyum lebar dan menjawab salamnya dengan hangat saat Mila sampai di rumah.Rasa kebingungan menyelimuti pikiran Mila, membuat keningnya mengerut dan langkahnya melambat. Ke mana mamanya? Dorongan mencari tahu di mana keberadaan mamanya membuat Mila berjalan menuju ruangan lain. Dalam hati, kekhawatiran akan kondisi mamanya mulai muncul. Bagaikan seorang anak kecil yang kehilangan sang ibu di keramaian pasar, Mila merasa resah dan sedikit panik. Seperti anak pada umumnya, rasa kebingungan merebak ketika tak menemui orang tuanya, terlebih mama yang selalu ada di sisi.Samar, Mila bisa mendengar suara isak tangis di ruang kerja ayahnya. Mila mendekat, melangkah dengan pelan hi
"Terus lo putus sama si angel?" Tanya David yang tiba-tiba saja muncul sambil membawa dua botol air mineral dingin.Arshaka mengambil air mineral yang dibawa oleh David, meneguknya dengan cepat untuk kembali membasahi tenggorokannya hingga jakunnya naik turun dan mengisi energinya sehabis bermain basket.David duduk disamping Arshaka, salah satu sahabat yang sudah menemani Arshaka sejak masih duduk dibangku SMP hingga sekarang mereka berada di kelas 3 SMA."Hmm..."David menaikkan sebelah alisnya, "Kenapa? Cewek secantik itu lo putusin gitu aja?" Tanyanya histeris.Arshaka diam sejenak, memperhatikan sekelilingnya dan orang-orang yang berada diluar lapangan. Perempuan-perempuan yang sedang melirik ke arahnya dengan tatapan kagum dan penuh cinta."Terlalu murahan. And you know what's the important things?" Tanya Arshaka.David diam menunggu hingga Arshaka menyunggingkan senyuman nakalnya dan menepuk bahunya kuat."Gue udah tau rasa tubuh dia, dan gue udah gak penasaran lagi sama dia."