Beranda / Romansa / ANYELIR KUNING / MAMAH, PELUK!

Share

MAMAH, PELUK!

Penulis: EthoyRipo
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-21 20:55:29

Berlahan jiwaku kembali.

Tak lagi menjilati luka.

Sudah kulupa kamu.

Lalu,

Lagu pilu itu datang mengulang....

Kamu, tandai aku dengan egois.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ANYELIR KUNING   MAAF, AKU MENANDAIMU.

    "Kheem...." itu deheman Yusuf.Walaupun bergeming di tempatku, aku tahu ia sedang memperhatikan di balik kemudi."Luar biasa, ternyata kota menyerap habis sisi cerewetmu," kekehnya geli, membagi pokus antara melirikku dan jalan menurun di depan.Pria itu sedang mencoba menyalakan bara abadi dalam dada yang setengah mati aku tidurkan sejak beberapa menit lalu. Tidak bisakah dia menghargai usahaku?"Kamu cantik. Tapi...." ia menoleh, "galak," sambungnya dengan pipi berkedut menahan tawa.Lih

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-21
  • ANYELIR KUNING   MANDI WAJIB

    Kupelihara lukaku, agar aku tetap waras.Bahwa....Pernah mencintai kamuSeberdarah ini.___________________Drttttt...drttttt...drttttt....Aku tersentak kala suara getaran dan nada dering HP yang sangat familar merambat di telinga.Karena masih mengingat di mana semalam menaruhnya, tanganku dengan sigap terjulur menarik benda persegi panjang produksi negeri gingseng itu.Hal pertama yang kutemui setelah menatap layar lima inci tersebut adalah gambarku bersama mas Sayhan ketika acaraFamily Gatheringtahun lalu diadakan oleh perusahaan kami.Pada permukaan layar berlapistempered glassitu, telihat gambar mukaku yang tengah memejam mata dengan senyum lebar nan centil memamerkan gigi. Tak lupa menempelkan dua jari membentukpeacedi pipi kiri. Sekitar lima meter di belakang mas Sayhan muncul memposisikan diri seolah sedang mencium pipi

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-21
  • ANYELIR KUNING   PRIM ROSE-KU

    Hingar bingar musik tak terdengar lagi, berganti lantunan murottal quran menggema di segala penjuru kota saling bersahutan.Hari hampir senja dan sejak empat jam lalu mempelai telah meninggalkan pelaminan, menyisahkan tarub pengantin tak berpenghuni.Meja dan kursi berlapis kain putih campuran coklat tempat bercengkrama serta menyantap sajian dari tuan rumah siang tadi belum berubah, tetap berjajar rapi, hanya saja tak ditemui lagi wajah-wajah turut berbahagia tamu undangan.Pesta benar- benar telah usai, walau satu dua orang masih terlihat lalu lalang mengangkut wadah-wadah prasmanan yang sudah kosong.Karena pagi tadi tante Dhuha mewanti agar kami tidak terburu-buru untuk kembali ke Redan, maka aku beserta menantu berlian mamak masih berada di kota yang memiliki icon macan dahan dan menempati salah satu kamar di rumahnya.Aku tidak menolak, hanya saja berbeda dengan Yusuf. Dia memang tak mengatakan keberatannya, namun dari tangannya yang langsung menggaruk

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-22
  • ANYELIR KUNING   ANAK KITA

    Beberapa dari kita tidak terkecuali aku, berpikir tuhan itu maha baik dari segala yang maha baik. Jadi, ketika menginginkan sesuatu, angkat saja tanganmu lalu panjatkan doa, maka pintamu akan terwujud tidak peduli senista apa tujuanmu. Namun ada hal yang kita atau aku lupa, adalah bahwa tuhan hanya mengabulkan doa hati yang tulus, doa hati yang baik dan doa yang mengandung kebaikan.Aku tidak mengatakan jika doa yang aku luncurkan kelangit minggu lalu adalah doa yang buruk. Demi tuhan itu harapan penuh kebaikan. Aku sungguh ingin ia ada di sini meminta restu mamak dan kakak-kakakku. Hanya saja, aku salah memaknai sebuah pengharapan, karena keinginanku agar mas Sayhan muncul rupanya adalah niat jahat terselubung untuk meginjak harga diri Yusuf.Sungguh tuhan maha penggabul. Lihat saja, asa burukku bahkan terwujud, walau tak tepat waktu. Dan inilah harinya di mana yang seharusnya terjadi minggu lalu justru kejadian malam ini. Mas-ku itu melangkah percaya diri bersama sen

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-22
  • ANYELIR KUNING   DUA PUTRA

    Langit anakku!Langit anakku!Langit anakku!Omong kosong! Aku tidak percaya. Hati dan akalku bersatu menertawai keputus asaan Yusuf. Ia kira, dengan membawa nama tuhan aku akan yakin?Oh, Yusuf. Tenggelamlah kamu di laut merah bersama Fir'aun raja pendusta.Bagaimana aku harus percaya tipu dayanya, sedang alami kecelakaan yang mengakibatkan harus hilang ingatan saja tidak pernah. Maka sudah jelas, sekarang aku tidak dalam kondisi amnesia.Lalu, jika aku tak geger otak, mengapa potongan kenangan mengenai Langit setitikpun tak kuingat?Untuk pertanyaanku ini, aku rasa ia tidak punya jawaban. Kecuali hal tersebut adalah karangan maha hebatnya.Mungkin, Yusuf kira satu dasawarsa berlalu maka kepalaku telah melupa saat-saat aku membawa Bumi dalam perut. Pria itu jelas keliru, karena hakikatnya masih jelas terekam semua kenangan bahagia tentang calon bayiku walau masih berupa janin kecil nan lemah.Ck, payahnya diri ini. Dadaku

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-22
  • ANYELIR KUNING   KALAH OLEH RINDU ( 1 )

    “Aku tidak bisa melihat Aling dibiarkan begini!”“Kamu siapa, hah? Hanya orang lain. Tidak perlulah merasa bertanggung jawab!”Tidurku terusik, samar gendang telinga mendengar debat di sekitar. Jam berapa sekarang? Kenapa sepagi ini mereka sudah memulai hari dengan mengencangkan urat leher. Apa mereka tidak tahu bahwa mood yang rusak di pagi hari akan berpengaruh sampai dua puluh empat jam kemudian?Dasar, pasti mereka orang-orang maha pengagum ego, merasa bangga bila berhasil memenangkan debatnya dan anggap hina bagi yang tak mampu mengimbangi. Lantas, tidak perlu dijelaskan lagi, suara ketus barusan sudah pasti runcing bibir kak Syahrin. Aku hapal setiap ritme pita suara itu, tak ada tandingannya dalam urusan menyentil hati orang lain.Aku baru hendak membuka kelopak untuk memastikan tebakanku saat sadar ternyata begitu sulit memisahkan kedua pelupuk mata. Sekali dua k

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-22
  • ANYELIR KUNING   KALAH OLEH RINDU ( 2 )

    Wangi campuran bawang-bawangan dan rempah-rempah lainnya yang di tumis terhidu indra penciuman. Harum santan mendidih dengan campuran rimpang-rimpangan juga semakin mengoda perutku berbunyi. Lucunya aku bisa mendengar suaranya. Kapan terakhir aku makan? Kemarin di perjalanan pulang kalau tidak salah.Kali aku membuka mata, ini jauh lebih mudah, tak sesulit tadi pagi.Walau merasa berat dan pusing aku memilih memaksakan diri bangun duduk di pinggir ranjang.Kutarik napas sedikit panjang lalu menarik tungkai meninggalkan kamar.Tak ada siapapun di ruang tamu, riuh tawa justru terdengar dari halaman depan. Masa bodoh dengan gengsi yang kujunjung di langit ketujuh. Aku lapar dan perlu mengisi perut, jadi kuputuskan melangkah menuju dapur.Entah apa yang membuat tubuhku lemas seperti kehilangan tulang-tulangnya, beberapa kali aku harus berpegangan pada dinding tembok untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-22
  • ANYELIR KUNING   LUPAKAN KAMI DAN HIDUPLAH BAHAGIA ( 1 )

    Kita, telah matiSeperti pohon saksi berkasihAku tak ingat lagiLayaknya hijau pada akasia keringPercuma!Pupuk sesal tiada gunaHati, lama terbuangBerhenti....Ada baiknya saling melupa______________________Bodoh!Tak habis aku memaki diri. Siapa di muka bumi ini punyai otak dangkal lagi kecil macam diriku? Tak ada! Hanya wanita ini.Harusnya segala berjalan sesuai rencana mas Sayhan. Aku bertemu keluargaku, mencairkan kebekuan kami, lalu mas Sayhan menyusul untuk memintaku di hadapan keluarga.Ya, mestinya sesederhana itu. Tapi saksikanlah, bagaimana dungunya aku. Semua berantakan, segalanya menjadi tak terkendali dan jauh dari rencana awal.Terlaknatlah dendam yang kembali jerumuskanku dalam belenggu pernikahan bersama Yusuf. Bukan kepuasan seperti impian kudapati, melainkan kuperoleh sayatan luka baru.Siang tadi, Yusuf mengatakan akan membawaku bertemu Meylina. Demi tuhan, di mana otaknya? Di mana n

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-22

Bab terbaru

  • ANYELIR KUNING   MATI SATU KALI ( 2 )

    "Berantem?" Kak Alfi menjatuhkan pantatnya pada susunan bambu bulat yang mejadi lantai dari gubuk tempatku melarikan diri setelah cekcok bersama Yusuf."Hm." Dia pura-pura bertanya, padahal tadi jelas dia melihat kami berkelahi."Mau cerita?" Aku menggeleng. Buat apa? Ujung-ujungnya aku juga di paksa mengalah."Kakak?""Apa?" tanyaku menoleh bingung."Yang cerita.""Kalau mau, silahkan. Tapi tidak janji setelah bercerita akan memberikan apresiasi melalui uang banyak. Adikmu pengangguran sekarang. Ceritalah. Tapi gratis," usahaku membangun obrolan sangat payah.Kak Alfi tertawa."Kakak tidak tahu, apa cerita ini sudah ada yang sampaikan padamu, Dek atau belum. Kakak hanya ingin menceritakan menurut versi Kakak." Kak Alfi menoleh tersenyum meminta pemakluman. Aku balas menarik sudut bibir sebagai tanda mempersilahkan."Kebun dan rumah kita dulu tergadai, Dek!" Netraku melebar. Kaget. "Penyakit Mamak butuh uang besar.

  • ANYELIR KUNING   MATI SATU KALI ( 1 )

    Sabar kuhampar tak ujung.Bencinya kutelan bagai bara merapi.Harga diri kutunduk serendah maunya.Harapku di akhir cerita kembali dapati hatinya.Sial...Dia memintaku mati.________________________________Menghilangkannya demiku.Menghilangkannya demiku.Menghilangkannya demiku.Kamu tega?Kamu tega?Kamu tega?Isi chat terakhir dari mas Sayhan menari di benakku. Aku mencibir pertanyaannya 'apa aku tega'? Hah, tentu saja! Aku tidak menginginkan bayi ini. Kalau menyingkirkannya dia mau menerimaku, akan kulakukan.Cinta butuh bukti bukan? Akan kubuktikan!Sepertinya aku benar-benar gila. Nuraniku sungguh habis tergilas kesumat bertahun. Bagaimana mungkin bibirku melengkung ke atas membayangkan hancur Yusuf saat kujatuhkan anaknya dari rahimku. Yusuf akan mati. Pasti dia mati!Deheman seseorang menarik kembali dari liar imajinasi. Sosok dalam pikiran muncul. Alis naik sebelah, heran melihat senyumk

  • ANYELIR KUNING   TERLARANG DICINTAI ( 2 )

    Seminggu sudah aku di Redan. Sehari pertama yang kulakukan hanya mengamuk dan mengamuk. Langit sampai diungsikan ke rumah kak Alfi karena dikhawatirkan psikis-nya terganggu.Bagaimana tidak. Belum dua puluh empat jam aku di kampung ini. Kak Syahrin telah mengumpulkan para tetua adat di rumah mamak. Dihadapan seluruh keluargaku, kak Syahrin meminta Yusuf mengucapkan kata rujuk.Sama halnya ketika belahan jiwa kak Syahrin itu melafalkan kalimat kabul hampir empat bulan lepas. Enam hari lalu, lahir batinku juga terguncang maha dahsyat. Bahkan jauh lebih hebat, karena saat barisan kata yang keluar dari mulut Yusuf sampai di penghujung. Bersamaan dengan itu tubuhku kehilangan separuh fungsinya. Aku pingsan.Begitu sadar, aku langsung melompati yusuf. Kembali mengamuk. Kabar gembiranya, waktu itu aku beruntung bisa meninggalkan luka di wajah suami baruku. Lukisan kuku-ku menghias indah pipinya. Jangam lupakan hidungnya yang terkena tinjuku. Darah merah merembes dari s

  • ANYELIR KUNING   TERLARANG DI CINTAI

    "Capek?" Yusuf bertanya dari balik kemudi. "Kita bisa istirahat sebentar kalau mau. Bagaimana?"Seseorang menyentuh pundakku yang menghadap jendela. "Punggungmu sakit?" Istri kak Min bertanya. Aku menggeleng. "Lapar?" Kembali kepala bergerak kekanan dan kekiri. "Istirahat sebentar yah? Kita perlu magriban dan makan malam."Kenapa mereka bertanya padaku? Kenapa seolah-olah mereka mencari apapun yang membuatku nyaman. Aku tidak suka. Seharusnya lakukan saja apa kehendak mereka. Berpura-pura baik padaku tidak akan meruntuhkan secuil saja benciku pada keputusan egois mereka.Lagipula aku masih meratapi nasib karirku. Masih menangisi perjalanan kisah cinta kandasku. Apa mereka tidak bisa memberi sedikit saja ruang agar berpikir? Apa mata mereka buta untuk melihat keping-keping jantungku berserakan bersama bulir darah meranaku. Kenapa mereka menjadi sangat kejam. Kenapa?Minggu ba'da Azhar kami meninggalkan Samarinda. Dadaku menyempit menyaksikan kontrakan yang k

  • ANYELIR KUNING   PILU TAK BERJUDUL ( 2 )

    Aku sedang termangu menatap Yusuf dan kak Min memasukkan pakaian-pakaianku dalam tas juga koper.Sedari tadi mereka hilir-mudik menggeledah isi kontrakan ini demi mencari apa lagi kebutuhan yang akan aku bawa dan sekiranya bakal aku perlukan saat di Redan nanti.Hari ini terhitung satu minggu aku keluar rumah sakit, dan selama itu pula, tak sekalipun aku bertemu mas Sayhan.Sudah berkali bahkan tidak terhitung berapa jumlahnya jemari menekan tombol memanggil pada ponsel. Nihil, mas Sayhan tak bisa kuhubungi. Nomornya selalu di luar jangkauan,SMSdanchatku tak terkirim.Setiap hari aku menanyakan keberadaannya pada Niko, meneror mantan bawahanku itu melalui handphone layaknya rentenir menagih utang. Namun, semua orang bungkam, tidak hanya Niko, Ditha yang kuanggap keluargapun mengunci bibir rapat.Aku gelisah, setiap waktu terlewati dengan was-was. Otakku buntu untuk berpikir, belum lagi mual bawaan anak Yusuf di perut semakin membu

  • ANYELIR KUNING   PILU TAK BERJUDUL ( 1 )

    Kemarin, beberapa ribu jam yang laluKetika hujan masih asin dan air mata masih darahMenjelang dini hari di tepian mahakamMohonnya, tinggalkan lebam biru masalaluPilih dia, kemudian pelangi tanpa suram janji ia persembahkan.Lalu sekarang.... Siapa yang meninggalkan siapa?__________________________Jam menunjukkan pukul 20.00 Wita. Di luar hujan lebat, rintiknya keras memukul atap, berdentam sampai ke telinga. Tempias air mesrah mencumbu jendela, titik-titik beningnya ciptakan aliran panjang sebelum luruh menyentuh ubin.Suara TV dengan volume rendah mengisi ruang perawatan. Bau obat-obatan masih kental terhidu. Gorden-gorden coklat yang memanjat tepi jendela melambai lemah terkena angin Air Conditioner. Sesekali terdengar bunyi brankar di dorong melintasi ruangan.Aku sedang memperhatikan sosok di samping. Wajah rupawan pembuat taman hatiku selalu bermekaran jika memandang, kini diselimuti muram durja. Kemeja hitam polos tadi pagi masih meleka

  • ANYELIR KUNING   BUKAN MIMPI

    Deras hujan setelah petirMeluruh bening tak mau hentiHari berlalu, tahun bergulirNanah dan darah mengenang bagai belatiPada hati yang berpura bangkitKetentuan takdir kembali mengujiTuhan percayakan sesuatu yang sulitSeperti menatap kiamat unjuk taji_____________________________Ada macam-macam rasa pada manusia. Sedih, marah, kecewa, senang, bahagia, haru dan masih banyak lainnya. Anehnya dari semua rasa itu, aku tidak tahu yang bergejolak dalam dada saat ini masuk dalam kategori mana.Aku seharusnya senang Yusuf melepasku. Bukankah harapan sejak dia menyakitiku memang memutus tali diantara kami.Tapi, apa ini?Ketimbang bahagia hati justru berdenyut ngilu mendapati fakta bahwa ia tak halal bagiku lagi.Bukan. Bukan karena aku masih mencintai dia. Debar untuknya telah lama padam dan aku tidak berbohong.Yang mengganggu hatiku tak lain, perasaan marah. Marah karena dia kembali mencampakkanku setelah mengamb

  • ANYELIR KUNING   SUREL DARI KAMPUNG

    Senja boleh pergiGerimis bisa menjauhOmbak silahkan surutBiarkan saja ...Nanti pasti mereka kembali.Sepertimu...PergiMenjauhTanpa kabarHilangLalu pulang...Kukira padakuNyatanya bukanKu ingin egoisMerengguhmu kembaliMenjadi milikkuTapi kamu, seolah memilih mati._______________________________Assalamualaikum, wanita yang dirindukan, Langit.Hai ... bagaimana kabarmu? Aku dan yang lainnya baik. Semoga kesehatan dan kasih sayang juga selalu Allah limpahkan padamu.Aku tidak tahu apakah email ini sudi kamu buka atau justru langsung menghapusnya. Besar harapan surat elektronik yang aku tulis tepat saat terhitung dua bulan selepas kepergianmu berkenan di baca. Maaf, karena lancang meminta alamat surel-mu pada Sayhan kekasihmu.Sebanarnya menulis ini membuatku seperti orang bodoh. Dibanding merangkai aksara seharusnya berbicara jauh lebih mudah. Tapi kamu tidak member

  • ANYELIR KUNING   EVIL QUEEN DUNIA NYATA

    Mereka bilang percuma berlari,Ujung dunia kelam menanti.Bersihkan saja noda bathin,Maka sejengkal lega menyebar.Namun....Pongah lantang kupujiMenolak tunduk pada kebenaran.Sebab aku adalah busuk kebencian.Khianat di balas khianat,Iblisku nyalakan kembang api._____________________________"Turunlah, minimal seseorang di dalam sana memberi obat. Wajahmu sepucat kapas." Aku membuka mata saat mas Sayhan menyentuh bahu."Aku hanya butuh kita segera sampai di rumah, Mas. Selain itu, aku tak peduli.""Jangan membantah.""Aku tidak membantah, Mas. Kita sampai dan aku akan kembali sehat. Percayalah." Lagipula tidak ada obat untuk hampaku saat ini, dokter manapun belum menemukannya.Aku akan mengatupkan kedua kelopak lagi, ketika satu cengkraman pelan di lengan mengurungkan niat. "Sekali ini saja, turuti aku.Beberapa detik aku menatap wajah di depanku. Tak ada senyum, hanya raut datar. "Mas marah?"

DMCA.com Protection Status