Part 57
Lalu Ari langsung saja mengerjakan apa yang sudah di tunjukkan, setelah itu Ari begitu dengan hati-hati melakukannya.
" Aku harus bisa, aku harus bisa, aku harus bisa." Ucapan demi ucapan yang Ari ucap di dalam hatinya agar bisa melakukan pekerjaan ini walaupun pekerjaan ini agak sulit untuk dirinya karna beelum memiliki pengalaman dalam di bidang hal apapun membuat dirinya sekarang merasa tertekan walaupun dia tidak memberikan ekspresi apapun di wajah nya terhadap seniornya.
" Ari bagaimana dengan kerjanya?" Tanya senior.
" Oh.. iya kak pasti Ari bisa."
" Ok, jika nanti 1 persatu sudah bisa nanti kamu langsung mengerjakan yang lain nya ya dan bantu bantu kakak."
" Ok siap kak."
Ari langsung berpindah posisi ke arah tempat yang di arah kan tadi dari seornag senior yang sudah bekerja lebih lama di banding kan dirinya yang baru masuk belum 1 Minggu ini.
" Aku yakin Tuhan tidak akan membebani kemampuan seseorang termasuk a
Part 58 Ari begitu fokus dengan pekerjaannya sehingga keringat yang ada di pelipis keningnya keluar secara perlahan-lahan karna itu dirinya ada yang belum dia mengerti, di setiap yang dia lakukan dia selalu berusaha apa yang dia kerjakan, dan dia berusaha akan bisa tetapi kenyataan nya yang dia lakukan masih belum mampu untuk mengerjakannya. " Ari." Panggil senior " Iya kak." "Jika nanti kamu bener-bener bisa dan di tinggal suatu saat nanti, apa kamu bisa mengerjakannya kerja DDI bagian ini dengan sendirian?" Tanya senior padanya sambil menatap Ari. " Ah iya kak, aku pasti bisa." Jawab Ari yang masih binggung. " Bener kamu bisa? Itu cara gerak badan kamu seakan ada yang ingin kamu sampaikan." Ucap Senior yang masih memperhatikan gerakan Ari. " Hmmm.. ntah lah kak." Jujur Ari yang binggung dan ketauan gerak gerik darsi badan nya sendiri yang tak tau akan bisa atau tidak. " Ok baik lah, nanti jika belum terlalu bisa dan m
Bismillah.. awal nulis cerita, semoga suka AamiinPart 1Perkenalkan nama Dia adalah Ari Sihombing yang sering di panggil Ari. Dia terlahir di Medan, pada tanggal 17 september 2001. Kehidupan dia sederhana dengan kehidupan yang secukupnya.Dia, Ari memiliki 8 bersaudara dan dia anak ke- 4 dari delapan bersaudara.Suatu hari Ibunya pernah bercerita tentang dirinya"Sini Ari, Ibu mau bercerita tentang kamu di masa kamu baru lahir ke dunia.""Iya bu." Ari menghampiri Ibunya yang ingin bercerita."Dulu itu Ibu sangat berat memperjuangkan kamu dari Ayah kamu." Lalu Ari bertanya."Kenapa bu, sampai memperjuangkan aku dari ayah.""Iya, kamu tau kalau ayah kamu itu seorang keras kepala ingin segera membawa kamu ke gereja, untuk langsung memberikan nama kepada mu Ari, disitu ibu berdebat dengan ayah kamu yang ingin selalu menang dan tak mau mengalah." Menjeda sebentar lalu bernapas, ibu melanjutkan ceritanya, sedangkan aku menden
Part 2 Singkat cerita.. Ayah Ari seorang pemabuk dan selalu membuat keributan di setiap harinya. Keluarganya selalu menjadi buah bibir oleh orang orang disini, Karna tentang sikap Ayahnya yang selalu menjadi orang pemabuk. Sekeluarga cukup sabar dalam menghadapi ini semua, yang telah menahan rasa malu. Pada saat itu Ayahnya Ari pulang dengan keadaan mabuk dan dengan jalan sempoyongan, membuat Ari bersedih ketika Ayahnya seperti itu. Tapi membuat Ari masih sayang pada Ayahnya tidaklah memberikan sebuah kekerasan fisik, hanya saja sikap Ayahnya yang membuat dia membencinya. Itulah yang Ari rasakan saat ini. Setiap hari Ari berdoa agar Ayahnya bisa berubah dan menjadi sayang kepada dirinya serta adik-adiknya dan juga Ibunya. Ari binggung apa yang harus Ari lakukan? Lalu dia mencoba cari pekerjaan dan nekad untuk membantu orang tuanya. Dengan beranjaknya dewasa Ari mencoba bekerja di ladang Pak Dodi yang memiliki ladang yang luas. Pada saat melamar... Ari
Part 3 "Jangan lupa ya dik untuk sekolah di universitas kota." Kata kakak cewek cantik yang berpakaian rapih yang berlogo universitas kota medan. menawarkannya pada Ari. Ari hanya menanggapinya dengan senyuman saja. Lalu Ari melanjutkan jalan untuk pulang ke rumah. Di perjalanan Ari melihat temen-temennya yang sedang pada nongkrong di warung. Lalu Ari hanya melewatinya saja. Tiba-tiba saja ada yang memanggilnya dari belakang. Iya dia temen SD nya Ari yang bernama Roy. Lalu Ari berhenti. "Hay Ari, apa kabar?" Roy menyapanya dan menanyakan kabarnya setelah jarang bertemu dan berpisah kelas. "Aku baik baik saja Roy, sendirinya gimana kabarnya." Ari kembali lagi bertanya kabarnya. "Aku baik juga, ngomong-ngomong nanti kamu mau lanjut pendidikan nggak?" Roy menanyakan kepada Ari tentang lanjut pendidikan atau tidak. "A..ku.. aku.. aku nggak tau Roy, aku binggung. Kan harus memiliki biaya besar juga." Dia jawab dengan terbata-bata.
Part 4Ketika semuanya sudah pada masuk ke kelasnya masing-masing. Baru tibalah seorang Ibu-Ibu yang datang dan berlari yang merasa ketinggalan untuk berkumpul yang akan mengambil Ijazah anaknya. Dan banyak yang mengira Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak gurulah yang masuk ke kelas tapi ternyata bukan. Mereka semua para wali murid menunggunya lagi dengan sabar. Dan beruntungnya Ibu itu belum terlambat untuk mendapatkan Ijazahnya serta Informasi penting yang akan disampaikan oleh wali kelas. Setelah itu barulah tiba guru wali kelas untuk membagikan Ijazah serta Raportnya. Setelah itu Ibu guru menjelaskannya siapa yang menjadi juara kelas dan siapa yang akan menjadi peringkat pertama."Baiklah, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu sebelumnya perkenalkan dulu nama saya Ayu sintia ningsih saya disini sebagai wali kelas XII. Dan sering di panggil Ayu. Sebelumnya saya disini ingin meminta maaf terlebih dahulu, karna dengan menunggu terlalu lama untuk pembagian Ijazah serta raport, membuat Ibu-Ibu d
Part 5Setelah Adi akan mengambil Ijazah nya lalu ada yang menghampirinya dengan memeluknya dan menangis di hadapan semua orang dan ternyata yang memeluknya Adiwijaya adalah Ibunda nya sendiri.Ibunya menangis dipelukannya Adi setelah itu Adi melepaskan pelukannya dari Ibunya dan lalu langsung menghampiri wali kelasnya."Adi selamat ya. Akhirnya kamu mendapatkan Ranking juga di kelas, Ibu bangga dengan kamu bisa jadi juara. semoga suatu saat nanti diluaran sana kamu menjadi orang sukses ya." Itulah nasehat Ibu Ayu pada Adi."Iya bu, terimakasih atas doanya. Adi juga tak menyangka bisa dapat Ranking." Adi terharu dan berkaca-kaca.Setelah itu Ibu Ayu memberikan penghargaan kepada Adi lalu Adi pun menangis dan membuat semua orang yang melihat menjadi ikut-ikutan menangis. Lalu Adi berbicara dengan sepatah atau dua patah."Baik, terimakasih terutama buat Ayah aku yang telah membimbing aku sehingga bisa menjadi juara, terima kasih untuk Bapak Ke
Part 6Ketika ikan semuanya sudah dibumbuin tiba-tiba ada yang datang. ketika ketukan pintu itu bersuara tiga kali, ternyata yang datang Adi beserta keluarganya. Mereka datang ke rumah Ari untuk bersilahturahmi. Lalu Ibunya Arilah yang membukakan pintu serta menyambut mereka dan mempersilahkan masuk keluarganya Adi."Oh.. ada nak Adi, sini masuk Bu, Pak silahkan duduk." Ibunya Ari menyambut mereka semua. orang tuanya Adi masuk ke dalam rumahnya Ari lalu duduk di ruang keluarga."Maaf ya, Pak, Bu keadaanya lagi berantakkan. ada keperluan apa? " Ibunya Ari membuka percakapannya. Lalu sambil menyiapkan makanan ringan dan air putih untuk menjamu mereka."Ini Bu Adi ngerengek trs pengen main dan sekaligus kami bersilahturahmi saja ke sini, karena dia udah merasa memiliki sahabat hanya Ari yang akrab dengannya." Itulah jawaban Ibunya Adi dan Ayahnya Adi hanya menganggukkan kepalanya. Lalu Adi bersuara."Maaf ya Bu, Ari dimana ya kok nggak kelihatan?" Adi
Part 7 Ketika Ibunya Ari di dapur sedang memasak, lalu Ari menghampirinya. "Ibu.. Ari mau ngomong sesuatu." "Iya Ri kenapa? Mau ngomong Apa?" "Jadi begini Bu." Ari menjedanya. Ketika akan melanjutkannya, lalu Ibunya Ari memotong ucapannya. "Iya Ari, sebentar ya nak Ibu lagi angkat tempe dulu." Setelah mematikan kompor dan mengangkat tempe. Lalu Ibunya Ari mengajaknya duduk di bangku. "Sini Ari duduk dulu, kamu mau ngomong apa sama Ibu?" Begitu Ibunya yang penasaran dengan Ari yang ingin mengatakan sesuatu. ''Jadi begini Bu, Ari mau meminta ijin pada Ibu." Menjeda sebentar dan ibunya hanya bersuara deheman. "Ijin mau pergi untuk merantau." Itulah yang Ari katakan pada Ibunya. Sambil memegang erat tangannya lalu menghadap dan menatap Ibunya yan teduh. Ibunya menghela nafas, lalu berkata. "Emangnya apa yang akan kamu cari di perantauan nak?" Ibunya Ari menanyakan apa tujuannya jika Ari pergi untuk merantau.