Share

Kepo Skateboard (1)

Karena hari sudah agak siang, Amih merasa sudah waktunya untuk menutup penjualan nasi uduk hari ini. Ia membereskan barang dan otomatis membuat ia harus bolak-balik di depan pak Satya. Keduanya sempat tatap mata sejenak dan membuat Amih tersipu.

“Biasanya Emil yang datang ke sini.”

Sambil menyuap, pak Satya menjawab singkat. “Dia udah nggak sama saya.”

“Oh kenapa?”

“Saya pecat.”

“Dipecat kenapa?”

“Saya liat dia teh makin sering godain kamuh.”

“Iiih, pak Satya,” Amih jadi tidak enak hati. “Itu kan wajar. Namanya orang jualan masa’ saya galakin.”

“Yang salah emang bukan kamuh tapi si Emil. Dan saya nggak suka.”

“Nggak suka kenapa?”

Pak Satya menyelesaikan makannya. “Saya cemburu.”

*

Lapangan olahraga di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) pada pagi itu cukup ramai dengan orang. Mulai

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status