Part 4
Ketika semuanya sudah pada masuk ke kelasnya masing-masing. Baru tibalah seorang Ibu-Ibu yang datang dan berlari yang merasa ketinggalan untuk berkumpul yang akan mengambil Ijazah anaknya. Dan banyak yang mengira Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak gurulah yang masuk ke kelas tapi ternyata bukan. Mereka semua para wali murid menunggunya lagi dengan sabar. Dan beruntungnya Ibu itu belum terlambat untuk mendapatkan Ijazahnya serta Informasi penting yang akan disampaikan oleh wali kelas. Setelah itu barulah tiba guru wali kelas untuk membagikan Ijazah serta Raportnya. Setelah itu Ibu guru menjelaskannya siapa yang menjadi juara kelas dan siapa yang akan menjadi peringkat pertama.
"Baiklah, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu sebelumnya perkenalkan dulu nama saya Ayu sintia ningsih saya disini sebagai wali kelas XII. Dan sering di panggil Ayu. Sebelumnya saya disini ingin meminta maaf terlebih dahulu, karna dengan menunggu terlalu lama untuk pembagian Ijazah serta raport, membuat Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak menjadi kecewa. Jadi langsung saja saya selaku wali kelas akan membagikannya, tapi sebelumnya saya akan memberitahukannya terlebih dahulu. siapa yang akan menjadi juara kelas, dan siapa yang akan menjadi peringkat pertama di pelajaran tahun ini." Lalu setelah itu para Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak bersuara.
"Ayo lah Bu, cepetan ini kami semua tidak sabar siapa disini yang jadi juaranya, kan setelah ini kami semua masih banyak kesibukkan." Begitulah jawaban antara Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu.
"Baik, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu harap tenang ya. Nanti akan saya sebutkan siapa orangnya." Itu lah jawaban Bu guru.
"Baik, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu kita langsung saja siapa-siapa saja yang menjadi juara ke-1, ke-2 dan ke-3 serta akan mengumumkan juara kelasnya juga." Bu Ayu menjeda sebentar lalu di lanjutkan kembali kata-katanya.
"Baik..kita sebutkan saja juara kelas yang pertama adalah.. siapakah Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak." Bu Ayu berucap dengan menjeda kembali.
"Pasti anak aku lah." Jawaban Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu serentak.
''Baik juara kelas yang pertama adalah... jreng jreng jreng... Ari Sihombing. Untuk Ari di persilahkan untuk memberikan sambutan dan ucapan untuk perpisahan waktu dan tempat kami persilahkan." Setelah itu banyak lah yang pada protes dan banyak juga yang tidak tidak terima kalau Ari lah yang menjadi juara kelas.
"Huh, kirain anak aku yang juara kelas eh.. ternyata bukan malah anak orang lain." Lalu setelah Ibu-Ibu itu ada yang nyeletuk kembali.
"Ya begitulah, padahal anak kita juga pada pinter-pinter ya kenapa harus orang lain." Ibu kedua nyeletuk tak terima.
"Iya betul, ya sudah kita dengarkan apa yang akan di bicarakan anak itu." Dari situlah Ibu-Ibu berbalas omongan yang sering suka menjelek-jelekkan orang lain.
"Iya bu." Jawaban Ibu ke tiga dengan cemberut, Begitulah Ibu-Ibu yang protes dan tak ingin mengalah kalau anaknya bukan jadi juara.
Setelah itu barulah Ari Sihombing maju kedepan untuk memberikan sambutan serta untuk menandakan perpisahannya.
"Baik, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, saya berdiri disini, saya akan mengucapkan kata sepatah yang akan saya sampaikan. Yang saya hormati Bapak Kepala sekolah beserta Staf-Stafnya, yang saya hormati Bapak-Bapak, dan Ibu-Ibu yang telah menghadiri acara ini, serta pada temen-temenku yang hadir juga. Saya ucapkan berterima kasih kepada Bapak Guru dan Ibu Guru yang telah memberikan kita semua ilmu yang berguna, sehingga bisa sampai seperti ini. Saya berdirinya disini mewakili teman-temen semuanya, Sekali lagi terima kasih kepada Pak Guru dan ibu Guru telah membimbing kami semua disini dengan baik dan benar, yang penuh dengan kasih sayang dengan mengajarkannya. Untuk teman-temen tetep semangat ya walaupun kalian tidak menjadi juara kelas atau juara sekolah, jangan bersedih hati keinginan dan cita-cita kalian bisa kok terwujudkan jika ada tekad dari diri kalian, sebentar lagi kita akan berpisah dengan kalian semua dan para Guru disini. Semoga kalian diluar sana suatu saat nanti pada sukses ya. Puji Tuhan semoga selalu berada sama kalian dan selalu melindungi kalian semua, dan semoga kalian setelah perpisahan ini pada saat suatu nanti kita akan bertemu, kalian semua sudah pada sukses ya Amin. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih sudah memberikan kehormatan buat saya Bapak, Ibu. bila ada kata yang tidak berkenan mohon maaf. sekian dari saya yang bisa saya ucapkan, saya Ari Sihombing undur diri, terima kasih." Itulah kata-kata sambutan Ari kepada gurunya, temennya dan kesemuanya yang hadir. Membuat semua terharu dengan kata-katanya yang bijak, dan semua orang baru menyadarinya kalau Ari lah pantas untuk jadi juara kelas karna dia pintar dalam berkata dan sopan membuat para Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak teringat dengan masa-masa dimana mereka semua masih sekolah.
Setelah itu Bu Ayu melanjutkannya siapa juga yang menjadi Ranking pertama, kedua dan ke tiga secara menyebutkan Ranking dengan mundur.
"Baik, terima kasih buat Ari Sihombing atas sambutannya, membuat Ibu dan para Guru serta Kepala Sekolah jadi terharu dengan ucapan mu Ri." Ibu Ayu menjeda ucapannya.
"Baik, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu. setelah mendengarkan ucapan sambutannya Ari yang membuat kita terharu semuanya disini, kita ambil pelajarannya saja ya. Oke, kita lanjut ke acara selanjutnya, selanjutnya juara kita yang Ranking satu, dua dan tiga adalah... siapakah itu? ayo.. yang tau jawab!" gitulah guyonan Ibu Ayu yang membuat suasana yang akan tegang membuat candaan. Lalu berucap sejenak dan kembali berucap lagi.
"Baik kita secara mundur ya siapa saja yang ranking, kita sebutkan Ranking ke-3 adalah... jreng jreng jreng.. Ajeng Pertiwi. Mari ajeng kesini untuk ambil Raport dan Ijazahnya." Banyak yang bertepuk tangan untuk Ajeng, Lalu Ajeng menghampirinya.
"Ini Ajeng nanti ditandatangani semua ya, di sebelah kiri semuanya tandatangan dan di sebelahnya lagi untuk Ijazah tandatangannya diberi cap 3 jari." Menjeda sebentar lalu di lanjutkan kembali ucapannya.
"Setelah itu kamu tandatangan lagi di bagian buku ini setelah tandatangan dan cap jari."
"Baik, Bu. Terimakasih." Setelah tandatangan cap 3 jari Ajeng menerima Raport dan Ijazahnya serta hadiah ntah lah hadiah apa buat Ajeng dari wali kelasnya, sebagai tanda penghargaan mendapat Ranking ke 3 serta di beri penghargaan lalu di dipakaikannya ke lehernya. Setelah itu banyak yang bertepuk tangan.
"Iya sama-sama, semoga lulus dari sini kamu bisa sukses ya dan bisa membanggakan orang tua." Begitulah nasehat Ibu Ayu kepada Ajeng.
"Baik Bu, terimakasih atas doanya. Ajeng yakin setelah lulus ini Ajeng pasti sukses." Begitulah balasan ucapan Ajeng kepada Ibu Ayu yang begitu semangat.
"Iya, Amin semangat terus ya." Lalu Ajeng tersenyum mendengar ucapan Ibu Ayu dan kembali duduk lagi ketempatnya.
"Baik, kita lanjutkan kembali ya siapakah yang akan menjadi Ranking 2?
"Saya Bu, Anak saya bu, saya Bu, anak saya Bu, saya Bu." Itulah jawaban serentak murid-murid dan para Bapak-Bapak serta Ibu-Ibu yang bersemangat anaknya ingin sama-sama mendapatkan Ranking. Suasana disini seperti anak-anak SD. Kadang ada lucu-lucunya jika mendengarkan ucapan para wali murid.
"Baik kita lanjut ya.. buat Ranking 2 adalah... jreng jreng jreng yang bernama Adiwijaya." Ketika Adi di panggil oleh Ibu Ayu dia tidak menyangka dengan dirinya yang merasa biasa-biasa saja, yang tadinya tidak mendapatkan Ranking kini dia mendapatkan Ranking, dan dimana dia akan lulus. Adi terharu dan berkaca-kaca, sebelum dia menghampiri wali kelasnya dia berpelukkan dulu kepada Ayahnya sebagai dia bersyukur menjadi juara. Ayahnya tidak menyangka yang selama ini Adi yang tak pernah mendapatkan Ranking kini dia mendapatkannya. Ini lah hasil bimbingan Ayahnya kepada putra satu-satunya selalu memberikan gemblengan yang tepat pada Adi. Setelah itu Adi menghampiri wali kelasnya. Melihat kejadian itu para wali murid dan para guru semuanya terharu melihat pemandangan itu. Suasana nya menjadi sedih dengan acara pengambilan Ijazah itu.
Setelah Adi akan mengambil Ijazah nya lalu ada yang menghampirinya dengan memeluknya dan menangis di hadapan semua orang..
siapakah dia..?
Next?
Part 5Setelah Adi akan mengambil Ijazah nya lalu ada yang menghampirinya dengan memeluknya dan menangis di hadapan semua orang dan ternyata yang memeluknya Adiwijaya adalah Ibunda nya sendiri.Ibunya menangis dipelukannya Adi setelah itu Adi melepaskan pelukannya dari Ibunya dan lalu langsung menghampiri wali kelasnya."Adi selamat ya. Akhirnya kamu mendapatkan Ranking juga di kelas, Ibu bangga dengan kamu bisa jadi juara. semoga suatu saat nanti diluaran sana kamu menjadi orang sukses ya." Itulah nasehat Ibu Ayu pada Adi."Iya bu, terimakasih atas doanya. Adi juga tak menyangka bisa dapat Ranking." Adi terharu dan berkaca-kaca.Setelah itu Ibu Ayu memberikan penghargaan kepada Adi lalu Adi pun menangis dan membuat semua orang yang melihat menjadi ikut-ikutan menangis. Lalu Adi berbicara dengan sepatah atau dua patah."Baik, terimakasih terutama buat Ayah aku yang telah membimbing aku sehingga bisa menjadi juara, terima kasih untuk Bapak Ke
Part 6Ketika ikan semuanya sudah dibumbuin tiba-tiba ada yang datang. ketika ketukan pintu itu bersuara tiga kali, ternyata yang datang Adi beserta keluarganya. Mereka datang ke rumah Ari untuk bersilahturahmi. Lalu Ibunya Arilah yang membukakan pintu serta menyambut mereka dan mempersilahkan masuk keluarganya Adi."Oh.. ada nak Adi, sini masuk Bu, Pak silahkan duduk." Ibunya Ari menyambut mereka semua. orang tuanya Adi masuk ke dalam rumahnya Ari lalu duduk di ruang keluarga."Maaf ya, Pak, Bu keadaanya lagi berantakkan. ada keperluan apa? " Ibunya Ari membuka percakapannya. Lalu sambil menyiapkan makanan ringan dan air putih untuk menjamu mereka."Ini Bu Adi ngerengek trs pengen main dan sekaligus kami bersilahturahmi saja ke sini, karena dia udah merasa memiliki sahabat hanya Ari yang akrab dengannya." Itulah jawaban Ibunya Adi dan Ayahnya Adi hanya menganggukkan kepalanya. Lalu Adi bersuara."Maaf ya Bu, Ari dimana ya kok nggak kelihatan?" Adi
Part 7 Ketika Ibunya Ari di dapur sedang memasak, lalu Ari menghampirinya. "Ibu.. Ari mau ngomong sesuatu." "Iya Ri kenapa? Mau ngomong Apa?" "Jadi begini Bu." Ari menjedanya. Ketika akan melanjutkannya, lalu Ibunya Ari memotong ucapannya. "Iya Ari, sebentar ya nak Ibu lagi angkat tempe dulu." Setelah mematikan kompor dan mengangkat tempe. Lalu Ibunya Ari mengajaknya duduk di bangku. "Sini Ari duduk dulu, kamu mau ngomong apa sama Ibu?" Begitu Ibunya yang penasaran dengan Ari yang ingin mengatakan sesuatu. ''Jadi begini Bu, Ari mau meminta ijin pada Ibu." Menjeda sebentar dan ibunya hanya bersuara deheman. "Ijin mau pergi untuk merantau." Itulah yang Ari katakan pada Ibunya. Sambil memegang erat tangannya lalu menghadap dan menatap Ibunya yan teduh. Ibunya menghela nafas, lalu berkata. "Emangnya apa yang akan kamu cari di perantauan nak?" Ibunya Ari menanyakan apa tujuannya jika Ari pergi untuk merantau.
Part 8"Ya sudah ayo.." ketika mereka akan jalan pergi ke bandara, tiba-tiba ada tamu temennya Ari dan ternyata yang datang adalah Rio beserta keluarganya. jadi di urungkan kembali untuk perginya ke bandara."Hay Ari, kamu mau kemana sama Ibumu?" Itulah pertanyaan Rio pada Ari."Ini Rio aku mau kebandara sama Ibu." Membuat Rio penasaran lalu bertanya lagi."Mau ada perlu apa kebandara?" Membuat Ari bungkam dan binggung mau menjelaskannya."Ini mau daftar Ari pergi untuk pergi merantau, ya sudah. Ayo masuk Ibu, Pak, Rio. Jangan berdiri disitu ayo duduk-duduk." Ibunya Ari lah yang menjawab pertanyaan Rio, lalu mempersilahkan mereka duduk. Sambil menjamu mereka dengan makanan ringan seperti biskuit.Rio setelah mendengarkan jawaban Ibunya Ari menjadi sedih mengetahui semua itu. Dan dia akan bener-bener berpisah dengan sahabatnya.''Ayo silahkan dimakan biskuitnya Bu, Pak, Rio." Rio yang sedang melamun tersadar dengan ucapan Ibunya Ari.
Part 9Setelah di warung... Ari melihat Ayahnya yang sedang makan di warung makan. deket sebelah warung yang akan dia beli gula merah."Ayah.. Ari rindu dengan Ayah.. kenapa Ayah malah pergi dari rumah Yah.." Ari berucap dengan pelan. Walaupun melihat Ayahnya dia melewati saja dan lalu bergegas untuk membeli gula merah."Bu beli gula merah 2 biji.""Iya dek, sebentar, Ini." Setelah membeli gula merah Ari lalu langsung pergi pulang kerumah. Dan dia masih melihat Ayahnya yang sedang merokok di rumah makan itu. Lalu Ari berhenti dan hanya memandangnya dengan jauh. Tiba-tiba saja matanya berkaca-kaca yang merindukan sosok seorang Ayah. Lalu Ari menghapus tangisannya agar tidak diketahui oleh Ibunya."Ayah Ari disini Rindu.. semoga saja Ayah sehat selalu ya.. Doa ku selalu untuk mu." Itulah gumaman Ari untuk Ayahnya.Ketika itu Ari langsung saja melanjutkan jalannya agar yang di rumah tidak terlalu menunggu dirinya yang lama membeli gula merah.
Part 10 Ketika Ari akan masuk kedalam rumah dan Bundanya tiba-tiba ada yang datang dan ternyata Ayahnya Ari yang tiba-tiba saja langsung memeluk Ari. Ntahlah Ayahnya Ari kenapa? Lalu tiba-tiba saja memeluknya. "Ari Ayah rindu kamu, maafin Ayah ya selalu memalukkan dirimu serta Ibumu." Ayahnya menangis berderai air mata. Membuat Ibunya Ari matanya berkaca-kaca. "Iya Ayah, Ari sudah memaafkan Ayah ko. Ari juga minta maaf ya Yah belum bisa memberikan yang terbaik untuk keluarga kita yah." Itulah ucapan Ari pada Ayahnya. "Nggak, nggak anak ku. Itu bukan lah kewajiban kamu, itu kewajiban Ayah sebenarnya." Ayahnya mengendurkan pelukannya lalu tangannya mengusapkan ke wajah Ari yang mengeluarkan air mata. "Ayah.. Ari juga rin-du sama Ayah.. kenapa A-yah pergi dari ka-mi." Ari berucap dengan terbata-bata. "Iya Ayah juga rindu dengan kalian semua, gimana kabarnya adik-adik kalian." Ayahnya menanyakan anak-anaknya yang lain pada Ari. "Iy
Pada saat mengetuk pintu.. keluarlah tante nya Ari, lalu Ari dan Ibunya mengucapkan salam. "Horas." Mereka berdua berbarengan mengucapkan salam. Lalu bersalaman. "Horas, tumben kesini. Lain kali kesini terus lah main." Begitulah Ucapan Tantenya Ari. "Iya Tante, Ari kesini mau ketemu Om. Dimana ya Om tan?" "Om mu nggak ada di rumah, dia sekarang berada di luar. Tapi sebentar lagi dia pulang ko, memang ada perlu apa kalian kesini?" Ari melirik Ibunya, sedangkan yang di lirik mengedipkan matanya sambil menganggukkan kepalanya. Yang telah mengisyaratkan lebih baik Ari saja yang mengatakannya. "Ya sudah, sini masuk dulu kita duduk saja berbincangnya." Tantenya Ari mempersilahkan mereka duduk dan menyiapkan makanan ringan dan minuman es sirup rasa mangga untuk menjamu mereka. "Ya Ampun tan.. nggak usah repot-repot Tan." "Iya betul kata Ari nggak usah repot-repot kak." Begitulah percakapan Anak dan Ibunya. "Nggak apa-apa hanya
Part 12"Aku.. mau beli.." lalu di potonglah ucapan Ari oleh Ibunya."Ari, ayo.. kita ke tempat antrian nanti takut kehabisan tiketnya.""Endang, aku duluan ya Ibu aku sudah memanggil aku. Bye.." Ari melambaikan tangan pada Endang."Oh ya sudah, bye juga.." Endang juga melambaikan tangannya."Ayo Ari kita harus antri sebelum kehabisan tiketnya. Ini uangnya." Ari menerima uang itu dari Ibunya."Iya Bu, ya sudah Ari kesana." Ari pergi untuk daftar dan membeli tiketnya. Ari mengantri di tempat antrian lalu Ari berdiri dan dia tengak-tengok kanan-kirinya. Dia baru menyadari bahwa yang di belakang dia saja sungguh banyak sekali. Pada saat dia sudah di depan loket Ari berucap."Misi Mbak, saya mau beli tiket.""Baik Mas, isi dulu ya formulirnya nanti Mas nya antri lagi di loket sebelah.." pelayan tiket memberikan kertas formulir pada Ari."Oh iya Mbak, terimakasih." Ari mencari tempat duduk untuk mengisi formulirnya. Pada saat
Part 58 Ari begitu fokus dengan pekerjaannya sehingga keringat yang ada di pelipis keningnya keluar secara perlahan-lahan karna itu dirinya ada yang belum dia mengerti, di setiap yang dia lakukan dia selalu berusaha apa yang dia kerjakan, dan dia berusaha akan bisa tetapi kenyataan nya yang dia lakukan masih belum mampu untuk mengerjakannya. " Ari." Panggil senior " Iya kak." "Jika nanti kamu bener-bener bisa dan di tinggal suatu saat nanti, apa kamu bisa mengerjakannya kerja DDI bagian ini dengan sendirian?" Tanya senior padanya sambil menatap Ari. " Ah iya kak, aku pasti bisa." Jawab Ari yang masih binggung. " Bener kamu bisa? Itu cara gerak badan kamu seakan ada yang ingin kamu sampaikan." Ucap Senior yang masih memperhatikan gerakan Ari. " Hmmm.. ntah lah kak." Jujur Ari yang binggung dan ketauan gerak gerik darsi badan nya sendiri yang tak tau akan bisa atau tidak. " Ok baik lah, nanti jika belum terlalu bisa dan m
Part 57Lalu Ari langsung saja mengerjakan apa yang sudah di tunjukkan, setelah itu Ari begitu dengan hati-hati melakukannya." Aku harus bisa, aku harus bisa, aku harus bisa." Ucapan demi ucapan yang Ari ucap di dalam hatinya agar bisa melakukan pekerjaan ini walaupun pekerjaan ini agak sulit untuk dirinya karna beelum memiliki pengalaman dalam di bidang hal apapun membuat dirinya sekarang merasa tertekan walaupun dia tidak memberikan ekspresi apapun di wajah nya terhadap seniornya." Ari bagaimana dengan kerjanya?" Tanya senior." Oh.. iya kak pasti Ari bisa."" Ok, jika nanti 1 persatu sudah bisa nanti kamu langsung mengerjakan yang lain nya ya dan bantu bantu kakak."" Ok siap kak."Ari langsung berpindah posisi ke arah tempat yang di arah kan tadi dari seornag senior yang sudah bekerja lebih lama di banding kan dirinya yang baru masuk belum 1 Minggu ini." Aku yakin Tuhan tidak akan membebani kemampuan seseorang termasuk a
Part 56Setelah itu mereka berdua masuk ke dalam lagi untuk melanjutkan kembali bekerja, lalu Ari belok ke arah kiri sedangkan Rizki belok ke arah ke kanan, mereka saling melambaikan tangan sebagai pertanda masuk segera dan bekerja dengan penuh semangat, lalu mereka setelah itu masuk di tempat masing-masing, dan setelah itu Ari lalu melanjutkan kembali untuk bekerja dan bertemu dengan senior yang ada di sini." Hai kamu kemana tadi pas istirahat?" Tanya seniornya." Aku tadi diluar kak setelah makan." Sambil tersenyum Ari pada senior itu." Aku kira kamu aula."" Nggak kak aku bersama temen tadi di luar pas istirahat."" Oh.. iya iya." Hanya mangut"saja." Iya kak."" Ya sudah ayo kitaa bekerja kembali, semangat ya."" Sip kak."Lalu mereka kembali bekerja dengan semangat, Ari begitu semangatnya mendenger arahan dari senior nya,. Lalu Ari memulai belajar dengan hal hal lainnya, mulai dari menghafal kode untuk meng
Part 55Lalu Ari langsung mengerjakan nya dengan pelan-pelan sambil mengamati nya dengan baik-baik dan teliti, mulai dia mengukur dari Reng nya, panjang total nya, diameter, semuanya sampai detail harus di ukur.Ari begitu sangat teliti sekali sampai dia bener-bener memahaminya.Seterus nya Ari melakukanya secara berulang ulang lagi sampai bener-bener bisa dan paham. Ari sekarang memiliki kegiatan nya dengan bekerja dia bisa memberikannya suatu saat nanti kepada orangtuanya yang berada di sebrang. Ari begitu semangat sekali melakukannya sehingga tak terasa dia menyelesaikan dengan baik dan Bel pun berbunyi yang menandakan bel istirahat." Ari.. ayo kita istirahat dulu." Ajak senior nyapada Ari." Oh, iya kak."" Ayo.""Ari." Panggil Rizki ketika melihat Ari keluar dari line." Oh.. iya Rizki."" Gimana tadi kerjanya bisa?" Tanyanya." Iya." Aku tersenyum." Syukurlah."" Kalau kamu gimana?" Tanya Ari
Part 54Lalu Ari begitu dengan teliti setiap gerak gerkkan senior tersebut membuat dia menjadi tahu tentang ini. Ini sangat berharga sekali buat diri Ari yang masih lulus dan bisa mengenal dengan dunia industri." Ok Ari Sekarang kamu coba sendiri ya, aku mau kejar pekerjaan yang lain belum aku selesaikan." Ucapnya sambil berlalu dari hadapan Ari.Ari meencoba mempraktekkannya dengan sendirinya walaupun masih menyoba semua nya dari yang pertama sampai yang finishing nya." Ternyata tidak lah segampang yang aku pikirkan." Bathin Ari yang masih sibuk berkutat di tempat nya." Ari gimana apa yang belum di pahami " tanyanya yang langsung tau di benak Ari." Oh.. iya kak, kalau ini gimana ya cara membedakannya." Tanya Ari." Ini bedanya hanya 1 saja."" Satu gimana kak?"" Jika di No itu tidak masuk berati harus di kecilkan dari pemotongan mesinnya, terus kalau buat Go jika ke besaran berarti harus di kecil''an juga sama dari
Part 53Lalu langkah kami semua mengikuti arah seorang perekrut itu, Ari begitu senang sekali menjadi tau tentang perusahaan, dan setiap langkah kakinya melihat orang-orang yang bekerja dengan begitu semangat demi sesuap nasi dan demi mengubah nasib, perjuangannya begitu bikin Ari salut, dan dia merasa masih belum bisa seperti mereka karna dia merasa masih harus belajar dari mereka, setiap langkah demi langkah Ari melihat tengak tengok kanan dan kiri begitu semangat para pekerja disini. Ari kini merasa berbeda dengan yang lainnya dengan melihat semua orang yang begitu bekerja dengan baik dan dia akan berusaha belajar dari mereka semua.hidup itu penuh perjuangan dan harus bisa ini dan itu walaupun kita hanya bisa memiliki skill tapi skill itu tidak di pergunakan sama saja bohong, Bathin Ari.Ketika semuanya sudah mengelilingi semua perusahaan ini dan acara memperkenalkan perusahaan ini pada kami semua, kini Ari akan menjadi lebih berpengetahuan yang tadi n
Part 52 " Ok perhatiannya sini lihat ke depan " ucapnya. lalu semuanya langsung menghadap kedepan dan fokus melihat seorang perekrut pegang barang. " Kalian semua sudah selesai menulis kan?" Tanya nya kembali. " Sudah Pak." Ucap kami kompak. " Ok ini saya akan menunjukkan barang yang akan kalian kerjakan nanti di lapangan ya." Ucapnya menjeda. " Nah.. ini barang yang panjang namanya calioer dan ini satunya lagi diameter, nanti kalian satu persatu akan maju ya ke depan untuk kita langsung praktekkan." Ucapnya sambil memegang barang tersebut. " Ok.. mulai dari pojok kanan ya, silahkan berdiri dan duduk di depan barang ini ya." " Sekarang kamu pegang barang ini dan piston ini." Ucapnya. " Sekarang kamu lihat dulu ya contoh yang saya berikan." Lalu seorang perekrut itu memberikan contoh kepada yang pertama duduk di depan barang itu. " Sini pinjem dulu calipernya, jadi begini caranya, kamu lihat saya cara mengukur, i
Part 51 Kami semua tertiba mengikuti arahannya, aku selalu ingat perkataan Abang ku itu, dia bilang harus mengikuti saja setiap arahan yang dia berikan begitu lah ucapan Abang ku. Hanya beberapa menit saja, seorang perekrut itu balik lagi dan duduk di tempat nya kembali. " Hmm.. bagiamana bagian ini apakah sudah di tulis semua?" Tanyanya yang menunjuk ke papan board ini. Lalu ada yang menjawab. " Belum semua Pak, ini aku sebentar lagi akan selesai di bagian itu." Ucapnya. " Ok lanjutkan saja ya, bagi kalau sudah selesai bilang ya. " Ucapnya. Semuanya bener-bener tertib dan mengikuti semua arahan yang beliau katakan, bener kata Abang aku harus mengikutinya, karna ini menurut ku ilmu yang harus aku ambil banyak juga pelajaran yang harus kita gali. Rizki yang berada di samping ku hanya terdiam saja dari tadi tanpa ada ekspresi apapun dari nya. " Rizki kamu sudah selesai menulis?" Tanya A*i pada Rizki. " sudah." Ucapnya sin
Part 50Lalu kami semua yang mengikuti tes mengambil pulpen dan buku masing-masing di dalam tas yang sudah kami siapkan, setelah itu kami semua baru mencatat tulisan dari papan board di pindahkan ke dalam buku kami masing-masing." Baik kalian semua setelah menulis jangan lupa nanti lihat ke kami, karna kami akan memberikan penjelasan serta memberikan cara dan metode untuk kalian kerjakan." Ucap seseorang yang akan merekrut kami.Hening beberapa aat karena semua nya masih fokus menulis di papan board nya itu. Setelah selesai menulis nya lalu seorang perekrut itu membawa alat-alat nya dari bawah ke ruangan tempat dimana anak-anak calon karyawan akan di berikan contoh." Baik, perhatiannya saya minta kemaluan, apakah kalian semuanya sudah menulis?" Tanya nya." Sudah Pak." Ucap kami serentak." Baik.. boleh saya ingin mengetahui nama-nama kalian nanti maju ya satu persatu mulai dari pojok kanan." Ucapnya." Silahkan di mulai dari sekara