Part 9
Setelah di warung... Ari melihat Ayahnya yang sedang makan di warung makan. deket sebelah warung yang akan dia beli gula merah.
"Ayah.. Ari rindu dengan Ayah.. kenapa Ayah malah pergi dari rumah Yah.." Ari berucap dengan pelan. Walaupun melihat Ayahnya dia melewati saja dan lalu bergegas untuk membeli gula merah.
"Bu beli gula merah 2 biji."
"Iya dek, sebentar, Ini." Setelah membeli gula merah Ari lalu langsung pergi pulang kerumah. Dan dia masih melihat Ayahnya yang sedang merokok di rumah makan itu. Lalu Ari berhenti dan hanya memandangnya dengan jauh. Tiba-tiba saja matanya berkaca-kaca yang merindukan sosok seorang Ayah. Lalu Ari menghapus tangisannya agar tidak diketahui oleh Ibunya.
"Ayah Ari disini Rindu.. semoga saja Ayah sehat selalu ya.. Doa ku selalu untuk mu." Itulah gumaman Ari untuk Ayahnya.
Ketika itu Ari langsung saja melanjutkan jalannya agar yang di rumah tidak terlalu menunggu dirinya yang lama membeli gula merah.
Setelah itu Ari langsung masuk kedalam rumah dan ia berkata.
"Maaf ya, Bu, Pak sudah menunggu lama." Setelah meminta maaf Ari pamit langsung ke dapur untuk menemui Rio.
"Sorry kawan lama ya? Tadi biasa lah ada kendala sedikit hehehe."
"Ah.. elu mah kaya gitu, katanya cuma sebentar.. prett. Tapi ternyata malah lama ah dasar kau ini sini tak kasih hukuman dulu." Rio bangkit dari duduknya lalu ingin menjitak Ari dengan sigap Ari menghindarnya.
"Aits.. nggak kena weee.. hahahha.. udah ah ayo cepetan kita bikin sambal rujaknya, tuh Ibuku dan orang tua mu dari tadi sudah menunggu." Ari mengalihkan pembicaraan Rio.
"Iya iya, dasar bawel ini aku lagi ngulek ambilin ge garamnya berdiri terus di situ." Rio mengulek cabe sambil ngedumel dengan sikap Ari yang menyebalkan.
"Iya.. hehehe ini garamnya. Udah dong jangan marah nanti sambalnya jadi pedes bangat loh. Kata pepatah si kalau yang nguleknya ngambek atau marah-marah nanti hasilnya nguleknya jadi pedes bangat.." Ari senyum-senyum saja setelah mengatakan itu. Sedangkan Rio malah mengerucutkan bibirnya membuat Ari tidak tahan untuk ketawa.
Setelah itu mereka berdua langsung pergi kedepan untuk ngerujak bersama. Lalu mangga-mangganya dikupas dan yang mengupaskan mangga-mangga itu Ibunya Ari dan Ibunya Rio. Manggahnya banyak hasil metik yang didapat ada 7 buah jadi yang di kupas hanya 3 buah saja. Ada sisa nya 4 buah lagi untuk orang tuanya Rio nanti untuk dibawa pulang.
"Hmmm.. enak ya mangganya di jam-jam segini makan rujak mantap.." Begitulah ucapan Rio.
"Aduh.. pedes.. air mana air.. aduh.." Rio kepedasan dan mencari air, padahal airnya ada disebelahnya, membuat mereka semua tertawa dengan tingkah Rio. Udah tau Rio nggak terlalu suka bangat dengan pedes-pedes kini dia makan yang pedes-pedes.
"Hahaha... mangkannya kau Rio kalau makan tuh jangan banyak-banyak ngambil sambalnya. Tuh air ada di deket kamu." Setelah berucap gitu Ari malah tersenyum-senyum saja. Sedang Ibunya Ari hanya mesem-mesem saja. dan menggelengkan kepalanya dengan tingkah mereka berdua.
"Iya, iya Ari.. saya emang nggak terlalu suka yang pedes-pedes sekali, tapi kalau lagi ngerujak bikin selalu ngiler tau.. enak.. bangattt."
"Hahaha ada-ada saja kau Rio, kalau nggak suka pedes jangan kasih cabe 5 tadi.. kan kamu yang ngulek dan kamu juga yang kasih cabenya."
"Nah.. loh.. jadi ini salah siapa? Bikin sambal rujak yang menjadi pedes." Ibunya Rio bertanya.
"Yang salah Rio.. hahahhaa." Semuanya pada menunjuk Rio yang mukanya sedang merah karna kepedesan.
"Iya.. iya.. aku yang salah deh.. hehhee maaf hahahhaa..." semuanya kembali ketawa lagi bersama-sama. Suasana hari ini begitu ceria bagi mereka semua.
Setelah makan rujak manggah, mereka semua kepedasan sampai-sampai ada mukanya kemerahan yaitu Rio. Melihat ekspresi Rio jadi ketawa lagi.
"Rio muka kamu merah itu, coba kondisikan." Ari ngelek Rio.
"Ah.. dasar ya kamu.. sekarang aku minta tanggung jawab cepet ilangkan rasa pedes ku ini." Kini semuanya yang mendengarkan ocehan Rio menjadi ketawa lagi.
"Hahahaa.. hahaha.. kau lucu Rio.. pertanyaan kamu untuk aku minta pertanggung jawabkan sungguh aneh. Ah dasar kau aneh hahhaaa."
"Ari... kamu jangan ketawa.. sekalau lagi kau ketawa akan aku.." lalu menjedanya dan berpikir dulu mau diapakan Ari ya?
"Apa-apa? Mau diapakan aku? Sinj kalau berani weee." Ari melelewe Rio yang sedang emosi dan sambil meledeknya.
"Iih.. Ari.." lalu Rio menghampiri Ari sedangkan Ari berlari pada saat Rio akan mendekatinya.
"Mereka berdua kaya tom and jerry saja ya." Ibunya Rio berucap seperti itu.
"Iya betul. Seakan-akan mereka tidak akan terpisahkan, pertemanan nya begitu kuat." Itulah ucapan Ayah Rio.
"Iya betul."
Begitulah percakapan mereka ketika hening.. tiba-tiba Om nya Ari datang.
''Horas."
"Horas, Bapa Tua" itulah sebutan Ibunya Ari ke abangnya yang sudah terbiasa menyebut Abangnya Bapa Tua. Mereka yang duduk-duduk santai di depan rumah, sambil menikmati angin yang sepoi-sepi menjawab dengan bersamaan.
"Ari mana?" Omnya Ari menanyakan keberadaan Ari.
"Itu dia tadi lari kebelakang sedang main, apa perlu aku panggilkan Ari pa?"
"Oh.. nggak usah aku hanya menanyakannya saja. Kalau begitu aku pamit. Horas."
"Horas." Mereka semua menjawab salam Om nya Ari. Hanya itu saja Om nya Ari menanyakan kabarnya lalu langsung pergi lagi.
NB : Bapa Tua atau Amang Tua adalah sebutan untuk Abang dari Ayah kita dan sebutan untuk suami kakak Ibu kita.
Tiba-tiba Ari ngos-ngosan setelah di kerja-kejar oleh Rio.
"Udah ah ca-peek Ri-o, kita damai saja ya aku sudah lelah ini." Ari berbicara sampai ngos-ngosan.
"Nah.. mangkannya lain kali jangan ngeledek aku.. sukurin kan capek."
"Iya aku minta maaf deh, nggak ledekin kamu lagi."
"Nah gitu dong.. itu baru Ari aku." Semua pada mempertawakan mereka lagi dengan kelakuan mereka yang bener-bener kaya tom and jerry.
"Sudah-sudah.. ini minum dulu, pasti kalian capek kan?" Ibunya Ari sudah menyiapkan minum pada mereka.
"Iya Bu, Ibu pengertian bangat."
"Terimakasih ya Bu" mereka berdua kompak mengucapkan terimakasih.
"Iya sama-sama, oh ya Ri tadi ada Om kamu kesini."
"Ada apa ya Bu Om kesini?"
"Nggak tau, ya sudah dari pada kamu penasaran lebih baik kamu samperin saja nanti kerumahnya." Ibunya Ari menceritakan semua tentang Abangnya tadi yang datang menanyakan anaknya.
"Baik Bu, nanti Ari datang kerumahnya." Jarak rumah Ari ke rumah Omnya lumayan jauh jadi Ari harus menaiki motor.
"Ari sudah sore, aku sama orang tua mau pulang dulu ya nanti kita lanjutkan lagi maennya ya oke." Rio berpamitan pada Ari dan Ibunya.
"Iya bener kata Rio sudah sore, kami sekeluarga ijin pulang ya Bu."
"Iya Bu, hati-hati ya dijalan. Ini Bu mangga nya jangan lupa dibawa buat Rio"
"Loh Bu, nggak usah repot-repot" Ibunya Ari menyodorkan manggah muda itu pada Ibunya Rio, tapi Ibunya Rio malah menolak dan memberikannya kembali. Tapi ibunya Ari malah memberikannya pada Rio akhirnya Rio lah yang menerimanya.
Ketika sudah masuk semuanya Ibunya Rio membuka jendela dan mengucapkan terimakasih pada Ibunya Ari.
"Terimakasih ya Bu atas jamuannya." Begitula ucapnya, lalu Rio membuka jendela sambil dadah-dadah pada keluarganya Ari.
"Nanti kapan-kapan kita main lagi ya. Terimakasih ya Bu. Dah.." Karna jarak rumah Rio dengan Rumah Ari lumayan jauh jadi membawa kendaraan orang tuanya Rio.
Ketika Ari akan masuk kedalam rumah dan Bundanya tiba-tiba ada yang datang...
Siapa lagi ya yang datang ketika mereka akan istirahat apakah temen nya Ari? Ataukah Om nya?
Yuk kita simak kelanjutannya besok..
Next?
Part 10 Ketika Ari akan masuk kedalam rumah dan Bundanya tiba-tiba ada yang datang dan ternyata Ayahnya Ari yang tiba-tiba saja langsung memeluk Ari. Ntahlah Ayahnya Ari kenapa? Lalu tiba-tiba saja memeluknya. "Ari Ayah rindu kamu, maafin Ayah ya selalu memalukkan dirimu serta Ibumu." Ayahnya menangis berderai air mata. Membuat Ibunya Ari matanya berkaca-kaca. "Iya Ayah, Ari sudah memaafkan Ayah ko. Ari juga minta maaf ya Yah belum bisa memberikan yang terbaik untuk keluarga kita yah." Itulah ucapan Ari pada Ayahnya. "Nggak, nggak anak ku. Itu bukan lah kewajiban kamu, itu kewajiban Ayah sebenarnya." Ayahnya mengendurkan pelukannya lalu tangannya mengusapkan ke wajah Ari yang mengeluarkan air mata. "Ayah.. Ari juga rin-du sama Ayah.. kenapa A-yah pergi dari ka-mi." Ari berucap dengan terbata-bata. "Iya Ayah juga rindu dengan kalian semua, gimana kabarnya adik-adik kalian." Ayahnya menanyakan anak-anaknya yang lain pada Ari. "Iy
Pada saat mengetuk pintu.. keluarlah tante nya Ari, lalu Ari dan Ibunya mengucapkan salam. "Horas." Mereka berdua berbarengan mengucapkan salam. Lalu bersalaman. "Horas, tumben kesini. Lain kali kesini terus lah main." Begitulah Ucapan Tantenya Ari. "Iya Tante, Ari kesini mau ketemu Om. Dimana ya Om tan?" "Om mu nggak ada di rumah, dia sekarang berada di luar. Tapi sebentar lagi dia pulang ko, memang ada perlu apa kalian kesini?" Ari melirik Ibunya, sedangkan yang di lirik mengedipkan matanya sambil menganggukkan kepalanya. Yang telah mengisyaratkan lebih baik Ari saja yang mengatakannya. "Ya sudah, sini masuk dulu kita duduk saja berbincangnya." Tantenya Ari mempersilahkan mereka duduk dan menyiapkan makanan ringan dan minuman es sirup rasa mangga untuk menjamu mereka. "Ya Ampun tan.. nggak usah repot-repot Tan." "Iya betul kata Ari nggak usah repot-repot kak." Begitulah percakapan Anak dan Ibunya. "Nggak apa-apa hanya
Part 12"Aku.. mau beli.." lalu di potonglah ucapan Ari oleh Ibunya."Ari, ayo.. kita ke tempat antrian nanti takut kehabisan tiketnya.""Endang, aku duluan ya Ibu aku sudah memanggil aku. Bye.." Ari melambaikan tangan pada Endang."Oh ya sudah, bye juga.." Endang juga melambaikan tangannya."Ayo Ari kita harus antri sebelum kehabisan tiketnya. Ini uangnya." Ari menerima uang itu dari Ibunya."Iya Bu, ya sudah Ari kesana." Ari pergi untuk daftar dan membeli tiketnya. Ari mengantri di tempat antrian lalu Ari berdiri dan dia tengak-tengok kanan-kirinya. Dia baru menyadari bahwa yang di belakang dia saja sungguh banyak sekali. Pada saat dia sudah di depan loket Ari berucap."Misi Mbak, saya mau beli tiket.""Baik Mas, isi dulu ya formulirnya nanti Mas nya antri lagi di loket sebelah.." pelayan tiket memberikan kertas formulir pada Ari."Oh iya Mbak, terimakasih." Ari mencari tempat duduk untuk mengisi formulirnya. Pada saat
Part 13Setelah itu mereka mencuci tangan, lalu duduk kembali. Pada saat sudah kumpul lagi sesudah makan dan mencuci tangan, baru mereka bangkit dan bangun dari tempat duduknya untuk pulang. Dan melanjutkan jalan menuju mobil Om nya Ari untuk pulang karena sudah menjelang adzan magrib yang berkumandang. Setelah mereka masuk ke dalam mobil dan mobilnya dijalankan. Beberapa saat kemudian mereka melihat kejadian ada yang rame-rame di belokkan lampu merah."Ada apaan itu ya Om?" Ari yang duduk dibelakang penasaran dan bertanya."Nggak tau Ri, sebentar ya Om coba tanya." Lalu Om nya Ari membuka jendela mobilnya."Misi.. Pak ada apa ya rame-rame?""Itu Pak ada yang kecelakaan, masih muda, nasib bener keadaannya malah di tabrak lari.""Oh iya Pak, kalau gitu kesian juga ya.""Iya Pak kasihan.""Terimakasih ya Pak infonya.""Iya sama-sama." Setelah bertanya Ari langsung menanyakan kembali."Rame-rame kenapa Om?""I
Part 14 Ketika mereka akan masuk ke ruangan dan membuka pintu mereka lalu di kagetkan dengan suara Ibunya Paridi yang histeris dan melihat anaknya yang kejang-kejang. Ari kebingungan harus bagaimana? Sedangkan bel yang ada di Rumah Sakit tidaklah berfungsi membuat Ari hampir saja frustasi. Tibalah Ibunya Ari beserta tantenya datang membawa belanjaan lalu mereka menaruh makanan itu dibawah lantai dan langsung menenangkan Ibunya Paridi yang histeris. Baru bisalah Ari memanggil dokter keruangannya sambil mengatakan keadaan temannya. "Dokter.. tolong bantu temen aku. Dia kejang-kejang Dok." Ucap Ari padanya. "Iya, yang sabar ya Mas, nanti temen kamu saya periksa dulu." Ari, Dokter dan perawat langsung memasuki ruangan UGD. "Maaf, Ibu-Ibu, dan Mas nya tolong keluar dulu ya, kami akan memeriksa keadaanya terlebih dahulu, dan tolong harap tenang. Kami permisi." Setelah dokter berkata seperti itu langsung masuk kedalam. Ari, Tantenya dan Ibunya Ari menunggu d
Part 15Ketika Ayahnya paridi pergi menuju keruangannya tiba-tiba saja Istrinya berteriak dengan histeris, lalu dia lari dan menghampiri istrinya."Bu, Om, Ri. Ini ada apa dan kenapa istri saya bisa seperti ini.?" Ucap Ayah Paridi yang sambil bertanya-tanya dan kebingguan."Ini Pak anak Bapak kejang-kejang lagi.'' Ucap Om nya Ari sedang istrinya dan adiknya sedang menenangkan istrinya. Tibalah Dokter yang di panggil Ari sambil dia akan pergi ke warung terdekat Rumah Sakit untuk membeli air minum. Ari pergi untuk membeli air dikantin yang buka 24 jam. Sedangkan waktu jam sekarang menunjukkan pukul 01:50 wib."Tenang Bapak-Bapak, dan Ibu-Ibu tolong ya jangan berisik semuanya sedang banyak yang tidur, harap tenang dan saya sebagai Dokter akan memberikan penanganan yang terbaik untuk anak Bapak, Ibu. Kalau begitu saya permisi." Ucap Dokter langsung masuk keruangan dimana Paridi berbaring. Sedangkan perawatnya sudah masuk keruangan terlebih dahulu."Dok
Part 16Ketika paridi tertabrak oleh mobil Sedan, Paridi sempat melihat Plat mobilnya yang berhenti sebentar lalu dia langsung menutup matanya karena kepalanya yang pusing seakan-akan dia merasa badannya akan melayang. Dari situlah Paridi merasakan sakit yang luar biasa.Keesokkan harinya.."Bu, Pak, kami sekeluarga pamit dulu ijin pulang ya, nanti akan kembali lagi kesini hanya ingin mandi dan saling pakaian." Ucap Ibunya Ari pada orang tuanya Paridi. Yang di angguki Ari, kakaknya dan Abangnya."Oh, iya sudah silahkan Bu, Om, Ari dan Tante. Terimakasih juga sudah menemani kami dan sudah membantu kami." Ucapnya."Iya sama-sama Bu, kalau begitu kami permisi." Ucap Ibunya Ari. Lalu mereka semua keluar dari ruangan Paridi. Dengan kejadian semalam membuat mereka harus bisa membantu keluarganya Paridi dan akan selalu memberikan semangat pada mereka. Ari yang sebagai teman saja sedih melihat keadaan Paridi, membuat dirinya harus ada untuk temannya yang s
Ibunya Paridi masih menunggu suaminya datang, sudah jam 12 siang belum juga tiba. Dia sungguh sangat cemas melihat keadaan anaknya yang seperti itu. Dan dia selalu saja berdoa semoga saja Suaminya dapat hasil pinjaman dari Atasannya. Sedangkan keluarganya Ari berada di luar, karena dengan adanya peraturan Rumah Sakit setiap ada yang menjenguk pasien jangan terlalu banyak orang karena takutnya akan mengganggu pasien nya. Pada saat itu tibalah Ayahnya Paridi dengan menundukan kepala, tapi pada saat telah tiba dan melihat keluarganya Ari menjadi tersenyum dan tidak menunduk lagi seperti tadi. "Pak, baru pulang?" Ucap Om Ari. "Iya Om, maaf ini ya Om, Bu, Tan, Ri saya masuk dulu ke dalam." Ucapnya. " iya Pak, silahkan." Setelah mereka saling menyapa, Ayah nya Paridi menundukkan kepalanya lagi di hadapan Istrinya, karena dia hanya bisa membawa hasil pinjaman sebesar Rp. 3.000.000,00 saja. "Pak bagaimana, apakah kita di kasih pinjaman sama Bos kamu?"
Part 58 Ari begitu fokus dengan pekerjaannya sehingga keringat yang ada di pelipis keningnya keluar secara perlahan-lahan karna itu dirinya ada yang belum dia mengerti, di setiap yang dia lakukan dia selalu berusaha apa yang dia kerjakan, dan dia berusaha akan bisa tetapi kenyataan nya yang dia lakukan masih belum mampu untuk mengerjakannya. " Ari." Panggil senior " Iya kak." "Jika nanti kamu bener-bener bisa dan di tinggal suatu saat nanti, apa kamu bisa mengerjakannya kerja DDI bagian ini dengan sendirian?" Tanya senior padanya sambil menatap Ari. " Ah iya kak, aku pasti bisa." Jawab Ari yang masih binggung. " Bener kamu bisa? Itu cara gerak badan kamu seakan ada yang ingin kamu sampaikan." Ucap Senior yang masih memperhatikan gerakan Ari. " Hmmm.. ntah lah kak." Jujur Ari yang binggung dan ketauan gerak gerik darsi badan nya sendiri yang tak tau akan bisa atau tidak. " Ok baik lah, nanti jika belum terlalu bisa dan m
Part 57Lalu Ari langsung saja mengerjakan apa yang sudah di tunjukkan, setelah itu Ari begitu dengan hati-hati melakukannya." Aku harus bisa, aku harus bisa, aku harus bisa." Ucapan demi ucapan yang Ari ucap di dalam hatinya agar bisa melakukan pekerjaan ini walaupun pekerjaan ini agak sulit untuk dirinya karna beelum memiliki pengalaman dalam di bidang hal apapun membuat dirinya sekarang merasa tertekan walaupun dia tidak memberikan ekspresi apapun di wajah nya terhadap seniornya." Ari bagaimana dengan kerjanya?" Tanya senior." Oh.. iya kak pasti Ari bisa."" Ok, jika nanti 1 persatu sudah bisa nanti kamu langsung mengerjakan yang lain nya ya dan bantu bantu kakak."" Ok siap kak."Ari langsung berpindah posisi ke arah tempat yang di arah kan tadi dari seornag senior yang sudah bekerja lebih lama di banding kan dirinya yang baru masuk belum 1 Minggu ini." Aku yakin Tuhan tidak akan membebani kemampuan seseorang termasuk a
Part 56Setelah itu mereka berdua masuk ke dalam lagi untuk melanjutkan kembali bekerja, lalu Ari belok ke arah kiri sedangkan Rizki belok ke arah ke kanan, mereka saling melambaikan tangan sebagai pertanda masuk segera dan bekerja dengan penuh semangat, lalu mereka setelah itu masuk di tempat masing-masing, dan setelah itu Ari lalu melanjutkan kembali untuk bekerja dan bertemu dengan senior yang ada di sini." Hai kamu kemana tadi pas istirahat?" Tanya seniornya." Aku tadi diluar kak setelah makan." Sambil tersenyum Ari pada senior itu." Aku kira kamu aula."" Nggak kak aku bersama temen tadi di luar pas istirahat."" Oh.. iya iya." Hanya mangut"saja." Iya kak."" Ya sudah ayo kitaa bekerja kembali, semangat ya."" Sip kak."Lalu mereka kembali bekerja dengan semangat, Ari begitu semangatnya mendenger arahan dari senior nya,. Lalu Ari memulai belajar dengan hal hal lainnya, mulai dari menghafal kode untuk meng
Part 55Lalu Ari langsung mengerjakan nya dengan pelan-pelan sambil mengamati nya dengan baik-baik dan teliti, mulai dia mengukur dari Reng nya, panjang total nya, diameter, semuanya sampai detail harus di ukur.Ari begitu sangat teliti sekali sampai dia bener-bener memahaminya.Seterus nya Ari melakukanya secara berulang ulang lagi sampai bener-bener bisa dan paham. Ari sekarang memiliki kegiatan nya dengan bekerja dia bisa memberikannya suatu saat nanti kepada orangtuanya yang berada di sebrang. Ari begitu semangat sekali melakukannya sehingga tak terasa dia menyelesaikan dengan baik dan Bel pun berbunyi yang menandakan bel istirahat." Ari.. ayo kita istirahat dulu." Ajak senior nyapada Ari." Oh, iya kak."" Ayo.""Ari." Panggil Rizki ketika melihat Ari keluar dari line." Oh.. iya Rizki."" Gimana tadi kerjanya bisa?" Tanyanya." Iya." Aku tersenyum." Syukurlah."" Kalau kamu gimana?" Tanya Ari
Part 54Lalu Ari begitu dengan teliti setiap gerak gerkkan senior tersebut membuat dia menjadi tahu tentang ini. Ini sangat berharga sekali buat diri Ari yang masih lulus dan bisa mengenal dengan dunia industri." Ok Ari Sekarang kamu coba sendiri ya, aku mau kejar pekerjaan yang lain belum aku selesaikan." Ucapnya sambil berlalu dari hadapan Ari.Ari meencoba mempraktekkannya dengan sendirinya walaupun masih menyoba semua nya dari yang pertama sampai yang finishing nya." Ternyata tidak lah segampang yang aku pikirkan." Bathin Ari yang masih sibuk berkutat di tempat nya." Ari gimana apa yang belum di pahami " tanyanya yang langsung tau di benak Ari." Oh.. iya kak, kalau ini gimana ya cara membedakannya." Tanya Ari." Ini bedanya hanya 1 saja."" Satu gimana kak?"" Jika di No itu tidak masuk berati harus di kecilkan dari pemotongan mesinnya, terus kalau buat Go jika ke besaran berarti harus di kecil''an juga sama dari
Part 53Lalu langkah kami semua mengikuti arah seorang perekrut itu, Ari begitu senang sekali menjadi tau tentang perusahaan, dan setiap langkah kakinya melihat orang-orang yang bekerja dengan begitu semangat demi sesuap nasi dan demi mengubah nasib, perjuangannya begitu bikin Ari salut, dan dia merasa masih belum bisa seperti mereka karna dia merasa masih harus belajar dari mereka, setiap langkah demi langkah Ari melihat tengak tengok kanan dan kiri begitu semangat para pekerja disini. Ari kini merasa berbeda dengan yang lainnya dengan melihat semua orang yang begitu bekerja dengan baik dan dia akan berusaha belajar dari mereka semua.hidup itu penuh perjuangan dan harus bisa ini dan itu walaupun kita hanya bisa memiliki skill tapi skill itu tidak di pergunakan sama saja bohong, Bathin Ari.Ketika semuanya sudah mengelilingi semua perusahaan ini dan acara memperkenalkan perusahaan ini pada kami semua, kini Ari akan menjadi lebih berpengetahuan yang tadi n
Part 52 " Ok perhatiannya sini lihat ke depan " ucapnya. lalu semuanya langsung menghadap kedepan dan fokus melihat seorang perekrut pegang barang. " Kalian semua sudah selesai menulis kan?" Tanya nya kembali. " Sudah Pak." Ucap kami kompak. " Ok ini saya akan menunjukkan barang yang akan kalian kerjakan nanti di lapangan ya." Ucapnya menjeda. " Nah.. ini barang yang panjang namanya calioer dan ini satunya lagi diameter, nanti kalian satu persatu akan maju ya ke depan untuk kita langsung praktekkan." Ucapnya sambil memegang barang tersebut. " Ok.. mulai dari pojok kanan ya, silahkan berdiri dan duduk di depan barang ini ya." " Sekarang kamu pegang barang ini dan piston ini." Ucapnya. " Sekarang kamu lihat dulu ya contoh yang saya berikan." Lalu seorang perekrut itu memberikan contoh kepada yang pertama duduk di depan barang itu. " Sini pinjem dulu calipernya, jadi begini caranya, kamu lihat saya cara mengukur, i
Part 51 Kami semua tertiba mengikuti arahannya, aku selalu ingat perkataan Abang ku itu, dia bilang harus mengikuti saja setiap arahan yang dia berikan begitu lah ucapan Abang ku. Hanya beberapa menit saja, seorang perekrut itu balik lagi dan duduk di tempat nya kembali. " Hmm.. bagiamana bagian ini apakah sudah di tulis semua?" Tanyanya yang menunjuk ke papan board ini. Lalu ada yang menjawab. " Belum semua Pak, ini aku sebentar lagi akan selesai di bagian itu." Ucapnya. " Ok lanjutkan saja ya, bagi kalau sudah selesai bilang ya. " Ucapnya. Semuanya bener-bener tertib dan mengikuti semua arahan yang beliau katakan, bener kata Abang aku harus mengikutinya, karna ini menurut ku ilmu yang harus aku ambil banyak juga pelajaran yang harus kita gali. Rizki yang berada di samping ku hanya terdiam saja dari tadi tanpa ada ekspresi apapun dari nya. " Rizki kamu sudah selesai menulis?" Tanya A*i pada Rizki. " sudah." Ucapnya sin
Part 50Lalu kami semua yang mengikuti tes mengambil pulpen dan buku masing-masing di dalam tas yang sudah kami siapkan, setelah itu kami semua baru mencatat tulisan dari papan board di pindahkan ke dalam buku kami masing-masing." Baik kalian semua setelah menulis jangan lupa nanti lihat ke kami, karna kami akan memberikan penjelasan serta memberikan cara dan metode untuk kalian kerjakan." Ucap seseorang yang akan merekrut kami.Hening beberapa aat karena semua nya masih fokus menulis di papan board nya itu. Setelah selesai menulis nya lalu seorang perekrut itu membawa alat-alat nya dari bawah ke ruangan tempat dimana anak-anak calon karyawan akan di berikan contoh." Baik, perhatiannya saya minta kemaluan, apakah kalian semuanya sudah menulis?" Tanya nya." Sudah Pak." Ucap kami serentak." Baik.. boleh saya ingin mengetahui nama-nama kalian nanti maju ya satu persatu mulai dari pojok kanan." Ucapnya." Silahkan di mulai dari sekara