Beranda / Romansa / ARI SIHOMBING / ARI SIHOMBING

Share

ARI SIHOMBING

Penulis: Anita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Part 7

Ketika Ibunya Ari di dapur sedang memasak, lalu Ari menghampirinya.

"Ibu.. Ari mau ngomong sesuatu."

"Iya Ri kenapa? Mau ngomong Apa?"

"Jadi begini Bu." Ari menjedanya. Ketika akan melanjutkannya, lalu Ibunya Ari memotong ucapannya.

"Iya Ari, sebentar ya nak Ibu lagi angkat tempe dulu." Setelah mematikan kompor dan mengangkat tempe. Lalu Ibunya Ari mengajaknya duduk di bangku.

"Sini Ari duduk dulu, kamu mau ngomong apa sama Ibu?" Begitu Ibunya yang penasaran dengan Ari yang ingin mengatakan sesuatu.

''Jadi begini Bu, Ari mau meminta ijin pada Ibu." Menjeda sebentar dan ibunya hanya bersuara deheman.

"Ijin mau pergi untuk merantau." Itulah yang Ari katakan pada Ibunya. Sambil memegang erat tangannya lalu menghadap dan menatap Ibunya yan teduh. Ibunya menghela nafas, lalu berkata.

"Emangnya apa yang akan kamu cari di perantauan nak?" Ibunya Ari menanyakan apa tujuannya jika Ari pergi untuk merantau.

"Ari mau pergi merantau ingin merubah nasib, ijinkan Ari ya Bu. dan ingin menunjukkan kepada Ibu kalau Ari pasti bisa memberikan yang terbaik untuk Ibu." Ibunya binggung, ntah mau mengijinkan atau tidak? Karna Ari baru saja lulus dan masih masa anak remaja dan juga masih polos,  Ibunya Ari takut kenapa-kenapa jika Ari pergi ke perantauan.

"Ya sudah, jika itu kemauan mu. Tapi Ibu takut kamu kenapa-kenapa diperantauan. Karena kan kamu baru saja lulus." Itulah kecemasan yang ada di pikiran Ibunya.

"Tenang Bu.. Ari bisa kok jaga diri." Ari menyakinkan Ibunya sambil pegang tangannya agar diijinkan. Dengan tatapannya Ari yang besungguh-sungguh membuat Ibunya Ari menjadi iba lalu menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

"Ya sudah jika itu mau mu, tapi bener ya jaga diri baik-baik, jangan nakal nanti jika di sana. Dan inget selalu beri kabar Ibu jangan lupa." Itulah nasehat Ibu Ari pada Ari agar selalu memberikan kabar pada Ibunya.

"Yess.. Iya Bu, siap. Ari tidak akan nakal dan akan selalu kabarkan kepada Ibu jika sudah sampai disana."Ari matanya langsung berbinar ketika diijinkan pergi untuk merantau.

"Ya sudah, nanti kamu siap-siap ya, dan nanti Ibu akan telpon kakak kamu yang di jakarta. terus Ibu akan bilang menitipkan kamu disana."

"Iya Bu, terimakasih ya Bu sudah mau mengijinkan aku pergi, aku janji nanti kalau udah sukses nanti mau ajak Ibu jalan-jalan keliling-keliling disana Bu, sekaligus mau ngajak Ibu tinggal disana dan sambil kasih kebahagiaan untuk Ibu dan keluarga." Itulah tujuan Ari yang berkeinginan membahagiakan orang tuanya beserta adik-adiknya. Tekad Ari dan cita-citanya sungguh besar memang pantas untuk di kasihkan jempol padanya.

"Udah jangan banyak bicara, persiapkan saja dirimu nanti kita kebandara untuk membeli tiketnya ke jakarta." Itulah ucapan Ibunya pada Ari.

"Siap Bu, Ari mau siap-siap dulu. Oh ya Bu persiapan untuk pergi kesana beli tiketnya langsung jadi berangkat apa kita harus menunggu."

"Biasanya si harus berangkat, tapi sekarang Ibu tidak tau kebijakannya seperti apa. Ya sudah nanti kita ke bandara jangan membawa dulu perlengkapan bawaan kamu ya Ri. Takutnya bukan hari ini berangkatnya." Itulah jawabannya Ibu Ari, agar dia tidak terburu-buru pergi dari kampungnya. Karna Ibunya masih pengen bersamanya.

"Iya Bu, siap. Perintah Ibu akan saya laksanakan." Ari lalu hormat pada Ibunya. Membuat Ibunya ketawa sambil tersenyum dengan ucapannya Ari.

"Baik Ari anak ku, persiapkan dirimu. Ibu mau lanjut lagi memasaknya." Membuat Ibunya Ari dan Ari mereka tertawa bersama dengan ucapannya masing-masing.

Ibunya Ari sedang menyiapkan makan siang untuk makan bersama-sama. Pada saat Ibunya sedang menyiapkan hidangan. Tiba-tiba muncul lah adiknya Ari yang paling bungsu bernama rendy yang telah mengagetkan Ibunya yang sedang menyiapkan makan siang.

"Dor.. Ibu hayoo sedang apa?" Begitulah adiknya Ari yang sering usil maupun pada Ari, Ibu atau ke kakak nya yang lain.

"Rendy.. diam.. kamu ya ngagetin Ibu saja."

"Iya Bu, maaf abis enak si aromanya bikin laperrr." Ibunya hanya geleng-geleng kepala melihat anaknya yang bungsu itu. Sambil cubit-cubit tempe goreng, sambal, dan tumis kangkung.

"Sabar dikit dong dik.. kamu itu ya nyebelin.. sini tak sentil." Begitulah Adi yang meladenin adiknya yang usil itu. Lalu Rendy lari pergi ke kamarnya setelah mencubit tempe ke sambal. Terus Ari mengejarnya.

''Nah.. kena loh.. mau lari kemana kau ini, sana minta maaf dulu nggak sopan tau." Begitulah sifat antara keduanya sangat berbeda bukan dengan Abangnya Rendy dan Ari? Sedangkan Ibunya hanya geleng-gelengkan kepala lalu tersenyum melihat tingkah anaknya yang seperti bukan anak remaja. Padahal Usia mereka tidak lah jauh dari Ari hanya 4 Tahun saja.

Rendy yang sudah beranjak dewasa itu selalu membuat Ibunya dan kakaknya jengkel, karna dengan kelakuannya yang seperti itu.

"Iya kak, maaf maaf deh.. rendy minta maaf ya Bu." Ibunya hanya tersenyum setelah menyiapkan makan siang.

"Iya.. Ibu maafin. Ya sudah sini, ini sudah siap semua makanannya.. ayo makan, dan sana panggil adik-adikmu Ri." Lalu Ari pergi di hadapannya adiknya yang sudah dia jewer tanpa melukai. Setelah itu Adi mengetuk pintu kamar adik-adiknya karna kakak-kakaknya telah berpisah dengan mereka jadi tinggallah adik yang nomor 5, 6, dan 7. Setelah membangunkannya lalu keluarga mereka makan siang bersama-sama.

Pada saat makan pada recok dan ramai kaya pasar, mereka makan ada yang sedang bersenda gurau yaitu adiknya Arilah yang ke 6 bernama Rafa dia lalu berkata.

"Ibu, nanti kalau Rafa udah besar seperti Abang Ari nanti aku mau jadi pilot. Lalu celetuk adik yang bungsu. "Kalau aku nanti bakal jadi Artis seperti Judika yang pintar nyanyinya itu." Itulah mereka semua bersenda gurau selalu. Lalu Ibunya hanya tersenyum dan mengangguk-anggukan sebagai pertanda mengiyakan.

"Oh.. tidak.. kamu mah Ren.. ikut-ikutan saja.. itukan aku cita-citanya jadi Arti papan atas yang ternama nantinya.. hehehee." Itulah Ari yang selalu mengharapkan menjadi artis papan atas. Sungguh berharap bangat dan dia merasa suaranya sudah oke dan bagus.

"Dih.. Abang Ari.. itu aku.. jangan usah ketinggian deh.. nanti jatuh baru tuh tahu rasa." Semua pada ketawa dengan ucapan Rendy. Dan Ari mukanya merah dan sebel. Emosinya sampai ke ubun-ubun dan dia tidak terim dengan ucapan adiknya itu.

"Ah.. elu mah kaya gitu.. bukannya ngedung abangnya ini malah ngejatuhin. Awas loh kalau sudah makan tak aku pites kau ini." Matanya Ari melotot seakan mau loncat.

"Sudah-sudah jangan bertengkar terus.. kalian udah pada besar juga masuh saja kaya seperti itu." Ibunya Ari melerai di keduanya.

"Iya Bu." Mereka kompak berbicara.

"Apeh elu.. awas aja ya elu.."

"Weeww.. weew... weeww.. bodo amat.. bodo amat.. udah ah.. makannya mau lari.. takut nanti di pites sama Abang ku yang kaya banteng.. terus yang ada tanduknya iih... serrem... kabuurrr.." itulah guyonan adiknya Ari yang selalu suka meledeknya terus menerus. Lalu Ibunya serta adiknya pada ngetawain kakak beradik itu.. selalu ada aja ajang bertengkarnya jika sedang menyatu kaya gini.

"Sudah.. nggak usah di ladenin.. Bang.." celetuk adiknya Ari yang bernama Rafa.

"Iya bener tuh.. udah biarkan dia mah orangnya selalu usil.. emang menyebalkan Bang aku aja kadang pengen pites atau jewer tuh anak." Gitulah Rafa yang mengatakannya sambil mesem-mesem dengan tingkah mereka.

"Ya sudah, mari simpen piring kotornta di wastapel." Ibunya memerintahkannya menyimpan piring kotornya masing-masing ke wastapel itulah Ibunya Ari selaluengajarkan anak-anaknya seperti itu agar mereka suatu saat nanti sudah terbiasa dengan suasana yang akan mereka hadapi.

Setelah itu Ibunya lalu mencuci piring-piring kotor tersebut dan lalu di bantu oleh anak-anaknya sambil tertawa yang tadi Ari bertengkar dengan adiknya. Sedangkan yang dibicarakannya hanya diam saja.

Ketika sore harinya..

"Ari, ayo nak persiapkan dirimu untuk pergi ke bandara untuk mendaptar terlebih dahulu." Begitulah Ibunya Ari yang sudah siap-siap pergi ke bandara untuk daftarkan anaknya.

"Iya Bu, ini Ari sudah siap.."

"Ya sudah ayo.." ketika mereka akan jalan pergi ke bandara, tiba-tiba ada tamu temennya Ari..

Siapakah mereka? Apakah Adi? Roy atau Rio.. yuk simak besok kelanjutannya.

Maaf baru posting. Doakan saja ya authornya semoga cepet sembuh. Ini lagi nggak enak badan mangakannya baru posting juga.

Bab terkait

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 8"Ya sudah ayo.." ketika mereka akan jalan pergi ke bandara, tiba-tiba ada tamu temennya Ari dan ternyata yang datang adalah Rio beserta keluarganya. jadi di urungkan kembali untuk perginya ke bandara."Hay Ari, kamu mau kemana sama Ibumu?" Itulah pertanyaan Rio pada Ari."Ini Rio aku mau kebandara sama Ibu." Membuat Rio penasaran lalu bertanya lagi."Mau ada perlu apa kebandara?" Membuat Ari bungkam dan binggung mau menjelaskannya."Ini mau daftar Ari pergi untuk pergi merantau, ya sudah. Ayo masuk Ibu, Pak, Rio. Jangan berdiri disitu ayo duduk-duduk." Ibunya Ari lah yang menjawab pertanyaan Rio, lalu mempersilahkan mereka duduk. Sambil menjamu mereka dengan makanan ringan seperti biskuit.Rio setelah mendengarkan jawaban Ibunya Ari menjadi sedih mengetahui semua itu. Dan dia akan bener-bener berpisah dengan sahabatnya.''Ayo silahkan dimakan biskuitnya Bu, Pak, Rio." Rio yang sedang melamun tersadar dengan ucapan Ibunya Ari.

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 9Setelah di warung... Ari melihat Ayahnya yang sedang makan di warung makan. deket sebelah warung yang akan dia beli gula merah."Ayah.. Ari rindu dengan Ayah.. kenapa Ayah malah pergi dari rumah Yah.." Ari berucap dengan pelan. Walaupun melihat Ayahnya dia melewati saja dan lalu bergegas untuk membeli gula merah."Bu beli gula merah 2 biji.""Iya dek, sebentar, Ini." Setelah membeli gula merah Ari lalu langsung pergi pulang kerumah. Dan dia masih melihat Ayahnya yang sedang merokok di rumah makan itu. Lalu Ari berhenti dan hanya memandangnya dengan jauh. Tiba-tiba saja matanya berkaca-kaca yang merindukan sosok seorang Ayah. Lalu Ari menghapus tangisannya agar tidak diketahui oleh Ibunya."Ayah Ari disini Rindu.. semoga saja Ayah sehat selalu ya.. Doa ku selalu untuk mu." Itulah gumaman Ari untuk Ayahnya.Ketika itu Ari langsung saja melanjutkan jalannya agar yang di rumah tidak terlalu menunggu dirinya yang lama membeli gula merah.

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 10 Ketika Ari akan masuk kedalam rumah dan Bundanya tiba-tiba ada yang datang dan ternyata Ayahnya Ari yang tiba-tiba saja langsung memeluk Ari. Ntahlah Ayahnya Ari kenapa? Lalu tiba-tiba saja memeluknya. "Ari Ayah rindu kamu, maafin Ayah ya selalu memalukkan dirimu serta Ibumu." Ayahnya menangis berderai air mata. Membuat Ibunya Ari matanya berkaca-kaca. "Iya Ayah, Ari sudah memaafkan Ayah ko. Ari juga minta maaf ya Yah belum bisa memberikan yang terbaik untuk keluarga kita yah." Itulah ucapan Ari pada Ayahnya. "Nggak, nggak anak ku. Itu bukan lah kewajiban kamu, itu kewajiban Ayah sebenarnya." Ayahnya mengendurkan pelukannya lalu tangannya mengusapkan ke wajah Ari yang mengeluarkan air mata. "Ayah.. Ari juga rin-du sama Ayah.. kenapa A-yah pergi dari ka-mi." Ari berucap dengan terbata-bata. "Iya Ayah juga rindu dengan kalian semua, gimana kabarnya adik-adik kalian." Ayahnya menanyakan anak-anaknya yang lain pada Ari. "Iy

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Pada saat mengetuk pintu.. keluarlah tante nya Ari, lalu Ari dan Ibunya mengucapkan salam. "Horas." Mereka berdua berbarengan mengucapkan salam. Lalu bersalaman. "Horas, tumben kesini. Lain kali kesini terus lah main." Begitulah Ucapan Tantenya Ari. "Iya Tante, Ari kesini mau ketemu Om. Dimana ya Om tan?" "Om mu nggak ada di rumah, dia sekarang berada di luar. Tapi sebentar lagi dia pulang ko, memang ada perlu apa kalian kesini?" Ari melirik Ibunya, sedangkan yang di lirik mengedipkan matanya sambil menganggukkan kepalanya. Yang telah mengisyaratkan lebih baik Ari saja yang mengatakannya. "Ya sudah, sini masuk dulu kita duduk saja berbincangnya." Tantenya Ari mempersilahkan mereka duduk dan menyiapkan makanan ringan dan minuman es sirup rasa mangga untuk menjamu mereka. "Ya Ampun tan.. nggak usah repot-repot Tan." "Iya betul kata Ari nggak usah repot-repot kak." Begitulah percakapan Anak dan Ibunya. "Nggak apa-apa hanya

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 12"Aku.. mau beli.." lalu di potonglah ucapan Ari oleh Ibunya."Ari, ayo.. kita ke tempat antrian nanti takut kehabisan tiketnya.""Endang, aku duluan ya Ibu aku sudah memanggil aku. Bye.." Ari melambaikan tangan pada Endang."Oh ya sudah, bye juga.." Endang juga melambaikan tangannya."Ayo Ari kita harus antri sebelum kehabisan tiketnya. Ini uangnya." Ari menerima uang itu dari Ibunya."Iya Bu, ya sudah Ari kesana." Ari pergi untuk daftar dan membeli tiketnya. Ari mengantri di tempat antrian lalu Ari berdiri dan dia tengak-tengok kanan-kirinya. Dia baru menyadari bahwa yang di belakang dia saja sungguh banyak sekali. Pada saat dia sudah di depan loket Ari berucap."Misi Mbak, saya mau beli tiket.""Baik Mas, isi dulu ya formulirnya nanti Mas nya antri lagi di loket sebelah.." pelayan tiket memberikan kertas formulir pada Ari."Oh iya Mbak, terimakasih." Ari mencari tempat duduk untuk mengisi formulirnya. Pada saat

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 13Setelah itu mereka mencuci tangan, lalu duduk kembali. Pada saat sudah kumpul lagi sesudah makan dan mencuci tangan, baru mereka bangkit dan bangun dari tempat duduknya untuk pulang. Dan melanjutkan jalan menuju mobil Om nya Ari untuk pulang karena sudah menjelang adzan magrib yang berkumandang. Setelah mereka masuk ke dalam mobil dan mobilnya dijalankan. Beberapa saat kemudian mereka melihat kejadian ada yang rame-rame di belokkan lampu merah."Ada apaan itu ya Om?" Ari yang duduk dibelakang penasaran dan bertanya."Nggak tau Ri, sebentar ya Om coba tanya." Lalu Om nya Ari membuka jendela mobilnya."Misi.. Pak ada apa ya rame-rame?""Itu Pak ada yang kecelakaan, masih muda, nasib bener keadaannya malah di tabrak lari.""Oh iya Pak, kalau gitu kesian juga ya.""Iya Pak kasihan.""Terimakasih ya Pak infonya.""Iya sama-sama." Setelah bertanya Ari langsung menanyakan kembali."Rame-rame kenapa Om?""I

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 14 Ketika mereka akan masuk ke ruangan dan membuka pintu mereka lalu di kagetkan dengan suara Ibunya Paridi yang histeris dan melihat anaknya yang kejang-kejang. Ari kebingungan harus bagaimana? Sedangkan bel yang ada di Rumah Sakit tidaklah berfungsi membuat Ari hampir saja frustasi. Tibalah Ibunya Ari beserta tantenya datang membawa belanjaan lalu mereka menaruh makanan itu dibawah lantai dan langsung menenangkan Ibunya Paridi yang histeris. Baru bisalah Ari memanggil dokter keruangannya sambil mengatakan keadaan temannya. "Dokter.. tolong bantu temen aku. Dia kejang-kejang Dok." Ucap Ari padanya. "Iya, yang sabar ya Mas, nanti temen kamu saya periksa dulu." Ari, Dokter dan perawat langsung memasuki ruangan UGD. "Maaf, Ibu-Ibu, dan Mas nya tolong keluar dulu ya, kami akan memeriksa keadaanya terlebih dahulu, dan tolong harap tenang. Kami permisi." Setelah dokter berkata seperti itu langsung masuk kedalam. Ari, Tantenya dan Ibunya Ari menunggu d

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 15Ketika Ayahnya paridi pergi menuju keruangannya tiba-tiba saja Istrinya berteriak dengan histeris, lalu dia lari dan menghampiri istrinya."Bu, Om, Ri. Ini ada apa dan kenapa istri saya bisa seperti ini.?" Ucap Ayah Paridi yang sambil bertanya-tanya dan kebingguan."Ini Pak anak Bapak kejang-kejang lagi.'' Ucap Om nya Ari sedang istrinya dan adiknya sedang menenangkan istrinya. Tibalah Dokter yang di panggil Ari sambil dia akan pergi ke warung terdekat Rumah Sakit untuk membeli air minum. Ari pergi untuk membeli air dikantin yang buka 24 jam. Sedangkan waktu jam sekarang menunjukkan pukul 01:50 wib."Tenang Bapak-Bapak, dan Ibu-Ibu tolong ya jangan berisik semuanya sedang banyak yang tidur, harap tenang dan saya sebagai Dokter akan memberikan penanganan yang terbaik untuk anak Bapak, Ibu. Kalau begitu saya permisi." Ucap Dokter langsung masuk keruangan dimana Paridi berbaring. Sedangkan perawatnya sudah masuk keruangan terlebih dahulu."Dok

Bab terbaru

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 58 Ari begitu fokus dengan pekerjaannya sehingga keringat yang ada di pelipis keningnya keluar secara perlahan-lahan karna itu dirinya ada yang belum dia mengerti, di setiap yang dia lakukan dia selalu berusaha apa yang dia kerjakan, dan dia berusaha akan bisa tetapi kenyataan nya yang dia lakukan masih belum mampu untuk mengerjakannya. " Ari." Panggil senior " Iya kak." "Jika nanti kamu bener-bener bisa dan di tinggal suatu saat nanti, apa kamu bisa mengerjakannya kerja DDI bagian ini dengan sendirian?" Tanya senior padanya sambil menatap Ari. " Ah iya kak, aku pasti bisa." Jawab Ari yang masih binggung. " Bener kamu bisa? Itu cara gerak badan kamu seakan ada yang ingin kamu sampaikan." Ucap Senior yang masih memperhatikan gerakan Ari. " Hmmm.. ntah lah kak." Jujur Ari yang binggung dan ketauan gerak gerik darsi badan nya sendiri yang tak tau akan bisa atau tidak. " Ok baik lah, nanti jika belum terlalu bisa dan m

  • ARI SIHOMBING   Ari Sihombing

    Part 57Lalu Ari langsung saja mengerjakan apa yang sudah di tunjukkan, setelah itu Ari begitu dengan hati-hati melakukannya." Aku harus bisa, aku harus bisa, aku harus bisa." Ucapan demi ucapan yang Ari ucap di dalam hatinya agar bisa melakukan pekerjaan ini walaupun pekerjaan ini agak sulit untuk dirinya karna beelum memiliki pengalaman dalam di bidang hal apapun membuat dirinya sekarang merasa tertekan walaupun dia tidak memberikan ekspresi apapun di wajah nya terhadap seniornya." Ari bagaimana dengan kerjanya?" Tanya senior." Oh.. iya kak pasti Ari bisa."" Ok, jika nanti 1 persatu sudah bisa nanti kamu langsung mengerjakan yang lain nya ya dan bantu bantu kakak."" Ok siap kak."Ari langsung berpindah posisi ke arah tempat yang di arah kan tadi dari seornag senior yang sudah bekerja lebih lama di banding kan dirinya yang baru masuk belum 1 Minggu ini." Aku yakin Tuhan tidak akan membebani kemampuan seseorang termasuk a

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 56Setelah itu mereka berdua masuk ke dalam lagi untuk melanjutkan kembali bekerja, lalu Ari belok ke arah kiri sedangkan Rizki belok ke arah ke kanan, mereka saling melambaikan tangan sebagai pertanda masuk segera dan bekerja dengan penuh semangat, lalu mereka setelah itu masuk di tempat masing-masing, dan setelah itu Ari lalu melanjutkan kembali untuk bekerja dan bertemu dengan senior yang ada di sini." Hai kamu kemana tadi pas istirahat?" Tanya seniornya." Aku tadi diluar kak setelah makan." Sambil tersenyum Ari pada senior itu." Aku kira kamu aula."" Nggak kak aku bersama temen tadi di luar pas istirahat."" Oh.. iya iya." Hanya mangut"saja." Iya kak."" Ya sudah ayo kitaa bekerja kembali, semangat ya."" Sip kak."Lalu mereka kembali bekerja dengan semangat, Ari begitu semangatnya mendenger arahan dari senior nya,. Lalu Ari memulai belajar dengan hal hal lainnya, mulai dari menghafal kode untuk meng

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 55Lalu Ari langsung mengerjakan nya dengan pelan-pelan sambil mengamati nya dengan baik-baik dan teliti, mulai dia mengukur dari Reng nya, panjang total nya, diameter, semuanya sampai detail harus di ukur.Ari begitu sangat teliti sekali sampai dia bener-bener memahaminya.Seterus nya Ari melakukanya secara berulang ulang lagi sampai bener-bener bisa dan paham. Ari sekarang memiliki kegiatan nya dengan bekerja dia bisa memberikannya suatu saat nanti kepada orangtuanya yang berada di sebrang. Ari begitu semangat sekali melakukannya sehingga tak terasa dia menyelesaikan dengan baik dan Bel pun berbunyi yang menandakan bel istirahat." Ari.. ayo kita istirahat dulu." Ajak senior nyapada Ari." Oh, iya kak."" Ayo.""Ari." Panggil Rizki ketika melihat Ari keluar dari line." Oh.. iya Rizki."" Gimana tadi kerjanya bisa?" Tanyanya." Iya." Aku tersenyum." Syukurlah."" Kalau kamu gimana?" Tanya Ari

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 54Lalu Ari begitu dengan teliti setiap gerak gerkkan senior tersebut membuat dia menjadi tahu tentang ini. Ini sangat berharga sekali buat diri Ari yang masih lulus dan bisa mengenal dengan dunia industri." Ok Ari Sekarang kamu coba sendiri ya, aku mau kejar pekerjaan yang lain belum aku selesaikan." Ucapnya sambil berlalu dari hadapan Ari.Ari meencoba mempraktekkannya dengan sendirinya walaupun masih menyoba semua nya dari yang pertama sampai yang finishing nya." Ternyata tidak lah segampang yang aku pikirkan." Bathin Ari yang masih sibuk berkutat di tempat nya." Ari gimana apa yang belum di pahami " tanyanya yang langsung tau di benak Ari." Oh.. iya kak, kalau ini gimana ya cara membedakannya." Tanya Ari." Ini bedanya hanya 1 saja."" Satu gimana kak?"" Jika di No itu tidak masuk berati harus di kecilkan dari pemotongan mesinnya, terus kalau buat Go jika ke besaran berarti harus di kecil''an juga sama dari

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 53Lalu langkah kami semua mengikuti arah seorang perekrut itu, Ari begitu senang sekali menjadi tau tentang perusahaan, dan setiap langkah kakinya melihat orang-orang yang bekerja dengan begitu semangat demi sesuap nasi dan demi mengubah nasib, perjuangannya begitu bikin Ari salut, dan dia merasa masih belum bisa seperti mereka karna dia merasa masih harus belajar dari mereka, setiap langkah demi langkah Ari melihat tengak tengok kanan dan kiri begitu semangat para pekerja disini. Ari kini merasa berbeda dengan yang lainnya dengan melihat semua orang yang begitu bekerja dengan baik dan dia akan berusaha belajar dari mereka semua.hidup itu penuh perjuangan dan harus bisa ini dan itu walaupun kita hanya bisa memiliki skill tapi skill itu tidak di pergunakan sama saja bohong, Bathin Ari.Ketika semuanya sudah mengelilingi semua perusahaan ini dan acara memperkenalkan perusahaan ini pada kami semua, kini Ari akan menjadi lebih berpengetahuan yang tadi n

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 52 " Ok perhatiannya sini lihat ke depan " ucapnya. lalu semuanya langsung menghadap kedepan dan fokus melihat seorang perekrut pegang barang. " Kalian semua sudah selesai menulis kan?" Tanya nya kembali. " Sudah Pak." Ucap kami kompak. " Ok ini saya akan menunjukkan barang yang akan kalian kerjakan nanti di lapangan ya." Ucapnya menjeda. " Nah.. ini barang yang panjang namanya calioer dan ini satunya lagi diameter, nanti kalian satu persatu akan maju ya ke depan untuk kita langsung praktekkan." Ucapnya sambil memegang barang tersebut. " Ok.. mulai dari pojok kanan ya, silahkan berdiri dan duduk di depan barang ini ya." " Sekarang kamu pegang barang ini dan piston ini." Ucapnya. " Sekarang kamu lihat dulu ya contoh yang saya berikan." Lalu seorang perekrut itu memberikan contoh kepada yang pertama duduk di depan barang itu. " Sini pinjem dulu calipernya, jadi begini caranya, kamu lihat saya cara mengukur, i

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 51 Kami semua tertiba mengikuti arahannya, aku selalu ingat perkataan Abang ku itu, dia bilang harus mengikuti saja setiap arahan yang dia berikan begitu lah ucapan Abang ku. Hanya beberapa menit saja, seorang perekrut itu balik lagi dan duduk di tempat nya kembali. " Hmm.. bagiamana bagian ini apakah sudah di tulis semua?" Tanyanya yang menunjuk ke papan board ini. Lalu ada yang menjawab. " Belum semua Pak, ini aku sebentar lagi akan selesai di bagian itu." Ucapnya. " Ok lanjutkan saja ya, bagi kalau sudah selesai bilang ya. " Ucapnya. Semuanya bener-bener tertib dan mengikuti semua arahan yang beliau katakan, bener kata Abang aku harus mengikutinya, karna ini menurut ku ilmu yang harus aku ambil banyak juga pelajaran yang harus kita gali. Rizki yang berada di samping ku hanya terdiam saja dari tadi tanpa ada ekspresi apapun dari nya. " Rizki kamu sudah selesai menulis?" Tanya A*i pada Rizki. " sudah." Ucapnya sin

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 50Lalu kami semua yang mengikuti tes mengambil pulpen dan buku masing-masing di dalam tas yang sudah kami siapkan, setelah itu kami semua baru mencatat tulisan dari papan board di pindahkan ke dalam buku kami masing-masing." Baik kalian semua setelah menulis jangan lupa nanti lihat ke kami, karna kami akan memberikan penjelasan serta memberikan cara dan metode untuk kalian kerjakan." Ucap seseorang yang akan merekrut kami.Hening beberapa aat karena semua nya masih fokus menulis di papan board nya itu. Setelah selesai menulis nya lalu seorang perekrut itu membawa alat-alat nya dari bawah ke ruangan tempat dimana anak-anak calon karyawan akan di berikan contoh." Baik, perhatiannya saya minta kemaluan, apakah kalian semuanya sudah menulis?" Tanya nya." Sudah Pak." Ucap kami serentak." Baik.. boleh saya ingin mengetahui nama-nama kalian nanti maju ya satu persatu mulai dari pojok kanan." Ucapnya." Silahkan di mulai dari sekara

DMCA.com Protection Status